Anda di halaman 1dari 16

PERBEDAAN BANK KONVENSIONAL & BANK SYARIAH

1.

PENDAHULUAN
Undang-undang Perbankan Indonesia, yakni Undang-undang No 7 Tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10


Tahun 1998, membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang
melaksanakan

kegiatan

usaha

berdasarkan

prinsip

syariah.

Sebagaimana

disebutkan dalam butir 13 Pasal 1, memberikan batasan pengertian prinsip syariah


sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah, antara lain, pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan
atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat, hal ini terlihat
dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember 2003 terdapat 3
Bank Umum Syariah (BUS) dan 8 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan total asset
lebih dari 7,8 triliun rupiah (belum termasuk BPRS). Kemudian pada Desember
2008 Unit Usaha Syariah bertambah menjadi 26 UUS, dan awal januari 2009
bertambah menjadi 5 BUS, dimana dua bank melakukan spin off yaitu Bank BRI
syariah dan Bank Bukopin Syariah.

Page 1 of 16

Namun, dalam perkembangannya belakangan bank syariah menghadapi


beberapa tantangan yang mesti dihadapi dan dituntut untuk dapat memberikan
terobosan dalam rangka mengembangkan potensi perbankan syariah, diantaranya
tantangan bank syariah adalah: 1) Ketidakmengertian masyarakat pada umumnya
tentang produk-produk unggulan perbankan syariah. 2) Kurang populernya produkproduk pembiayaan yang secara teori dapat mendukung sektor rill, salah satunya
yang

cukup

berpotensi

memberikan

kontribusi

pada

sektor

rill

adalah

pembiayaanmudharabah di samping besarnya risiko yang harus dihadapi bank


syariah dalam memberikan pembiayaan tersebut.

3) Rentannya bank syariah

terhadap risiko likuiditas jika memberikan pembiayaan mudharabah. 4) Sumber


daya manusia yang terbatas.
Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan
bank konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang baik
agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia.
Meski pertumbuhan aset perbankan syariah mampu mencatatkan pertumbuhan
yang cukup tinggi yaitu 35,6% dari 2007 yang sebesar Rp 36,5 triliun. Namun
dengan total aset Rp 49,5 triliun pada 2008, pangsa pasar bank syariah baru
mencapai 2,08% dari total asset perbankan konvensional. Pencapaian ini masih jauh
dari target yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) sebesar 5% dari bank konvensional.

2.

LATAR BELAKANG
Bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank

konvensional. Menurut UU RI No.7 Tahun 1992 Bab I pasal 1 ayat 1, Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

Page 2 of 16

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkaan taraf hidup


rakyat banyak.

a.

Bank Konvensional
Konvensional sebenarnya berasal dari bahasa Inggris convention, dalam

bahasa Indonesia berarti pertemuan, jadi bank konvensional adalah bank yang
mekanisme operasinya berdasarkan sistem yang disepakati bersama dalam suatu
pertemuan

(kesepakatan).

Namun

secara

realita,

sistem

perbankan

yang

menggunakan bunga ini tidak pernah disepakati bersama dalam suatu konvensi
apapun. Hal inilah yang kemudian menyebabkan bunga yang di ambil oleh Bank
konvensional menjadi riba, sedangkan riba dalam sistem ekonomi Islam adalah
sesuatu yang diharamkan, karena mengambil sesuatu yang bukan hak milik demi
mendapatkan keuntungan sama saja dengan mencuri. Pengertian bank menurut
Undang-Undang No. 10 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7
tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 Tahun
1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Pada bank konvensional, prinsip yang digunakan adalah:
1.

Bunga sudah ditentukan besarnya terlebih dahulu oleh bank tanpa

memperhitungkan apakah bank sedang mendapatkan keuntungan atau tidak.

Page 3 of 16

2.

Besarnya bunga adalah tetap, baik bank sedang rugi atau laba. Walaupun

ekonomi sedang baik dan bank sedang mendapatkan banyak laba, akan tetapi tetap
bunga yang diberikan kepada nasabah tidak bertambah.
Ada beberapa keunggulan pada bank konvensional, yaitu:
1.

Metode bunga telah lama dikenal masyarakat, Bank Konvensional lebih


mudah

menarik

nasabah

penyimpan

dana

sehingga

lebih

mudah

mendapatkan modal.
2.

Bank Konvensional lebih kreatif dalam menciptakan produk-produk.

3.

Nasabah terbiasa dengan metode bunga dibandingkan metode bagi hasil .

4.

Persaingan antar bank lebih menggairahkan dapat memacu untuk bekerja


lebih baik

5.

Peraturan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintahan yang lebih


mapan bagi bank konvensional, sehingga bank lebih leluasa untuk bergerak
lebih pasti.

Selain Keunggulan, Bank Konvensional juga mempunyai kelemahan, yaitu:


1.

Faktor manajemen yang ditandai oleh inkonsistensi penyaluran kredit, campur


tangan pemilik yang berlebihan dan manager yang tidak professional.

2.

Kredit bermasalah karena prosedur pemberian kredit tidak potensi dan


penampakan pemberian kredit pada grup sendiri dan kalangan tertentu

3.

Praktik curang seperti bank dalam bank dan transaksi fiktif

4.

Praktik spekulasi yang terlalu ambisius dan tanpa perhitungan.

b.
-

Bank Syariah
Sejarah bank syariah
Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-

embel islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan

Page 4 of 16

melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El


Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing
(pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung
hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di
Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian
besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung
dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para
penabung.
Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan
dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam
akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat islam.
Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974
disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam
walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan
untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-negara anggotanya.
IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara
tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah islam.
Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam
kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975),
Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta
Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan
tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim
Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin
menabung untuk menunaikan ibadah (haji).

Page 5 of 16

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia


Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada
akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB
kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan laba. .Saat ini keberadaan bank syariah di
Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang
Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Perkembangannya
Bank syariah di Indonesia terhitung masih sangat muda, perkembangannya

pun di Indonesia begitu lambat, sebenarnya pembahasan tentang Bank Syariah


sudah pernah dibahas pada tahun 1980-an, namun realisasinya terjadi pada tahun
1992 yang dilakukan oleh salah satu bank pemerintah, yaitu Bank Muamalat
Indonesia, dengan hukum yang jelas.
Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu
bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank di antaranya
merupakan bank besar seperti Bank Negeri Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat
Indonesia (Persero). System syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan
Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka perkembangan industry
perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan

Page 6 of 16

akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres


perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan asset lebih
dari 65% per tahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri
perbankan syariah dalam mendukung perekonomian akan semakin signifikan
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain :
1.

Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman

2.

dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan


Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat
hasil usaha institusi yang meminjam dana. Islam tidak memperbolehkan
"menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran

3.

dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.


Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah
pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari

4.

sebuah transaksi.
Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan
dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh

5.

perbankan syariah.
Tidak menawarkan bunga tetapi bagi hasil dan yang ditetapkan terlebih
dahulu adalah rasio (nisbah) antara bagian keuntungan yang didapat nasabah
dan bagian keuntungan yang didapat oleh bank, misalnya 60:40 artinya 60
persen keuntungan bagi nasabah dan 40 persen keuntungan bagi bank.
Karena itu bagian keuntungan yang diterima nasabah tergantung dari

6.

keuntungan yang didapat oleh bank.


Besarnya keuntungan yang diterima oleh nasabah akan meningkat apabila
keuntungan bank sedang baik dan begitu juga sebaliknya.
Page 7 of 16

Sesuai dengan prinsip di atas, menyimpan uang di bank syariah termasuk


kategori investasi. Besar-kecilnya perolehan kembalian itu tergantung pada hasil
usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai pengelola dana.
Dengan demikian, bank syariah tidak dapat hanya sekadar menyalurkan uang. Bank
syariah harus terus-menerus berusaha meningkatkan return on investment sehingga
lebih menarik dan lebih memberikan kepercayaan bagi pemilik dana.
Jadi untuk memberikan gambaran perbedaan antara perbankan syariah
dengan perbankan konvesional, berikut dijelaskan secara garis besar perbedaan
tersebut
Perbankan Konvesional :
1.
2.
3.
4.

System pendapatan berupa bunga yang sudah ditentukan dimuka oleh bank
Hubungan antara nasabah dan bank adalah kreditur debitur
Dana nasabah diinvestasikan pada aset-aset yang sesuai dengan kebijakan
Prinsip dasar penghimpunan dana dan penyaluran dana dari masyarakat
tidak ada

Perbankan Syariah :
1.

System pendapatan bukan dengan bunga tetapi dengan prinsip : mudarabah

2.
3.

( bagi hasil) waidah (titipan),ijarah ( sewa ), murabahah ( penjualan kembali )


Hubungan antara nasabah dengan bank adalah hubungan kemitraan
Dana nasabah diinvestasikan pada aset-aset yang sesuai dengan prinsip

4.

syariah ( syariah complaiance )


Prinsip dasar penghimpunan dana dan penyaluran dana dari masyarakat
harus sesuai dengan fatwa dewan
3.PERMASALAHAN

Bank konvensional yang saya ambil di sini adalah Bank Mega


-

Bank Mega

Page 8 of 16

Bank Mega (IDX: MEGA) adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk


perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini
berbasis di Jakarta dan merupakan bagian dari CT Corp. Didirikan pada tahun 1969.
Direktur utamanya saat ini adalah Johannes Bambang Kendarto.
Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil
alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan
Investama). Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997
melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan
kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang
baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank
menjadi PT. Bank Mega.
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama
PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES.
Dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah
namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk.
Permasalahannya :
a.

Bermasalah di bidang sumber daya manusia

Kasus Pegawai Bank Mega Terlibat Kasus Pembobolan Dana Elnusa


Bank Indonesia (BI) menyatakan, kasus pembobolan dana PT ElnusaTbk (ELSA)
melibatkan langsung oknum pegawai PT Bank Mega Tbk (Bank Mega). Hal tersebut
diketahui BI usai pemeriksaan internal yang dilakukanoleh bank sentral kepada Bank
Mega.Demikian

disampaikan

oleh

Kepala

Biro

Hubungan

Masyarakat

Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah ketika ditemui detikFinance di Gedung Bank
Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (25/4/2011)."Iya (pegawai Bank Mega
terlibat). Ini ada kolusi dengan oknumnasabah," ujar Difi. Dikatakan Difi, kasus

Page 9 of 16

pencairan dana ini terjadi akibatadanya celah di bank yang selanjutnya


dimanfaatkan oleh nasabah yangberkolusi dengan oknum pegawai tersebut.
Iya ini masalahnya adalah ada celah perbankan yang dimanfaatkan
dandimanipulasi oleh pegawai bank dengan pihak nasabah," tuturnya.Kasat
Fismondep Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBPAris Munandar
sebelumnya juga mengatakan, pembobolan dana itu juga menggaet sejumlah pihak
antara lain Kepala Cabang Bank Mega Jababekaberinisial IHB. Dalam pembobolan
dana PT Elnusa sebesar Rp 111 miliar ini,modus yang dilakukan dengan pemalsuan
tandatangan dokumen pengalihandana. Nah, pemalsuan ini tidak akan mulus tanpa
bantuan pihak bank.Sebelumnya BI memang memanggil manajemen Bank Mega. Adapun
yang hadir yakni Direktur Kepatuhan Bank Mega, Direktur Operasional danSatuan
Kerja Audit Intern Bank Mega.Seperti diketahui, telah terjadi kasus pembobolan
dana milik Elnusa diBank Mega sebesar Rp 111 miliar oleh direktur keuangannya
b.

