Oleh:
Kelompok 10 B
Mega Dwi R.
101011226
Giovanny Anggasta 101011241
Pramelia Septiyanti 101011244
Afiniar Nilamsari M. 101011260
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan Rahmat
dan karunia-NYA sehingga kami diberi kemudahan dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah kami tentang hasil praktikum mengenai
Pengawetan
Bahan Pangan Telur Dengan Metode Pengasinan (Telur Asin Rasa Pandan Dan
Jeruk).
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata Praktikum
Kesehatan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Selain itu tugas ini dibuat untuk memperdalam pengetahuan mengenai proses
pengawetan makanan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan
bantuan baik secara materiil maupun moril atas penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik
senantiasa kami harapkan demi memperbaiki isi makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 10B
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................
Daftar Tabel..................................................................................................................
Daftar Gambar..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1 Latar belakang.........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
2.1 Pengertian Telur dan Telur Asin..............................................................................
2.2 Metode Pengasinan Telur........................................................................................
2.3 Perubahan Selama Proses Pengasinan.....................................................................
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Proses Pengasinan.....................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM..............................................................................
3.1 Rancang Bangun....................................................................................................
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................................
3.3 Metode Praktikum.................................................................................................
3.4 Prosedur Kerja.......................................................................................................
3.5 Lokasi Praktikum...................................................................................................
3.6 Waktu Pelaksanaan Praktikum..............................................................................
3.7 Rincian Biaya........................................................................................................
BAB IV HASIL PEMBAHASAN...............................................................................
4.1 Hasil Praktikum.....................................................................................................
4.2 Kendala Praktikum................................................................................................
4.3 Syarat Mutu Telur Asin..........................................................................................
BAB V PENUTUP......................................................................................................2
5.1 Kesimpulan............................................................................................................
5.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................................
2
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
untuk
mempertahankan
kualitas
sekaligus
meningkatkan
nilai
ekonominya.
Telur asin merupakan salah satu produk hasil olahan telur yang telah
mengalami proses pengawetan dengan cara diasinkan dengan garam (NaCl).
Pengasinan telur merupakan salah satu upaya untuk mengawetkan telur segar,
mengurangi bau amis serta menciptakan rasa yang khas. Pada telur dalam
proses pengasinan, garam dapat berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk patogen karena mempunyai sifat antimikroba dan
jika semakin lama disimpan, kadar garam dalam telur akan semakin tinggi
sehingga telur akan semakin awet (Suprapti, 2002). Bahan pengawet yang
digunakan adalah serbuk batu bata, abu gosok, air hangat dan direndam dalam
larutan NaCl jenuh.
BAB ll
DASAR TEORI
2.1.1
Telur mengandung protein lebih dari 10%, dan sebutir telur ayam
mengandung protein 13% dan lemak 12%. Di dalam telur juga terdapat aneka
rasa.
Telur mengandung protein lebih dari 10%, dan sebutir telur ayam
mengandung protein 13% dan lemak 12%. Di dalam telur juga terdapat aneka
vitamin seperti vitamin A, D, E dan K. Disamping itu, telur juga mengandung
sejumlah mineral yang seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, magnesium
dalam jumlah yang cukup (Haryoto, 1996). Telur yang dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia umumnya berasal dari unggas yang diternakkan. Jenis
yang paling banyak dikonsumsi adalah telur ayam, itik (bebek), dan puyuh
(Astawan, 2003).
2.1.2
kulit telur. Penurunan nilai gizi yang cukup berarti terlihat pada kandungan
vitamin A, yaitu dari 1.230 SI pada telur itik segar menjadi 841 S1 pada telur
asin. Sejumlah ahli gizi merekomendasi bahwa mengonsumsi telur asin tidak
menyebabkan kolesterol atau jantung.
Masyarakat mengenal pengasinan sebagai salah satu upaya untuk
mengawetkan telur (memperpanjang masa simpan), membuang rasa amis,
dan menciptakan rasa yang khas. Telur asin bila dibandingkan dengan telur
segar, hampir tidak ada perubahan nilai gizi yang berarti akibat proses
pengasinan. Kenaikan gizi yang cukup berarti terlihat pada kadar kalsiumnya.
Hal tersebut tentu menguntungkan, karena kalsium sangat dibutuhkan untuk
pembentukan tulang yang kuat. Penambahan kalsium ini berasal dari
penyerapan mineral media pembalut selama proses pengasinan menggunakan
bata merah atau abu sekam dan juga berasal dari ion Na+ dan Cl- yang
terdapat pada garam
2.2 Metode Pengasinan Telur
Proses pengawetan bahan pangan dengan metode pengasinan dapat
menggunakan dua metode, yaitu sebagai berikut :
1. Metode Kering
Metode kering yaitu pemeraman dengan adonan campuran garam dan
abu gosok. Metode ini dapat dilakukan dengan cara membalurkan adonan
keseluruh permukaan kulit telur. Adonan dibuat dengan mencampurkan
abu gosok, garam, dan ditambahkan air secukupnya hingga menjadi pasta.
Setelah seluruh telur dibaluri adonan, letakkan telur pada wadah dan
simpan ditempat yang aman dari gangguan.
2. Metode Cair
Metode cair yaitu perendaman dengan larutan garam. Metode ini
dapat dilakukan dengan cara memanaskan air sampai hangat atau cukup
diantaranya
adalah
denaturasi,
agregasi,
koagulasi
dan
flokulasi
3
4
pemberian garam.
Telur yang diasinkan dapat dikonsumsi sesuai dengan selera
2.4.2
konsumen.
Kekurangan Proses Pengasinan
Kekurangan pengawetan makanan dengan menggunakan metode
pengasinan adalah kualitas kuning telur semakin menurun apabila
semakin lama waktu pengasinan. Karena untuk hasil yang maksimal
dalam membuat telur asin dibutuhkan waktu sekitar 10 14 hari.
10
12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancang Bangun
Pada praktikum ini akan dilakukan dengan menggunakan metode
pengasinan. Telur akan direndam air yang telah dicampur dengan garam
abu gosok, dan larutan esense kemudian diperam selama satu minggu.
Setelah itu telur akan direbus sebelum dikonsumsi. Pengeraman dilakukan
dengan cara sederhana yaitu dengan disimpan pada baskom lalu di taruh
ditempat yang aman.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
3.2.2
Baskom
Panci pengukus
Ember plastik
Kompor
Kain kering
Timbangan
Bahan
Garam 100 gram
Abu Gosok 100 gram
Air bersih
13
Pencucian Telur
Pembuatan Adonan Garam+Abu Gosok + Esense
Pembalutan Telur
Pemeraman Telur
Abu Gosok : Garam
Abu Gosok : Garam
1:2; dan
1:1; dan
Esense 2 sdm Esense 3 sdm
Pembersihan Telur
Perebusan Telur
Penjelasan:
1. Pemilihan Telur Itik Mentah
Telur dibeli dalam keadaan segar dengan melihat kenampakan secara
fisik apakah ada kecacatan atau tidak.
2. Pemilahan Kualitas Telur dengan Cara Perendaman
Untuk mengetahui kualitas telur itik yang baik lebih lanjut, maka
dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Telur direndam ke dalam
baskom berisi air. Apabila telur tersebut tenggelam, maka kualitas telur
tersebut baik. Jika mengapung, maka telur tersebut tergolong telur
dengan kualitas buruk dan cenderung busuk.
3. Pencucian telur
Setelah dilakukan pemilahan maka selanjutnya telur harus
dibersihkan dari kotoran yang masih menempel dengan cara merendam
dalam air hangat selama 5 menit. Setelah itu dilakukan pembersihan
14
dengan menggosok permukaan telur hingga bersih benar. Hal ini juga
bertujuan untuk memperbesar penyerapan pada pori-pori di permukaan
telur.
Pencucian atau pembersihan telur dilakukan secara seksama agar
telur tidak pecah karena pada tahap ini sangat rentan telur dapat pecah
karena terlalu keras saat menggosok. Kemudian keringkan telur yang
sudah dibershkan dengan kain lap sehingga siap dilakukan pembalutan
adonan.
4. Pembuatan Adonan Garam
Untuk membuat 10 butir telur asin, dibutuhkan 100 gram abu
gosok, dicampur dengan garam sebanyak 100 gram. Aduk adonan
tersebut dan tambahkan esense hingga tercampur merata. Tambahkan
air sedikit demi sedikit kemudian aduk hingga adonan berbentuk pasta
yang kental agar dapat melekat pada kulit telur.
Tabel 1 Perlakuan dalam Pembuatan Telur Asin Esense
Perbandinga
Percobaan 1
Percobaan 2
Garam
Abu Gosok
Esense
n Abu :
50g
100g
100g
100g
2 sdm
3 sdm
Garam
1:2
1:1
15
wadah tersebut ditempat yang aman dan rata, untuk menghindari retak
atau pecahnya telur pada saat proses perendaman.
7. Pembersihan Telur dari Adonan Garam
Setelah pemeraman dianggap cukup, maka adonan pembungkus
harus segera dilepas dari telur tersebut, sehingga rasa asin pada telur
tidak
berlebihan.
Meresapnya
larutan
garam
kedalam
telur
Bahan
Jumlah
1.
Telur Bebek
2.
3.
1.600,00
Garam dapur 3 bungkus 100gram x Rp 500,00
Abu Gosok x 2 100gram
x
Rp
1.500
4.000
bungkus
2.000,00
Esense (pandan+jeruk) 2 botol @Rp 3.500,00
Jumlah
7.000
29.500
4.
10
16
butir
Harga (Rp)
@Rp 17.000
18
BAB 4
PEMBAHASAN
Jeruk
Warna
Merasuk
(hijau
pudar)
Merasuk
(orange
pudar)
Bau
Normal
Normal
Rasa
Terlalu asin dan
rasa pandan ada
sedikit
Terlalu asin dan
rasa jeruk ada
sedikit
Kenampakan
Normal
Normal
Warna
Bau
Rasa
Kenampakan
Pandan
Merasuk
(hijau
terang)
Normal
Normal
Jeruk
Merasuk
(orange
pudar)
Normal
Normal
22
Untuk keawetan telur asin ini semakin banyak garam yang digunakan
maka semakin awet yaitu sekitar 10 hari, namun kekurangannya pada
rasa yang dihasilkan akan semakin asin.
4.2 Kendala
Kendala yang timbul adalah :
1. Masalah Waktu
Sebelum melakukan percobaan pertama sudah dilakukan percobaan
awal dengan estimasi waktu 2 minggu atas dasar literatur di internet.
Hasilnya telur menjadi busuk dan berwarna hitam. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu penambahan esense dan waktu yang terlalu
lama sehingga menyebabkan telur menjadi busuk.
2. Menentukan Kualitas Telur
Pada percobaan awal belum mengetahui cara menentukan kualitas
telur yang baik, sehingga hal ini bisa menjadi salah satu faktor
3.
2
3
Jenis Uji
Keadaan :
Bau
Warna
Rasa
Kenampakan
Garam
Cemaran Mikroba:
Salmonella
Staphyloccocus
Satuan
Persyaratan
Normal
Normal
Normal
Normal
b/b %
Min. 2,0
koloni /25 gr
koloni/gr
Negatif
< 10
23
Jika dilihat dari tabel syarat mutu telur asin (SNI 01-4277-1996), maka
hasil praktikum yang dilakukan sudah memenuhi syarat, dengan bau dan
kenampakan yang normal. Sedangkan warna dan rasa berubah karena
penambahan esense dan perbandingan komposisi abu gosok dan garam. Untuk
kadar garam dengan persyaratan minimal 2,0 b/b% belum diketahui karena
tidak dilakukan percobaan lebih lanjut. Pada praktikum ini hanya dilihat pada
bau, warna, rasa, dan kenampakan telur asin. Sedangkan untuk cara uji
cemaran mikroba, Salmonella dan Staphylococcus juga belum diketahui karena
tidak dilakukan percobaan lanjut.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pertama, dengan perbandingan abu gosok dan garam
1:2 dan esense 2 sendok makan, warna telur asin baik rasa pandan maupun
jeruk masih pudar dan kurang merasuk. Rasa telur asin masih terlalu asin
karena perbandingan komposisi bahan (abu gosok dan garam) yang kurang
tepat. Bau dan kenampakan dari telur asin masih memenuhi syarat.
Dari hasil percobaan kedua, dengan perbandingan abu gosok dan garam
1:1 dan esense 3 sendok makan, warna telur asin rasa pandan sudah berwarna
terang sedangkan rasa jeruk masih pudar dan kurang merasuk. Rasa telur asin
sudah pas untuk rasa asinnya karena perbandingan komposisi bahan (abu
24
gosok dan garam) yang sudah tepat. Bau dan kenampakan dari telur asin
masih memenuhi syarat.
Jika dilihat dari hasil percobaan satu dan dua sesuai syarat mutu telur asin
(SNI 01-4277-1996), maka hasil praktikum yang dilakukan sudah memenuhi
syarat antara warna, rasa, bau dan kenampakan yang normal dengan
perbandingan komposisi abu gosok dan garam.
5.2 Saran
Untuk menghasilkan telur asin esense dengan warna, rasa, bau dan
kenampakan yang baik seharusnya dibutuhkan dengan komposisi bahan yang
tepat yaitu perbandingan komposisi anatara abu gosok dan garam.
DAFTAR PUSTAKA
Yupardhi, W.Sayang dkk. 2011. Inovasi Aneka Rasa Telur Asin Dan Warna
Kulitnya (Studi Pembuatan Telur Asin U.D. Winandi, Denpasar). Universitas
Udayana : Denpasar
Manfaat Membuat Telur Asin, 2013
http://tipsmembuattelurasin.blogspot.com/2012/10/manfaat-telur-itik.html, diakses
pada 20 Maret 2013
Rumah Belajar, Pembuatan Telur Asin, 2012.
http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?
display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Pengetahuan
%20Populer/view&id=184&uniq=1441, diakses pada 25 Maret 2013
25
LAMPIRAN
27
28
29
30