Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan

: Post Natal Care (PNC)

Sub Pokok Bahasan

: Masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi dan


balita

Target dan Sasaran

: Ibu Nifas dan Keluarga

Hari/Tanggal

: Senin, 24 Desember 2016

Waktu

: 30 menit

Tempat

I.

: Ruang Melati Lantai 2 RSUD dr. Soekardjo

Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,Peserta
mampu mengetahui tentang masalah kesehatan yang sering terjadi
pada bayi dan balita
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mengetahui
dan mengerti tentang :
1. Mengetahui apa saja masalah kesehatan yang dapat terjadi pada
neonatus, bayi dan balita
2. Mengetahui penyebab masalah-masalah kesehatan pada neonatus,
bayi dan balita
3. Mengetahui tanda dan gejala setiap masalah kesehatan yang terjadi
pada neonatus, bayi dan balita
4. Mengetahui komplikasi apa saja yang dapat terjadi jika masalah
kesehatan tersebut tidak ditangani dengan tepat dan segera
5. Mengetahui penanganan setiap masalah kesehatan yang terjadi
6. Mengetahui apa saja yang harus bidan persiapkan jika masalah
kesehatan tersebut tidak dapat ditangani sendiri dan harus dirujuk
7. Mengetahui tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk
mencegah masalah-masalah kesehatan pada neonatus, bayi dan

II.

balita
Sasaran

III.
IV.
V.

Ibu Nifas dan Keluarga


Metode
Ceramah dan Tanya jawab
Media
Leaflet dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Kegiatan Operasional
No.
1
2

3
4

Kegiatan Penyuluh
Pembukaan

Kegiatan Sasaran
Sasaran mendengarkan serta

Waktu
5 menit

Ceramah/ Penyampaian

memperhatikan para penyuluh.


Sasaran mendengarkan,

10 menit

Materi

memperhatikan dan mengerti tentang

Tanya Jawab

materi yang diberikan.


Sasaran menanyakan tentang materi

10 menit

Penutupan dan Evaluasi

yang tidak dimengerti.


Sasaran dapat menyebutkan isi

5 menit

materi yang telah disampaikan.

VI.

Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung
dan diharapkan ibu dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang
diberikan.
Pertanyaan :
A. Mengetahui apa saja masalah kesehatan yang dapat terjadi pada
neonatus, bayi dan balita
B. Mengetahui penyebab masalah-masalah kesehatan pada neonatus, bayi
dan balita
C. Mengetahui tanda dan gejala setiap masalah kesehatan yang terjadi
pada neonatus, bayi dan balita
D. Mengetahui komplikasi apa saja yang dapat terjadi jika masalah
kesehatan tersebut tidak ditangani dengan tepat dan segera
E. Mengetahui penanganan setiap masalah kesehatan yang terjadi
F. Mengetahui apa saja yang harus bidan persiapkan jika masalah
kesehatan tersebut tidak dapat ditangani sendiri dan harus dirujuk
G. Mengetahui tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah-masalah kesehatan pada neonatus, bayi dan balita

VII.

Materi Penyuluhan

MASALAH KESEHATAN YANG SERING TERJADI PADA BAYI


DAN BALITA
A. BERCAK MONGOL
1. Pengertian
Merupakan bercak kebiruan yang disebabkan karena terperangkapnya
sel melanostik (pigmen) di bagian belakang tubuh bayi pada saat
pembentukan sistem saraf. Bercak mongol tergolong normal dan tidak
berbahaya dan hampir dialami oleh semua bayi.
2. Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak
mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin
pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari Krista neuralis ke
epidermis. Hamper 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia
(Timur) lahir dengan brcak ini, namun pada bayi Kaukasia hanya 5%.
3. Tanda dan Gejala
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru
kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya
timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga
ditemukan pada kaki, punggung, pinggang dan pundak. Bercak mongol
juga memiliki ukuran yang bervariasi, dari sebesar peniti sampai
berdiameter enam inchi. Seorang anak bias memiliki satu atau beberapa
bercak mongol.
Bercak mongol biasanya terlihat sebagai :
1) Luka seperti pewarnaan
2) Daerah pigmentasi dengan tekstur kulit normal
3) Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
4) Bercak yang biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau
tahun
5) Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan
4. Penanganan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun
pertama atau pada 1-4 tahun sehingga tidak memerlukan perlindungan
dan penanganan khusus. Namun bercak mongol multiple yang tersebar
luas, terutama pada tempat-tempat biasa cenderung tidak akan hilang dan

dapat menetap sampai dewasa. Apabila penderita telah dewasa,


dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penanganan yang dapat dilakukan oleh bidan :
Memberikan konseling pada orang tua bayi
Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bercak mongol
Menjelaskan bahwa bintik tersebut akan menghilang dalam hitungan
bulan/tahun dan tidak berbahaya sehingga orang tua bayi tidak merasa
cemas.
B. HEMANGIOMA
1. Pengertian
Merupakan tanda lahir yang berupa sekelompok pembuluh darah
yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Biasanya muncul
di permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar dua kali ukurannya
stabil dan buka merupakan tumor.
2. Penanganan
Umumnya setelah mencapai mencapai ukuran stabil, warnanya
akan menipis kemudian dapat menghilang dengan sendirinya sehingga
tidak memerlukan penanganan khusus. Kemudian berikan konseling
kepada orang tua bayi bahwa tanda lahir itu normal dan sering terjadi
pada bayi baru lahir, sehingga orang tua tidak perlu khawatir dalam
menghadapi kejadian ini.
C. IKTERIK
1. Pengertian
Merupakan perubahan warna kulit / sclera mata berwarna putih
menjadi kuning karena kadar bilirubin dalam darah. Ikterik pada bayi
dikatakan fisiologis apabila muncul pada hari kedua dan ketiga setelah
bayi lahir.
2. Penanganan
Perlu dilakukan pengamatan yang ketat dan cermat pada 24 jam
pertama sehingga ikterus tidak potensial menjadi patologis. Hal lain
yang dapat dilakukan adalah dengan cara terus memberi ASI pada
(banyak minum), melakukan terapi sinar yaitu dengan menyinari bayi
pada pagi hari sekitar jam 7 sampai jam 9 selama sepuluh menit.
Namun apabila terjadi keadaan patologik perlu dirujuk ke RS (periksa
golongan darah ibu dan bayi, periksa kadar bilirubin).

D. MUNTAH
1. Pengertian
Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik
cairan maupun makanan yang sebelumnya telah dicerna melalui gerak
peristaltik otot lambung.

2. Etiologi
Muntah bias disebabkan karena berbagai hal seperti :
a) Kelainan congenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung atresia esophagus,
hirshprung, tekanan intracranial yang tinggi.
b) Infeksi pada saluran pencernaan.
c) Cara pemberian makanan yang salah.
d) Keracunan.
3. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah :
a) Dehidrasi atau alkalosiskarena kehilangan cairan tubuh/ elektrolit
b) Ketosisi karena tidak makan dan minum
c) Asidosis yang disebabkan adanya ketosis yang dapat berkelanjutan
menjadi syok bahkan sampai kejang
d) Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture esophagus,
aspirasi, yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.
4. Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi perutnya
keluar, terkadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi,
muntah sering terjadi pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut
merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan
paksa melalui mulut. Refleks ini dikoordinasikan di medulla
oblongata. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit intracranial, atau toksin yang dihasilkan oleh
bakteri.
5. Penanganan
a) Kaji factor penyebab dan sifat muntah
b) Berikan pengobatan yang bergantung pada factor penyebab
c) Ciptakan suasana tenang
d) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati

e) Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah


f) Berikan antiemetic jika terjadi reaksi simptomatis
g) Rujuk segera
E. GUMOH
1. Pengertian
Meupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik
cairan maupun makanan (ASI atau PASI) segera setelah bayi diberikan
asupan tersebut tanpa mengalami proses pencernaan melalui gerak
peristaltik otot lambung.
2. Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh antara lain :
a) Bayi sudah merasa senang
b) Posisi salah saat menyusui
c) Posisi botol yang salah
d) Tergesa-gesa saat pemberian susu
e) Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan
3. Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan
terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur
yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudutsudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup di ujung
lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya
mendorong isi lambung ke bawah.
4. Penanganan
a) Perbaiki teknik menyusui
b) Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
c) Sendawakan bayi setelah disusui
d) Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup rapat
seluruh putingsusu ibu sampai ke areola.

F. ORAL TRUSH
1. Pengertian
Oral trush adalah terinfeksinya membrane mukosa mulut bayi oleh
jamur Candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak
keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di mulut, terjadi ulkus
dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam karena
adanya iritasi gastrointestinal.
2. Etiologi

Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur (candida albican)


yang merupakan organism penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina,
dan saluran cerna.
3. Tanda dan Gejala
Sangat mudah terlihat pada pasien oral trush adalah lesi di mulut
yang berwarna putih dan membentuk plak-plak yang berkeping
menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan mukosa
pipi.
4. Penanganan
a) Bedakan oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi.
b) Apabila sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segera
diobati dengan pemberian antibiotic berspektrum luas.
c) Jaga kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut.
d) Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu
dengan air matang dan juga bersih.
e) Pada bayi yang minun susu dengan menggunakan botol, gunakan
teknik steril dalam membersihkan botol susu.
f) Berikan terapi pada bayi.
(1) 1 ml larutan Nystatin 100.000 unit diberikan 4x sehari dengan
interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan
hati-hati agar tidak menyebar luas kerongga mulut.
(2) Gentian violet 3x sehari.
G. DIAPER RUSH (Ruam Popok)
1. Pengertian
Kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus
menerus dengan lingkungan yang tidak baik.
2. Etiologi
a) Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi
b) Jarang mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK
c) Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu lingkungan
d) Tingginya frekuensi BAB (diare)
e) Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastic dan deterjen
3. Tanda dan Gejala
a) Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan allergen, sehingga
muncul eritema.
b) Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat
genital, perut bawah, atau paha atas.

c) Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritematosa,


vesikula dan ulserasi.
4. Penanganan
a) Dapat diatasi dengan cara menjaga kebersihan dan kelembaban
kulit bayi terutama pada kulit di daerah alat kelamin dan bokong.
b) Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan.
c) Setiap setelah BAB dan BAK segera bersihkan daerah pada tubuh
bayi yang terkontaminasi.
d) Mencuci popok dengan detergen yang lembut.
H. SEBORRHOEA
1. Pengertian
Kulit tampak berkaca-kaca, berwarna merah dan berminyak oleh
karena produksi lemak yang berlebihan dan bisa juga terjadi jerawat
komedo pada kulit. Biasanya seborrhea terjadi di daerah kepala.
2. Etiologi
Beberapa factor penyebab seborrhea :
a) Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena factor keturunan
dari orang tua.
b) In take makanan yang kaya lemak dan kalori.
c) Asupan minuman beralkohol.
d) Adanya gangguan emosi.
3. Penanganan
Walaupun secara kausal masih belum

diketahui,

tapi

penyembuhannya bisa dilakukan dengan obat-obat topical seperti


sampo yang tidak berbusa (keramasilah kepala bayi sebanyak 2 sampai
3 kali seminggu) dank rim selenium sulfida.
I. BISULAN (FURUNKEL)
1. Pengertian
Infeksi bakterial (terutama oleh kuman Staphylococcus Aureus dan
Streptococcus sp.) pada bagian atas lapisan kulit. Salah satu faktor
resiko atau pemicu munculnya bisulan adalah obesitas (semakin
gemuk seseorang semakin tinggi resiko untuk mengalami bisul).
2. Etiologi
Bisul dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
a) Iritasi pada kulit.
b) Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
c) Daya tahan tubuh yang rendah.

d) Infeksi oleh Staphylococcus Aureus.


3. Tanda dan gejala
a) Nyeri pada daerah ruam.
b) Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk
kerucut dan memiliki pustule.
c) Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan
nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui
lobus minoris resistensiae.
d) Setelah seminggu umumnya furunkel akan pecah pecah sendiri dan
sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
4. Penanganannya
a) Faktor pemicu harus dihilangkan.
b) Menjaga kebersihan umum terutama pada kulit.
c) Bila bisulan melebar (semakin luas) diberikan obat antibiotik
golongan penicilin atau diberikan antibiotik Eritromicin.
d) Bila bisul matang lakukan insisi dan bila bisul sering kambuh perlu
dilakukan pemeriksaan gula darah.
J. MILLIARIASIS
1. Pengertian
Kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan disertai dengan
gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebih disertai
sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu pada dahi, leher, bagian yang
tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan
atau gesekan pakaian dan juga kepala.
2. Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan
lembab serta adanya dengan infeksi bakteri.
3. Penanganan
a) Melakukan perawatan kulit yang benar.
b) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak
salycil atau bedak kocok setelah mandi.
c) Bila sangat gatal, pedih, luka, dan timbul bisul, dapat diberikan
antibiotik.
d) Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih)
sehingga tidak melukai / menggores kulit saat menggaruk.

K. DIARE

1. Pengertian
BAB dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan
tinja / feses menjadi cair dengan atau tanpa lender dan darah yang
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat.
2. Etiologi
1) Infeksi
a. Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan
dan merupakan penyebab utama terjadinya diare.
b. Parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan.
2) Malabsorbsi
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
3) Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi.
4) Psikologi, misalnya rasa takut atau cemas.
3. Tanda dan gejala
1)
2)
3)
4)
5)

Cengeng
Gelisah
Suhu meningkat
Nafsu makan menurun
Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya

darahnya.
6) Anus lecet
7) Dehidrasi
8) Berat badan menurun
9) Turgor kulit menurun
10) Mata dan ubun-ubun cekung
11) Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering
4. Penanganan
a) Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan cairan elektrolit.
b) Melakukan terapi rehidrasi.
c) Melakukan kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebabnya.
d) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk
mencegah penularan.
e) Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik.

f) Tidak dianjurkan memberi anti diare.


L. OBSTIPASI
1. Pengertian
Merupakan penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit
atau adanya obstruksi pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan
sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama hari atau lebih.
2. Etiologi
Obstipasi pada anak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Kebiasaan makan
Obstipasi dapat timbul bila feses terlalu kecil untuk
membangkitkan keinginan untuk buang air besar. Keadaan ini
terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, dan mengonsumsi makanan
yang kurang mengandung selulosa.
b) Hipotiroidesme
Obstipasi merupakan gejala dari dua keadaan, yaitu
kreatinisme dan myodem yang menyebabkan tidak cukupnya
ekskresi hormone tiroid sehingga semua proses metabolism
berkurang.
c) Keadaan-keadaan mental
Factor kejiwaan memegang peranan penting terhadap
terjadinya

obstipasi,

terutama

depresi

berat

yang

tidak

memedulikan keinginannya untuk buang air besar. Kondisi anak


dengan keterbelakangan mental juga merupakan penyebab
terjadinya obstipasi karena anak sulit dilatih buang air besar.
d) Penyakit organic
Obstipasi terjadi bila terasa nyeri saat buang air besar dan
sengaja dihindari seperti pada fistula ani atau wasir yang
mengalami thrombosis.
e) Kelainan congenital
Adanya penyakit seperti atresia, stenosis, megakolon
anganglionik congenital (penyakit hirschprung), obstruski bolus
usus ileus mekonium, atau sumbatan mekonium. Hal ini dicurigai
terjadi pada neonates yang tidak mengeluarkan mekonium dalam
36 jam pertama.
f) Penyebab lain

Penyeban

lainnya

adalah

diet

yang

salah,

tidak

mengonsumsi makanan yang mengandung serat selulosa sehingga


bisa mendorong terjadinya peristaltic, atau pada anak setelah sakit
atau sedang sakit, ketika anak masih kekurangan cairan.
3. Tanda dan Gejala
a) Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3hari
atau lebih.
b) Sakit dan kejang pada perut.
c) Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan
mekonium yang menyemprot.
d) Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum.
e) Bising usus yang janggal.
f) Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
g) Terdapat luka pada anus.
4. Penanganan
a) Banyak minum.
b) Makan makanan yang tinggi serat.
c) Mencegah memberikan makanan dan obat yang menyebabkan
konstipasi / obstipasi.
d) Lebih baik memberi ASI pada bayi.
e) Melakukan kolaborasi untuk intervensi bedah jika terdapat
indikasi.
f) Melakukan perawatan kulit per anal.
M. INFEKSI
1. Pengertian
Kolonaliasis yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme
inang dan bersifat paling membahayakan inang.
2. Etiologi
Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti
Escherichia coli,Pseudomonas pyocyaneus, Klebsielia, Staphylococcus
aureus, dan Coccus gonococcus. Infeksi ini bisa terjadi pada saat
antenatal, intranatal, dan postnatal.
3. Tanda dan gejala
Gejala infeksi yang umum terjadi pada bayi yang mengalami
infeksi perinatal adalah sebagai berikut :
a) Bayi malas minum.

b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.


Frekuensi pernapasan meningkat.
Berat badan menurun.
Pergerakan kurang.
Muntah
Diare
Sklerema dan edema
Perdarahan, ikterus, kejang.
Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi.

4. Penanganan
a) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
b) Mencuci tangan sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi,
pakaian bayi harus bersih, alat-alat yang digunakan untuk
c)
d)
e)
f)
g)

melakukan tindakan pada bayi harus bersih.


Berikan posisi semi fowler apabila bayi mengalami sesak.
Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin.
Memberikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
Apabila bayi muntah lakukan
perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri atau

ke

kanan.Apabila ada diare, perhatikan personal hygine dan keadaan


lingkungan.
h) Rujuk segera kerumah sakit. Lakukan informant consent pada
keluarga
N. BAYI MENINGGAL MENDADAK (SUDDEN INFANT DEATH
SYNDROM)
1. Pengertian
Suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang
tampaknya sehat. Sering ditemukan pada bayi usia 2 minggu sampai 1
tahun dan sering terjadi ketika bayi sedang tidur.
2. Etiologi
a) Ibu yang masih remaja
b) Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
c) Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
d) Bayi yang mengalami dysplasia bronkopulmoner.
e) Bayi premature.
f) Gemeli (bayi kembar)
g) Bayi dengan sibling
h) Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkotika.
i) Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup.

j) Bayi dengan virus pernapasan.


k) Bayi dengan infeksi botulinum
l) Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
m) Bayi dengan pola napas herediter
n) Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
3. Pencegahan
a) Selalu meletakkan bayi dalam posisi terlentang ketika ia sedang
tidur walaupun saat tidur siang.
b) Menggunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk.
c) Jauhkan berbagai selimut atau kain lembut.
d) Pastikan wajah dan kepala bayi tidak tertutup oleh apapun selama ia
tidur.
e) Melarang siapa pun merokok di sekitar bayi.
f) Jangan membiarkan bayi kepanasan selama tidur.
O. MITOS SEPUTAR BAYI DAN BALITA
1. Jemur Bayi di Pagi Hari
Anggapan bahwa bayi harus dijemur setiap pagi tak sepenuhnya
betul. Bayi memang perlu dijemur di pagi hari untuk menghangatkan
tubuhnya, tetapi tak perlu setiap hari. Juga, tak perlu lama-lama, cukup
10 sampai 15 menit saja di bawah jam delapan pagi. Terutama bila
bayi anda lahir berwarna kuning. Sinar matahari pagi hari dapat
menguraikan bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air dan akan
dikeluarkan sebagai urin.
2. Susu Botol Saat Tidur
Itu hanya untuk meringankan anda saja. Memberikan susu botol
pada bayi yang bangun malam hari membuat anda lebih praktis dan
bayi pun segera tidur lagi. Tapi, susu botol dapat mengganggu
perkembangan bayi. Karena, endapan susu dapat berkumpul di bagian
gusi. Selain itu, si kecil mudah terkena infeksi telinga karena susu
yang diminum dapat masuk ke saluran eustachius, penghubung antara
tenggorokan bagian belakang dan telinga bagian belakang. Jadi, bila
harus memberikan susu botol, angkat bayi, pangku agar kepala lebih
tinggi dari badannya. Setelah itu tidurkan tanpa botol.
3. Air Dingin Membuat Bayi Kuat

Anggapan memandikan bayi dengan air dingin dapat membuat


bayi kuat sangat tidak benar. Bayi justru rentan terhadap suhu dingin.
Itu sebabnya setelah lahir orangtua membedong bayinya. Air dingin
dapat membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat,
sehingga makanan dalam tubuh bisa habis untuk mengatur suhu tubuh.
Bayi bisa kehabisan tenaga dan akhirnya mudah sakit. Bayi harus
dimandikan dengan air hangat. Angkat sebelum bayi kedinginan dan
usahakan anak dalam keadaan hangat.
4. Wajar Bayi Berliu
Memang wajar, sebab bayi hingga usia 4 tahun aktif memproduksi
air liur. Namun, bila liur bayi berlebihan, kemungkinan terjadi
peradangan atau infeksi di rongga mulut. Air liur juga menjadi tanda
tumbuh gigi. Jadi, bukan karena akibat ngidam tak terpenuhi.
5. Bayi Boleh Ngompol
Sampai usia dua tahunan, wajar saja bila masih ngompol. Karena,
kontrol air seninya belum berfungsi sempurna. Meski demikian,
mengajarkan bayi buang air lebih dini lebih baik, sehingga di usia dua
tahunan ia sudah bisa mengontrol kandung kemihnya. Bila sampai di
atas 2 tahunan masih ngompol, waspadai kemungkinan masalah
psikologis atau biologis.
6. Harus Gumoh Sesudah Makan
Gumoh atau mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah
ia makan atau menyusu, dilakukan bayi bila ia kekenyangan atau bila
banyak udara terikut masuk saat ia makan atau menyusu. Gumoh juga
bisa terjadi bila gurita bayi terlalu kencang mengikat tubuhnya atau,
salah memposisikan anak saat makan, misalnya makan dengan posisi
telentang. Bila ia tak mengalami itu, bayi pun tak selalu gumoh.
7. Bayi Harus Digendong
Menggendong bayi merupakan kebiasaan keluarga Indonesia.
Memang membuat bayi tenang, namun tak membuat bayi melatih
emosinya.Bila otot-otot lehernya mulai kuat, ia bisa mengontrol kepala

dengan baik, anda boleh mengajaknya bermain dengan mengangkat


bayi tinggi-tinggi, mengayun-ayunkan, dsb. Cara tersebut dapat
melatih anak mengontrol emosinya.
8. Anak ngempeng, Wajar
Banyak yang menganggapnya demikian. Itu wajar dilakukan anak
di bawah usia dua tahun. Di atas usia tersebut, anak yang kecanduan
ngempeng, termasuk ngempeng dengan ibu jarinya, bisa tanda si kecil
mengalami gangguan psikologis. Misalnya, anak merasa tidak aman,
ketakutan, kurang perhatian, tidak percaya diri dan sebagainya. Bila
anak demikian, alihkan pada kegiatan lain.
9. Sehat Anak yang Selalu Berkeringat
Keringat yang keluar berlebihan bukan pertanda sehat. Tapi tanda
gangguan tertentu, misalnya stres, fungsi kelenjar gondok yang
berlebihan, rendahanya kadar gula, berat badan berlebih. Jadi
sebaiknya waspada jika keringat anak berlebihan.
10. Anak Harus Diberi Vitamin
Bila pola makan anak bagus, sebenarnya tak perlu tambahan
vitamin. Jika ingin tetap memberi anak vitamin, berikan sesuai
kebutuhan,

karena

vitamin

sangat

bermanfaat

bila

anak

membutuhkannya. Seperti, vitamin untuk meningkatkan nafsu makan,


untuk menambah zat besi dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.
Dewi Vivian N. L.2010.AsuhanNeonatusbayidanBalita. Jakarta: SalembaMedika.
Sudarti, dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan
Anak Balita.Yogyakarta: Nuha Medika.
Yeyeh, Ai.2010.AsuhanNeonatusBayidanAnakBalita. Jakarta: CV. Trans InfoMedika.

Anda mungkin juga menyukai