Bab 1
Bab 1
seorang
rosul.
Artinya,
beliau
mendapat
perintah
untuk
moyang mereka. Pada waktu itulah turun wahyu yang memerintahkan beliau
untuk melakukan dakwah secara terbuka dan terang-terangan keopada seluruh
masyarakat. Allah swt. Berfirman dalam Al-quran Surah al-Hijr Ayat 94,
yang artinya :
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. (Q.S.
al-hijr/15: 94)
Dengan turunnya ayat tersebut, Nabi Muhammad saw. mulai melakukan
dakwah dengan terang-terangan. Dakwah ini membuat seorang tokoh Bani
Ghiffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri masuk islam. Ia
adalah Abu Dzar al-Ghiffari. Atas perintah Nabi Muhammad saw, Abu Dzar
al-Ghiffari kemudian pulang untuk berdakwah di kampungnya. Sejak itulah
banyak yang masuk islam melalui Abu Dzar. Melalui cara itu pula, Bani Daus
juga masuk islam. Orang pertama dari Bani Daus yang masuk islam adalah
Tufail bin Amr ad-Dausi, seorang penyair terpandang di Kabilahnya. Dengan
demikian islam sudah mulai tersebar di luar makkah.
Keberhasilan Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah mendorong kaum
kafir Quraisy melancarkan tindakan kekerasan terhadap beliau dan
pengikutnya. Di tengah meningkatnya kekejaman pemimpin kafir Quraisy
terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya. Hamzah bin Abdul Muthalib
dan Umar bin Khattab, dua orang kuat Quraisy masuk islam, hal ini membuat
orang Quraisy mengalami kesulitan untuk menghentikan dakwah beliau.
Suatu ketika Nabi Muhammad saw, melakukan dakwah secara terbuka.
Beliau naik ke bukit safa dan memanggil semua suku yang ada di sekitar
makkah untuk mengetahui apa yang akan disampaikan oleh Nabi Muhammad
berpengaruh pada diri Abu Thalib, ia pun memanggil Nabi Muhammad saw.
untuk berhenti dari dakwahnya. Namun, Nabi Muhammad saw. tetap tegar dan
menolak permintaan pamannya dan berkata,Demi Allah, walaupun mereka
meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak
akan menghentikan dakwah agama allah hingga agama ini menang dan atau
aku binasa didalamnya.
Setelah mengucapkan
kalimat
tersebut,
Nabi
Muhammad
saw.
Mereka mengutus Amru bin As dan Abdullah bin Rabiah untuk menghadap
Raja Najasyi meminta orang-orang muslimin di kembalikan ke kaum kafir
Quraisy. Tetapi setelah Raja Najasyi mendengarkan ayat yang dibacakan oleh
Jafar bin Abi Thalib, beliau berkata,"Kalimat itu dan kalimat yang dibawa
Nabi Musa berasal dari satu sumber," Kemudian ia berpaling kepada utusan
Quraisyi dan berkata,"Pulanglah! Mereka tidak akan kuserahkan kepadamu."
5. Misi ke Taif
Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisyi kepada Nabi Muhammad
saw. dan pengikutnya, semua itu tidak menjadikan beliau mundur untuk
berdakwah. Beliau mencoba berdakwah ke Taif, sebuah Kota di Hijaz yang
terletak disebelah tenggara Makkah. Namun disana beliau mendapatkan
kelompok masyarakat yang lebih kejam dan bengis dalam menerima
dakwahnya. Penduduk Kota Taif menghina dan melempari beliau hingga
terluka.
Mendapat perlakuan kejam dari penduduk Taif, Nabi Muhammad saw.
terpaksa menyelamatkan diri dan berlindung di balik pagar kebun Utbah dan
Syaibah, dua anak bersaudara.
Demikian kejam perlakuan penduduk Taif dari Kabilah Saqif kepada Nabi
Muhammad saw.. Meskipun demikian, kekejaman itu tidak membuat beliau
putus asa dalam menyampaikan dakwah. Beliau terus berdakwah kepada
Kabilah-Kabilah Arab yang lain, seperti Kabilah Kandah, Bani Kalb, Bani
Hanifah, dan Bani Amr. Akan tetapi semua Kabilah itu juga menolak dengan
kasar.
