Anda di halaman 1dari 28

28

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian.
Pada bab ini, penulis menguraikan data dari berbagi sumber antara lain:
wawancara dengan klien, pengkajian fisik, dan observasi yang dilakukan pada Ny.F
di ruang cempaka II, kamar II Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto
Jakarta mulai tanggal 14 sampai dengan 16 juli 2009 pukul 17.00 WIB data yang
didapat sebagai berikut:
1. Identitas pasien.
Nama klien Ny. F, umur 30 thn, pendidikan DIII Tatalaksana ,
pekerjaan ibu rumah tangga, suku bangsa Palembang, agama Islam, nama
suami Tn. M, umur 29 Thn, pendidikan SLTA, pekerjaan Polisi, Suku bangsa
Jawa, agama Islam, alamat Aspol Jati Ranggan Bekasi. Status perkawinan
menikah satu kali, lama perkawinan 1 thn 6 bulan klien masuk Rumah Sakit
Kepolisian Pusat Jakarta di Ruangan Cempaka II pada tanggal 13 Juli 2009
dengan diagnosa kista ovarium.

29

2. Riwayat keperawatan.
a. Riwayat keperawatan sekarang.
Klien mengatakan nyeri diluka operasinya, klien mengatakan saat
bergerak miring kanan kiri selalu nyeri seperti ditusuk-tusuk, Klien
mengatakan dia tidak mengerti tentang penyakitnya, klien mengatakan
badan lemah,klien mengatakan sulit untuk bergerak miring kanan kiri,
klien mengatakan infus dan kateter belum diganti, klien mengatakan
didaerah perineum lengket dan basah,klien mengatakan tidak nyaman
memakai kateter, klien mengatakan kapan balutannya diganti.
b. Riwayat menstruasi.
Klien menarche pada umur 15 tahun, siklus haid teratur, lama
haid 7 hari, diperkirakan jumlah 100 cc dan tidak ada keluhan selama
klien haid.
c. Riwayat obstetrik.
Po Ao. Klien mengatakan belum mempunyai anak.
d. Riwayat ginekologi dan penyakit atau pembedahan sebelumnya.
Klien belum pernah melakukan papsmear, klien tidak ada keluhan
dalam ginekologi seperti nyeri hebat saat haid, nyeri saat bersenggama.

30

Klien mengatakan belum pernah menjalani operasi dan tidak ada


penyakit berat lainnya.
e. Riwayat kesehatan atau penyakit keluarga.
Riwayat keluarga klien tidak ada yang menderita kista dan
penyakit berat lainnya.
f. Riwayat keluarga berencana.
Klien mengatakan sampai saat ini dia belum menggunakan alat
kontrasepsi.
g. Riwayat psikososial.
Klien mengatakan orang yang paling dekat dengan klien adalah
suaminya. Interaksi dalam keluarga baik dan terbuka, klien mengatakan
hal yang dipikirkan saat ini adalah klien ingin cepat sembuh dan kembali
ke rumah, harapan setelah menjalankan keperawatan adalah klien ingin
sehat seperti semula sebelum sakit, dan berencana mempunyai anak.
Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit yaitu aktifitas terbatas dan
melakukan kegiatan sehari-harinya sebagi ibu rumah tangga menjadi
terhambat.

31

3. Riwayat kebiasan sehari-hari.


a. Nutrisi atau cairan.
Klien mengatakan napsu makanya baik, frekwensi makan 3 kali
sehari, makan yang tidak disukai tidak ada, diet khusus tidak ada, berat
badan sebelum sakit 70 Kg, tinggi badan 160 Cm, jumlah cairan yang
diminum 1500 cc perhari, minuman yang disukainya teh manis dan yang
tidak disukai minuman yang berbau alkohol.
b. Eliminasi.
Klien BAB 1x/hari pada pagi hari, konsistensi lunak, warna
kuning dan bau kas, biasanya klien BAB saat pagi hari, keluhan tidak
ada. Klien BAK frekwensi 5-6 x/hari, warna urine kuning jernih, bau
khas dan tidak ada keluhan.
c. Personal hygine.
Klien biasa mandi 2 x/hari dengan menggunakan sabun mandi.
Cara mandinya mengguyurkan air dari kepala, setelah itu gosok sabun
kemudian bilas dan lap dengan menggunakan handuk. Klien biasanya
oral hygiene 2x/hari dengan menggunakan pasta gigi, cara membersihkan
dikumur, disikat dari kiri ke kanan sebanyak 3 kali, atas kebawah
sebanyak 3 kali setelah itu dikumur.

32

Genetalianya bersih, klien sering menggunakan lotion untuk badan,


keluhan tidak ada.
d. Istirahat dan tidur.
Lama tidur klien selama 8 jam/hari dan tidak biasa tidur siang,
kebiasaan yang dilakukan klien sebelum tidur adalah menonton TV.
e. Aktifitas dan latihan.
Klien kadang-kadang membuat kue dan biasanya bekerja pada
pagi hari, klien tidak biasa melakukan olah raga, kegiatan lain tidak ada
dan keluhan saat beraktifitas tidak ada.
f. Kebiasaan lain yang mempengarui kesehatan.
Kebiasaan lain klien tidak merokok, minum alkohol dan minum
obat-obatan terlarang.
4. Pemeriksaan fisik.
a. Pemeriksaan umum.
1) Keadaan umum

: Keadaan umum klien sakit sedang.

2) Sistem penglihatan: Posisi mata simetris, kelopak mata normal,


pergerakan bola mata normal, konjungtiva unikterik, kornea
unikterik, sklera unikterik.

33

3) Sistem pendengaran: daun telinga normal, kondisi telinga bersih,


fungsi pendengaran normal, pemakaian alat bantuh tidak ada.
4) Sistem wicara: pada saat berbicara klien tidak ada gangguan.
5) Sistem pernapasan : Jalan napas bersih, frekwensi 20 x/mnt, irama
teratur, kedalaman dalam, batuk tidak ada, tidak sesak, suara nafas
fesikuler.
6) Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer nadi 80 x/mnt, irama teratur,
denyut kuat, TD 120/80 mmHg, sirkulasi jantung irama teratur, sakit
dada tidak ada.
7) Sistem pencernaan: keadaan gigi tidak karies, stomatitis tidak ada,
lidah tidak kotor, tidak memakai gigi palsu, nafsu makan baik,
kesulitan menelan tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada, diare
tidak ada.
8) Sistem saraf pusat: Tingkat kesadaran compos mentis.
9) Sistem perkemihan: Jumlah urine 1500 cc/24 jam, warna urine
kuning jernih, distensi kandung kemih tidak ada, dower kateter sudah
dilepas pada tanggal 15 Juli 2009

34

10) Sistem integumen: Turgor kulit baik, warna kulit normal, keadaan
kulit bersih keadaan rambut tekstur normal, ujung-ujung rambut tidak
pecah, kebersihan normal.
11) Sistem muskuloskletal: Sakit pada tulang tidak ada, kelainan bentuk
tulang dan sendi tidak ada, kesulitan dalam pergerakan tidak ada.
12) Sistem kekebalan tubuh: Suhu tubuh 36 C, berat badan sebelum
sakit 70 Kg, berat badan sesudah sakit 68 Kg, tinggi badan 160 Cm,
keluhan lain tidak ada.
b. Pemeriksaan payudara dan axilla.
Buah dada bentuk simetris, konsitensi lembek, massa tidak ada,
tanda peradangan

tidak ada, kelenjar pada axilla tidak membesar,

keluhan lain tidak ada, tidak ada massa.


c. Pemeriksaan abdomen.
Abdomen tidak membesar, massa tidak ada, nyeri tekan ada,
permukaanya datar, konstitensi lunak, Karakteristik nyeri seperti ditusuktusuk, tampak luka operasi 10 Cm, luka operasi ditutup dengan verban,
tidak tampak cairan yang tembus ke verban, klien menggunakan gurita
untuk mengencangkan obdomennya.

35

d. Pemeriksaan genetalia ekternal dan inguinal.


Keadaan bersih dan tanda-tanda infeksi tidak ada.
e. Pemeriksaan penunjang.
Tanggal 19 Mei 2009 dilakukan USG kesan kista Ovarium, pada
tanggal 13 Juli 2009 dilakukan pemeriksaan lab Hb 13.8 g/dl, Leukosit
8.000 u/l, Hematokrit 39%, Trombosit 450.000 u/l
f. Penatalaksanaan.
Pada tanggal 14 Juli 2009 inj. Clindamicin 2x300 mg. Asam
mefenamat 3x500 mg, infuse Rl 20 tetes/mnt. Pada tanggal 15 Juli 2009
diberikan inj Transamin 3x1 ampul, Amoxilin 3x1ampul Pada tanggal 16
Juli 2009 diberikan Clindamicin 2x1 kapsul, Asam mefenamat 2x1 tablet.

36

Resume

Klien bernama Ny. F berusia 30 thn, masuk ruang Cempaka II RS.


Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta, masuk pada tangga 13 Juli 2009
pkl 13.00 WIB dengan keluhan terdapat benjolan di perut bagian bawah, sudah 2
bulan yang lalu dan klien mengatakan tidak merasa nyeri, hasil USG tanggal 19
Mei 2009 dengan kesan kista ovarium. Pada Tanggal 13 Juli 2009 dilakukan
pemeriksaan lab Hb 13.8 g/dl, Leukosit 8.000 u/l, Trombosit 450.000 u/l,
Hematokrit 37%.
Pada tanggal 14 Juli 2009 Pkl 08.30 WIB dilakukan operasi laparatomi
selesai Pkl 10.00 WIB dengan anastesi spinal, keadaan umum sedang, kesadaran
compos mentis, diagnosa medis post operasi laparatomi atas indikasi kista
Ovarium, terpasang infus Rl 20 tetes/menit, terpasang dower kateter, terapi yang
diberikan

Pada tanggal 14 Juli 2009 inj. Clindamicin 2x300 mg. Asam

mefenamat 3x500 mg, infus Rl 20 tetes/mnt.


Hasil pengkajian tanggal 14 Juli 2009 Pkl 17.00 WIB didapatkan data
sebagai berikut keadaan umum sedang, Klien mengatakan nyeri pada daerah luka
operasi skala nyeri 7 (0-10), nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri saat merubah
posisi miring kanan kiri, klien tampak memegang perutnya, klien mengatakan
tidak mengerti tentang penyakitnya. Tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg, nadi
80x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 36 c.

37

Masalah keperawatan dari data diatas yaitu nyeri akut, untuk masalah
nyeri dilakukan tindakan mengajarkan teknik relaksasi (napas dalam) atur posisi
yang nyaman, evaluasi nyeri berkurang, skala nyeri 5. Pada Pkl 17.15 WIB
didapat Masalah keperawatan mobilitas fisik, kaji derajat kemampuan klien,
menganjurkan klien untuk miring kanan kiri, evaluasi klien tampak melakukan
miring kanan kiri. Untuk masalah kurang pengetahuan tentang penyakit dan
perawatan lukanya ditemukan pada Pkl 17.30 WIB diberikan penjelasan tentang
pengertian dari laparatomi dan kista ovarium, menjelaskan agar klien melakukan
aktifitas bertahap, menghindari mengangkat berat dan menjelaskan juga agar
klien makan makanan yang bergizi selama di rumah, evaluasi klien dapat
memahami tentang penjelasan yang diberikan oleh perawat mengenai penyakit
dan perawatan lukanya.
Hasil pengkajian pada tanggal 15 Juli 2009 Pkl 06.00 WIB ditemukan
masalah keperawatan nyeri masih terjadi, dilakukan kembali mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam serta pemberian terapi asam mefenamat 500 mg, evaluasi
nyeri berkurang, skala nyeri 3 dan nyeri sudah teratasi. Pada Pkl 07.00 WIB
didapatkan masalah keperawatan resiko tinggi infeksi (alat infasif) klien
mengatakan infus dan kateter belum diganti, klien mengatakan didaerah
perineum lengket dan basah, klien mengatakan tidak nyaman memakai
kateter,dilakukan pemberian inj.

38

Intravena cefotaxim 1 gram, evaluasi klien mengatakan nyaman setelah dilepas


kateter , daerah perineum bersih setelah dilakukan vulva higiene, tidak ada
edema didaerah infus dan tidak tampak kemerahan.
Hasil pengkajian tanggal 16 Juli 2009 Pkl 09.00 WIB didaptkan masalah
keperawatan resiko tinggi infeksi adanya insisi jaringan, observasi tanda-tanda
vital, 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36c, RR 20 x/menit, klien
mengatakan kapan balutannya di ganti, balutan tampak kotor, dilakukan tindakan
mengganti balutan dengan teknik steril evaluasi, luka tampak bersih, verban
bersih tidak ada tanda-tanda infeksi(tumor, kalor, dolor, rubor).
Tidak tampak kemerahan, edema tidak ada, tidak ada cairan yang keluar
dari luka post operasi, tampak adanya perlekatan jaringan sehingga infeksi tidak
terjadi. Klien telah melakukan mobilisasi jalan.

39

Data fokus

1. Data subyektif.
Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi, klien mengeluh nyeri
seperti ditusuk-tusuk, klien mengeluh nyeri bila bergerak miring kanan kiri,
klien mengatakan tidak tahu dan tidak mengerti tentang penyakitnya, klien
mengatakan sulit untuk bergerak miring kanan kiri klien mengatakan badan
lemah, klien mengatakan infus dan kateter belum diganti, klien mengatakan
lengket dan basah pada daerah perineum, klien mengatakan tidak nyaman
memakai kateter,

klien mengatakan nyerinya sudah berkurang, klien

menanyatakan kapan balutan lukanya diganti.


2. Data obyektif.
Wajah klien tampak meringis kesakitan, skala nyeri 7, intensitas sedang (010), klien tampak mengelus daerah luka operasi jika terasa nyeri, klien
tampak miring kanan kiri. Klien tampak mengerti setelah diberikan
penyuluhan, balutan infus tampak kotor, observasi tanda-tanda vital TD
120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, tidak ada tanda-tanda infeksi (tumor, kalor,
dolor, rubor), tidak ada pus pada balutan, post operasi hari ketiga balutan
tampak kering, tampak ada luka operasi diabdomen 10 cm.
Hasil lab tanggal 13 Juli 2009 Hb 13.8 g/dl, Leukosit 8.000u/l, Trombosit
450.000 u/l, Hematokrit 37%, klien terpasang infus Rl 20 tetes/mnt ditangan
kiri, terpasang dower kateter, klien dalam tahap ambulasi dini.

40

Analisa Data

Data Fokus

No
1

Data Subyektif
a. Klien mengatakan nyeri pada daerah luka
operasi.

Masalah
Gangguan

Etilogi
Trauma

rasa nyaman pembedaha


nyeri (akut).

n.

Gangguan

Alat

mobilitas

eksternal

b. Klien mengatakan nyeri saat merubah


posisi/ miring kanan kiri seperti ditusuktusuk.
Data obyektif
a. Klien terlihat meringis kesakitan saat
bergerak
b. Klien tampak mengelus perut luka operasi.
c. Skala nyeri 7 (0-10), intensitas sedang,
Tanda-tanda vital: TD 120/80 mmHg, nadi
80 x/mnt.
2

Data subyektif
a. Klien mengatakan sulit untuk bergerak

(kateter,

41

miring kanan kiri

fisik.

selang iv).

Kurangnya

Kurangnya

pengetahuan

informasi.

b. Klien mengatakan badan lemah.


c. Klien mengatakan aktivitasnya masih
dibantu keluarga
Data obyektif.
a. Klien terlihat lemah.
b. Klien belum bisa miring kanan kiri.
c. Aktivitas klien masih dibantu keluarga.
d. Rentang gerak terbatas.
e. Klien terpasang infus ditangan kiri.
f. Klien terpasang dower kater.
3

Data subyektif.
a. Klien mengatakan bagaimana

dengan

penyakitnya.

tentang
penyakitnya.

b. Klien mengatakan tidak tahu dan tidak


mengerti tentang penyakitnya.

42

Data obyektif.
a. Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
b. Klien tidak tahu pengertian serta penyebab
penyakitnya.
4

Resiko tinggi Alat infasiv

Data subyektif
a. Klien mengatakan infus dan kateter sudah

b. Klien mengatakan tidak nyaman memakai


kateter.
mengatakan

(kateter,infu
s).

terpasang 2 hari.

c. Klien

infeksi.

daerah

perineum

lengket dan basah.


Data obyektif
a. Klien terpasang dower kateter hari ke 2.
b. Tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg,nadi
80x mnt, RR 20x/mnt suhu 36c,
c. Hasil lab tanggal 13 Juli 2009 Hb 13.8
g/dl, Leukosit 8.000 u/l.

43

Resiko tinggi Adanya

Data subyektif.
a. Klien

mengatakan

kapan

balutannya

diganti.
b. Klien mengatakan balutan lukanya belum
diganti.
Data obyektif.
a. Tanda-tanda infeksi tidak ada( tumor
kalor, dolor, rubor).
b. Tampak adanya luka operasi di abdomen
10 Cm.
c. Tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg,nadi
80x mnt, RR 20x/mnt suhu 36c.
d. Verban tampak kotor.
e. Tidak tampak adanya rembesan pus/darah
pada verban.

infeksi.

insisi
operasi.

luka

44

B. Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri (akut) berhubungan dengan trauma pembedahan
. Ditemukan pada tanggal 14 Juli 2009 Pkl 17.00 WIB.
Data Subyektif
a. Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi.

b. Klien mengatakan nyeri saat merubah posisi/miring kanan kiri seperti


ditusuk-tusuk.
Data obyektif
a. Klien terlihat meringis kesakitan saat bergerak
b. Klien tampak mengelus perut luka operasi.
c. Skala nyeri 7 (0-10), intensitas sedang, Tanda-tanda vital: TD 120/80
mmHg, nadi 80 x/mnt, suhu 36c, RR 20 x/mnt.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan alat eksternal (kateter, infus).
Ditemukan pada tanggal 14 juli Pkl 17.15 WIB.
Data subyektif
a. Klien mengatakan sulit untuk bergerak miring kiri kanan.
b. Klien mengatakan badan lemah.
Data obyektif.
a. Klien terlihat lemah.
b. Klien belum bisa miring kanan kiri.

45

c. Aktivitas klien masih dibantu keluarga.


d. Klien terpasang infus ditangan kiri.
e. Klien terpasang dower kateter.
3. Kurangnya pegetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi. Ditemukan pada tanggal 14 Juli 2009 Pkl 17.30 WIB.
Data subjektif.
a. Klien mengatakan bagaimana dengan penyakitnya.
b. Klien mengatakan tidak tahu dan tidak mengerti tentang penyakitnya.
Data objektif.
a. Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
b. Klien tidak tahu pengertian serta penyebab penyakitnya.
4. Resiko

tinggi

infeksi

berhubungan

dengan

pemasangan

alat

infasiv(kateter,infus). Ditemukan pada tanggal 15 Juli 2009 Pkl 06.00 WIB.


Data subyektif
a. Klien mengatakan infus dan kateter sudah terpasang 2 hari.
b. Klien mengatakan tidak nyaman memakai kateter.
c. Klien mengatakan daerah perineum lengket dan basah
Data obyektif
a. Balutan infus tampak kotor.

46

b. Tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg, nadi 80x mnt, RR 20x/mnt suhu


36c.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya insisi luka operasi.
Ditemukan pada tanggal 16 Juli 2009 Pkl 10.00 WIB.
Data subyektif.
a. Klien mengatakan kapan balutannya diganti.
b. Klien mengatakan balutan lukanya belum diganti.
Data obyektif.
a. Tanda-tanda infeksi tidak ada.
b. Tampak adanya luka operasi di abdomen 10 Cm.
c. Verban tampak kotor.
d. Tidak tampak adanya rembesan pus / darah pada verban.
C. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri (akut) berhungan dengan trauma pembedahan.
temukan pada tanggal 14 Juli 2009 Pkl 17.00 WIB.
Data subyektif.
a. Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi.
b. Klien mengatakan nyeri saat merubah posisi/ miring kanan kiri.seperti
ditusuk-tusuk.

47

Data obyektif.
a. Klien terlihat meringis kesakitan.
b. Klien tampak mengelus perut luka operasi.
c. Skala nyeri 7 (0-10), intensitas sedang, Tanda-tanda vital: TD 120/100
mmHg, nadi 80 x/mnt, suhu 36 C, RR 20 x/mnt.
Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24


jam diharapkan klien bisa tenang dan nyeri berkurang.

Kriteria hasil

: Nyeri berkurang secara bertahap mencapai skala 2-3(010), klien tidak meringis kesakitan, klien tampak rileks,
tanda-tanda vital dalam batas normal, TD 120/80 mmHg,
nadi 60-100 x/mnt, RR 16-20 x/mnt, suhu 36-37c.

Intervensi:
a. Kaji lokasi, intensitas karakteristik nyeri dengan menggunakan skala
nyeri (0-10).
b. Observasi tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, RR).
c. Beri dan ubah posisi yang nyaman.
d. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
e. Mobilisasi sesegera mungkin.
f. Beri terapi analgetik sesuai program medis.
Implementasi : Tanggal 14 Juli 2009 pkl 17.00 WIB mengkaji keadaan klien,
keadaan umum klien sedang, klien mengatakan nyeri pada saat bergerak,
klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 7. Pkl 17.15

48

WIB mengobservasi tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg, nadi 80 x/mnt,


RR 20 x/mnt, suhu 36 C. Pkl 17.45 mengajarkan teknik relaksasi napas
dalam dengan napas melalui hidung dan dikeluarkan secara perlahan
melalui mulut, klien dapat melakukan intruksi yang diberikan, klien
terlihat rileks. Pada Pkl 18.00 WIB memberikan terapi analgetik sesuai
program medis, asam mefenamat 500 mg, klien mengatakan nyeri
berkurang skala nyeri 5 (perawat ruangan).
Evaluasi:
Subjektif

: Klien mengatakan nyeri masih ada tapi sudah berkurang


dengan skala nyeri 7 ke 5(0-10).

Objektif

: Klien tampak rileks. Observasi tanda-tanda vital TD


120/80 mmHg, nadi 80 x/mnt, RR 20 x/mnt.

Analisa

: Masalah belum teratasi.

Perencanaan

:Intervensi dilanjutkan. Anjurkan klien untuk melakukan


teknik relaksasi napas dalam bila nyeri muncul.

Implementasi :Tanggal 15 Juli 2009 Pkl 11.00 WIB mengukur tanda-tanda vital
120/80 mmHg, nadi 80 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu 36c. Pkl 11.10 WIB
mengkaji skala nyeri, klien mengatakan nyeri berkurang, klien tampak
tenang, skala nyeri 3, intensitas ringan (0-10), Pkl 11.20 WIB
memberikan terapi profenid suppositoria 1, obat masuk melalui anus,
klien mengatakan obat sudah masuk ke anus (Yohana dan perawat
ruangan).

49

Evaluasi:
Subjektif

: Klien mengatakan nyeri berkurang.

Objektif

: Klien tampak tenang skala nyeri 3, intensitas ringan (010), TD 120/80 mmHg, nadi 80 x/mnt, suhu 36 C, RR 20
x/mnt.

Analisa

: Masalah teratasi

Perencanaan : Intervensi dihentikan.


2. Mobilitas fisik berhubungan dengan alat eksternal (kateter, infus). Ditemukan
pada tanggal 14 juli Pkl 17.15 WIB.
Data subyektif
a. Klien mengatakan sulit untuk bergerak miring kiri kanan.
b. Klien mengatakan badan lemah.
Data obyektif.
a. Klien terlihat lemah.
b. Klien belum bisa miring kanan kiri
c. Aktivitas klien masih dibantu keluarga.
d. Klien terpasang infus ditangan kiri.
e. Klien terpasang dower kateter.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
mobilitas fisik teratasi.

50

Kriteria hasil :
a. Klien tidak lemah lagi.
b. Klien tampak miring kanan kiri.
c. Klien dapat memperlihatkan tindakan untukmeningkatkan mobilitas.
Intervensi:
a. Kaji keadaan umum klien.
b. Ajarkan klien untuk rentang gerak aktif.
c. Bantu dan anjurkan klien untuk ubah posisi 1-2 jam.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan klien.
e. Berikan motivasi kepada klien.
Implementasi:
Pkl 17.15 WIB , mengkaji derajat kemampuan klien, Pkl 17.20 WIB
menganjurkan klien untuk miring kanan kiri, didapatka data bahwa setelah
dianjurkan klien dapat melakukan miring kanan kiri secara bertahap.
Evaluasi.
Subyektif

: Klien mengatakan sudah bisa untuk bergerak miring kanan kiri,


klien mengatakan badan sudah tidak lemah lagi.

51

Obyektif

: Klien sudah tidak lemah lagi, klien terlihat miring kanan kiri.

Analisa

: Masalah keperawatan teratasi.

Perencanaan : intervensi dihentikan.


3. Kurangnya pegetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi. Ditemukan pada tanggal 14 Juli 2009 Pkl 17.30 WIB.
Data subjektif.
a. Klien mengatakan bagaimana dengan penyakitnya.
b. Klien mengatakan tidak tahu dan tidak mengerti tentang penyakitnya.
Data objektif.
a. Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
b. Klien tidak tahu pengertian serta penyebab penyakitnya.
Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30


mnt,

diharapkan

klien

dapat

mengerti

tentang

penyakitnya.
Kriteria hasil

: Klien tidak banyak bertanya, klien paham dengan


penyakitnya, pengetahuan klien bertambah.

Intervensi.
a. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya.
b. Anjurkan klien untuk makan makanan yang bergizi.
c. Anjurkan klien untuk beristirahat yang cukup.

52

d. Motifasi klien untuk beraktifitas bertahap.


Implementasi : Tanggal 14 Juli 2009 Pkl 17.40 WIB mengakaji pengetahuan
klien tentang penyakitnya menjelaskan untuk makan makanan yang
bergizi seperti sayuran, buah-buahan, dan menganjurkan untuk istirahat
yang cukup dan motifasi klien untuk beraktifitas bertahap. Pada Pkl 18.00
WIB klien dapat mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan,
pengetahuan klien bertambah.
Evaluasi:
Subjektif

: Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya,


klien mengatakan akan melaksanakan apa yang sudah
disarankan oleh petugas kesehatan.

Objektif

: Klien tampak rileks dan dapat menyebutkan kembali


tentang penjelasan yang telah diberikan.

Analisa
Perencanaan

: Masalah teratasi.
: Intervensi dihentikan.

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pemasangan alat infasiv(kateter,infus).


Ditemukan pada tanggal 15 Juli 2009 Pkl 06.00 WIB.
Data subyektif
a. Klien mengatakan infus dan kateter sudah terpasang 2 hari.
b. Klien mengatakan tidak nyaman memakai kateter.
c. Klien mengatakan daerah perineum lengket dan basah.

53

Data obyektif
a. Klien terpasang dower kateter hari ke 2.
b. Tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg,nadi 80x mnt, RR 20x/mnt suhu
36c.
Tujuan

: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam


diharapkan infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil: tanda-tanda infeksi tidak terjadi (tumor, kalor, dolor, rubor) infus
terlihat bersih,TTV dalam batas normal, leukosit dalam batas
normal,
Intervensi:
a. Observasi TTV (TD, nadi, suhu,RR).
b. Kaji tanda dan gejala infeksi(tumor, kalor, dolor, rubor).
c. Tinjau ulang kondisi atau faktor yang memperberat terjadinya
infeksi.
Implementasi:
tanggal 15 juli Pkl 06.00WIB mengobservasi TTV TD 120/80 mmHg, nadi
80 x/mnt, suhu 36c, RR 20 x/mnt, Pkl 10.00 WIB mengkaji tanda-tanda
infeksi (tumor,kalor, dolor, rubor), dan balutan infus tampak bersih, Pkl
10.30 WIB melepas kateter, dan membersihkan daerah perineum. Pkl 17.30
WIB menginspeksi area sekitar infus dan tidak ada nyeri tekan,
infus di up (perawat ruangan).
Evaluasi:

m selang

54

Subyektif

: Klien mengatakan tangan kirinya suda bebas bergerak.

Obyektif

: Klien terlihat lebih nyaman , tidak terdapat tanda-tanda


infeksi.

Analisa

: Masalah keperawatan teratasi.

Perencanaan

: Tindakan keperawatan dihentikan.

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya

insisi luka operasi.

Ditemukan pada tanggal 16 Juli 2009 Pkl 10.00 WIB.


Data subjektif.
a. Klien mengatakan kapan balutannya diganti.
b. Klien mengatakan balutan lukanya belum diganti.
Data objektif.
a. Tanda-tanda infeksi tidak ada.
b. Tampak adanya luka operasi di abdomen 10 Cm.
c. Verban tampak kotor.
d. Tidak tampak adanya rembesan pus / darah pada verban.
Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam


diharapkan infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil : Tanda-tanda infeksi tidak terjadi (tumor, kalor, dolor, rubor),
luka tampak bersih dan kering, TTV dalam batas normal TD

55

120/80 mmHg, nadi 60-100 x/mnt, RR 16-20 x/mnt, suhu 3637c.


Intervensi:
a. Observasi TTV (TD, nadi, suhu, RR,).
b. Kaji tanda-tanda infeksi (REEDA).
c. Ganti balutan luka dengan teknik steril.
d. Kolaborasi pemberian antibiotik.
Implementasi :Tanggal 16 Juli 2009 Pkl 10.00 WIB mengobservasi TTV TD
120/80 mmHg, nadi 80 x/mnt, suhu 36c, RR 20 x/mnt. Pkl 10.15 WIB
mengkaji tanda-tanda infeksi (tumor, kalor, dolor, rubor), tidak ada
rembesan darah atau nanah pada balutan, balutan tampak bersih dan
kering, memberikan antibiotik clindamicin 300 mg (perawat ruangan).
Evaluasi:
Subjektif

: Klien mengatakan balutan lukanya sudah diganti.

Objektif

: Balutan luka operasi tampak bersih dan kering, tidak


tampak tanda-tanda infeksi (tumor, kaloor, dolor, rubor).

Analisa
Perencanaan

: Masalah sudah teratasi.


: Tindakan kperawatan dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai