Anda di halaman 1dari 28

Pendahuluan

Tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian susunan yang sangat kompleks. Salah satu yang
susunan yang cukup kompleks adalah Sistem Pencernaan Pada Manusia. Sistem ini berfungsi
untuk menerima asupan makanan untuk kemudian dicerna dan pada akhirnya akan dibuang
lagi melalui dubur berupa sisa prosesnya. Sari dari asupan itu sendiri akan diserap oleh tubuh.
1

Sistem Pencernaan Pada Manusia berdasarkan urutannya yaitu asupan akan diproses
mulai dari Kelenjar Ludah, Parotis, Submandibularis (bawah rahang), Sublingualis (bawah
lidah), Rongga Mulut, Amandel, Lidah, Esofagus, Pankreas, lalu ke Lambung. Setelah itu
akan berlanjut lagi ke Saluran Pankreas, Hati, Kantung Empedu, Duodenum, Saluran
Empedu, Colon, Colon Transversum, Colon Ascenden, Colon Descenden, Ileum, Sekum,
Appendiks, Rektum, dan yang terakhir akan dibuang melalui Anus. 1

Struktur Makro Sistem Pencernaan


CAVUM ORIS
Mulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Selain merupakan sistempencernaan,
rongga mulut juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui oleh udara pernapasan dan juga penting
untuk pembentukan suara.Rongga mulut dibagi dalam2 :
1.Vestibulum oris
2.Cavum oris propium

Gambar 1. Anatomi Cavum oris


KELENJAR-KELENJAR LUDAH
1.Glandula ParotisGlandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa
retromandibulareantara os mandibula dan m.Sternocleidomastoideus.
2.Glandula submandibularisPada glandula submandibulari dapat dibedakan 2 bagian : yang dangkal dan
yang dalam. Bagian yang dangkal terletak dibawah m. Mylohyoideus, antaram.
Stylohyoideus, m. Digastricus dan mandibula. Bagian yang dalam melalui tepi dorsal
m.mylohyoideus dan kelenjar ini membelok ke sisi atasnya.
3.Glandula sublingualisGlandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar
rongga mulutdekat frenulum linguae, di antara m.geniohyoideus dan m.genioglossus sebelah
medial dan m.hyoglossus sebelah lateral. 2

Gambar 2. Anatomi Kelenjar Ludah


OTOT OTOT PENGUNYAH
Terdapat 4 otot pengunyah yang melekatkan mandibula pada basis cranii, ialah;Otot yang
dangkal : m.masster dan m.temporalis.Otot yang dalam : m.pterygoideus lateralis/externus
dan m. Pterygoideusmedialis/internus.Persarafan otot-otot ini : n. Mandibularis (portio minor
N. Trigemini V3) 2

Gambar 3. Anatomi otot penguyah


PHARYNX
Pharynx adalah suatu pipa musculo-fascial yang contractil. Ia terbentang di antarabasis cranii
sebelah kranial dan berakhir pada oesophagus disebelah kaudal setinggivertebra cervicalis ke6. Pada sisi lateral, pharynx berbatasan dengan aa. Carotidescommunis et internae, vv.
Jugulares internae, cornu majus os hyoid dan laminacartilago tyhyreoidea. Fungsinya :
sebagai tempat yang dilalui oleh aliran udarapernapasan dan makanan. Sesuai dengan ruangruang yang terletak di depannya,pharynx terbagi dalam 3 bagian :Nasopharyx ( pars nasalis
pharyngis ), dorsal terhadap cavum nasi.Oropharynx ( pars oralis pharyngis ), dorsal terhadap
cavum oris.Laryngopharynx ( pars laryngis pharyngis ), dorsal terhadap larynx. 2
3

Gambar 4. Anatomi Pharynx


OESOPHAGUS
esophagus adalah suatu pipa musculair sepanjang 25 cm, yang merupakanlanjutan pharynx
dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, danberakhir di cardia
ventriculi setinggi vertebra thorakal X-XI. Selama perjalanannya kedistal, ia mengikuti
lengkung-lengkung columna vertebralis, yang terletak tepatdibelakangnya. Pada oesophagus
dapat dibedakan 3 bagian : pars cervicalis, parsthoracalis, dan pars abdominalis.Persarafan
:Simpatis : cabang-cabang truncus symphaticus pars thoracalis atas.Parasimpatis : cabangcabang N.vagus dan N.recurrens. Dibawah hilus pulmonalis,nn. Vagi membentuk plexus pada
dinding oesophagus ; yang kiri ke sisi depannya danyang kanan ke sisi belakangnya. 2

