TINJAUAN PUSTAKA
Langkah 2 :
a. Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika melipat tangan anda
dibelakang kepala anda ke arah depan.
b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudara anda.
Langkah 3 :
a. Selanjutnya tekan tangan ke arah pinggang dan agak membungkuk ke
arah cermin sambil menarik bahu dan siku ke arah depan.
b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudara. Beberapa wanita
melakukan pemeriksaan payudara berikut ketika sedang mandi dengan
shower. Jari jari akan dengan mudah memijat diatas kulit yang
bersabun, sehingga dapat berkonsentrasi dan merasakan setiap adanya
perubahan yang terjadi pada payudara.
Langkah 4 :
a. Tangan kiri diangkat.
b. Gunakan 3 atau 4 jari anda untuk meraba payudara kiri anda dengan
kuat, hati hati dan menyeluruh.
c. Dimulai dari tepi luar, tekan bagian datar dari jari tangan dalam
lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat di sekitar
payudara.
d. Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.
e. Pastikan untuk melakukanya pada seluruh payudara.
f. Beri perhatian khusus pada area diantara payudara dan bawah lengan,
termasuk bagian di bawah lengan itu sendiri.
g. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.
Langkah 5 :
a. Dengan perlahan pijat puting susu dan perhatikan adanya rabas
(mengeluarkan cairan)
b. Jika menemukan adanya rabas (mengeluarkan cairan) dari puting susu
dalam sebulan yang terjadi ketika sedang atau tidak melakukan
SADARI, segera hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan yang
lebih lanjut.
c. Ulang pemeriksaan pada payudara kanan anda.
Langkah 6 :
a. Tahap 4 sebaiknya diulangi dalam posisi berbaring.
b. Berbaringlah mendatar, terlentang dengan lengan kiri anda di bawah
kepala anda dengan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah
bahu kiri.
c. Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas.
d. Ulangi pada payudara kanan anda.
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
setelah orang melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperolah melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Sebelum seseorang
mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat
perilaku bagi dirinya atau keluarganya. Misalnya: klien akan melakukan perilaku
pencegahan kanker payudara, dengan praktek SADARI, apabila ia tahu apa
tujuan dan apa akibat bila tidak melakukan perilaku pencegahan kanker
payudara.
Usaha untuk tahu ini terjadi setelah orang melakuakan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan ini terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
2.2.2 Tingkatan-tingkatan pengetahuan
Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,
yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu merupakan tingkatan pengetahuan paling rendah. Tahu artinya
dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar.
c. Penerapan (application)
Penerapan artinya suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata (sebenarnya), dengan
menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam situasi
yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Ukuran kemampuan
adalah
ia
dapat
menggambarkan,
membuat
bagan,
membedakan,
memisahkan, mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Contoh: klien dapat
merencanakan perilaku pencegahan kanker payudara dengan melakukan
SADARI.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yaitu suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun
sendiri. Contoh: klien dapat membedakan perilaku SADARI yang baik dan
benar (Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diteliti atau diukur dapat
disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
2.3 Kanker Payudara
2.3.1 Pengertian kanker payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali. Peningkatan jumlah sel tak normal ini
umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker (Tjahjadi,
2008).
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang
menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara.
Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang
membatasi duktus atau lobus payudara (Price, 2005). Pencegahan dan
penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami perkembangan pesat, akan
tetapi angka kematian (mortality rate) dan angka kejadian (incidence rate)
10
kanker payudara masih tetap tinggi (Supit, 2003). Sebagian besar tumor
payudara, baik kelianan jinak maupun ganas dapat ditemukan oleh penderita
sendiri, maka SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) menjadi sangat penting
(Dalimartha, 2004).
2.3.2 Etiologi kanker payudara
Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui,
para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Ada beberapa
faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara.
Beberapa diantaranya :
a. Usia, resiko kanker payudara semakin meningkat dengan bertambahnya umur.
b. Faktor hormon, hormon merupakan faktor yang berpengaruh, seperti menarke
dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun, menopause setelah umur 55 tahun, tidak
menikah atau tidak pernah melahirkan anak, dan melahirkan anak pertama
setelah umur 35 tahun, serta penggunaan pil KB atau terapi hormon
esterogen.
c. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Risiko mengalami kanker payudara
pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun.
d. Riwayat keluarga, wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita
kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
e. Faktor genetik, terdapat 2 varian gen BRCA1 dan BRCA2 yang merupakan
suatu gen suseptibilitas kanker payudara.jika seorang wanita memiliki salah
11
obesitas,
radiasi,
hiperplasia,
optik,
riwayat
keluarga
dengan
12
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1
cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah
bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan
yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika
penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit
ulserasi (Price, 2006).
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi
kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan
infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri.
Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering
untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang ( Price, 2006 ).
Karsinoma
payudara
bermetastase
dengan
penyebaran
langsung
kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah
dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas
dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut
pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan
pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon
neuron endokri. Respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas
melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat
atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu
banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat
menimbulkan terjadinya syock (Price, 2006).
13
14
tidak mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba,
tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak
wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan
gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis
setelah tampak dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh
obstruksi sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti.
Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan
berjamur. Tanda tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker
payudara pada tahap lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus
dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus
dilakukan (Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun c adalah sebagai berikut :
a. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat
penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I
ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk
memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus
diperiksa di laboratorium.
b. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk
sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker.
Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel
15
kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal.
c. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh,
dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah
tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan
kemoterapi (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadangkadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang
sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel
kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita
semaksimal mungkin. (Smeltzer & Bare, 2002).
2.3.5 Komplikasi kanker payudara
Komplikasi utama dari kanker payudara adalah metastase jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ
lain. Tempat yang sering untuk bermetastase jauh adalah paru-paru, pleura,
tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur
patologis, nyeri kronik, dan hiperkalsemia. Metastase ke paru-paru akan
mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami
gangguan persepsi sensorik (Yusuf, 2011).
Menurut Nurachman (2005) dampak dari kanker payudara meliputi :
1. Ketidak mampuan fisiologi ; kehilangan organ payudara baik sebelum atau
sesudah diangkat.
16
17
dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus
mengalami perkembangan. Diantaranya adalah dengan melakukan SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan skrining melalui mammografi. Wanita
normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50
tahun. Menurut beberapa penelitian, menemukan bahwa kematian oleh kanker
payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan SADARI dibandingkan
yang tidak.
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara
sesuai
dengan
stadiumnya
akan
dapat
mengurangi
kecacatan
dan
Daftar Pustaka
Chandra Yeni, 2009, Gambaran pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi
dini kanker payudara di kelurahan Petisah Tengah. Medan: FK USU.
18