Bermasalah di bidang produk

Masalah bertransaksi dengan Kartu Kredit Bank Mega


Ketika seorang nasabah Bank Mega melakukan pemesanan kamar hotel
melalui situs Agoda menggunakan kartu kredit Bank Mega. Pada saat transaksi
pembayaran diberitahukan bahwa pembayaran saya sebesar Rp 6.105.609 gagal
karena ditolak (overlimit). Karena gagal, saya membatalkan transaksi serta tidak
melanjutkan pemesanan kamar tersebut.
Ketika menanyakan tentang pemesanan kamar yang gagal tersebut, diketahui
bahwa transaksi tersebut memang gagal dan tidak akan ditagihkan ke kartu kredit
saya. Karena belum yakin, maka keesokan harinya saya menelpon kembali ke Bank
Mega (tgl. 04-04-2011) untuk memastikan kembali status transaksi kartu kredit saya
apakah gagal atau berhasil. Dan pihak Bank Mega tetap menyatakan transaksi saya
gagal dan saya tidak akan ditagihkan sebesar nominal tersebut sebelumnya.
Page 10 of 16

Betapa kagetnya saya pada saat tagihan kartu kredit bulan Mei 2011 saya
terima, ternyata transaksi kartu kredit saya yang sebesar Rp 6.105.609 ditagihkan,
padahal sebelumnya saya sudah dikonfirmasi dan mengkonfirmasikan kembali ke
Bank Mega perihal transaksi tersebut dan dinyatakan decline/gagal.
c.

Bermasalah di bidang teknologinya

Sering terjadi keluhan-keluhan dari nasabah Bank Mega terkait penggunaan


Internet Banking
Nasabah Bank Mega telah melakukan transaksi transfer dana ke nomor
rekening bank lain melalui via internet banking, transaksi tersebut selesai
dilaksanakan dan telah keluar tulisan transaction receipt dengan status completed.
Transaction receipt yang sama juga telah diterima di e-mail milik nasabah Bank
Mega tersebut. Tetapi ketika di cek ternyata dana yang dikirimnya ke nomor rekening
bank lain belum masuk. Padahal setahunya transaksi transfer dana via internet
banking maupun ATM antar bank sudah real on time dengan memasukkan kode
sandi bank yang dituju.
Kemudian nasabah Bank Mega tersebut menelpon ke Mega Call untuk
melaporkan kejadian tersebut, tetapi sudah 3 (tiga) minggu tidak ada kabar lagi dan
masalah tersebut belum juga diselesaikan. Dengan kejadian seperti itu nasabah
Bank Mega merasa dirugikan dengan segala kelemahan system internet
bankingnya.
Bank Syariah yang saya ambil di sini adalah Bank Syariah Mandiri
-

Bank Syariah Mandiri


Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank yang berdasarkan prinsip

syariah dalam kegiatan usahanya. BSM didirikan pada tanggal 8 September 1999
yang saat ini memiliki aset 12 triliun rupiah dan memiliki 313 unit jaringan kantor
pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia . Secara struktural, bank syariah
Page 11 of 16

mandiri berasal dari Bank Susila Bakti (BSB), sebagai salah satu anak perusahaan
di lingkup Bank Mandiri (ex BDN), yang kemudian dikonversikan menjadi bank
syariah secara penuh.BSM merupakan salah satu bank syariah terbesar di
Indonesia, sehingga kinerja BSM merupakan salah satu tolak ukur penilaian
masyarakat akan kinerja bank syariah yang ada di Indonesia.
Permasalahannya :
a)

Masalah di bidang sumber daya manusia

Bank syariah masih kesulitan SDM mumpuni


Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini menyatakan kunci suksesnya
industri syariah adanya keberpihakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini
market share perbankan syariah baru 4 persen dan ini masih jauh dibandingkan
bank konvensional sebesar 96 persen.
Zulkifli menegaskan pihaknya memperkirakan perbankan syariah akan
membutuhkan 40 hingga 50 ribu tenaga kerja dalam kurun waktu 4 hingga 5 tahun
kedepan. Besarnya potensi ini juga membutuhkan dukungan insentif karena tidak
akan terpenuhi jika tidak dilakukan.
b)

Masalah di bidang produk

Bank Syariah Mandiri Cabang Ambon menutup pencairan dana Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Mikro kepada seluruh nasabahnya karena bermasalah
Sekarang kami mengalami kendala karena proses pengembalian angsuran oleh
nasabah tidak lancar atau macet. Sesuai kebijakan manajemen maka proses
pencairan KUR Mikro ditutup, sementara kami memberi kesempatan kepada
nasabah bermasalah menyelesaikan tunggakan mereka, kata Anisah Saban. Dia
mengungkapkan, sampai dengan bulan September 2012 tidak ada lagi proses
pencairan dana KUR Mikro.

Page 12 of 16

c)

Masalah di bidang teknologinya

Bank Syarih Mandiri yang sedikit memiliki fasilitas ATM


Seorang nasabah Bank Syariah Mandiri yang sangat kesulitan ketika hendak
membayar tagihan-tagihan sewaktu dluar kota / daerah dengan menggunakan ATM
BSM yang sedikit adanya atau hampir sulit ditemukan, terkadang memaksa saya
untuk menarik uang di Bank dan saya sangat jarang sekali membawa buku
tabungan kemana-mana.
Nah, sudah dua kali saya menarik uang saya melalui bank dengan kartu ATM
tersebut (di capem jatinegara dan di BSM yang terletak di Jalan Raya Darmo
Surabaya), dan ditolak dengan alasan harus membawa buku tabungan. Meski di
capem Jatinegara, setelah berargumentasi dapat juga saya tarik, karena tabungan
saya dibuka disana, tapi ini sungguh melelahkan saya. Sementara di BSM Jl Raya
Darmo mereka tetap menolak dengan kalimat maaf, kami tidak bisa membantu
anda. Saya sempat protes akan hal ini, karena menurut saya ini bukan persoalan
bantu membantu, namun ini hak saya sebagai konsumen dan juga pemilik sah dari
uang tersebut.

4.PEMBAHASAN
Bank konvensional yang saya bahas disini adalah Bank Mega
a)

Solusi dari masalah sumber daya manusia Kasus Pegawai Bank Mega

Terlibat Kasus Pembobolan Dana Elnusa


Menurut saya harus adanya memperbaiki pengawasan dan sistem koordinasi
yang lebih ketat lagi. Dua hal ini harus terus-menerus diperbaiki karena selama ini
dijadikan jalan bagi pembobol bank untuk beraksi.

Page 13 of 16

Dan solusi yang kedua menurut saya yaitu memperketat proses perekrutan SDM
perbankan sehingga yang diterima benar-benar yang mempunyai kredibilitas tinggi.
Tidak hanya dari sisi skill dan knowledge namun lebih penting dari itu attitude, yang
menyangkut kejujuran dan komitmen tinggi pada profesi bankir. Semuanya harus
dipenuhi

guna

menjaga

keberlangsungan

bisnis

perbankan

mengingat

keterkaitannya dengan kepercayaan nasabah dan dunia usaha agar berjalan lebih
baik lagi.

b)

Solusi dari masalah produk Masalah bertransaksi dengan Kartu Kredit Bank

Mega
Menurut saya hal pertama yang kita harus di lakukan

dari masalah di atas

adalah mengumpulkan bukti belanja dan lembar tagihan kartu kredit. Hal ini untuk
berjaga-jaga jika terjadi masalah tagihan kartu kredit seperti kejadian di atas, jadi
anda memiliki bukti yang kuat.
Kita juga harus berani

untuk menghubungi pihak penerbit kartu kredit anda.

