Disusun oleh:
1. Dinda Indah Noviany H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang patient safety pada pemberian obat oral baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu SIti
Aminah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita patient safety di rumah. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat
BAB I
PENDAHULUAN
1 .LATAR BELAKANG
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut
Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: The failure of a planned
action to be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a wrong plan to
achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis didefinisikan sebagai:
suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti
yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai
suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa
berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang penting dalam sebuah
rumah sakit, maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit di Indonesia. Di dalam makalah ini akan
membahas tentang patient safety pada pemberian obat oral . Standar keselamatan pasien
rumah sakit yang saat ini digunakan mengacu pada Hospital Patient Safety Standards
yang dikeluarkan oleh Join Commision on Accreditation of Health Organization di Illinois
pada tahun 2002 yang kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia.
Penilaian keselamatan yang dipakai Indonesia saat ini dilakukan dengan menggunakan
instrumen Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh KARS. Departemen Kesehatan
RI telah menerbitkan Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
edisi kedua pada tahun 2008 yang terdiri dari dari 7 standar, yakni:
1. Hak pasien
2. Mendididik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Untuk mencapai ke tujuh standar di atas Panduan Nasional tersebut menganjurkan Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
BAB II
PEMBAHASAN
2.
3.
b. Obat dalam bentuk cair di tuangkan menjauhi sisi table, sejajar dengan mata pada
permukaan datar. Sebelum mengembalikan obat kedalam almari atau lemari es, perawat
harus mengusap bibir botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label.
c. Tablet dan kapsul di keluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada mangkok
yang dialasi kertas untuk diberikan pada pasien. Kapsul dan tablet tidak boleh di peggang.
(pagliaro. Pagliaro, 1986, Pharmacologic Aspects Of Nursing, The Cv Mosby Co,St Louis)
2.4 Persiapan tempat pemberian obat melalui oral.
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
2.5 Pesiapan pasien dalam pemberian obat melalui oral
a. Menjelaskan tujuan pemberian
b. Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
Baki berisi obat- obatan atau kereta sorong obat- obat (tergantung sarana yang ada)
Kartu rencana pengobatan
Cangkir disposable untuk tempat obat
Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan).
Tahap kerja :
muntah, akan dilakuakn penghisapan caiaran lambung, atau tidak boleh makan/ minum).
Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian). Bila ada keragu- raguan laporkan ke perawat jaga atau dokter.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (Baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak
e.
pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien dianjurkan minum.
Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk diisap
sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau pisang.
Tetap bersama pasien sampai obat ditelan.
Catat tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang diberikan, setiap
keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk, catat secara jelas
Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit sewaktu
pemberian.
2.7 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat melalui oral.
kerjanya.
Dapat juga untuk mencapai efek lokal yang diinginkan dan dikehendaki contohnya adalah :
obat cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus (pemeriksaan diagnostik).
f. Baik sekali untuk mengobati infeksi usus
g. Bentuk sediaan oral diantaranya yaitu : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan. -
Persiapan Alat
Meja baki berisi :
Gelas obat
Sendok
Spuit steril
1.
Nama pasien
2.
3.
Dosis obat
4.
2.
Persiapan Klien
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan dan waktu
pemberian obat
3.
Persiapan Lingkungan
B.
Tahap Pelaksanaan
1.
2.
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
5.
diperlukan)
Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga
kebersihan obat).
1.
Tablet atau kapsul
a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis
c)
yang diperlukan.
Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan
martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan
bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab
2.
a)
c)
Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat
kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat,
Untuk obat yang sangat asam misalnya aspirin tawarkan makanan kecil tanpa lemak,
misal biskuit.
7. Temani klien sampai semua obat ditelan. Apabila anda ragu apakah obat telah ditelan
minta klien membuka mulutnya.
8. Setelah selesai pasien dirapikan dan bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
9. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ketempatnya
10. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang tepat untuk
pemberian obat selanjutnya.
C.
Tahap Akhir
1.
Evaluasi perasaan klien : kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan.
2.
3.
Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat
4.
Cuci tangan
BAB II
I
PENUTUP
Kesimpulan
Pemberian obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan
cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari
dokter.
Tujuan dari pengobatan via oral antara lain mencegah, mengobati dan mengurangi rasa
sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat, dan menghindari pemberian obat yang
menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Sedangkan hal yang harus diperhatikan meliputi indikasi, kontraindikasi, penggunaan
prinsip 6 benar, jenis obat, serta memastikan bahwa pasien benar-benar meminum obat
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
\
http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/sop-pemberian-obat-secara-oraldewasa.html
http://portgas911.blogspot.com/2014/03/makalah-pemberian-obat-secaraoral_11.html#sthash.pUA5Zibk.dpuf