Assalamualaikum wr.wb
HESTI NOPIYANTI
0200140016
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY. L 1
NEONATUS DINI USIA 4
HARI DENGAN BBLR DAN
HIPERBILIRUBIN
BAB I
Latar Belakang
BAB I
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500
gram) merupakan salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kematian perinatal dan
neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori
yaitu BBLR karena premature atau BBLR
karena Intrauterine Growth.
BAB I
Di Indonesia, kejadian bayi prematur belum
dapat dikemukakan, Jumlah BBLR yang
dilaporkan di Kabupaten Jombang tahun 2010
sebanyak 885 (4,25%) dari 21.426 kelahiran
hidup. Jumlah bayi BBLR ini meningkat
dibandingkan tahun 2009 yang terdapat 814
bayi BBLR.
BAB I
Tujuan Umum
BAB I
Tujuan Khusus
BAB
II
Tinjauan Pustaka
BAB
III
Tinjauan Kasus
BAB
III
B. Idenitas Orang tua
Nama Ibu/Ayah : Ny. L/ Tn. S
Umur : 24 tahun/ 26 tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa: Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT/ Buruh
Alamat : Kp. Cimerak Kec. Purbaratu Kab.
Tasikmalaya
BAB
III
BAB
III
E. Riwayat Kesehatan Bayi
Sekarang bayi sedang mempunyai penyakit
kuning, bayi tidak ada alergi terhadap obatobatan, makanan ataupun minuman, bayi
belum di imunisasi, reflex menghisap bayi
lemah.
BAB
III
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum bayi sakit sedang, postur tubuh
normal, menangis lemah, pergerakan lemah,
kulit bayi terlihat kuning di bagian dada dan
abdomen, A-S 7-8, BB : 1.800 gram, PB : 42 cm,
LK: 28 cm, LD : 25 cm, LILA : 7,5 cm, R : 48
x/menit, DJ : 146 x/menit, S : 36,6 oC.
BAB
III
Pemeriksaan Fisik
BAB
III
6. Leher : Tidak ada lipatan yang berlebihan, tidak ada
pembengkakan kelenjar tyroid, refleks tonic neck ada.
7. Dada : Simetris, warna kulit kuning, putting susu sejajar tetapi
warnanya belum jelas, tidak ada benjolan, ada retraksi dinding
dada ke dalam, pergerakan dada simetris, bunyi nafas vesikuler,
bunyi jantung murni dan reguler.
8. Abdomen : Simetris, warna kulit kuning, datar, tidak ada
benjolan, tali pusat bersih, tidak ada pendarahan, tidak ada cairan
yang berbau, perut teraba lembek, bunyi bising usus 6 x/menit.
9. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada benjolan,
refleks gallant ada
10.Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan, jumlah jari
lengkap, tonus otot aktif, refleks grabs ada, ujung lengan tidak
sianosis, warna ferifer merah muda.
BAB
III
11. Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan,
jumlah jari lengkap, tonus otot aktif, refleks
babynsky ada, refleks plantar fleksi ada, ujung
kaki tidak sianosis, warna ferifer merah muda.
12.Genetalia : testis sudah turun ke skrotum,
jumlahnya ada dua, sudah ada lubang pada ujung
penis, ruggae sudah terbentuk.
13.Anus : Lubang anus ada, tidak ada mekonium.
BAB
III
ANALISA
Bayi Ny. L 1 neonatus dini usia 4 hari dengan
BBLR dan hiperbilirubin.
BAB
III
1.
Penatalaksanaan
Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga. (tercipta hubungan baik
dengan ibu dan keluarga)
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu. (ibu mengetahui kondisi
bayinya saaat ini)
3. Menginformasikan kepada ibu bahwa bayinya mengalami hiperbilirubin serta
refleks menghisapnya lemah sehingga bayi perlu di rawat di RS. (ibu mengetahui
dan menyetujui untuk perawatan di RS
4. Memberitahu ibu cara menyusui bayi yang baik dan benar. (ibu mengerti)
5. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. (ibu bersedia)
6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir. (ibu mengetahui)
7. Memberitahu ibu cara merujuk bayi baru lahir. (ibu mengerti)
8. Memberitahu ibu cara menjaga kehangatan bayi. (ibu mengetahui)
9. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat di rumah. (ibu mengetahui)
10. Memberitahu ibu tentang pentingnya imunisasi. (ibu mengetahui)
11. Memberitahu ibu kunjungan neonates. (ibu mengerti dan bersedia untuk
kunjungan neonatus)
BAB
IV
Pembahasan
Data Subjektif
Bayi Ny. L 1. Bayi Ny. L 1 lahir pada tanggal 26 Desember 2016 pukul 19.20
WIB. Sehingga jika dihitung bayi Ny. L sekarang usia 4 hari. Menurut Wafi Nur
Muslihatun tahun 2010 neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.
Data Objektif
Keadaan umum bayi sakit sedang, postur tubuh normal, menangis lemah,
pergerakan lemah, kulit bayi terlihat kuning di bagian dada dan abdomen.
Nilai Apgar score bayi yaitu 7, dilihat dari nilai appearance 2, nilai pulse 2,
nilai grimace 1, nilai activity 1, dan nilai respiratory 1. Jadi jumlah apgar score yaitu
7 sehingga menurut Prawirohardjo tahun 2008 bahwa nilai apgar score 7 termasuk
bayi tidak asfiksia.
Dilihat dari pemeriksaan berat badan bayi yaitu 1.800 gram maka bayi
termasuk BBLR. Menurut IDAI tahun 2004 Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah
bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
BAB
IV
Data Objektif
Pemeriksaan antropometri didapatkan bahwa PB : 42 cm, LK : 28 cm,
LD : 25 cm, LILA : 7,5 cm. Menurut Sarwono Prawirohardjo tahun 2002 nilai
pemeriksaaan antropometri yang normal yaitu BB : 2500 - 4000 gram, PB :
48-52 cm, LK : 33-37 cm, LD : 30-38 cm, LILA : 10-12 cm. Jadi nilai
antropometri pada bayi Ny. L 1 tidak normal hal ini dikarenakan bayi Ny. L 1
lahir kurang bulan.
Pemeriksaan nafas, denyut jantung serta suhu normal yaitu R : 48
x/menit, DJ : 146 x/menit, S : 36,6 oC. Menurut Sarwono Prawirohardjo tahun
2002 Respirasi normal pada bayi yaitu 40-60 x/menit, denyut jantung 120160 x/menit dan suhu 36,5 oC 37,5 oC.
Berdasarkan pemeriksaan fisik kulit bayi terlihat kuning dibagian dada
dan abdomen. Merurut Mansjoer tahun 2007 bayi baru lahir (neonatus)
tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 6mg/dl hal ini
meupakan tanda bayi hiperbilirubin.
Refleks pada bayi ada dan tidak ada kelainan, tetapi refleks menghisap
(rooting) bayi lemah.
BAB
IV
Analisa
Berdasarkan data subjektif yang dikaji langsung oleh
penulis mengenai pengakuan orang tua bayi, bahwa bayi
lahir 4 hari dengan hiperbilirubin secara SC di Rumah sakit
dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dan berdasarkan data
objktif dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi bahwa bayi
saat ini berat badannya 1.800 gram serta warna kulit kuning
di bagian dada dan abdomen. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa Bayi Ny. L 1 neonatus dini usia 4 hari
dengan BBLR dan hiperbilirubin.
BAB
IV
Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga. (tercipta hubungan baik dengan ibu
dan keluarga)
Dilakukan agar tercipta hubungan yang baik dengan keluarga sehingga ibu percaya
dengan pemeriksaan yang akan kita lakukan, bayi yang akan diperiksa merasa nyaman
dan kita sebagai petugas merasa nyaman dalam melakukan pemeriksaan.
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu. (ibu mengetahui kondisi bayinya saaat
ini)
Kita harus memberitahukan setiap pemeriksaan yang didapatkan agar ibu mengetahui
kondisi bayinya saat ini dan apa yang harus dilakukan ibu dengan kondisi bayinya saat
ini.
3. Menginformasikan kepada ibu bahwa bayinya mengalami hiperbilirubin serta refleks
menghisapnya lemah sehingga bayi perlu di rawat di RS. (ibu mengetahui dan
menyetujui untuk perawatan di RS)
Bayi yang mengalami hiperbilirubin perlu dirawat dan dilakukan penanganan dengan
tindakan Fototerapi gunanya agar kadar bilirubin dalam tubuh bayi kembali normal serta
karena refleks menghisap bayi lemah bayi perlu di pasang sonde agar asupan nutrisi pada
bayi terpenuhi.
BAB
IV
4. Memberitahu ibu cara menyusui bayi yang baik dan benar. (ibu mengerti)
5.
6.
7.
Karena ini anak pertama ibu perlu diberitahu cara menyusui yang baik
dan benar agar ibu dan bayi merasa nyaman serta mengurangi putting
susu lecet.
Menganjurkan ibu agar memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. (ibu
bersedia)
Karena.ASI ekslusif sangat berguna bagi ibu serta bayi, dan ASI
merupakan sumber nutrisi yang sangat diperlukan oleh bayi.
Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir. (ibu mengetahui)
Agar ibu lebih waspada lagi terhadap kondisi bayinya, apalagi bayi
dalam kondisi BBLR sehingga perlu pengawasan yang baik untuk
mencegah terjadinya kegawatdaruratan pada bayi dan ibu mengetahui apa
yang harus dilakukan apabila kegawatdaruratan pada bayi terjadi.
Memberitahu ibu cara merujuk bayi baru lahir. (ibu mengerti)
Agar bayi tetap dalam kondisi stabil saat dilakukan rujukan sehingga
tidak terjadi kegawatdaruratan dalam perjalanan merujuk.
BAB
IV
8.Memberitahu ibu cara menjaga kehangatan bayi. (ibu mengetahui)
Bayi sangat rentan terhadap hipotermi, untuk mencegah itu terjadi
ibu perlu tahu tentang cara menjaga kehangatan pada bayi.
9.Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat di rumah. (ibu
mengetahui)
Agar tidak terjadi infeksi pada tali pusat sehingga bayi merasa
nyaman.
10.
Memberitahu ibu tentang pentingnya imunisasi. (ibu mengetahui)
Agar bayi mempunyai kekebalan tubuh dan system imun yang kuat
untuk sekarang dan masa yang akan datang.
11.
Memberitahu ibu kunjungan neonates. (ibu mengerti dan bersedia
untuk kunjungan neonatus)
Karena ibu perlu memeriksakan bayi minimal 3x dalam 1 bulan
pertama kelahiran untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi.
BAB
V
1.
Simpulan
BAB
V
3. Gambaran analisa pada bayi Ny. L 1 neonatus dini
usia 4 hari dengan BBLR dan hiperbilirubin yaitu
berdasarkan hasil dari data subjektif dan data
objektif sehingga ditarik kesimpulan bahwa
analisanya yaitu bayi Ny. L 1 neonatus dini usia 4
hari dengan BBLR dan hiperbilirubin.
4. Gambaran penatalaksanaan pada bayi Ny. L 1
neonatus dini usia 4 hari dengan BBLR dan
hiperbilirubin yaitu sesuai dengan asuhan kebidanan
yang harus dilakukan.