Gambar 6. Anatomi Oesophagus

REGIO ABDOMEN
Abdomen merupakan bagian dari batang tubuh ( truncus ) yang terletak di sebelahcaudal
thorax. Abdomen mempunyai cavum ( rongga ) besar yang disebut cavunabdominis yang
ditempati / diisi 2 :
1.Cavum peritonei
2.Tractus digestivus
3.System urogenitalis ( ren, ureter )
4.Hepar, vesica fellea, pancreas dan lien.
5.Vasa, system lymphatica dan nervus.

Cavum abdominis dibedakan menjadi :

1.Cavum abdominis propius


2.Cavum pelvis
Kedua cavum tersebut dipisahkan oleh suatu bidang khayal yang melalui :
1.Promontorium ossis sacri
2.Linea terminalis
3.Crista pubica
Bidang pembatas ini juga disebut aditus pelvis atau apertura pelvis superior atau
pintuatas panggul ( PAP ). Dinding bagian dalam cavum abdominis dilapisi cavumperitonei
yang disebut peritonium parietale.Abdomen terbagi menjadi beberapa regio oleh 2 bidang
horizontal dan 2 bidangsagital. Dengan kedua garis horizontal dan sagital maka pada
abdomen terdapat 9regio, yaitu 2 :
1.Regio epigastrica
2.Regio hypochondrica dextra
5

3.Regio hypochondrica sinistra


4.Umbilicalis
5.Lumbalis dextra
6.Lumbalis sinistra
7.Regio hypogastrica
8.Ingunalis dextra
9.Ingunalis sinistra

Gambar 7. Antomi Regio Abdomen

ALAT ALAT INTRA ABDOMEN


Alat alat intra abdomen terbagi dua oleh mesocolon transversum menjadi :
1.Alat- alat supra mesocolica adalah alat-alat yang terletak antara diaphragmadan mesocolon
transversum, yang terdiri dari : gaster, duodenum, pancreas,hepar, vesica fellea dan lien.
2.Alat- alat intra mesocolica adalah alat- alat yang terletak dibawah mesocolontransversum
atau alat-alat yang terletak antara mesocolon transversum danlinea terminalis pada panggul,
yaitu : intestinum tenuae ( usus halus ) danintestinum crassum ( usus besar ). 2

GASTER

Nama lain gaster : ventriculus atau lambungStruktur anatomis gaster :


Mempunyai 2 muara : cardia ( oesophagus gaster ) dan pylorus ( gaster duodenum ).
Mempunyai 2 tepi : curvatura minor ( cekung ke kanan atas ) dan curvaturamajor ( cembung
ke kiri ).
6

Mempunyai 2 permukaan : facies anterior dan facies posterior.


Mempunyai 2 lekukan : incisura cardiaca ( peralihan oesophagus padacurvatura major ) dan
incisura angularis : batas bagian vertikal danhorizontal pada curvatura minor.
Bagian bagian gaster :
1.Fundus
2.Corpus
3.Pylorus ( pars pylorica vebtriculi )
dibedakan menjadi : anthrum pyloricum dan canalis pyloris. 2

Pendarahan :
1.A. Gastrica sinistra
2.Aa. Gastricae berves, memperdarahi fundus ventriculi
3.A. Gastroepiploica ( gastro omentalis ) sinistra, memperdarahi curvatura major dan
omentum majus.
Vena mengikuti jalannya arteri.

1.Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v.porta.


2.Darah dari v. Gastrica brevis. V. Gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v.Lienalis yang
bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.
Getah bening : Nnll. Gastroomentalis.Getah bening terdapat pada pembuluh nadi
sepanjang curvaturamajor dan minorakan dialirkan ke dalam nnll. Coeliaca.
Persarafan : oleh sistem saraf otonom.
1.Parasimpatis berasal dari N. X anterior dan posterior
2.Simpatis berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui plexus coeliacus danmendistribusikan
melalui anyaman saraf di sekitar a. Gastrica dan a.Gastroomentalis. 2