6. Respon Masyarakat yasrib
Ketika musim haji tiba, Nabi Muhammad saw. menggunakannya untuk
menyampaikan dakwah kepada jamaah haji yang datang dari seluruh penjuru
Arab. Di antara mereka terdapat orang-orang Yasrib dan Suku Aus dan
Khazraj. Kedua suku ini sering mendengar berita dari orang-orang yahudi
bahwa nabi akhir zaman akan segera datang.
Pada saat Suku Aus berhaji pada tahun ke-10 dari kenabian, bertepatan
dengan tahun 620 M. Nabi Muhammad saw menyampaikan dakwah kepada
jamaah haji yang hadir di sekitar Kabah. Beliau mengajak mereka untuk
beriman kepada Allah yang maha Esa dan berbuat baik. Mendengar ajakan
tersebut, suku Aus dan Khazraj memperhatikan secara seksama. Dakwah
tersebut sesuai dengan pemahaman mereka yang diperoleh dari orang-orang
yahudi. Mereka yakin bahwa ini adalah nabi yang di tunggu. Mereka sepakat
untuk menerima dakwah tersebut dan mendekati beliau seraya berkata, Wahai
Rasulullah! Kami datang dari Yasrib yang penduduknya saling bermusuhan.
Dengan dakwahmu, mudah-mudahan Allah mendamaikan mereka dan
menjadikannya bersaudara. Kamu adalah laki-laki yang paling mulia.
7. Perjanjian Aqabah I
Ada enam pokok persoalan penting yang menjadi sumpah setia dalam
Baiat Aqabah I, diantaranya:
a. Mereka tidak akan menyekutukan allah dengan sekutu apapun
b. Mereka tidak akan mencuri
c. Mereka tidak akan berzina
d. Mereka tidak akan membunuh anak-anaknya
e. Mereka tidak akan berbuat fitnah, dusta, dan curang
f. Mereka tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad saw
8. Perjanjian Aqabah II
Nabi Muhammad saw. tersenyum mendengar pernyataan para kaumnya,
dan berkata,"Saya berjanji akan berperang dengan siapapun yang kamu
perangi dan berdamai dengan siapapun yang kamu berdamai."
Mendengar jawaban itu, mereka serempak berdiri mengucapkan janji setia.
a. Kami bersumpah untuk taat kepada Rasulullah dalam susah dan senang
b. Kami bersumpah akan mengatakan kebenaran dimanapun kami berada
c. Kami bersumpah tidak gentar menghadapi fitnah dari siapapun juga
Dengan terjadinya Baiat Aqabah II, ada arti penting bagi perkembangan
islam, antara lain sebagai berikut:
a. Kaum muslim Yasrib siap membela islam dan Rasulullah
b. Rasuluallah siap untuk berhijrah ke Yasrib
c. Rasulullah dan umat islam akan menghadapi perjuangan yang sangat besar
mengahadapi kemarahan orang-orang kafir Quraisy.
B. Penyebaran Islam Periode Mekah
Setelah terjadinya Baiat Aqobah II, Rasulullah menyuruh umat islam
berhijrah ke Yasrib secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh orang
kafir. Beliaupun akhirnya menyusul hijrah.
Di Madinah, Nabi Muhammad saw. segera meletakkan dasar kehidupan
yang kukuh bagi pembentukan masyarakat baru. Disamping kaum Muhajirin
dan Anshar, modal utama yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. adalah
Islam yang bersumber pada wahyu yang ada dalam Al-Quran. Di dalamnya
terkandung ajaran aqidah yang tinggi dan sempurna sehingga mampu
menyatukan manusia dibawah satu bendera.
Ketika masih di Quba, Nabi Muhammad saw. bersama umatnya
mendirikan sebuah masjid yang pertama. Masjid Quba di dirikan di atas
sebidang tanah yang terletak di dekat rumah Abu Ayub Khalid al-Ansari.
Masjid ini yang akhirnya berfungsi sebagai pusat politik dan pemerintahan.
