Anda di halaman 1dari 4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1

Hasil Percobaan
Larutan A = Heksanaa
Larutan B = Akuades
Larutan C = Tert-butanol

Tabel 3.1 Volume Larutan yang Digunakan


No. Labu
A (ml)
B (ml)
C (ml)

1
2
11,5
18

2
4
5,5
16

3
6
3,5
14

4
8
3
12

5
10
2
10

6
12
2,5
8

7
14
3
6

8
16
5,5
4

9
18
13
12

Tabel 3.2 Densitas Larutan


Larutan

Densitas
3

Heksanaa
Akuades
Tert-butanol
3.2

0,6495 gr/cm
0,9722 gr/cm3
0,759 gr/cm3

Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pencampuran tiga komponen yaitu heksanaa

(nonpolar), akuades (polar), dan tert-butanol (semipolar). Untuk mrngrtshui


kelarutan

masing-masing

komponen,

pertama

heksanaa

terlebih

dahulu

dicampurkan dengan tert-butanol kemudian dititrasi dengan akuades sampai


larutan menjadi keruh (heksanaa larut sebagian dalam tert-butanol atau non polar
larut sebagian dalam semi polar, tapi heksanaa tidak larut dalam akuades atau non
polar tidak larut dalam polar). Percobaan ini dilakukan pada suhu 30oC.
Untuk mengetahui kelarutan masing-masing komponen, dapat dilakukan
dengan menghitung fraksi mol masing-masing komponen dalam larutan pada
setiap perlakuan, lalu memplot fraksi mol pada diagram terner.
Percobaan yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap, yaitu penentuan massa jenis
masing-masing komponen dan titrasi akuades kedalam campuran heksanaa dan
tert-butanol.

3.2.1 Penentuan Massa Jenis


Massa jenis dapat dihitung dengan menggunakan piknometer. Massa jenis
didapatkan dari selisih antara massa piknometer setelah pengisian larutan dengan
massa piknometer kosong dibagi dengan volume piknometer. Fungsi penentuan
massa jenis pada praktikum ini adalah untuk menghitung mol suatu zat karena
pada praktikum ini zat yang digunakan berbentuk cair. Dari hasil percobaan
didapatkan massa jenis tiap zat, diantaranya:
Heksanaa = 0,6495 gr/cm3, aquades = 0,9722 gr/cm3, dan tert-butanol = 0,759
gr/cm3
3.2.2 Titrasi Aquades dalam Campuran Heksana dan Tert-Butanol
Titrasi dilakukan kedalam campuran heksana dan tert-butanol sehingga
terbentuk dua fasa pada campuran (warna campuran keruh dan terbentuk lapisan
menyerupai gel di dasar erlenmeyer). Ketiga zat ini bercampur sebagian. Lapisan
atas merupakan hexan yang sifatnya non polar karena memiliki massa jenis yang
lebih rendah yaitu 0,6495 gr/cm3, sedangkan tert-butanol yang bersifat semi polar
berada dibagian bawah karena massa jenisnya lebih besar dibandingkan aquades
yaitu 0,759 gr/cm3.
Setelah dilakukan titrasi, didapat volume rata-rata aquades yang digunakan
untuk mentitrasi campuran heksana dengan tert-butanol adalah sebanyak 5,5 ml
sampai campuran menjadi keruh. Untuk mempermudah perhitungan, fraksi mol
masing-masing komponen dapat dicari menggunakan Microsoft Excel dengan
terlebih dahulu memasukkan semua data yang diperlukan untuk mencari mol
masing-masing komponen, kemudian plot titik-titik data pada diagram terner
dengan menggunakan software ProSim Ternary Diagram.
Gambar 3.1 Diagram terner hasil percobaan

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan

1.

Diagram terner digunakan untuk menunjukkan sifat yang berbeda antara


ketiga zat .

2.

Zat yang digunakan adalah akuades bersifat polar, heksana abersifat non
polar dan tert butanol bersifat semipolar.

3.

Setelah proses titrasi menggunakan akuades selesai warna campuran akan


menjadi keruhdan terbentuk lapisan menyerupai gel didasar erlenmayer.

4.2

Saran

1.

Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menentukan titik akhir titrasi.

2.

Sebelum praktikum, alat-alat harus dicuci terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai