Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI PADA

IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN SAM MEDAN


Oleh :
Ganda Sigalingging
Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Darma Agung, Medan
Abstrak
Gizi adalah zat yang menyusun bahan makanan seperti air, protein, lemak, hidrat arang, vitamin dan
mineral. Salah saki ftktor penting yang menentukan tungkat kesehatan dan kesejahteraan manusia, gizi
seseorang dikatakan baik apabila terdapat kescimbangan dan keserasian antara perkembangan mental orang
tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamii
tentang gizi pada ibu hamil di klinik bersalin Sam Medan. Jumlah sampel adalah sebanyak 40 orang dengan
tehnik pengambilan sampel yang di gunakan adalah total sampling. Data yang digunakan adalah data primer
yang di peroleh dari kuesioner yang di bagikan kepada responden di Klinik Bersalin Sam Medan periode Juni-Juli
Tabun 2009.
Dari basil penelitian yang di lakukan terhadap 40 responden di dapat bahwa yang berpengetahuan baik
22 orang (55%) dari umur 21-30 tahun, yang berpengetahuan bails 14 orang (35%) dari pendidikan SLTA,
yang berpengetahuan baik 35 orang (87,5%) dari pekerjaan ibu rumah tangga, yang berpengetahuan baik 21
orang (52,5%) dari sumber informasi media. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai sumber
informasi yang berguna untuk mendapatkan tingkat pengetahuan ibu dalam gizi.
Kata kunci: Pengetahuan, Gizi dan Ibu Hamil
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu hal dalam
kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia,
dimana akan terjadi perubahan fisik dan mental
yang bersifat alami. Para calon ibu harus sehat dan
mempunyai gizi cukup (berat badan normal)
sebelum hamil dan setelah hamil. Hams
mempunyai kebiasaan makan yang bergizi dan
teratur berolahraga serta tidak merokok. Jika ibu
tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan,
maka bayi yang dikandungnya akan menderita
kurang gizi sehingga meskipun sudah cukup bulan,
bayi tersebut akan lahir dengan berat badan di
bawah 2.500 gram atau bayi berat lahir rendah
(BBLR). Ibu yang menderita kekurangan gizi juga
akan menyebabkan produksi ASI berkurang bila
kelak menyusui (Wiryo, 2002 :22).
Gizi merupakan salah satu faktor penting
yang
menentukan
tingkat
kesehatan
dan
kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan
baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian
antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang
sangat erat antara status gizi dengan konsumsi
makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai
apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi
(Wiryo, 2002 :1).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada

masa sebelum dan selama hamil kemungkinan


besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal. Dengan kata
lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung
pads keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil
(e-mail : zulhaida.telkom.net).
Di Indonesia sering terjadi masalah gizi
pada ibu hamil. Menurut data dari Puskesmas
Sebulu I (puskesmas induk) kecamatan Sebulu I
kabupaten Kutai Karta Negara dari bulan Juli
sampai Desember terdapat 308 orang ibu hamil dan
terdapat kasus kurang gizi sebesar 68 orang atau
sekitar 22% dari jumlah ibu hamil yang terdaftar di
Puskesmas Sebulu I (puskesmas induk) kecamatan
Sebulu I kabupaten Kutai Karta Negara (Admin,
2009).
Tingkat pendidikan rata-rata penduduk
Indonesia khususnya di kaum wanita masih rendah,
hal ini berpengaruh pada kesehatan mendorong
terjadinya penyakit infeksi dan kurang gizi. Dalam
meningkatkan mutu kehamilan dan laktasi
beberapa faktor ikut berperan dalamnya. Salah satu
faktor yang penting adalah gizi makanan yang
dimakan oleh ibu hamil mempunyai pengaruh yang
sangat penting. Makanan yang dimakan oleh
wanita hamil akan tercermin pads bayi yang akan
dilahirkan baik dari segi karakteristik fisik maupun
psikologisnya. Akibatnya sering timbul aturanaturan
tentang makanan ibu hamil yang kadang-kadang
merugikan. Perhatian terhadap gizi dalam usaha
mencegah
kelainan
dan
mempertahankan

kesehatan bayinya jelas sangat diperlukan agar


dapat melahirkan bayi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi gizi dewasa ini yang
berkembang sangat pesat masalah gizi yang timbul
masih sangat memprihatinkan dimana tingkat
kemampuan maternal masih sangat tinggi pada
umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat kita
masih banyak yang di garis kemiskinan sehingga
dapat memenuhi nutrisi yang baik ditunjang lagi
oleh pendidikan rendah, umur, pekerjaan,
pengalaman, paritas, budaya, status ekonomi yang
berdampak pads hamil terhadap kebutuhan gizi
kehamilan masih sangat rendah (Admin, 2009).
Sebagian
besar
dari
masalah
gizi
disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi. Namun
demikian tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor
sosial, budaya dan faktor ketidaktahuan juga
mempengaruhi secara nyata gamabran menyeluruh
mengenai masalah gizi. Kebiasaan pemberian
makanan
yang
telah
terjadi
karena
kekurangtahuan, tahyul dan adanya kepercayaan
yang salah. Beberapa hal tersebut dapat dianggap
sebagai faktor yang bertanggung jawab ikut
memberatkan masalah gizi pada masyarakat. Dui
data telah terkumpul di negara-negara maju
dengan jelas menunjukkan bahwa ada hubungan
yang nyata antara tingkat sosial ekonomi dengan
berat badan bayi yang dilahirkan. Mereka yang lahir
dari ibu dengan status ekonomi yang rendah
biasanya menghasilkan bayi premature atau bayi
berat lahir rendah (BBLR) yang mempunyai berat
badan 300-400 gram lebih ringan dari bayi yang
dilahirkan oleh ibu-ibu yang cukup ekonominya.
Berbagai kebijakan dan strategi telah
dilibatkan untuk mengurangi terjadinya kekurangan
gizi diantara berbagai strategi yang paling tepat
adalah menganjurkan pads masyarakat untuk
mengkonsumsi semaksimal mungkin makanan yang
ada sekitarnya (Wiryo, 2002:1).
Berdasarkan latar belakang di atas maka
penulis tertarik untuk memilih judul tentang
"Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi pads
Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sam Medan 2009".

untuk meningkatkan kualitas pendidikan mengenai


pentinganya manfaat gizi pada ibu hamil.
1.5. Metode Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain
deskriptif sederhana yang bertujuan untuk
mengidentitikasi pengetahuan ibu hamil di klinik
bersalin Sam Medan. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil yang berkunjung di klinik
bersalin Sam Medan pada bulan Juni- Juli 2009
yang berjumlah 40 orang. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh populasi tersebut diatas
berjumlah 40 orang. Peneitian ini menggunakan
total sampling yang artinya seluruh populasi yang
menjadi unit yang di teliti. Penelitian ini
dilaksanakan di klinik bersalin Sam Medan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2009.
Pengumpulan data dilakukan dengan survei
lapangan dengan teknik wawancara dan alat
kuesioner. Sebelum wawancara pengumpulan data
dilakukan terlebih dahulu memberikan penjelasan
tentang isi dari (briar pertanyaan kepada
responden. Data yang telah diediting kemudian
disusun sesuai dengan variabel masingmasing
kemudian dibuat dalam bentuk tabel distibusi
frekuensi.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil "tabu" manusia
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni : indera
penglihatan, pendengaran, penciuma, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang,
sebab dari pengalaman dan hasil penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih baik dari pada yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Pengetahuan yang di cakup di dalam
domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat
pengetahuan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat
sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang telah
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima
yaitu tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang telah diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah memahami materi hams dapat

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas yang
menjadi rumusan masalah adalah "Bagaimanakah
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi pada
Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Sam Medan 2009?"
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang gizi pada ibu hamil di klinik bersalin
Sam Medan 2009.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan masukan bagi klinik bersalin Sam Medan

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan


dan meramalkan abjad atau materi yang telah
dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan untuk mempergunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya.
d. Analisa (analysis)
Analisis
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun,
merencanakan, dapat menyesuaikan terhadap
suatu teori yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk melakuakn penilaian terhadap
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo, 2003).

mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain


(Notoatmodjo, 2007).
2.3. Gizi
a. Defenisi
Gizi adalah zat yang menyusun bahan
makanan seperti air, protein, lemak, hidrat arang,
vitamin dan mineral. Gizi merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan
dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang
dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan
keserasian antara perkembangan mental orang
tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara
status gizi dengan konsumsi makanan. Tingkat
status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan
zat gizi optimal terpenuhi. Namun demikian perlu
diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam
suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi
zat gizi pada masa yang telah lampau bahkan jauh
sebelum masa itu. Ini berarti bahwa konsumsi zat
gizi masa kanak-kanak memberikan andil terhadap
status gizi setelah dewasa (Wiryo, 2002: 1).
b. Sumber Gizi
Zat besi memiliki berbagai fungsi vital
dalam tubuh manusia karena merupakan bagian
penting dari hemoglobin. Kekurangan zat besi
adalah kekurangan zat gizi dengan prevalensi yang
paling tinggi di dunia, dan kondisi ini akan
menyebabkan anemia, kekurangan zat besi dapat
terjadi akibat konsumsi zat besi yang rendah atau
akibat tubuh kehilangan zat besi dalam jumlah
yang lebih besar yang disebabkan oleh faktor-faktor
seperti pendarahan karena menstruasi dan infeksi
seperti hookworm (sejenis cacingan). Ibu hamil
secara khusus merupakan kelompok resiko tinggi
untuk terkena anemia karena kebutuhan mereka
akan zat besi selama masa kehamilan akan
meningkatkan menjadi lima kali lipat dibanding
dengan tingkat pada saat mereka tidak hamil.
Konsumsi zat besi dari sumber-sumber lain hams
tinggi guna memenuhi kebutuhan fisiologis
(Wiryo,2002:10).
Seng (Zn) adalah mineral yang sangat
dibutuhkan maanusia. Dalam tubuh manusia Zn
terdapat pada prostat, semen, otak, mata, jantung,
kelenjar adrenal dan kulit. Zn terdapat yang
diabsorpsi sebesar 20 - 40% tergantung dari
kebutuhan tubuh dan keasaman lambung. Zn
berikatan dengan protein yang memudahkan
absorpsi melalui usus. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwaa suplemen seng yang
diberikan pada ibu hamil memiliki suatu dampak
positif terhadap berat badan lahir. Suatu penelitian
yang dilakukan pada ibu-ibu pasca persalinan di
Indonesia menemukan bahwa 24% diantara
mereka mengalami kekurangan seng (Wiryo, 2002:
103).

2.2. Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Pengetahuan
a. Umur
Umur adalah variabel yang selalu
diperhatikan di dalam penyelidikanpenyelidikan
epidemiologi. Menurut kelompok ibu :
0 14 tahun : bayi dan anak-anak
15 40 tahun : orang muda dan dewasa
50 60 tahun : orang tua
b. Pendidikan
Pendidikan adalah sutu proses belajar yang
berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke
arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih
matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau
aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan
guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
d. Sumber Informasi
Sumber
informasi
mempengaruhi
pengetahuan baik dari orang maupun media. Dan
kaitannya dengan kelompok manusia memberiakn
kemungkinan
untuk
dipengaruhi
dan

Asam folat, kebutuhan akan asam folat


meningkat drastis selama masa kehamilan
disebabkan kebutuhan janin yang sedang tumbuh
menjadi besar. ibu hamil yang tidak menerima
suplemen asam folat beresiko tinggi pada
terjadinya kelahiran premature atau bayinya lahir
dengan berat badan kurang untuk usia kehamilan.
Suplementasi dengan asam folat sebelum terjadi
kehamilan sangat dianjurkan untuk semua wanita
subur (Wiryo, 2002: 15).

Pengukuran gizi dan statistik vital adalah


dengan menganalisis data beberapa statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan, dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi dan penggunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak
langsung pengukuran status gizi. Faktor ekologi
mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan
masalah ekologi sebagai basil interaksi beberapa
faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Penggunaan pengukuran faktor ekologi dipandang
sangat penting untuk mengetahui malnutrisi di
suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi (Supariasa dkk, 2001:2021).

c. Penilaian Status Gizi Secara Langsung


Penilaian status gizi secara langsung dapat
dibagi menjadi 4 penilaian yaitu: antropometri,
klinis, biokimia, biofisik. Masing-masing penilaian
tersebut akan dibahas secara umum sebagai
berikut. Antropometri secara umum artinya ukuran
tubuh manusia ditinjau dari sudut pandang gizi,
maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi digunakan
untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein
dan energi.
Klinis adalah metode pemeriksaan yang
sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan
zat
gizi.
Biokimia
adalah
pemeriksaan
spesimen
yang
diuji
secara
laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain : darah, urin, tinja. Juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini
digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang
lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik maka penentuan kimia dapat lebih banyak
mendorong untuk menentukan kekurangan gizi
yang spesifik.
Biofisik adalah metode penentuan status
gizi yang spesifik. Kemampuan fungsi (khusus
jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan dapat digunakan dalam situasi tertentu
seperti kejadian buta senja epidemik (Suparyasa
dkk., 2001 : 18 19).

2.4. Klasifikasi Status Gizi


Dalam menentukan klasifikasi status gizi
harus ada ukuran baku yang sering disebut
reference. Baku antropometri yang sekarang
digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, DepKes dalam
pemantauan status gizi (PSG) anak balita tahun
1999 menggunakan baku rujukan World Health
Organization National Centre For Health Statistics
(WHO-NCHS). Pada Loka Karya Antropometri tahun
1975
telah
diperkenalkan
baku
Harvard.
Berdasarkan semi Loka Antropometri, Ciloto, 1991
telah direkomendasikan penggunaan baku rujukan
WHO-NCHS.
2.5. Ibu Hamil
a. Pengertian Ibu Hamil
Hamil adalah suatu keadaan dimana janin
dikandung di dalam tubuh wanita yang sebelumnya
diawali dengan proses pembuahan dan kemudian
akan diakhiri dengan proses persalinan (Mon, 2006:
1).
Kehamilan merupakan suatu proses yang
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami
menstruasi, dan melakukan hubungan seksual
dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat, sangat besar kemungkinan akan mengalami
kehamilan (Mandriwati, 2007 : 3).

d. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung


Penilaian status gizi secara tidak langsung
dapat dibagi 3 kelompok yaitu: survei konsumsi
makanan, status vital, dan faktor ekologi.
Pengertian dan penggunaan metode ini akan
diuraikan sebagai berikut: Survei konsumsi
makanan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi dan pengumpulan
data komsumsi makanan digunakan untuk dapat
memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai
zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.
Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan
kekurangan zat gizi.

b. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil


Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi. Karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besar organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh itu. Sehingga
kekurangan zat gizi tersebut yang diperlukan saat
hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat


gizi memerlukan tambahan, namun seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan
beberapa mineral. Energi yang tersembunyi dalam
protein ditaksir sebanyak 5180 kkal dan lemak
36.337 kkal. Agar energi ini bias ditabung masih
dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 kkal,
yang digunakan untuk mengubah energi yang
terikat dalam menjadi energi yang bisa
dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi
yang harus tersedia selama kehamilan adalah
74.537 kkal dibulatkan menjadi 80.000 kkal. Untuk
memperoleh besaran energi per hari, hasil
penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka
250 (perkiraan lamanya kehamilan dalam hari),
sehingga diperoleh 300 kkal.
Kebutuhan energi pada trimester I
meningkat secara minimal, kemudian trimester II
dan III'kebutuhan energi terus meningkat sampai
akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester
II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus
dan payudara serta penumpukan lemak. Selama
trimester III energi tambahan digunakan untuk
pertumbuhan
janin
dan
plasenta.
Karena
banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama
hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan
sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, 350 kkal
per hari pada trimester II dan III. Di Kanada,
penambahan untuk trimester I sebesar 100 kkal
dan 300 kkal untuk trimester II dan III. Sementara
di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional
Pangan Dan Gizi IV tahun 1998 ditentukan angka
285 kkal per hari selama kehamilan. Angka ini
tentunya tidak termasuk penambahan akibat
perubahan temperature ruangan, kegiatan fisik dan
pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka
yang tidak pernah merubah kegiatan fisik selama
hamil.
Sama halnya dengan energi, kebutuhan
wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan
mencapai 68% dari sebelum hamil. Jumlah protein
yang harus tersedia sampai akhir kehamilan
diperkirakan sebanyak 925 dan yang tertimbun
dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Di
Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan
dan Gizi IV tahun 1998 menganjurkan protein 12
g/hari selama kehamilan (sekitar 12% dari jumlah
total kalori), atau sekitar 1,3 g/kg BB/hari (gravida
nature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan
1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15 tahun).
Bahan pangan yang dijadikan sumber
protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang
bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak,
ikan, telur, susu, dan hasil olahannya. Protein yang
berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah
cukup 1/3 bagian (Lubis, 2003).

