PBL Blok 9
PBL Blok 9
Tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian susunan yang sangat kompleks. Salah satu yang
susunan yang cukup kompleks adalah Sistem Pencernaan Pada Manusia. Sistem ini berfungsi
untuk menerima asupan makanan untuk kemudian dicerna dan pada akhirnya akan dibuang
lagi melalui dubur berupa sisa prosesnya. Sari dari asupan itu sendiri akan diserap oleh tubuh.
1
Sistem Pencernaan Pada Manusia berdasarkan urutannya yaitu asupan akan diproses
mulai dari Kelenjar Ludah, Parotis, Submandibularis (bawah rahang), Sublingualis (bawah
lidah), Rongga Mulut, Amandel, Lidah, Esofagus, Pankreas, lalu ke Lambung. Setelah itu
akan berlanjut lagi ke Saluran Pankreas, Hati, Kantung Empedu, Duodenum, Saluran
Empedu, Colon, Colon Transversum, Colon Ascenden, Colon Descenden, Ileum, Sekum,
Appendiks, Rektum, dan yang terakhir akan dibuang melalui Anus. 1
REGIO ABDOMEN
Abdomen merupakan bagian dari batang tubuh ( truncus ) yang terletak di sebelahcaudal
thorax. Abdomen mempunyai cavum ( rongga ) besar yang disebut cavunabdominis yang
ditempati / diisi 2 :
1.Cavum peritonei
2.Tractus digestivus
3.System urogenitalis ( ren, ureter )
4.Hepar, vesica fellea, pancreas dan lien.
5.Vasa, system lymphatica dan nervus.
GASTER
Pendarahan :
1.A. Gastrica sinistra
2.Aa. Gastricae berves, memperdarahi fundus ventriculi
3.A. Gastroepiploica ( gastro omentalis ) sinistra, memperdarahi curvatura major dan
omentum majus.
Vena mengikuti jalannya arteri.
DUODENUM
Bentuk : tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28 cm.
Bagian- bagian duodenum :
a.Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars superiorduodeni dimulai dari
pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexuraduodenalis superior.Panjang 5 cm.
b.Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura duodeni superior beralih kebawah kemudian
membelok ke kiri, disebut flexura duodeni.Panjang 10 cm.
c.Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm.
d.Pars ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cmsebelah kiri
bidang tengah. Panjang 5 cm.
Pendarahan duodenum oleh:
a. Gastroduodenalis, a. Pancreaticoduodenalis superior( anterior dan posterior ), dan a.
Pancreaticoduodenalis inferior ( cabang a.Mesenterica superior ).Darah dari v.
Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v.Porta dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis
inferior dialirkan ke v. Mesentericasuperior ke v. Porta. 2
HEPAR
Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati ;kenyal
seperti jeli. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 kg. Hepar dilapisi peritonium,kecuali bagian
belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut BAREAREA ( area nuda ).
Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebihrendah daripada bagian belakang.
Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri
adalah sebuah alur berbentuk huruf H yangditempati oleh lig. Teres hepatis dan lig. Venosum
Arantii diselah caudal, dan lig.Falciforme hepatis disebelah cranial. Secara anatomis dan
fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh
kantung empedu dan v.Cava inferior ( tidak terlihat dari luar ). Lobus kanan terbagi menjadi
lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.Dari luar hepar
terlihat sebagai berikut :
Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas,sedangkan
peralihan disebelah depan jelas sekali, yaitu pada tepi yang tajam ataumargo anterior/ margo inferior.
Pendarahan hepar :
sinistra.
Pembuluh balik : menampung darah balik dari alat-alat tractusgastrointestinal melalui
v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari pembuluhbalik sistema portal yang
mengumpulkan darah dari alat-alatgastrointestinal untuk dialirkan ke hepar. 2
VESICA FELLEA
Sinonim : kantung empedu.Letak : sesuai perpotongan batas lateral M. Rectus abdominis dan
arcus costaedextra. Vesica fellea diliputi peritonium, kecuali bagian yang melekat pada hepar.
Bagian bagian : fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica fellea.Saluran
empedu : ductus cysticus. Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan. Berbentuk spiral
(valvula spiralis Heisteri). Ductus cycsticus bersama-sama saluran empedu intrahepatal
membentuk ductus choledochus. Ductus choledochus berjalan dalam lig. Hepatoduodenale
bersama-sama v. Porta dan a. Hepatica propia.
Pendarahan oleh a. Cystica. 2
10
LIEN
Sinonim : spleen, limpa. Konsistensi : kenyal, lebih lembek daripada hepar, dandapat
berkontraksi. Warna merah keabu-abuan. Letak : intra peritoneal, pada regiohypochondrica
sinistr, setinggi iga 9,10,11. Sumbu panjang sesuai iga 10. Proyeksipada dinding abdomen ;
kira-kira 4 cm sebelah kiri garis tengah dan setinggi ujungprocessus spinosus vertebra Th 9L1 sampai linea axillaris media sinistra.
Fungsi lien :
Membersihkan darah
Reservoir darah
Alat reticulo endothelial yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid yangberbeda
dengan jaringan jaringan limfoid lain karena lien berhubungandengan aliran darah. 2
INTESTINUM
11
Titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis Monro (garis yang
sacroiliaca.
Pendarahan usus halus : aa. Jejunales et ilei dan Vv. Jejunales et ilei dan V.Mesenterica
superior.
Pembuluh getah bening : melalui 3 kelompok ; nnll. Intestinales, nnll.mesentericus, nnll.
Superior. Getah bening dari ileum berakhir pada nnll. Ileocolica.Getah bening usus halus
dialirkan ke dalam truncus intestinalis cysterna chyli.
Persarafan : simpatis ( n. Splanicus major dan minor ) dan parasimpatis ( N.X ). 2
INTESTINUM CRASSUM
12
Berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas : coecum, colon ascendens, flexuracoli
dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra/lienalis, colondescendens, colon
sigmoideum, dan rectum-anus. 2
a.COECUM
Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen padapertengahan
garis SIAS kanan-symphysis pubis. 2
b.COLON ASCENDENS
Colon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra.Pendarahan
oleh a. Colica dextra. 2
c.APPENDIX VERMIFORMIS
Appendix vermiformis sering dianggap bagian usus yang tidak mempunyai fungsi.Appendix
mempunyai lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum. Pendarahan :aa. Appendiculares.
2
d.COLON TRANSVERSUM
Terletak dibawah bidang transpyloric dan menyilang pars descendens duodeni,melengkung di
antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra. Pendarahan : a.Colica media dan a. Colica
sinistra. 2
e.COLON DESCENDENS
Pendarahan : a. Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior. 2
f.COLON SIGMOIDEUM
Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista iliacasampai
vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4 buah) yang merupakancabang a.
Mesenterica inferior. 2
RECTUM
Panjang : 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum yangmemanjang dari
vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon sigmoideum berubah menjadi
13
lapisan otot polos longitudinal dan appendicesepiploicae menghilang. Berbeda dengan colon,
rectum tidak mempunyai haustra,taenia, appendices epiploicae, mesocolon.
Pendarahan : a. Rectalis superior, a.Rectalis media, a. Rectalis inferior. 2
Persarafan : simpatis ( melalui saraf spinalis Nn splanchnicus lumbales dan
plexushypogastricus/plexus pelvicus ) dan parasimpatis ( berasal dari nervus spinalis S2-4
melalui N. Splanchnicus pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kirimenuju plexus
rectalis/pelvicus. 2
Cavum Oris
Labium Oris
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin) atau tanpa
lapisan tanduk, bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut
terhadap kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gingiva dan palatum dururm.
Lamina propia daerah ini memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan
tulang.
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk menutupi palatum molle, bibir, pipi dan
dasar mulut. Lamina propia memiliki papila, mirip dermis kulit, dan menyatu dengan
14
submukosa yang menandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel
mulut yang tidak berlapis tanduk menjadi kulit dapat dilihat. Palatum mole mengandung otot
rangka, sejumlah besar kelenjar mukosa dan nodil limfoid dalam lapisan subukosa.
Labium oris dapat dibagi dalam 3 cara yaitu area cutanea, area merah bibir, dan area
oral mukosa, area cutanea memilki struktur kulit tipis dengan adnexa kulit yang biasa
terdapat. Pada area merah bibir (area intermedia) terdapat epitel berlapis gepeng tidak
bertanduk. Epitelnya transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin. Papila
jaringan ikatnya tinggi-tinggi dan mengandung banyak kapiler. Pada area oral mukosa
mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi. Epitelnya berlapis gepeng tidak
bertanduk, lamina propianya agak kompak, pada tunika submukosa terdapat kelenjar labialis
yang bersifat seromukus. Di bawah submukosa didapati otot lurik M. orbicularis oris. 3
Oesofagus
Bagian saluran cerna yang disebut esofagus merupakan saluran berotot yang berfungsi
meneruskan makanan dari mulut ke lambung. Esofagus dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Pada umumnya, lapisan-lapisannya sama dengan bagian saluran cerna
lainnya. Di dalam submukosa terdapat kelompok-kelompok kecil kelenjar pensekresi mukus
yaitu kelenjar esofagus dengan sekret yang memudahkan transport makanan dan melindungi
mukosa esofagus. Di dalam lamina propia daerah dekat lambung, terdapat kelompok kelanjar
yaitu kelenjar kardiak esofagus yang juga mensekresi mukus. Di bagian distal esogafus
lapisan muskular hanya terdiri atas sel-sel otot polos. Di bagian tengah terdapat campuran sel
otot polos dan otot rangka dan di ujung proksimal hanay terdapat sel-sel otot rangka. Hanya
bagian esofagus yang terdapat di dalam rongga peritoneum yang ditutupi serosa. Sisanya
ditutupi salapis jaringan ikat longgar, adventisia, yang menyatu dengan jaringan ikat sekitar. 3
15
Gaster
Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gasric pits atau fofeola gastrica. Epitel
mukosa selapis torak tanpa sel goblet. Gaster memilki tiga daerah yaitu cardia, fundus dan
pylorus. Lapisan otot tebal untuk menggiling/mencampur makanan, mensekresikan enzimsenzim dan asam untuk memulai pencernaan dan pada mukosa dan submukosa lambung yang
kosong memperlihatkan lipatan-lipatan memanjang yang dikenal sebagai rugae. Bila lambung
terisi makanan, lipatan-lipatan ini akan melebar.
Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia
dengan kdalaman yang bervariasi dan membentuk sumur-sumur lambung (faveola gastrica).
Ke dalam faveola gastrica ini dicurahkan isi kelenjar tubular bercabang (kardiak, korpus, dan
pilorus) yang khas untuk setiap bagian lambung. Lamina propia lambung terdiri atas jaringan
ikat longgar yang disususpi sel otot polos yaitu muskularis mukosa.
Kardia terletak pada batas antara esofagus dan lambung. Mukosanya mengandung
kelenjar kardia tubular simpleks atau bercabang. Bagian terminal kelenjar-kelenjar ini sering
bergelung, dengan lumen yang besar.
Kelenjar kardia dan pilorus memilki tubulosa simpleks, mukus, jumlahnya hanya
sedikit dan relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang. Mukus dari kelenjar-kelenjar
melindungi lambung dari autodigestion.
Kelenjar fundus memilki simpleks tubulosa bercabang, dimulai dari dasar gastric pits
ke selururh lamina propia samapai dengan tunika muskularis mukosa. Kelenjar terbagi atas
bagian leher, korpus dana fundus. Pada kelenjar fundus terdapat emepat macam sel yaitu
chief cell, parietal cell, mucous neck cell, dan enteroendocrine cell.
