Anda di halaman 1dari 3

Agus Rahardjo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Agus Rahardjo

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ke-5


Petahana
Mulai menjabat
21 Desember 2015
Presiden
Joko Widodo
Basaria Panjaitan
Alexander Marwata
Wakil
Laode Muhamad Syarif
Saut Situmorang
Taufiequrachman Ruki
Didahului oleh
(Pelaksana tugas)

Lahir
Agama

Informasi pribadi
1956
Magetan, Jawa Timur
Islam

Agus Rahardjo lahir di Magetan pada tahun 1956. Rahardjo adalah Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia periode 2015-2019. Pengangkatan pimpinan
KPK didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 133/P/2015 tentang Pengangkatan Pimpinan
KPK masa bakti 2015-2019.
Dilantik Presiden Joko Widodo pada 21 Desember 2015, Agus Rahardjo resmi menjadi insinyur
Indonesia pertama yang memimpin lembaga penegakan hukum tanpa latar belakang pendidikan
tinggi formal hukum dan pengalaman karier di lembaga penegakan hukum sekaligus sepanjang
sejarah Republik Indonesia.

Daftar isi

1 Komisi Pemberantasan Korupsi

2 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

3 Pendidikan

4 Riwayat Pekerjaan

5 Organisasi

6 Kehidupan Pribadi

7 Referensi

Komisi Pemberantasan Korupsi


Agus Rahardjo adalah orang pertama yang menjabat Ketua KPK tanpa latar belakang pendidikan
formal hukum dan pengalaman di lembaga penegakan hukum. Ia termasuk satu di antara 50
orang yang khusus dihubungi panitia seleksi (pansel) untuk mendaftar menjadi komisioner
periode 2015-2019. Dalam voting yang diikuti sebanyak 54 Anggota Komisi III DPR RI, Agus
Rahardjo mendapatkan perolehan suara sebanyak 53 suara, Basaria Pandjaitan, sebanyak 51
suara, Alexander Marwata, sebanyak 46 suara, Laode Muhammad Syarif dan Saut Situmorang
masing-masing mendapatkan sebanyak 37 suara.
Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Desmon Junaedi Mahesa mengatakan terpilihnya Agus
Rahardjo menjadi Ketua KPK didasari alasan sensitivitas masyarakat. Ia menganggap Agus,
yang seorang muslim, akan lebih menenangkan masyarakat jika menjadi Ketua KPK.
Pertimbangan ini, menurut dia, berdasarkan hanya ada dua muslim, yaitu Agus Rahardjo dan
Laode Muhammad Syarif di antara lima capim yang terpilih.[1]
Wakil Ketua Komisi III DPR, Benny K Harman, mengatakan Agus Rahardjo terpilih karena
pengalamannya dan juga memiliki konsep yang jelas dalam memberantas korupsi, "Dia punya
pengalaman yang begitu lama dalam bidang pengadaan barang dan jasa. Jadi kalau kita
ngomong soal korupsi APBN, di situlah episentrumnya," jelas Benny kepada wartawan BBC
Liston Siregar.[2]
Pada 17 Desember 2015, Komisi Hukum DPR RI menetapkan Agus Rahardjo sebagai Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia terpilih periode 2015-2019.[3] 18
Desember 2015, Sidang Paripurna DPR RI mengesahkan hasil penetapan pemilihan lima
komisioner KPK.
Pemilihan Agus Rahardjo sebagai Ketua KPK RI mengundang pendapat beragam. Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaya Purnama memberi penilaian positif, "Bagus. Saya kenal, bukan kenal
lagi, jadi yang nolong RSUD Koja pakai rancang bangun itu Pak Agus. Kalau kamu lihat saya
bisa hapus outsourcing dan minta kontrak individual itu karena (diajari) Pak Agus. Jadi saya

hampir tiap apa-apa (minta tolong) ke Pak Agus Raharjo. Dia ini yang ngajarin kenapa Jakarta
harus jadi model." [4]
Pada sisi lain aktivis lembaga masyarakat memandang negatif. Pegiat Indonesia Corruption
Watch (ICW) Emerson Yuntho menyebut 'masa depan pemberantasan korupsi bakal semakin
suram'[5].
Usai dilantik 21 Desember 2015, pemimpin KPK diberi pesan khusus oleh Presiden Joko
Widodo, "Titip negara ini."[6]
Saat ditanya mengenai perasaannya terpilih menjadi Ketua KPK selepas mengucapkan sumpah,
Agus menjawabnya dengan singkat, "Innalillahi wainna ilaihi rajiun...." Ucapan dalam bahasa
Arab itu merupakan potongan dari surat Al-Baqarah dalam Al-Quran yang artinya:
"Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali."[7]

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Agus Rahardjo adalah Insinyur teknik sipil, lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Surabaya. tahun 1984. Ia bercita-cita menjadi kontraktor, namun nasib membawanya menjadi
pegawai negeri sipil[8].Agus Rahardjo memulai pengabdian publik di Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). Pada tahun 2006, Rahardjo mengabdi sebagai Kepala Pusat
Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik (PPKPBJ).
Agus Rahardjo adalah pendiri sekaligus Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) sejak tahun 2010. Tanpa banyak diketahui publik, Rahardjo berperan
melakukan reformasi dan modernisasi pelayanan publik di pemerintahan pusat hingga daerah.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama menilai peran LKPP di bawah kepemimpinan
Rahardjo[9], "Pak Agus Raharjo sangat baik. (Dengan e-Catalogue) enggak ada lagi pembelianpembelian individual, termasuk pembelian barang sehingga nanti kontrolnya gampang,
pembeliannya cepat dan mutunya baik."
LKPP juga memberi EProcurement Award kepada kepala pemerintahan daerah yang sukses
melakukan transformasi sistem pengadaan barang dan jasa. 20 November 2013, penghargaan
kategori Kepemimpinan dalam Transformasi Sistem Pengadaan dari Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diserahkan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di
Balai Sudirman, Jakarta.[10]

Anda mungkin juga menyukai