Anda di halaman 1dari 16

Patient Safety

Dosen pembimbing ibu Siti Aminah

Disusun oleh:
1. Dinda Indah Noviany H

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang patient safety pada pemberian obat oral baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu SIti
Aminah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita patient safety di rumah. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat

Semoga makalah sederhana ini dapat

dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah


disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Yogyakarta , 4 April 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1 .LATAR BELAKANG
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut
Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: The failure of a planned
action to be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a wrong plan to
achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis didefinisikan sebagai:
suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti
yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai
suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa
berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang penting dalam sebuah
rumah sakit, maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit di Indonesia. Di dalam makalah ini akan
membahas tentang patient safety pada pemberian obat oral . Standar keselamatan pasien
rumah sakit yang saat ini digunakan mengacu pada Hospital Patient Safety Standards
yang dikeluarkan oleh Join Commision on Accreditation of Health Organization di Illinois
pada tahun 2002 yang kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia.
Penilaian keselamatan yang dipakai Indonesia saat ini dilakukan dengan menggunakan
instrumen Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh KARS. Departemen Kesehatan
RI telah menerbitkan Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
edisi kedua pada tahun 2008 yang terdiri dari dari 7 standar, yakni:

1. Hak pasien
2. Mendididik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Untuk mencapai ke tujuh standar di atas Panduan Nasional tersebut menganjurkan Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

MEMBANGUN KESADARAN PERAWAT (NURSING AWARENESS) AKAN PATIENT


SAFETY
Perawat sebagai anggota inti tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah sakit
(sebesar 40 60%) dan dimana pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan
pasien.
Nursing is the protection, promotion, and optimization of health and abilities, prevention of
illness and injury, alleviation of suffering through diagnosis and treatment of human
response, and advocacy in the care of individuals, families, communities, and populations
(ANA, 2003). Berangkat dari definisi inilah, peran-peran perawat dalam mewujudkan
patient safety di rumah sakit dapat dirumuskan. Antara lain sebagai pemberi pelayanan
keperawatan, perawat mematuhi standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan;
menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan; memberikan
pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang diberikan; menerapkan
kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian pelayanan kesehatan; menerapkan
komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya; peka, proaktif dan melakukan
penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak diharapkan; serta mendokumentasikan
dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga.
Perawat bertanggung jawab dalam:
Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang kemungkinan-kemungkinan
resiko
Melaporkan kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD) kepada yang berwenang
Berperang Aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan kualitas/mutu
pelayanan

Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan professional lainnya


Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup
Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety
Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi (infection control)
Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat memimalisasi kejadian error
Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili para dokter ahli farmasi
dan lain-lain
Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan obat
Berkolaborasi dengan sistem pelaporan nasional untuk mencatat, menganalisa dan
mempelajari kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD)
Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran, sebagai contoh untuk pelaksanaan
akreditasi
Karakteristik dari pemberi pelayanan kesehatan menjadi tolok ukur terhadap excellence
dalam patient safety

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi pemberian obat per oral


Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai
bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer.
Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian
setengah gelas air atau cairan yang lain.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah
(mislanya garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di persiapkan dalam
bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi
hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus
kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak
minum antasaid atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di lakukan dengan
cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien
dapat di beri minuman dingin (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup
pasien dapat di beri minum, pencuci mulut atau kembang gula.
2.2 Tempat pemberian obat
Tempat pemberian obat adalah oral / melaui mulut .

2.3 Persiapan alat pemberian obat melalui oral


a. kartu pesanan harus di periksa secara hati-hati tentang pesanan obatnya. Sebelum
mengambil/mengeluarkan obat, perawat harus mencocokan kartu pesanan obat dengan
label pada botol kemasan obat. Setiap label harus dibaca tiga kali untuk menyakinkan obat
yang di berikan:
1.

Pada saat botol obat di ambil dari almari.

2.

Pada mencocokan pada dengan kartu pesanan obat.

3.

Pada saat di kembalikan.

b. Obat dalam bentuk cair di tuangkan menjauhi sisi table, sejajar dengan mata pada
permukaan datar. Sebelum mengembalikan obat kedalam almari atau lemari es, perawat
harus mengusap bibir botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label.
c. Tablet dan kapsul di keluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada mangkok
yang dialasi kertas untuk diberikan pada pasien. Kapsul dan tablet tidak boleh di peggang.
(pagliaro. Pagliaro, 1986, Pharmacologic Aspects Of Nursing, The Cv Mosby Co,St Louis)
2.4 Persiapan tempat pemberian obat melalui oral.
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
2.5 Pesiapan pasien dalam pemberian obat melalui oral
a. Menjelaskan tujuan pemberian
b. Menjelaskan langkah yang akan dilakukan

2.6 Cara kerja pemberian obat melalui oral.


Peralatan :
a.
b.
c.
d.

Baki berisi obat- obatan atau kereta sorong obat- obat (tergantung sarana yang ada)
Kartu rencana pengobatan
Cangkir disposable untuk tempat obat
Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan).
Tahap kerja :

a. Siapan peralatan dan cuci tangan


b. Kaji kemammpuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemapuan menelan, mual dan
c.

muntah, akan dilakuakn penghisapan caiaran lambung, atau tidak boleh makan/ minum).
Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,nama dan dosis obat, waktu dan cara

pemberian). Bila ada keragu- raguan laporkan ke perawat jaga atau dokter.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (Baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak
e.

atau lemari es sesuai yang di perlukan).


Siapkan obat- obatan yang akan diberikan (gunakan teknik asptik, jangan menyentuh obat

dan cocokkan dengan order pengobatan)


f. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara :
Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
Atur posisi pasien duduk bila mungkin
Berikan cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan anjurkan

pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien dianjurkan minum.
Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk diisap

sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau pisang.
Tetap bersama pasien sampai obat ditelan.
Catat tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang diberikan, setiap
keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk, catat secara jelas

dan tulis tanda tangan anda dengan jelas.


Kemudian semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci tangan.

Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit sewaktu
pemberian.
2.7 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat melalui oral.

a. Pemberiannya obatnya adalah melalui mulut.


b. Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis dalam memberikannya.
c. Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, contohnya adalah : obat yang bersifat
merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin,
insulin dan oksitoksin).
d. Pemberian obat oral ini dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat
e.

kerjanya.
Dapat juga untuk mencapai efek lokal yang diinginkan dan dikehendaki contohnya adalah :

obat cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus (pemeriksaan diagnostik).
f. Baik sekali untuk mengobati infeksi usus
g. Bentuk sediaan oral diantaranya yaitu : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan. -

Sop pemberian obat oral


A. Tahap Persiapan
1.

Persiapan Alat
Meja baki berisi :

Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya

Gelas obat

Sendok

Gelas ukuran (jika diperlukan)

Air minum pada tempatnya

Lap makan atau tissue

Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)

Spuit steril

Kartu atau buku berisi rencana pengobatan

Kalau perlu kartu obat berisi

1.

Nama pasien

2.

Nomor tempat tidur

3.

Dosis obat

4.

Jadwal pemberian obat

2.

Persiapan Klien

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan dan waktu
pemberian obat

Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar

3.

Persiapan Lingkungan

Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien

Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja

B.

Tahap Pelaksanaan
1.
2.

Cuci tangan dan pakai handscoone (sarung tangan)


Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya

program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
5.

diperlukan)
Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga

kebersihan obat).
1.
Tablet atau kapsul
a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis
c)

yang diperlukan.
Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan
martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan
bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab

2.
a)

dapat mempengaruhi daya kerjanya.


Obat dalam bentuk cair
Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang

obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.


b) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada
tutup botol bagian dalam.

c)

Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat
kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat,

sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.


d) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
e) Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup
botol.
f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril
untuk mengambilnya dari botol.
6.

Untuk obat yang sangat asam misalnya aspirin tawarkan makanan kecil tanpa lemak,

misal biskuit.
7. Temani klien sampai semua obat ditelan. Apabila anda ragu apakah obat telah ditelan
minta klien membuka mulutnya.
8. Setelah selesai pasien dirapikan dan bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
9. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ketempatnya
10. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang tepat untuk
pemberian obat selanjutnya.
C.

Tahap Akhir
1.

Evaluasi perasaan klien : kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan.

2.

Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.

3.

Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat

4.

Cuci tangan

BAB II
I
PENUTUP
Kesimpulan
Pemberian obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan
cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari
dokter.
Tujuan dari pengobatan via oral antara lain mencegah, mengobati dan mengurangi rasa
sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat, dan menghindari pemberian obat yang
menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Sedangkan hal yang harus diperhatikan meliputi indikasi, kontraindikasi, penggunaan
prinsip 6 benar, jenis obat, serta memastikan bahwa pasien benar-benar meminum obat
tersebut

DAFTAR PUSTAKA
\
http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/sop-pemberian-obat-secara-oraldewasa.html
http://portgas911.blogspot.com/2014/03/makalah-pemberian-obat-secaraoral_11.html#sthash.pUA5Zibk.dpuf

Anda mungkin juga menyukai