Chief cell merupakan sel terbanyak, berbentuk piramid, inti di basal, oval, kromatin
agak padat. Pada bagian apikal sel terdapat butir-butir zymogen yang mengandung
pepsinogen. Pada parietal cell, menghasilkan HCL dan faktor intrinsik lambung, bentuk
16
oval/poligonal, banyak terdapat pada korpus kelenjar, inti bundar, dan sitoplasmanya asidofil.
Pada mucous neck cell, bentuk selnya kubus atau torak rendah, sitoplasmanya bergaranula
halus pucat (mengandung musigen), lebih pucat dari chief cell. Mucigennya yaitu acid
mucopolisacharide, mucigen dari epitel permukaan lebih kental dan tergolong neutral
polysacharida. Enteroendocrine cell dapat dilihat dengan pewarnaan perak atau garam
chromium (berwarna kuning kecoklatan). Di gaster terdapat beberapa sel enteroendokrin
yang mensekresi serotonin, histamin, gastrin, dan enteroglukagon. 3
17
Colon
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanoa adanya lipatankeculai pada bagian
distalnya (rektum). Vili usus tidak dijumpai pada bagian usus ini.
Pada colon, tunica mucosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal. Sel
gobletnya banyak di antara sel epitel dan memilki cryptus lieberkhun. Sel paneth dan sel
argentafin sedikit sekali. Terdapat limfonodus solitarius. Tunika ukosa longitundilanya
membentuk tiga pita longitudinal yaitu taenia coli. 3
18
Rektum
Terletak pada bagian sebelah bawah atau anal canal. Mukosanya mempunyai lipatan
longitudinal rectal colun yang berkahir kira-kira inchi dari orrificium anal. Terdiri dari
epitel selapis torak dan terdapat cryptus. Pertemuan antara rektum dan anus disebut linea
pectinata. 3
Mekanisme Pencernaan
1. Tahapan Menelan
Menelan terjadi salam beberapa fase. Fase pertama bersifat volunter dan meliputi
pembentukan bolus makanan dengan gerakan menguyah dan gerakan lidah(ke belakang dan
ke atas) yang mendorong makanan ke faring. Fase selanjutnya bersifat tidak volunter, tetapi
merupakan respon refleks yang diinisiasi oleh stimulasi mekanoreseptor dengan aferen saraf
glosofaringeal(XI) dan saraf vagus(X) ke medula dan pons. Di batang otak terdapat
kelompok neuron (Pusat Menelan) yang mengoordinasikan bolus ke esofagus. Palatum
mole terangkat untuk mencegah makanan memasuki rongga nasal, respirasi diinhibisi,
laring terangkat, glotis menutup, dan makanan mendororng ujung epiglotis menutupi lubang
trakea, sehingga mencegah makanan memasuki trakea, begitu bolus memasuki esofagus,
perubahan posisi ini kembali sepertki semula, laring terbuka, dan pernapasan kembali
berlanjut. 4
2. Sekresi Saliva
Saluran GI(Gastrointestinal) berawal dari dimulut, tempat makanan pada awalnya
dikunyah(dimastikasi) dan dicampur dengan sekresi saliva. Mastikasi adalah proses
pemecahan makanan secara mekanik yang sistematik di mulut. Selama mastikasi, tiga
pasang kelenjar yaitu kelenjar Parotis,Submandibula, dan Sublingual menyekresi saliva.
Fungsi utama Saliva adalah melembapkan dan melubrikasi mulut pada saat istirahat, tetapi
terutama selama makan dan bicara. Saliva bersifat hipotonik dan mengandung campuran
zat anorganik maupun organik. Komposisi saliva bervariasi bergantung kelenjar yang
menyereksi dan apakah keadaan mulut sedang istirahat atau tersimulasi. 4
Sistem pencernaan melaksanakan empat proses pencernaan dasar:
20
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Terjadi dua jenis dasar motilitas pencernaan, yaitu gerakan propulsif dan gerakan
mencampur.Gerakan propulsif mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan
dengan kecepatan yang berbeda-beda.Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda, pertama:
mencampur makanan dengan getah pencernaan, kedua: mempermudah penyerapan dengan
memajukan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
Sekresi. Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan
oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan
konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam
empedu dan mukus. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu
bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut
serta dalam proses pencernaan.
Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya
kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim
yang diproduksi dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi
makanan kaya energi: karbohidrat, protein dan lemak.
Penyerapan. Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus
halus. Melalui proses penyerapan, satuan-satuan kecil yang dihasilkan dari pencernaan tadi
dapat diserap bersamaan dengan air, vitamin dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam darah atau limfe. 5
Tabel 1. Peranan Alat-alat pencernaan 6
ORGAN
PENCERN
MOTILITAS
AAN
Mulut
& Mengunyah
Keelenjar
liur
Laring
Esofagus
Lambung
& Menelan
Relaksasi
reseptif,
peritalsis
21
SEKRESI
PENCERNAAN
PENYERAPAN
Saliva
-amilase
-mukus
-lisozim
Mukus
Pencernaan
Makanan tidak, tp
karbohidrat
beberapa obat
dimulai
Tidak ada
Tidak ada
Getah lambung
-HCl
-pepsin
-mukus
-faktor intrinsik
Pencernaan
Makanan
karbohidrat
tidak;
lemak,
lambung
misalnya alkohol
pencernaan
dan aspirin
protein dimulai di
Pankreas
Tidak ada
eksokrin
Enzim
antrum lambung
Enzim-enzim
pencernaan
pankreas
pankreas
-tripsin,
menyelesaikan
kimotripsin,
Tidak ada
ini
pencernaan
di
lumen duodenum
karboksi
peptidase
-amilase
-lipase
Sekresi
NaHCO3encer
Hati
Tidak ada
pankreas
Empedu
-garam empedu
-sekresi alkali
-bilirubin
Empedu
mencernakan
apapun,
tetapi
garam-garam
empedu
mempermudah
pencernaan
dan
pencernaan lemak
di
Usus halus
Segmentasi,
duodenum
Dalam lumen, di Semua
motilitas
Sukus enterikus
-mukus
bawah
-garam
(enzim
usus enzim
migratif
kompleks
lumen
sekresikan
pengeruh sebagian
empedu,
pencernaan
dan
pencernaan
brush
border,
peptidase)
pencernaan
karbohidrat
22
besar
nutrien,
dan
Usus besar
Haustrasi,
protein selesai
Tidak ada
Mukus
pergerakan
mengubah
massa
menjadi feses
isi
Enzim
untuk Sumber
mencernakan
enzim
Satuan
enzim
nutrien
enzim
nutrien
yang dapat
diserap
Karbohid
Amilase
rat
Kelenjar
Mulut
dan Menghidrol
liur
korpus
isis
lambung
polisakarida
menjadi
Pankreas
Disakaridase
eksokrin
(sukrase, maltase,
laktase)
Lumen
usus disakarida
halus
Brush
Monosakari
border
da, terutama
Menghidrol
usus halus
isis
disakarida
menjadi
monosakari
Protein
Pepsin
da
Menghidrol
lambung
isis protein
lambung
menjadi
fragmen
Tripsin,
kimotripsin,
karboksipeptidase
23
Pankreas
Lumen
eksokrin
halus
usus
peptida
Menyerang
glukosa
fragmen
Aminopeptidase
Brush
Sel epitel
border
peptida
yang
usus halus
usus halus
berbeda
Asam
amino
dan
beberapa
peptida
Menghidrol
kecil
isis fragmen
peptida
menjadi
Lemak
Lipase
Pankreas
Lumen
eksokrin
halus
asam amino
usus Menghidrol
isis
trigliserida
menjadi
Garam
empedu(
Lumen
bukan Hati
usus
halus
suatu enzim)
lemak
dan
monogliseri
monogliseri
da
da
Mengemuls
ifikasi
globulus
lemak besar
HORMON
SUMBER
STIMULUS
FUNGSI
UTAMA UNTUK
Gastrin
Sel-sel
daerah
SEKRESI
di Protein
-Meningkatkan
lambung
24
motilitas
Sekretin
mukosa duodenum
duodenum
pengosongan
Kolesistokini
lambung
Sel-sel endokrin Nutrien di lumen -Menghambat sekresi lambung
di
mukosa duodenum,
duodenum
terutama
oleh
sel-sel
duktus
tingkat -Merangsang
sekresi
empedu
lemak
deengan
dan pankreas
pengososngan
lambung
-Menghambat sekresi lambung
-Merangsang
sekresi
enzim-
kontraksi
Gastric
kandung empedu
-Menyebabkan relaksasi sfingter
inhibitory
di
oddi
peptide
duodenum
mukosa endokrinasam,
hipertonisitas,
glukosa
peregangan
duodenum
adaptif
jangka
pengosongan
lambung
-Menghambat sekresi lambung
-Merangsang sekresi insulin oleh
pankreas
- Dysphagia
. Disfagia biasanya merujuk kepada gangguan dalam makan sebagai gangguan dari proses
menelan. Disfagia dapat menjadi ancaman yang serius terhadap kesehatan seseorang karena adanya
resiko malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, dan sumbatan jalan napas. Beberapa penyebab telah
di telah ditujukan terhadap disfagia pada populasi dengan kondisi neurologis dan non-neurologis.
Gangguan yang menyebabkan disfagia dapat mempengaruhi fase oral, faringeal, atau esofageal dari fase
menelan. 7
- Sonde Lambung
Sonde adalah pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam
lambung (selang). Sonde lambung adalah alat khusus untuk memasukkan cairan makanan
pada pasien yang tidak bisa makan sendiri yaitu dengan memasukkan makanan cair ke dalam
lambung dengan menggunakan sonde lambung yang steril melalui hidung atau mulut. Secara
anatomi sonde lambung di hubungan dari hidung atau mulut hingga ke foramen epiploicum
(winslowi) yang merupakan ruangan pertemuan antara saccus peritoneal major et minor. 8
- Nasogastrik Tube
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. Tindakan pemasangan Selang
Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan sebuah selang plastik ( selang
nasogastrik, NGT) melalui hidung, melewatu tenggorokan dan terus sampai ke dalam
lambung. 9
26
27
Kesimpulan
Sistem gastrointestinal merupakan pintu masuknya bahan energi baik berupa
makromolekul ataupun mikromolekul yang akan di uraikan menjadi unit-unit yang dapat di
cerna dan di serap, terutama di dalam lambung & usus halus. Dysphagia adalah salah contoh
penyakit saluran pencernaan, yang merupakan gangguan saat menelan
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.
2. Winami W, Kindangen K, Listiwati E. Buku ajar anatomi Traktus Digestivus.
Jakarta;2012.
3. Junqueira LC, Caneiro J.Histologi dasar: teks dan atlas.10th ed.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2007.
4. Guyton. Hall. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2008.
5. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.
6. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.
7. Sleisenger, Marvin H, Feldman M, Friedman L M. Sleisenger & Fordtran itu
gastrointestinal & Penyakit Hati, edisi ke-7. Philadelphia, PA: WB Saunders
Company; 2002
8. P. J. M. Stevens, F. Bordui, J. A. G. Van der Weyde. Ilmu Keperawatan . Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000
9. Canaby A, Evans L, Freeman. Nursing care of patients with nasogastric
feedingtube. London: British Journal of Nursing; 2002
28