c. Dampak Kurang Gizi


Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama
hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :
1). Terhadap Ibu
Kurang gizi pada ibu hamil dapat
menyebabkan resiko dan komplikasi pada iou
antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi. Anemia pada ibu hamil dapat
didefenisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb
berada di bawah normal. Di Indonesia umumnya
disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga
lebih dikenal denga istilah anemia gizi besi. Anemia
didefisiensi besi merupakan satu gangguan yang
paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada
saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah
11 g/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi
dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.
Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR,
anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan morbilitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat
meningkatkan resiko morbilitas juga lebih besar
(Lubis, 2003).
2) Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), BBLR.
3) Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang proses persalinan
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan
sebelum
waktunya
(premature).
Perdarahan Skala persalinan, serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat.
3. Pembahasan
a. Umur
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 22 orang (55%) dari umur 21- 30 tahun,
dan responden yang berpengetahuan kurang
sebanyak 3 orang (7,5%) dari umur > 31 tahun.
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai
saat di lahirkan sampai saat ulang tahun yang
terakhir ketika di lakukan penelitian. Umur di
pandang sebagai suatu keadaan yang menjadi
dasar kematangan dan perkembangan seseorang

berdasarkan konsep ini di sebutkan bahwa semakin


tua usia seseorang maka semakin matang dan kuat
juga seseorang tersebut dalam berfikir dan bekerja.
(Ahmadi, 2003).

e. Pengetahuan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
responden yang memperoleh pengetahuan baik
yaitu 15 orang (37,5%), berpengetahuan cukup 14
orang (35%) dan berpengetahuan kurang yaitu 11
orang (27,5%). Pengetahuan adalah salah satu
hasil dari "tahu" dan terjadi setelah melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu, tahu artinya
mampu mengingat suatu materi yang telah
dipelajari
sebelumnya.
Sebagian
besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan,
pengalaman, orang lain, media massa dan
lingkungan. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Menurut asumsi penulis, berdasarkan hasil
penelitian masih banyak memiliki pengetahuan
yang kurang tentang pemberian gizi, mungkin
karena
kurangnya
kesadaran
untuk
lebih
meningkatkan pengetahuan. Dalam hal ini,
dikarenakan pengetahuan yang kurang atau sistem
pelayanan kesehatan serta lingkungan yang tidak
mendidik ke arah tersebut.

b. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa responden yang berpendidikan baik
sebanyak 14 orang (35%) berpendidikan SLTA dan
responden yang berpendidikan kurang sebanyak 3
orang (7,5%) berpendidikan SD. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah suatu oroses belajar yang berarti
dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan atau perubahan kearah yang lebih
dewasa, semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin tinggi juga ilmu pengetahuan dimilikinya.
c. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa responden yang pekerjaan ibu rumah
tangga yang memperoleh pengetahuan baik
sebanyak 35 orang (87,5%) dan wiraswasta 2
orang (5%) yang memperoleh pengetahuan
kurang. Pekerjaan adalah bahwa suatu kegiatan
atau aktivitas seseorang untuk memperoleh
penghasilan guna memenuhi kiebutuhanh hidupnya
sehari-hari, dengan demikian bahwa kesempatan
kerja yang di peroleh merupakan modal hidup
untuk masa kini dan masa yang akan dating dan
pekerjaan
pada
hakikatnya
adalah
untuk
memperoleh kelayakan hidup dalam keluarga.
(Ahmadi, 2003 ).
Menurut asumsi penulis, berdasarkan hasil
penelitian bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki
banyak waktu di rumah sehingga lebih banyak
waktu untuk memenuhi gizinya sedangkan ibu yang
bekerja lebih sedikit waktu untuk memenuhi gizinya
di karenakan sibuk bekerja sehingga ibu yang
bekerja
dapat
kekurangan
gizi
semasa
kehamilannya.

4. Kesimpulan dan Saran


4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Pada Ibu
Hamil di Klinik Bersalin Sam Medan 2009 yang
dilaksanakan pada juni dan juli 2009, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil
berdasarkan umur mayoritas baik 22 orang
(55%) yaitu yang berumur 21-30 tahun, dan
yang berpengetahuan kurang 3 orang (7,5%)
dari umur > 30 tahun.
2. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil
berdasarkan pendidikan mayoritas SLTA 14
orang (35%) yang berpengetahuan baik, SD 11
orang (27,5%) berpengetahuan kurang.
3. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil
berdasarkan pekerjaan mayoritas ibu rumah
tangga
35
orang
(87,5%)
yang
berpengetahuan baik, wiraswasta 2 orang
(5%), berpengetahuan kurang.
4. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil
berdasarkan sumber informasi dari media
elektronik
21
orang
(52,5%)
yang
berpengetahuan baik, dari keluarga 19 (47,5%)
yang berpengetahuan kurang.

d. Sumber Informasi
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui
bahwa jumlah responden yang berpengetahuan
baik 21 orang (52,5%) yaitu responden yang
memperoleh sumber informasi dari media
elektronik, dan responden yang berpengetahuan
kurang 19 orang ( 47,5% ) yaitu responden yang
memperoleh sumber informasi dari keluarga.
Kemampuan manusia dalam memperoleh informasi
yang di sampaikan baik itu dari radio, tv, video,
tabloid maupun tenaga kesehatan, dengan
demikian berilah motivasi kepada ibu dengan
meyakinkan bahwa setiap ibu mampu memenuhi
kebutuhan gizinya.

4.2. Saran
1. Bagi petugas kesehatan di klinik sam di
harapkan untuk lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan
guna meningkatkan citra klinik sam agar
menjadi lebih baik.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dan


bidan untuk lebih meningkatkan pelayanan
khususnya dalam pemberian informasi dan
penyuluhan kepada ibu yang mengalami
kekurangan gizi.
3. Bagi keluarga di harapkan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil.
4. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan dapat
mengembangkan penelitian yang berhuhungan
dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
gizi pada ibu hamil sehingga di peroleh hasil
yang baik terhadap kebutuhan gizi ibu.
Daftar Pustaka
Admin. 2009. Gizi Ibu Hamil, Dibuka pada http//
Gizi Ibu Hamil/2009 Ahmadi, A.(2003).
Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka
Cipta. Dernpsey.(2002).Riset Keperawatan,
Edisi
4,
Jakarta:
EGC
Guyton.(2003).Kehamilan, dibuka pada
http// Cresol't.com/ KehamiIan/ 2003.
Lubis. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruh
Terhadap Bayi di Lahirkan, dibuka pada
www. Dot. Telkoin. Net/2003.
Mandriwati. 2007. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil,
Edisi 3, Jakarta: EGC.
Mon.

2006. Kehamilan, dibuka


wikipedial kehamilan/2006.

pada

http//

Notoatmodjo,
Soekidjo.
2005.
Metodologi
Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 2,
Jakarta: Salemba Medika.
Setiadi. 2007. Konsep Dan Pen ulisan Riset
Keperawatan, Surabaya: Akper Hang Tuah.
Stoppard. 2007. Kehamilan, Edisi 1, Jakarta: FKUI.
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi, Edisi 2,
Jakarta: EGC.
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktik untu/c Propesi
Perawat, Edisi 1, Jakarta: Rineka Cipta.
Wiryo. 2002. Peningkatan Gizi Bayi dan Ibu Hamil,
Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai