Anda di halaman 1dari 8

1. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin dan riwayat lamanya penggunaan obat Ny.

Melita
terhadap keadaan yang dialaminya ?
secara umun utk menentukan prognosis, faktor risiko,epidemiologi dan etiologi.

Usia

Jenis kelamin

Usia 55 th,
Female.
memliki faktor risiko terjadi Wanita dg umur 55 th,
sindroma metabolik/peny.
memiliki proporsi tubuh
Generatif terutama DM tipe
yang tidak proposional,
2.
pada wanita cenderung
mengalami obesitas dan
Epidemiologi DM tertinggi
lemak
visceral
yang
terjadi pada usia geriatri >50
menonjol (akibat dari
th.
hormon estrogen) tjd
Prognosis pada Usia tsb
resistensi insulin tubuh
berisiko tinggi (bonam).
meningkatkan
jumlah
sekresi
insulin

hiperglikemia (gula darah


sewaktu >200 mg/dl.

Lama penggunaan obat


Penggunaan obat glibenklamid
10 th,
Obat
glibenklamid
merupakan obat DMT 2,
utk menyekresi insulin.
Akan tetapi memiliki efek
samping hipoglikemia.
Krn umur 55th, female, dam
penggunaan obat jangka
panjang serta tidak makan
mengakibat
terjadi
hipoglikemi yang tidak
disadari.
Mekanisme merangsang
channel K yang tergantung
pada ATP dari sel beta
pankreas. Bila sulfonilurea
terikat pada reseptor (SUR)
channel tersebut maka
akan terjadi penutupan.
Keadaan
ini
akan
menyebabkan
terjadinya
penurunan permeabilitas K
pada membran sel beta,
terjadi
depolarisasi
membran dan membuka
channel Ca tergantung
voltase, dan menyebabkan
meningkatan Ca intrasel.
Ion Ca akan terikat pada
Calmodulin,
dan
menyebabkan eksositosis
granul yang mengandung
insulin.

2. Mengapa Ny. Mellita tidak sadar 2 jam yang lalu ? ada hubungannya dengan DM yang
dideritanya 10 tahun dan obat glibenklamid yang dikonsumsinya ?
karena kesalahan dokter yang kurang edukasi ketidaksesuaian dg kebutuhan pasien
dan gaya hidup dosis insulin berlebhinan (hipoglikemia) yang tidak disadai
kurangnya suplai dan kadar glukosa ke Otak (SSP) mengakibatkan terjadinya kehilangan
kesadaran memicu terjadi pemecahan badan keton, lemak dan protein sehingga darah
menyuplai badan keton ke otak hilang kesadaran.
Hubungannya ada, karena Ny. Mellita yang DM tipe 2 terjadi hiperglikemia krn
tubuh mengatasi resistensi insulin dg meningkatkan jumlah sekresi insulin

tatalaksana pemeberian obat glibenklamid dan tidak ada intake makanan


menyebabkan hipoglikemia pada Ny. Mellita.
Efek obat glibenklamid hipoglikemia merangsang channel K yang tergantung
pada ATP dari sel beta pankreas. Bila sulfonilurea terikat pada reseptor (SUR) channel
tersebut maka akan terjadi penutupan. Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya
penurunan permeabilitas K pada membran sel beta, terjadi depolarisasi membran dan
membuka channel Ca tergantung voltase, dan menyebabkan meningkatan Ca intrasel.
Ion Ca akan terikat pada Calmodulin, dan menyebabkan eksositosis granul yang
mengandung insulin.
3. Mengapa 3 hr belakangan Ny. Mellita mengalami mual-mual, tidak mau makan akan tetapi
dia tetap mengonsumsi obat glibenklamid ? adakah hubungannya antara kedua tsb ?
karena efek dari hipoglikemia yang tidak disadari menaun kurangnya kadar glukosa di
otak (hipotalamus) jalur simpatis penurunan epinefrin dan penurunan aktifitas saraf
simpatif vasokontriksi pada usus mual-mual dan penurunan rangsangan nafsu makan.
Hubungannya ada, karena mual-mual dan kurangnya intake makanan
mengakibatkan resistensi insulin ditambahn hipoglikemia yang tidak disadari
disertai dg riwayat lamanya minum obat sulfonilurea (yang banyak digunakan di
indonesia sejak 1950) yang memeri efek hipoglikemia shg terjadinya hipoglikemia
berat (akute).
4. Mengapa sejak siang td Ny. Mellita berkeringat dingin, gemetar dan tidak sadar ?
Pada pasien diabetes yang masih relatif baru, keluhan dari gejalayatg terkait dengan
gangguan sistim saraf otonomik seperti palpitasi, tremor, atau berkeringat lebih
menonjol dan biasanya mendahului keluhan dan gejala disfungsi serebral yang
disebabkan oleh neroglikopeni, seperti gangguan konsentrasi atau koma. Sakit kepala
dan mual mungkin bukan merupakan keluhan malaise yang khas.


5. Apa indikasi dari obat glibenkalmid dan kenapa 1x1 ?
IndikasiDM tipe 2.
Waktu paruh lama jika dikonsumsi jangka panjang (12-20jam) 1 x 1 hari.

6. Bagaiman interpretasi dari pemerikasan fisik dan gulah darah sewaktu Ny. Mellita ?
Komaa
TD 140/90 (hipertensi) Salah satu efek dari peningkatan sistem simpatik cardiac
outpun meningkat sistolik meningkat
Reflek cahaya (+) pasien masih hidup.
Pupil Isokor belum terjadi kerusakan otak.
GDs Ny. Kodem rendah (30 mg/dl) syok hipoglikemi terjadi

7. Mengapa Dokter segera membei Infus Dextrose 10% dan menyuntikkan glukosa 40% IV scr
pelan ?
Dextrose 10 dan Glukosa 40 i.v pelan-pelan mengembalikan kadar GD 120
g/dl.
Pelan-pelan agar tidak terjadi syok karena penarikan air yang tiba-tiba.

8. Bagaimana hubungan DM terhadap glukosa darah Ny. Mellita yang rendah ?


*udah disampai kan diatas
9. Bagiamana hubungan konsumsi obat glibenklamid dan tidak mau makan terhadap kadar
gula darah sangat rendah sehinggan Ny. Mellita kehilangan kesadarannya ?
*udah disampai kan diatas
10. Mengapa setelah 30 menit kemudian dokter mengulangi pemberian glukosa dan merujuk ke
RSUP M.Djamil ?
Diberi lagi jika kadar gula darah belum 120 mg/dl.
Dirujuk karena syok hipoglikemi dan telah komplikasi ke gagal ginjal.
11. Mengapa 4 jam kemudian Ny. Mellita sadar dan gula darah mencapai 120 mg/dl ?
berarti gula darahnya mulai normal
12. Bagaiman interpretasi ureum dan kreatinin Ny. Mellita ?

Batas normal ureum : 20 40 mg/dl


Batas normal kreatinin : 0,5 1,5 mg/dl

13. Mengapa K.U bisa menyebabkan komplikasi ke ginjal ?

14. Mengapa Dokter memperintahkan Ny. Mellita patuh berobat, diet ketat dan mencegah
progresifitas penyakit ginjalnya ?

15. Apa saja langkah pencegahan progresifitas penyakiy ginjal ?

Prinsip umum manajemen nefropati diabetik nyata :


1. Manajemen Utama (esensi)
a. Pengendalian hipertensi
1) Diet rendah garam (DRG)
Diet rendah garam (DRG) kurang dari 5 gram per hari
penting untuk mencegah retensi Na+ (sembab dan
hipertensi) dan meningkatkan efektivitas obat antihipertensi
yang lebih proten.
2) Obat antihipertensi
Pemberian antihipertensi pada diabetes mellitus merupakan
permasalahan tersendiri. Bila sudah terdapat nefropati
diabetik disertai penurunan faal ginjal, permasalahan lebih
rumit lagi.
Beberapa

permasalahan

yang

harus

dikaji

sebelum

pemilihan obat antihipertensi antara lain :


a) Efek samping misal efek metabolik
b) Status sistem kardiovaskuler.
Miokard iskemi/infark
Bencana serebrovaskuler
c) Penyesuaian takaran bila sudah terdapat insufisiensi
ginjal.
b. Antiproteinuria
1) Diet rendah protein (DRP)
DRP (0,6-0,8 gram per kg BB per hari) sangat penting
untuk mencegah progresivitas penurunan faal ginjal.
2) Obat antihipertensi
Semua obat antihipertensi dapat menurunkan tekanan darah
sistemik, tetapi tidak semua obat antihipertensi mempunyai
potensi untuk mengurangi ekskresi proteinuria.
a) Penghambat EAC

12

Banyak laporan uji klinis memperlihatkan penghambat


EAC paling efektif untuk mengurangi albuminuria
dibandingkan dengan obat antihipertensi lainnya.
b) Antagonis kalsium
Laporan studi meta-analysis memperlihatkan antagonis
kalsium golongan nifedipine kurang efektif sebagai
antiproteinuric agent pada nefropati diabetik dan
nefropati non-diabetik.
c) Kombinasi penghambat EAC dan antagonis kalsium
non dihydropyridine.
Penelitian invitro dan invivo pada nefropati diabetik
(DMT) kombinasi penghambar EAC dan antagonis
kalsium non dihydropyridine mempunyai efek.
3) Optimalisasi terapi hiperglikemia
Keadaan hiperglikemi harus segera dikendalikan menjadi
normoglikemia dengan parameter HbA1c dengan insulin
atau obat antidiabetik oral (OADO).
2. Managemen Substitusi
Program managemen substitusi tergantung dari kompliaksi kronis
lainnya yang berhubungan dengan penyakit makroangiopati dan
mikroangiopati lainnya.
a) Retinopati diabetik


Terapi fotokoagulasi

b) Penyakit sistem kardiovaskuler




Penyakit jantung kongestif

Penyakit jantung iskemik/infark

c) Bencana serebrovaskuler


Stroke emboli/hemoragik

d) Pengendalian hiperlipidemia
Dianjrkan golongan sinvastatin karena dapat mengurangi
konsentrasi kolesterol-LDL.

13

C. Nefropati diabetik tahap akhir (End Stage diabetic nephropathy)


Gagal ginjal termasuk (GGT) diabetik
Saat dimulai (inisiasi) program terapi pengganti ginjal sedikit berlainan
pada GGT diabetik dan GGT non-diabetik karena faktor indeks komorbiditas. Pemilihan macam terapi pengganti ginjal yang bersifat
individual tergantung dari umur, penyakit penyertaa dan faktor indeks
ko-morbiditas.

14

Anda mungkin juga menyukai