Setelah mendirikan masjid Nabi Muhammad saw. membina persatuan dan
kesatuan umat islam. Pada tahap berikutnya, Nabi Muhammad saw. mulai
melakukan musyawarah dengan para sahabat, kaum Muhajirin dan kaum
Anshar untuk merumuskan pokok-pokok dasar kehidupan masyarakat dan
bernegara. (Piagam Madinah/ Konstitusi Madinah)
Meskipun sudah menandatangani piagam Madinah, orang-orang Yahudi
berupaya merongrong kebijakan negara. Mereka berupaya menyerang agama
10
11
berkuda dibawah pimpinan Khalid bin Walid (sebelum masuk islam) dan 700
orang pasukan berbaju besi.
Mengetahui rencana itu, Nabi Muhammad saw. mengadakan musyawarah
dengan para sahabat. Untuk menyongsong kaum kafir Quraisy itu, beliau
memberangkatkan 1000 pasukan. Namun baru melewati jalan batas kota,
Abdullah bin Ubay (seorang munafik), dengan 300 orang yahudi membelot
dan kembali pulang. Beberapa kilometer dari kota Madinah, tepatnya dibukit
uhud Nabi Muhammad saw. menempatkan 50 orang pemanah mahir di lereng
bukit yang cukup tinggi untuk membendung serangan berkuda musuh.
Pasukan ini di bawah pimpinan Hamzah bin Abdul Muthalib. Nabi
Muhammad saw. berpesan agas tidak meninggalkan tempat itu dengan alasan
apapun.
Pasukan kafir Quraisy dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan Ikrimah
bin Abu Jahal telah datang menghalau kaum muslimin. Pasukan muslimin
dapat memukul mundur pasukan musuh yang lebih besar, namun kemenangan
yang sudah di depan mata itu di gagalkan oleh godaan harta yang di
tinggalkan oleh pihak musuh. Pasukan muslimin termasuk anggota pemanah
mulai memungut harta rampasan dan tidak menghiraukan pergerakan musuh.
Khalid bin Walid pun membelokkan pasukakan untuk kembali menyerang.
Mereka menyerang dari atas bukit yang di tinggalkan oleh pasukan muslimin,
pasukan muslimin tak mampu bertahan. Hamzah, paman Rasulullah terbunuh
dengan dada di belah dan hatinya di keluarkan oleh Hindun (istri Abu Sufyan),
serta di makan dan dimuntahkan. Pada perang Uhud ini Rasulullah saw.
mengalami luka-luka, bahkan kaum kafir Quraisy menyebarkan isu bahwa
beliau telah gugur. Taktik ini berhasil melemahkan semangat pasukan
12
13
Thalib berhasil membunuh Amr bin Abdul Wudd bin Abi Qais. Umat islam
terkepung oleh pasukan sekutu selama satu bulan meskipun tanpa kontak
senjata yang berarti. Kesengsaraan ini bertambah ketika Bani Quraizah
membatalkan perjanjian dengan Nabi Muhammad saw, atas bujukan Huyyay
bin Akhtab. Dengan membeloknya Bani Quraizah, akan manghambat suplai
makanan bagi kaum muslimin.
Dalam suasana yang tidak menguntungkan, tanpa diketahui siapapun
seorang Kabilah Gatafan yang bernama Numan bin Muaz menyatakan diri
masuk islam. Kemudian ia diberi tugas oleh Nabi Muhammad saw. untuk
memecah belah pasukan sekutu, dan akhirnya tumbuh sikap saling tidak
percaya di dalam pasukan sekutu. Pasukan sekutu semakin kacau ketika suatu
malam Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan angin topan yang memporakporandakan kemah mereka. Meereka pun memutuskan untuk pulang kembali
ke rumah masing-masing.
Setelah pasukan sekutu berlalu, Bani Quraizah di kepung oleh pasukan
muslimin selama 25 hari. Akhirnya Bani Quraizah di usir dari Madinah, dan
bagi yang terlibat dalam pemboikotan dijatuhi hukuman mati, sedangkan
wanita dan anak-anak dijadikan tawanan.
4. Perang Mutah
Penyebab terjadinya perang ini adalah di bunuhnya utusan Nabi
Muhammad saw. yang membawa surat kepada Raja Gassan untuk menyeru
masuk islam. Setelah informasi pembunuhan itu sampai kepada Nabi
Muhammad saw, beliau mengirim pasukan islam sebanyak 3000 orang di
bawah pimpinan Zaiz bin Harisah untuk menghadapi Raja Gassan.
14
15
16