Setelah itu ceritakan masalah yang anda hadapi. Jangan lupa beritahu detail
transaksi kartu kredit yang anda lakukan.
Dan solusi terakhirnya adalah jangan lupa untuk mencatat kapan anda mengajukan
complain. Selain itu, akan lebih baik lagi jika anda mencatat nama petugas yang
melayani anda untuk nantinya lebih jelas. Solusi tersebut untuk jalan terbaiknya buat
nasabah bank dan produk bank mega itu sendiri supaya nasabah itu tidak kecewa
menggunakan kartu kredit Bank Mega.

c)

Solusi dari masalah teknologinya Sering terjadi keluhan-keluhan dari nasabah

Bank Mega terkait penggunaan Internet Banking

Page 14 of 16

Menurut saya staf maupun pengurus Bank Mega harus segera menerapkan
manajeman risiko pada jasa elektronik banking yang termasuk juga di dalamnya jasa
internet

banking,

bank

harus

mengidentifikasi,

mengukur,

memantau

dan

mengendalikan risiko-risiko yang dapat terjadi dengan prinsip kehati-hatian supaya


lebih baik lagi, agar dapat mengurangi resiko-resiko yang mungkin timbul untuk
nasabah Bank Mega itu sendiri agar tidak merasa dirugikan atas segala kelemahan
system internet bankingnya yang terdahulu dikeluhkannya.
Bank Syariah yang saya bahas disini adalah Bank Syariah Mandiri
a)

Solusi dari masalah sumber daya manusia Bank syariah masih kesulitan

SDM mumpuni
Menurut saya bank syariah harus lebih meningkatkan sistem insentif dan
pengajiannya yang lebih menarik dari bank konvensional untuk bisa menarik hati
tenaga kerja supaya bekerja di bank syariah tersebut.
Bank syariahkan, bank yang seutuhnya menggunakan hukum Islam sebagai
umat muslim yang paling banyak di dunia Warga Negara Indonesia seharusnya ingin
berlomba-lomba menjadi tenaga kerja di Bank syariah itu.

b)

Solusi dari masalah produk Bank Syariah Mandiri Cabang Ambon menutup

pencairan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro kepada seluruh nasabahnya
karena bermasalah
Menurut saya seharusnya nasabah KUR yang bermasalah itu harus diberi
perjanjian setelah iya sudah menunggak/belum membayar angsurannya selama 3
bulan. Setelah diberi peringatan iya masih belum bayar-bayar juga bank tersebut
harus memproses klaim ke pihak Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) bagi
nasabah-nasabah yang bermasalah itu.

Page 15 of 16

c)

Solusi dari masalah teknologinya Bank Syariah Mandiri yang sedikit memiliki

fasilitas ATM
Menurut saya Bank Syariah Mandiri harus lebih mengembangkan kantor dan
layanan ATM. Dan juga Bank tersebut harus bekerja sama dengan lainnya untuk
kemudahan layanan ATM misalnya dengan menggunakan ATM bersama atau ATM
Mandiri.
Untuk mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi keuangan non
tunai juga seharusnya memiliki layanan mobile banking dan internet banking dengan
fitur berupa informasi saldo, transfer online ke 83 bank lain, RTGS, transfer tunai
seketika tanpa rekening melalui kantor pos, pembelian pulsa, pembayaran telkom
dan PLN, transfer secara massal ke beberapa rekening sekaligus.
5.

KESIMPULAN
Saran-saran

Di Indonesia, mayoritas penduduk beragama Islam, sehingga seharusnya hukum


keuangan yang diterapkan mengikuti hukum perekonomian Islam, yaitu bank
syariah.

Penutup
Bank Konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank Konvensional pun memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan.
Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai dengan
hukum-hukum dan landasan agama Islam. Bank ini banyak memberikan manfaat
dan kemudahan bagi masyarakat, khususnya muslim.

Page 16 of 16

Anda mungkin juga menyukai