Gambar 8. Anatomi Gaster

DUODENUM

Bentuk : tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28 cm.
Bagian- bagian duodenum :
a.Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars superiorduodeni dimulai dari
pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexuraduodenalis superior.Panjang 5 cm.
b.Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura duodeni superior beralih kebawah kemudian
membelok ke kiri, disebut flexura duodeni.Panjang 10 cm.
c.Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm.
d.Pars ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cmsebelah kiri
bidang tengah. Panjang 5 cm.
Pendarahan duodenum oleh:
a. Gastroduodenalis, a. Pancreaticoduodenalis superior( anterior dan posterior ), dan a.
Pancreaticoduodenalis inferior ( cabang a.Mesenterica superior ).Darah dari v.
Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v.Porta dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis
inferior dialirkan ke v. Mesentericasuperior ke v. Porta. 2

Gambar 9. Anatomi Duodenum

HEPAR

Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati ;kenyal
seperti jeli. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 kg. Hepar dilapisi peritonium,kecuali bagian
belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut BAREAREA ( area nuda ).
Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebihrendah daripada bagian belakang.
Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri
adalah sebuah alur berbentuk huruf H yangditempati oleh lig. Teres hepatis dan lig. Venosum
Arantii diselah caudal, dan lig.Falciforme hepatis disebelah cranial. Secara anatomis dan
fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh
kantung empedu dan v.Cava inferior ( tidak terlihat dari luar ). Lobus kanan terbagi menjadi
lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.Dari luar hepar
terlihat sebagai berikut :

Bagian yang berhubungan dengan diafragma ( facies diaphragmatica )


Bagian yang menghadap cavum abdomen ( facies visceralis/ facies inferior)

Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas,sedangkan
peralihan disebelah depan jelas sekali, yaitu pada tepi yang tajam ataumargo anterior/ margo inferior.

Pendarahan hepar :

Pembuluh nadi : a. Hepatica communis, a. Hepatica propia, a. Hepaticadextra dan

sinistra.
Pembuluh balik : menampung darah balik dari alat-alat tractusgastrointestinal melalui
v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari pembuluhbalik sistema portal yang
mengumpulkan darah dari alat-alatgastrointestinal untuk dialirkan ke hepar. 2

Gambar 10. Anatomi Hepar

VESICA FELLEA

Sinonim : kantung empedu.Letak : sesuai perpotongan batas lateral M. Rectus abdominis dan
arcus costaedextra. Vesica fellea diliputi peritonium, kecuali bagian yang melekat pada hepar.
Bagian bagian : fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica fellea.Saluran
empedu : ductus cysticus. Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan. Berbentuk spiral
(valvula spiralis Heisteri). Ductus cycsticus bersama-sama saluran empedu intrahepatal
membentuk ductus choledochus. Ductus choledochus berjalan dalam lig. Hepatoduodenale
bersama-sama v. Porta dan a. Hepatica propia.
Pendarahan oleh a. Cystica. 2

10

Gambar 11. Vesica Fellea

LIEN

Sinonim : spleen, limpa. Konsistensi : kenyal, lebih lembek daripada hepar, dandapat
berkontraksi. Warna merah keabu-abuan. Letak : intra peritoneal, pada regiohypochondrica
sinistr, setinggi iga 9,10,11. Sumbu panjang sesuai iga 10. Proyeksipada dinding abdomen ;
kira-kira 4 cm sebelah kiri garis tengah dan setinggi ujungprocessus spinosus vertebra Th 9L1 sampai linea axillaris media sinistra.
Fungsi lien :

Membersihkan darah
Reservoir darah
Alat reticulo endothelial yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid yangberbeda
dengan jaringan jaringan limfoid lain karena lien berhubungandengan aliran darah. 2

Gambar 12. Anatomi Lien

INTESTINUM

Intestinum dibedakan menjadi :

11

Intestinum tenue ( usus halus )


Intestinum crassum ( usus besar )

Gambar 13. Anatomi Intestinum


INTESTINUM TENUE
Intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, dan terdiri dari 2/5 bagian jejunum & 3/5
bagian ileumIntestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok.Jejunum
mengisirongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah.
Kelokanileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada caecum
(kantung buntu ). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebuttitik Mc. Burney
yang dapat ditentukan dengan :

Titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis Monro (garis yang

menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus ).


1/3 lateral 1/3 tengah garis Monro.Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum
makin mengecil.Intestinum tenue berhubungan dengan dinding belakang perut
melalui lipatan peritonium yang disebutmesostienium, mulai dari flexura
duodenajejunalis setinggi vertebra L2 berjalankearah kanan miring ke bawah,
menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 di depanpars inferior duodeni dan v.
Cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa iliaca dextradi depan articulatio

sacroiliaca.
Pendarahan usus halus : aa. Jejunales et ilei dan Vv. Jejunales et ilei dan V.Mesenterica
superior.
Pembuluh getah bening : melalui 3 kelompok ; nnll. Intestinales, nnll.mesentericus, nnll.
Superior. Getah bening dari ileum berakhir pada nnll. Ileocolica.Getah bening usus halus
dialirkan ke dalam truncus intestinalis cysterna chyli.
Persarafan : simpatis ( n. Splanicus major dan minor ) dan parasimpatis ( N.X ). 2
INTESTINUM CRASSUM

12

Berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas : coecum, colon ascendens, flexuracoli
dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra/lienalis, colondescendens, colon
sigmoideum, dan rectum-anus. 2
a.COECUM
Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen padapertengahan
garis SIAS kanan-symphysis pubis. 2
b.COLON ASCENDENS
Colon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra.Pendarahan
oleh a. Colica dextra. 2
c.APPENDIX VERMIFORMIS
Appendix vermiformis sering dianggap bagian usus yang tidak mempunyai fungsi.Appendix
mempunyai lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum. Pendarahan :aa. Appendiculares.
2

d.COLON TRANSVERSUM
Terletak dibawah bidang transpyloric dan menyilang pars descendens duodeni,melengkung di
antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra. Pendarahan : a.Colica media dan a. Colica
sinistra. 2

e.COLON DESCENDENS
Pendarahan : a. Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior. 2
f.COLON SIGMOIDEUM
Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista iliacasampai
vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4 buah) yang merupakancabang a.
Mesenterica inferior. 2

RECTUM

Panjang : 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum yangmemanjang dari
vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon sigmoideum berubah menjadi

13

lapisan otot polos longitudinal dan appendicesepiploicae menghilang. Berbeda dengan colon,
rectum tidak mempunyai haustra,taenia, appendices epiploicae, mesocolon.
Pendarahan : a. Rectalis superior, a.Rectalis media, a. Rectalis inferior. 2
Persarafan : simpatis ( melalui saraf spinalis Nn splanchnicus lumbales dan
plexushypogastricus/plexus pelvicus ) dan parasimpatis ( berasal dari nervus spinalis S2-4
melalui N. Splanchnicus pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kirimenuju plexus
rectalis/pelvicus. 2

Gambar 14. Anatomi Rectum

Struktur Mikro Sistem Pencernaan

Cavum Oris

Labium Oris
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin) atau tanpa

lapisan tanduk, bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut
terhadap kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gingiva dan palatum dururm.
Lamina propia daerah ini memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan
tulang.
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk menutupi palatum molle, bibir, pipi dan
dasar mulut. Lamina propia memiliki papila, mirip dermis kulit, dan menyatu dengan
14

submukosa yang menandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel
mulut yang tidak berlapis tanduk menjadi kulit dapat dilihat. Palatum mole mengandung otot
rangka, sejumlah besar kelenjar mukosa dan nodil limfoid dalam lapisan subukosa.
Labium oris dapat dibagi dalam 3 cara yaitu area cutanea, area merah bibir, dan area
oral mukosa, area cutanea memilki struktur kulit tipis dengan adnexa kulit yang biasa
terdapat. Pada area merah bibir (area intermedia) terdapat epitel berlapis gepeng tidak
bertanduk. Epitelnya transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin. Papila
jaringan ikatnya tinggi-tinggi dan mengandung banyak kapiler. Pada area oral mukosa
mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi. Epitelnya berlapis gepeng tidak
bertanduk, lamina propianya agak kompak, pada tunika submukosa terdapat kelenjar labialis
yang bersifat seromukus. Di bawah submukosa didapati otot lurik M. orbicularis oris. 3

Gambar 15. Histology labium Oris

Oesofagus
Bagian saluran cerna yang disebut esofagus merupakan saluran berotot yang berfungsi
meneruskan makanan dari mulut ke lambung. Esofagus dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Pada umumnya, lapisan-lapisannya sama dengan bagian saluran cerna
lainnya. Di dalam submukosa terdapat kelompok-kelompok kecil kelenjar pensekresi mukus
yaitu kelenjar esofagus dengan sekret yang memudahkan transport makanan dan melindungi
mukosa esofagus. Di dalam lamina propia daerah dekat lambung, terdapat kelompok kelanjar
yaitu kelenjar kardiak esofagus yang juga mensekresi mukus. Di bagian distal esogafus
lapisan muskular hanya terdiri atas sel-sel otot polos. Di bagian tengah terdapat campuran sel
otot polos dan otot rangka dan di ujung proksimal hanay terdapat sel-sel otot rangka. Hanya
bagian esofagus yang terdapat di dalam rongga peritoneum yang ditutupi serosa. Sisanya
ditutupi salapis jaringan ikat longgar, adventisia, yang menyatu dengan jaringan ikat sekitar. 3
15

Gambar 16. Histology Oesophagus

Gaster
Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gasric pits atau fofeola gastrica. Epitel
mukosa selapis torak tanpa sel goblet. Gaster memilki tiga daerah yaitu cardia, fundus dan
pylorus. Lapisan otot tebal untuk menggiling/mencampur makanan, mensekresikan enzimsenzim dan asam untuk memulai pencernaan dan pada mukosa dan submukosa lambung yang
kosong memperlihatkan lipatan-lipatan memanjang yang dikenal sebagai rugae. Bila lambung
terisi makanan, lipatan-lipatan ini akan melebar.
Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia
dengan kdalaman yang bervariasi dan membentuk sumur-sumur lambung (faveola gastrica).
Ke dalam faveola gastrica ini dicurahkan isi kelenjar tubular bercabang (kardiak, korpus, dan
pilorus) yang khas untuk setiap bagian lambung. Lamina propia lambung terdiri atas jaringan
ikat longgar yang disususpi sel otot polos yaitu muskularis mukosa.
Kardia terletak pada batas antara esofagus dan lambung. Mukosanya mengandung
kelenjar kardia tubular simpleks atau bercabang. Bagian terminal kelenjar-kelenjar ini sering
bergelung, dengan lumen yang besar.
Kelenjar kardia dan pilorus memilki tubulosa simpleks, mukus, jumlahnya hanya
sedikit dan relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang. Mukus dari kelenjar-kelenjar
melindungi lambung dari autodigestion.
Kelenjar fundus memilki simpleks tubulosa bercabang, dimulai dari dasar gastric pits
ke selururh lamina propia samapai dengan tunika muskularis mukosa. Kelenjar terbagi atas
bagian leher, korpus dana fundus. Pada kelenjar fundus terdapat emepat macam sel yaitu
chief cell, parietal cell, mucous neck cell, dan enteroendocrine cell.
Chief cell merupakan sel terbanyak, berbentuk piramid, inti di basal, oval, kromatin
agak padat. Pada bagian apikal sel terdapat butir-butir zymogen yang mengandung
pepsinogen. Pada parietal cell, menghasilkan HCL dan faktor intrinsik lambung, bentuk
16

oval/poligonal, banyak terdapat pada korpus kelenjar, inti bundar, dan sitoplasmanya asidofil.
Pada mucous neck cell, bentuk selnya kubus atau torak rendah, sitoplasmanya bergaranula
halus pucat (mengandung musigen), lebih pucat dari chief cell. Mucigennya yaitu acid
mucopolisacharide, mucigen dari epitel permukaan lebih kental dan tergolong neutral
polysacharida. Enteroendocrine cell dapat dilihat dengan pewarnaan perak atau garam
chromium (berwarna kuning kecoklatan). Di gaster terdapat beberapa sel enteroendokrin
yang mensekresi serotonin, histamin, gastrin, dan enteroglukagon. 3

Gambar 17. Histology Gaster


Usus halus
Usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Epitel terdiri
dari selapis torak dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/
mikrovili yang memperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan
dan sel goblet ke arah distal makin banyak. Di usus halkus terdapat vili intestinal. Vili di
duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan pada ileum berbentuks eprti
jari. Sepanjang membran mukosa terdapat glandula intestinalis (cryptus lieberkhun), tubulosa
simpleks, yang bermuara di antara vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di
bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia dan sel-sel cryptus menggantikan sel-sel
epitel permukaan yang rusak.
Pada duodenum ciri khasnya yaitu terdapat kelenjar brunner, komompleks tubulosa
bercabang dan mukus. Pada jejunum tidak terdapat kelenjar brunner ataupun agmina peyeri
dan plica sirkularis kerckringi tinggi-tinggi. Pada ileum terdapat agregat limfonodus atau
agmina peyeri/ plaque peyeri di lamina propia meluas ke tunika submukosa. 3

17

Gambar 18. Histology Usus Halus

Colon
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanoa adanya lipatankeculai pada bagian
distalnya (rektum). Vili usus tidak dijumpai pada bagian usus ini.
Pada colon, tunica mucosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal. Sel
gobletnya banyak di antara sel epitel dan memilki cryptus lieberkhun. Sel paneth dan sel
argentafin sedikit sekali. Terdapat limfonodus solitarius. Tunika ukosa longitundilanya
membentuk tiga pita longitudinal yaitu taenia coli. 3

Gambar 19. Histology Colon


Appendix
Merupakan evaginasi dari usus besar dan memilki panjang 2-18 cm. Lumennya sempit,
sering berisi debris, banyak folikel lymphoid di submukosa. Strukturnya menyerupai usus
besar tapi tidak terdapat taenia coli. 3

18

Gambar 20. Histology Appendix

Rektum
Terletak pada bagian sebelah bawah atau anal canal. Mukosanya mempunyai lipatan
longitudinal rectal colun yang berkahir kira-kira inchi dari orrificium anal. Terdiri dari
epitel selapis torak dan terdapat cryptus. Pertemuan antara rektum dan anus disebut linea
pectinata. 3

Gambar 21. Histology Rectum


Anus
Anus dibagi dalam tiga segmen yaitu zona collumnaris, intermedia, dan cutanea. Zona
collumnaris terdiri dari epitel berlapis kubus, dan terdapat kelnjar circumanalis. Pada zona
intermedia terdapat epitel berlapis gepeng tidak bertanduk dan pada zona cutanea hanya
beruap kulit biasa. Pada tunika submukosa anus mengandung banyak pembuluh darah, saraf,
dan badan vater pacini.pembuluh-pembuluh vena membnetuk pleksus hemmoroid. Pada
tunika muskularis mukosa/ \lapisan longitudinal membentuk M dilatator ani internus. Pada
tunika muskularis sirkular menebal pada ujungnya membnetuk M sphincter ani internus. Di
luar lapisan otot ini terdapat jaringanotot lurik M sphincter ani externus. 3
19

Gambar 22. Histology Anus

Mekanisme Pencernaan
1. Tahapan Menelan
Menelan terjadi salam beberapa fase. Fase pertama bersifat volunter dan meliputi
pembentukan bolus makanan dengan gerakan menguyah dan gerakan lidah(ke belakang dan
ke atas) yang mendorong makanan ke faring. Fase selanjutnya bersifat tidak volunter, tetapi
merupakan respon refleks yang diinisiasi oleh stimulasi mekanoreseptor dengan aferen saraf
glosofaringeal(XI) dan saraf vagus(X) ke medula dan pons. Di batang otak terdapat
kelompok neuron (Pusat Menelan) yang mengoordinasikan bolus ke esofagus. Palatum
mole terangkat untuk mencegah makanan memasuki rongga nasal, respirasi diinhibisi,
laring terangkat, glotis menutup, dan makanan mendororng ujung epiglotis menutupi lubang
trakea, sehingga mencegah makanan memasuki trakea, begitu bolus memasuki esofagus,
perubahan posisi ini kembali sepertki semula, laring terbuka, dan pernapasan kembali
berlanjut. 4
2. Sekresi Saliva
Saluran GI(Gastrointestinal) berawal dari dimulut, tempat makanan pada awalnya
dikunyah(dimastikasi) dan dicampur dengan sekresi saliva. Mastikasi adalah proses
pemecahan makanan secara mekanik yang sistematik di mulut. Selama mastikasi, tiga
pasang kelenjar yaitu kelenjar Parotis,Submandibula, dan Sublingual menyekresi saliva.
Fungsi utama Saliva adalah melembapkan dan melubrikasi mulut pada saat istirahat, tetapi
terutama selama makan dan bicara. Saliva bersifat hipotonik dan mengandung campuran
zat anorganik maupun organik. Komposisi saliva bervariasi bergantung kelenjar yang
menyereksi dan apakah keadaan mulut sedang istirahat atau tersimulasi. 4
Sistem pencernaan melaksanakan empat proses pencernaan dasar:

20

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Terjadi dua jenis dasar motilitas pencernaan, yaitu gerakan propulsif dan gerakan
mencampur.Gerakan propulsif mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan
dengan kecepatan yang berbeda-beda.Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda, pertama:
mencampur makanan dengan getah pencernaan, kedua: mempermudah penyerapan dengan
memajukan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
Sekresi. Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan
oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan
konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam
empedu dan mukus. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu
bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut
serta dalam proses pencernaan.
Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya
kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim
yang diproduksi dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi
makanan kaya energi: karbohidrat, protein dan lemak.
Penyerapan. Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus
halus. Melalui proses penyerapan, satuan-satuan kecil yang dihasilkan dari pencernaan tadi
dapat diserap bersamaan dengan air, vitamin dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam darah atau limfe. 5
Tabel 1. Peranan Alat-alat pencernaan 6

ORGAN
PENCERN

MOTILITAS

AAN
Mulut
& Mengunyah
Keelenjar
liur
Laring
Esofagus
Lambung

& Menelan
Relaksasi
reseptif,
peritalsis

21

SEKRESI

PENCERNAAN

PENYERAPAN

Saliva
-amilase
-mukus
-lisozim
Mukus

Pencernaan

Makanan tidak, tp

karbohidrat

beberapa obat

dimulai
Tidak ada

Tidak ada

Getah lambung
-HCl
-pepsin
-mukus
-faktor intrinsik

Pencernaan

Makanan

karbohidrat

beberapa zat yang

berlanjut di badan larut

tidak;
lemak,

lambung

misalnya alkohol

pencernaan

dan aspirin

protein dimulai di
Pankreas

Tidak ada

eksokrin

Enzim

antrum lambung
Enzim-enzim

pencernaan

pankreas

pankreas
-tripsin,

menyelesaikan

kimotripsin,

Tidak ada

ini

pencernaan

di

lumen duodenum

karboksi
peptidase
-amilase
-lipase
Sekresi
NaHCO3encer
Hati

Tidak ada

pankreas
Empedu
-garam empedu
-sekresi alkali
-bilirubin

Empedu

tidak Tidak ada

mencernakan
apapun,

tetapi

garam-garam
empedu
mempermudah
pencernaan

dan

pencernaan lemak
di
Usus halus

Segmentasi,

duodenum
Dalam lumen, di Semua

motilitas

Sukus enterikus
-mukus
bawah
-garam
(enzim
usus enzim

migratif

halus tidak di dan

kompleks

lumen

sekresikan

pengeruh sebagian
empedu,

pencernaan
dan

intrasel di brush protein berlanjut


dan

pencernaan

disakaridase dan lemak selesai; di


amino

brush

border,

peptidase)

pencernaan
karbohidrat

22

besar

pankreas elektrolit, dan air

tetapi berfungsi karbohidrat


border-

nutrien,

dan

Usus besar

Haustrasi,

protein selesai
Tidak ada

Mukus

Garam dan air;

pergerakan

mengubah

massa

menjadi feses

isi

Tabel 2. Proses pencernaan untuk 3 kategori nutrien utama 6


Nutrien

Enzim

untuk Sumber

mencernakan

enzim

Tempat kerja Kerja

Satuan

enzim

nutrien

enzim

nutrien

yang dapat
diserap

Karbohid

Amilase

rat

Kelenjar

Mulut

dan Menghidrol

liur

korpus

isis

lambung

polisakarida
menjadi

Pankreas
Disakaridase

eksokrin

(sukrase, maltase,
laktase)

Lumen

usus disakarida

halus
Brush

Monosakari
border

da, terutama

Sel epitel usus halus

Menghidrol

usus halus

isis
disakarida
menjadi
monosakari

Protein

Pepsin

Sel utama Antrum

da
Menghidrol

lambung

isis protein

lambung

menjadi
fragmen
Tripsin,
kimotripsin,
karboksipeptidase
23

Pankreas

Lumen

eksokrin

halus

usus

peptida
Menyerang

glukosa

fragmen
Aminopeptidase
Brush
Sel epitel

border

peptida
yang

usus halus

usus halus

berbeda

Asam
amino

dan

beberapa
peptida

Menghidrol

kecil

isis fragmen
peptida
menjadi
Lemak

Lipase

Pankreas

Lumen

eksokrin

halus

asam amino
usus Menghidrol
isis
trigliserida
menjadi

Garam
empedu(

Lumen
bukan Hati

usus

halus

suatu enzim)

asam lemak Asam


dan

lemak

dan

monogliseri

monogliseri

da

da

Mengemuls
ifikasi
globulus
lemak besar

Tabel 3. Hormon Pencernaan 6

HORMON

SUMBER

STIMULUS

FUNGSI

UTAMA UNTUK
Gastrin

Sel-sel
daerah

SEKRESI
di Protein

di -Merangsang sekresi sel parietal

lambung kelenjar dan sel utama


pilorus lambung

-Meningkatkan
lambung

24

motilitas

Sekretin

Sel-sel endokrin Asam di lumen -Merangsang motilitas ileum


di

mukosa duodenum

-Melemaskan sfingter ileosekum

duodenum

-Meninduksi gerakan massa di


kolon
-Bersifat trofik bagi mukosa
lambung dan usus halus
-Menghambat

pengosongan

Kolesistokini

lambung
Sel-sel endokrin Nutrien di lumen -Menghambat sekresi lambung

di

mukosa duodenum,

duodenum

terutama

-Merangsang sekresi NaHCO3


produk encer

oleh

sel-sel

duktus

tingkat -Merangsang

sekresi

empedu

lemak
deengan

dan pankreas

yang lebih rendah, kaya NaHCO3 oleh hati


produk protein

-Bersifat trofik bagi pankreas


eksokrin
-Menghambat

pengososngan

lambung
-Menghambat sekresi lambung
-Merangsang

sekresi

enzim-

enzim pencernaan oleh sel-sel


asinus pankreas
-Menyebabkan

kontraksi

Gastric

Sel-sel endokrin Lemak,

kandung empedu
-Menyebabkan relaksasi sfingter

inhibitory

di

oddi

peptide

duodenum

mukosa endokrinasam,
hipertonisitas,
glukosa
peregangan
duodenum

-Bersifat trofik bagi pankreas


dan eksokrin
di -Dapat menimbulkan perubahanperubahan

adaptif

jangka

panjang proporsi enzim-enzim


pankreas
-Berperan dalam rasa kenyang
-Menghambat
25

pengosongan

lambung
-Menghambat sekresi lambung
-Merangsang sekresi insulin oleh
pankreas

- Dysphagia
. Disfagia biasanya merujuk kepada gangguan dalam makan sebagai gangguan dari proses
menelan. Disfagia dapat menjadi ancaman yang serius terhadap kesehatan seseorang karena adanya
resiko malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, dan sumbatan jalan napas. Beberapa penyebab telah
di telah ditujukan terhadap disfagia pada populasi dengan kondisi neurologis dan non-neurologis.
Gangguan yang menyebabkan disfagia dapat mempengaruhi fase oral, faringeal, atau esofageal dari fase
menelan. 7

- Sonde Lambung
Sonde adalah pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam
lambung (selang). Sonde lambung adalah alat khusus untuk memasukkan cairan makanan
pada pasien yang tidak bisa makan sendiri yaitu dengan memasukkan makanan cair ke dalam
lambung dengan menggunakan sonde lambung yang steril melalui hidung atau mulut. Secara
anatomi sonde lambung di hubungan dari hidung atau mulut hingga ke foramen epiploicum
(winslowi) yang merupakan ruangan pertemuan antara saccus peritoneal major et minor. 8

- Nasogastrik Tube
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. Tindakan pemasangan Selang
Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan sebuah selang plastik ( selang
nasogastrik, NGT) melalui hidung, melewatu tenggorokan dan terus sampai ke dalam
lambung. 9

26

Gambar 23. Nasogastrik Tube (NGT)

27

Kesimpulan
Sistem gastrointestinal merupakan pintu masuknya bahan energi baik berupa
makromolekul ataupun mikromolekul yang akan di uraikan menjadi unit-unit yang dapat di
cerna dan di serap, terutama di dalam lambung & usus halus. Dysphagia adalah salah contoh
penyakit saluran pencernaan, yang merupakan gangguan saat menelan

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.
2. Winami W, Kindangen K, Listiwati E. Buku ajar anatomi Traktus Digestivus.
Jakarta;2012.
3. Junqueira LC, Caneiro J.Histologi dasar: teks dan atlas.10th ed.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2007.
4. Guyton. Hall. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2008.

5. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.
6. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.
7. Sleisenger, Marvin H, Feldman M, Friedman L M. Sleisenger & Fordtran itu
gastrointestinal & Penyakit Hati, edisi ke-7. Philadelphia, PA: WB Saunders
Company; 2002
8. P. J. M. Stevens, F. Bordui, J. A. G. Van der Weyde. Ilmu Keperawatan . Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000
9. Canaby A, Evans L, Freeman. Nursing care of patients with nasogastric
feedingtube. London: British Journal of Nursing; 2002

28

Anda mungkin juga menyukai