(UROLITIASIS)
Oleh :
KELOMPOK A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Yunita Agustini
Ririn Sukma Wardani
Nur Ajizah
Randy Repodesalta
Riadussolihin
Ngakan Gede Nugraha
A. A. Istri Sukmaningsih
Maria Paulina Nahak
Aprillino Barnes
(09130034)
(09130035)
(09130039)
(09130042)
(09130050)
(09130076)
(09130077)
(09130086)
(09130089)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Batu Ginjal dapat
terselesaikan. Makalah ini saya susun berdasarkan beberapa sumber dari buku dan internet.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk melengkapi nilai tugas akhir
semester pendek. Selain itu makalah ini saya susun dengan harapan dapat memberikan
manfaat untuk pembaca dalam memahami definisi, penyeba, tanda gejala dan
penatalaksanaan medis pada pasien dengan Batu Ginjal.
Tak ada gading yang tak retak Begitu pula dengan makalah yang saya susun ini
masih jauh dari kesempurnaan.. Oleh sebab itu saya harapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, terutama bagi Mahasiswa Keperawatan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
B. Penyebab
D. Penatalaksanaan Medis
E. Patofisiologi 7
F. Pathway
G. Masalah Keperawatan 10
BAB III KASUS
A. Kasus
12
B. Pengkajian
16
C. Analisa Data 21
D. Prioritas Diagnosa
22
E. Perencanaan 23
F. Implementasi dan Evaluasi
27
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
31
B. Saran
31
Daftar Pustaka
32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak
zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi.
Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks
ginjal, pielum, ureter, kandung kemih dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal
kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih
bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu kandung kemih (VU) karena
hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69)
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di
negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status
gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 112 % penduduk menderita batu saluran kemih.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
2. Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
meliputi: definisi batu ginjal , penyebab batu ginjal , tanda dan gejala batu ginjal ,
patofisiologi batu ginjal dan masalah yang biasa muncul pada klien dengan batu ginjal .
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi asuhan pada klien dengan batu ginjal meliputi
pengkajian, analisa data, prioritas diagnose, rencana keperawatan dan evaluasi.
c. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan peda klien dengan batu ginjal meliputi
pengkajian, analisa data, prioritas diagnose, rencana keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69)
Batu ginjal atau kalkulus adalah batu yang terdapat di saluran kemih, batu yang sering
dijumpai tersusun dari Kristal-kristal kalsium (Elizabeth J. Corwin, 2009). Batu ginjal atau
kalkulus adalah bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca2+ dan fosfat Ca2+, namun
asam urat dan Kristal juga pembentuk batu dalam saluran kemih, batu ini umumnya
ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal (Marilynn E. Doenges dkk, 1999)
B. Penyebab
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik).
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran
kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik, meliputi:
1. Herediter
2. Umur
3. Jenis kelamin : jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air
: diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
5. Pekerjaan
: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu
kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium
oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium dengan oksalat. . (Purnomo, 2000)
Teori pembentukan batu : (Mansjoer, dkk; 2000)
a.
Teori inti (nucleus) : Kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada
urin yang sudah mengalami supersaturasi.
b. Teori matriks : matriks organic yang berasal dari serum atau protein-protein urin memberikan
kemungkinan pengendapan kristal.
c.
a.
Hiperkalsiuria absorptif : gangguan absobsi usus yang beerlebihan juga pengaruh vitamin D
dan hiperparatiroid.
a.
c.
Dehidrasi kronis
Nyeri. Sering bersifat kolik atau ritmik, terutama bila batu terletak di ureter atau dibawah.
Nyeri dapat terjadi secara hebat tergantung dari lokasi letak batu
Hematuria. Disebabkan oleh iritasi dan cidera struktur ginjal yang disertai batu
terjadi obstruksi aliran pengenceran urin karena kemampuan ginjal memekatkan urin
terganggu oleh pembengkakan yang terjadi disekitar kapiler peritubulus
(Marilynn E. Doenges dkk, 1999)
a.
b. Sirkulasi : peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, kulit hangat dan kemerahan , pucat
c.
Eliminasi : riwayat ISK kronis, obstruksi sebelum kalkulus, penurunan haluaran urin,
kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih meningkat, diare, oliguria,
hematuria, piuria, perubahan pola berkemih
d. Makanan dan cairan : mual muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi piurin, kalsium oksalat
dan fosfat, ketidakcukupan pemasukan cairan, kurang nya minum yang cukup, distensi
abdominal, penurunan bising usus.
e.
Nyeri : akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi batu, perilaku distraksi,
nyeri tekan pada ginjal saat di palpasi
f.
D. Penatalaksanaan Medis
(Elizabeth J. Corwin, 2009)
a. peningkatan asupan cairan meningkatkan aliran urin dan membantu mendorong adanya batu
b. modifikasi makanan yang dapat mengurangi kadar pembentuk batu bila kadungan batu
teridentifikasi
c. ubah pH urin sedemikian untuk meningkatkan pemecahan batu
d. litotripsi (terapi gelombang kejut) ekstrakorporeal/ di luar tubuh atau terapi laser yang
digunakan untuk memecah batu
e. Bila diperlukan lakukan tindakan bedah untuk mengangkat batu yang besar atau untuk
meningkatkan setelah disekitar batu untuk mengatasi obstruksi
E. Fatofisiologi
Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urin (misalnya batu kalsium bikarbonat)
atau penurunan ph Urin (batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang
tinggi didalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau konsumsi obat tertentu, juga dapat
merangsang pembentukan batu sehingga menghambat aliran urin dan menyebabkan stasis
atau tidak ada pergerakan urin dibagian manapun dari saluran kemih sehingga terjadi
kemungkinan pembentukan batu (Elizabeth J. Corwin, 2009)
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran
kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau
keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan
hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat
menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen
(gagal ginjal). (Price & Wilson , 1995)
Gagal Ginjal
F. Pathway
Dx Nyeri akut
Herediter :
-Lingkungan
-Pekerjaan
-Diet tinggi kalsium
-Jumlah minum
Tinggal di pelvis
obstruksi
Membentuk batu
Batu kecil
Lolos kedalam ureter melalui urin
kristalisasi
Kelainan biokimia urine
Batu besar
Super saturasi
Inhibitor Kristal pH urin
Meningkatnya zat Ca, Mg, F, dan ginjal
Komplikasi :
-Gangguan eliminasi urin
-gagal ginjal akut maupun kronis
pielonefritis
uremia
Infeksi /UTI
uritritis
Panas/nyeri
Refluk urin
Hidronefrosis
Retensi urin
mengiritasi
Gagal ginjal
Perforasi ginjal
Dx Gangguan eliminasi urin
Hematuria
Dx Penurunan Volume cairan
perdarahan
Ureum meningkat
Dx Intoleransi aktivitas
Dx Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penurunan BB
pH urin
G. Masalah keperawatan
(Marilynn E. Doenges, dkk., 1999 dan Judith M. Wilkinson, 2002) )
1.
nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan kontraksi ureteral,
lewatnya batu
Kolaborasi dengan tenaga laboratorium untuk memeriksa urin ( catat adanya keluaran batu
untuk dianalisa
Rasional : untuk mengidentifikasi tipe batu dan menentukan pilihan terapi yang akan
5)
3.
digunakan
Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat (asetazolamid /diamox, alupurinol,
antibiotic, pemberian natrium dan kalium
Rasional : untuk membantu kestabilan retensi urin secara farmakologi
Resiko Kekurangan volume cairan b/d mual muntah, dieresis pascaobstruksi
Intervensi :
1)
kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : untuk mengetahui keseimbangan input-output pasien
2)
kaji KU pasien (mukosa bibir,torgor kulit)
Rasional
: untuk mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi sehingga dapat
Rasional
Hasil
Normal
Satuan
Hb
13,5
12,0-18,0
g/ dl.
Ht
42
37-52
Leukosit
6.300
4.800-10.800
/ l
Trombosit
368.000
150.000-450.000
/ l
Masa protombin
12,7
11-17
dtk
APTT
32,6
30-40
dtk
Protein total
7,3
6-8
g/dl
Albumen
3,9
3,5-5
g/dl
Globulin
3,4
1,5-3,5
g/dl
Fosfatase alkali
125
35-135
/L
SGOT
19
10-36
/L
SGPT
20
10-45
/L
Gamma GT
26
7-40
/L
Trigliserida
67
< 150
mg/dl
HDL kolesterol
50
> 40
mg/dl
LDL kolesterol
139
< 120
mg/dl
Natrium
136
145-147
mmol/L
Hemostatis rutin
Kimia
Protein total:
Kalium
4,0
3,5-5,5
mmol/L
Klorida
99
94-111
mmol/L
Asam urat
4,6
P: 3,4-7,0
mmol/L
W: 2,4-5,7
Sero imunologi
PSA
6,5
< 4,0
ng/ml
g/dl.
Urinalisa
Urin lemgkap:
Warna
: keruh
Kekeruhan
: Keruh
1.030
1.005-1.500
pH
5,0
5,0-8,0
Protein
++
Negatif
Glukosa
Negatif
Negatif
Keton
Negatif
Negatif
Darah
+++
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Urobilinogen
3,2
3,2-166
Nitrit
Negatif
Negatif
Sel ephitel
Positif
Leukosit
25-30
0-5
/LPB
Erytrosit
> 100
0-1
/LPB
Silinder
Negatif
Negatif
mmol/L
Mikroskopik
Sedimen :
Kristal
Negatif
positif
Bakteri
++
positif
Masa protombin
14,7 dtk
APTT
38,4 dtk
Kimia:
Ureum
56
10-50
mg/dl
Kreatinin
1,3
0,6-1,2
mg/dl
B. Pengkajian keperawatan
Nama Perawat
: Perawat B
Tanggal Pengkajian : 2 Agustus 2012
Jam Pengkajian
: 08.00 wib
1. Biodata :
Identitas Klien
Nama
: Tn. K
Umur
: 58 tahun
Alamat
: Jl. Kapas No.7 Blok A Sleman
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status perkawinan
: sudah kawin
Suku
: Jawa
Tanggal MRS : 2 Agustus 2012
Diagnosa masuk : Gagal ginjal Akut
Penanggung Jawab
Nama
: Ny.I
Umur
: 33 tahun
Alamat
: Jl. Kapas No.7 Blok A Sleman
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Hubungan dengan klien
: Istri
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada bagian punggung.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke RS dengan keluhan merasa nyeri pada punggung. Nyeri dirasakan saat klien
melakukan aktivitas yang berat dengan lama 5-10 menit setiap melakukan aktivitas berat,
pasien juga mengatakan bahwa saat BAK terasa sangat nyeri seperti tertusuk-tusuk dan
terbakar sehingga pasien merasa takut untuk melakukan BAK.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti DM dan hipertensi.
4. Genogram
Ket :
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Meninggal
: Tinggal dalam satu rumah
5. Basic Promoting physiology of Health
1. Aktivitas dan latihan
Klien mengatakan sebelum sakit klien dapat melakukan aktifitas yang berat. setelah sakit
klien tidak pernah melakukan aktivas yang berat karena aktivitas yang berat membuat rasa
nyeri pada punggungnya.
2. Tidur dan istirahat
Klien mangatakan sebelum sakit klien tidur 7jam/hari, setelah sakit klien kurang tidur karena
sering merasa nyeri saat ingin BAK pada saat istirahat.
3. Kenyamanan dan nyeri
P : Saat ingin BAK
Q :Seperti tertusuk-tusuk dan terbakar
R : nyeri dirasakan dibagian punggung
S :7
T :.5-10 menit setiap melakukan aktivitas berat
4. Nutrisi
BB : 55kg, TB : 170cm, LiLa :12
A : antropometri,IMT : BB/(TB)2 = 55 kg/(1,7)2 = 19,0
B : Biokimia. Hb = 13gr/dl.
C : Klinik : Klien tidak nampak pucat dan lemah dan tidak mengalami penurunan BB.
D : Diet klien mengatakan dalam sehari makan 3x/hari
5. Cairan, elektrolit dan asam basa.
Dalam sehari klien minum 5gelas/hari 1 glass = 200cc.
Minum 5 gelas/hari=5x200=1000ml
Infus 500cc/8jam=3x500=1500ml
Air metabolisme 5/kg BB/hari=5x55=275ml
Input=1000+1500+275=2775ml
Urin=8x300=2400ml/hari
Feses=100ml/hari
IWL=15/kg/hari=15x50=750ml
IWL=IWL+200(suhu sekarang-370C)=750+200(37,5-37)=850
Output=2400+100+850= 3350
BC
=Input-Output
=2775-3350
=-575ml
pH
=7,36
6. Oksigenasi
klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, suhu : 37,50C , RR : 24 x/mnt.
7. Eliminasi fekal/bowel
BAB klien dilakukan dengan normal, warna kuning kecoklatan, bau khas feses, dan tidak
terdapat darah dalam feses.
8. Eliminasi urin
Klien BAK sehari sebanyak 8x sehari dengan sekali BAK sebanyak 300ml, warna urin
kuning jernih, berbau khas urin dan tidak ada darah dalam urin.
9. Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak menggunakan alat bantu kacamata dan klien juga tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Compos Mentis
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Pemeriksaan ekstremitas
Tidak terjadi pembengkakan pada ekstremitas klien dan tidak ada tanda kelemahan otot.
a. Atas : Kekuatan otot
Capilary refil 1detik
Akral : hangat
b. Bawah : Kekuatan otot
Capilary refil 1detik
Akral : hangat
C. Analisa Data
Nama klien : Tn.K
No.Register : 12012011
Umur : 58 Tahun
Ruang rawat : -
No.
1.
Data focus
DS : klien mengatakan nyeri saat berkemih
DO :
TD : 130/90 mmHg
RR : 24x/mnt
Suhu : 37,5 0C
Muka klien tampak meringis menahan sakit
P : Nyeri dirasakan saat klien melakukan aktivitas berat dan
Etiologi
Agen injuri biologis
Nyeri a
Peruba
urine
saat BAK
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk dan terbakar
R : nyeri dirasakan klien di daerah punggung bagian belakang
S : skala nyeri 7
T : nyeri dirasakan selama 5-10 mnt
2.
DS :
Klien mengatakan merasakan nyeri saat BAK sehinnga merasa
takut untuk melakukan BAK
Pasien mengatakan saat BAK urin yang dikeluarkan hanya
sedikit
peradangan.
DO :
3.
Resiko
cairan
cairan
air putih
Pasien mengatakan sering mengalami mual muntah
pasien mengatakan sejak sakit pasien sering merasa haus
DO :
Mukosa bibir pasien tampak kering
Kulit pasien terlihat pucat dan lemah
Turgor kulit tidak elastic
Nadi : 90x/mnt
RR :24x/mnt
TD : 130/90 mmHg
Suhu : 37,5 0C
Ht ; 42. Warna urin keruh, dengan tingkat kekeruhan keruh,
Kristaloid (+), bakteri (+)
D. Prioritas Diagnosa
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis ditandai dengan
2. Perubahan pola eliminasi urin b.d stimulasi kandung kemih
3. Resiko kekurangan volume cairan b.d mual muntah dan asupan
E. RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.K
No.Register : 12012011
Umur : 58 Tahun
Ruang rawat : -
No
Diagnosa
keperawatan
Nyeri akut b.d
Intervensi
1. kaji TTV
Rasion
1. Untuk mengetah
agen injuri
biologis
intensitasnya
2. untuk menentuka
3. Ajarkan
skala,lokasi,dan
hasil :
nyeri
dalam,imajinasi)
berkemih
Q : saat berkemih pasien
latihan
umum pasien
napas3. Mengalihkan pe
nyeri, meningkat
berlangsung lam
indikasi
analgetik
membunuh bakte
infeksi
5. dapat membantu
menentukan obat
berkurang menjadi 3
T:-
untuk menghilan
Perubahan pola
(nafas dalam )
Setelah dilakukan tindakan1. Awasi asupan dan haluaran,
1. untuk mengeta
eliminasi urin
b.d stimulasi
2.
kandung kemih
secara
keseimbangan in
oleh batu,
criteria hasil :
iritasi ginjal
dan ureter,
obstruksi
cairan.
- warna urin klien kembali
4. kolaborasi dengan dokter untuk
normal (kuning)
pemberian obat sesuai indikasi:
mekanik dan
peradangan.
normal
untuk
3. untuk mengh
kekurangan caira
4.
- Meningkatkan p
- Asetazolamid (Diamox),
(alkalinitas) untu
Alupurinol (Ziloprim)
- menurunkan pe
asam.
Hidroklorotiazid
Hidroiuril),
(Higroton)
-pembentukan ba
- Menurunkan pe
-
-Menurunkan pro
urat.
ISK
-Mengganti kehi
Antibiotika
pembuangan bik
-
Natrium bikarbonat
alkalinisasi urine
mencegah pemeb
-
Asam askorbat
-Mengasamkan u
mencegah berula
pembentukan bat
-Mungkin diperlu
membantu kelan
urine.
-Mengubah pH u
membantu pelaru
mencegah pembe
3.
Resiko
selanjutnya.
1. untuk memban
kekurangan
memperkirakan k
volume cairan
klien
b.d mual
kekurangan cairan
2. kehilangan cai
muntah dan
muntah dengan KH :
menyebabkan ga
hipovolemik
lembab
- Turgor kulit klien kembali
pengobatan
3. fase diuretic d
fase oliguria, wa
asupan cairan
elastic
- Pasien tidak tampak lemah
- Input dan output klien
noktural
4. suhu lingkung
seimbang
mempengaruhi k
cairan
No.Register : 12012011
Umur : 58 Tahun
Ruang rawat : -
No.
1.
Tgl
2- 08-2012
Jam
Implementasi
09.00
1. mengkaji TTV
Evaluasi
S:
klien mengatakan nyeri pada
TD : 130/90 mmHg
RR : 24x/mnt
Suhu : 37,5 0C
berkemih
O:
TD : 130/90 mmHg
RR : 24x/mnt
Suhu : 37,5 0C
P : Nyeri dirasakan saat klien
BAK
Q : nyeri seperti tertusuk-tusu
dan terbakar
R : nyeri dirasakan klien di d
punggung bagian belakang
S : skala nyeri 7
bagian belakang
S : skala nyeri 7
3. mengajarkan
1A/12jam.
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3
napas dalam,imajinasi)
S:O : klien nampak mengikuti arahan perawat.
4.
mengkolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian antibiotic
S:O : pasien nampak minum obat yang diberikan.
5. Mengkoalaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik sesuai indikasi
S :2.
2- 08-2012
09.00
O :cetorolac 1A/12jam
1. mengawasi asupan dan haluaran,
S:
klien mengatakan saat berkem
merasa nyeri
O:
BC = input-output
= 2775-3350
BC = input-output
= -575ml
= 2775-3350
= -575ml
Hidroklorotiazid
Klortalidon
(Esidrix,
(Higroton),
2- 08-2012
09.00
S:
: klien mengatakan minum ai
dengan akurat
O : BC = input-output = 2775-3350=-575
BC = input-output = 2775-33
kekurangan cairan
S :-
O:
A:
Tujuan belum tercapai.
P:
tidak elastic
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69)
Dari pengkajian yang dilakukan pada Tn.K maka diagnosa keperawatan yang muncul
adalah:
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis ditandai dengan
2. Perubahan pola eliminasi urin b.d stimulasi kandung kemih
3. Resiko kekurangan volume cairan b.d mual muntah dan asupan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang macam-macam
penyakit dan juga meningkatkan kemampuan dalam pembuatan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Batu ginjal.
2. Bagi perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan serta pengetahuannya sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang
optimal terkhususnya pada pasien dengan penyakit batu ginjal.
3. Bagi Dunia keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus diperbaiki kekurangannya sehingga dapat
menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan
untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
Daftar Pustaka
Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta
Mansjoer,A.,Soprohaita.,Wardani,W.I.,Setiowulan,W.,2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media
Aesculapius.Jakarta
Smeltzer.C Suzannae, Bare.G Breda.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8.Jakarta.EGC
Santosa,Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta.Prima Medika