Anda di halaman 1dari 9

PRESENTASI KASUS

Nama
: Dewi Arum P.
NIM
: N 1.16.021
Hari/ Tanggal: 19 September 2016
SITUATION

Nama Pasien : By Ny. H


Ruang/ RM : HCU Neonatus
Kasus
: Asfiksia Neonatorum

PROBLEM (DX. KEP)

Ds : Resiko
infeksi
Do : jumlah leukosit By imunosupresi
Ny.H 8,3 ribu/Ul, BB =
1600 gram, UK= 31+1
minggu

b/d

HYPOTHESIS/
KNOWLEDGE
Terlampir

PROBLEM SOLVING
Tujuan: setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
3x8
jam,
diharapkan terhindar dari
tanda dan gejala infeksi,
dengan kriteria hasil:
KH:
1. RR
:
30-60
kali/menit
2. Suhu : 36,5
37,5C
3. Leukosit
DBN
( 9,4-34,0 ribu/Ul
Intervensi:
1. Bersihkan
box/incubator
setelah
dipakai
bayi lain
R/
:
supaya

QUESTIONS

2.

3.

4.

5.

terhindar
infeksi
dengan bayi lain
Pertahankan teknik
isolasi
bayi-bayi
yang berpenyakit
menular
R/
:
untuk
mengurangi
penularan infeksi
antar bayi ke bayi
lain
Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah melakukan
tindakan
keperawatan
R/ :
untuk
meminimalisir
infeksi
yang
menempel di tubuh
bayi
Tingkatkan intake
nutrisi
R/ : nutrisi yang
adekuat terhibdar
dari infeksi
Kolaborasi dengan
dokter
untuk
pemberian

antibiotik
R/ : sebagai imun
bayi
supaya
terhindar infeksi

SITUATION

PROBLEM (DX. KEP)

HYPOTHESIS/
KNOWLEDGE

PROBLEM SOLVING

QUESTIONS

S: O : By tampak sesak
nafas, terlihat retraksi
dada, terpasang oksigen
nasal kanul 1 liter/menit,
RR: 64 kali/menit
HR : 120 kali/menit
Terpasang CPAP dengan
PEEP 4, FiO2 40%
UK : 31

+1

minggu

Pola nafas tidak efektif b/d Terlampir


hiperventilasi

Tujuan : setelah dilakukan


tindakan
keperawatan
selama
3x8
jam,
diharapkan pola nafas bayi
efektif dengan kriteria
hasil:
KH :
1. Pernafasan pasien
30-60 kali/menit
2. Pengembangan
dada simteris
3. Irama pernapasan
teratur
4. Saat bernapas tidak
memakai
otot
bantu tambahan
Intervensi :
1. Observasi KU bayi
(nadi, suhu, RR)
R/
:
untuk
mengetahui
perkembangan bayi

2. Monitor kecepatan
irama, kedalaman,
dan upaya bernafas
R/
:
untuk
mengetahui
pola
nafas bayi
3. Monitor
pada
pernafasan
(bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi)
R/
:
untuk
mengetahui status
pernapasan
pada
bayi
4. Pastikan bayi untuk
memaksimalkan
ventilasi
dan
mengurangi
dispnea
R/
:
untuk
menghindari jalan
napas
5. Auskultasi

suara

napas, catat area


penurunan
dan
ketidakadanya
ventilasi dan bunyi
napas
R/
:
untuk
mengidentifikasi
adanya
suara
ronkhi, apnea
S: -

Resiko nutrisi kurang dari Terlampir


kebutuha
tubuh
b/d
O : By Ny.H terpasang absopsi tidak adekuat
selang sonde
Nutrisi ASB = 20cc/3 jam
lewat sonde
A : BB 1600 gram, PB 39
cm, LK 28cm, LD 24cm,
LILA 6cm
B : Hb 14,8 g.dl,
Hematokrit
46%,
Trombosit 65 ribu/Ul
C : reflek hisap lemah,
terpasang OGT
D : ASB 20cc/ 3 jam, UK

Tujuan : setelah dilakukan


tindakan
keperawatan
selama 3x8 jam, pola
makan bayi efektif, reflek
hisap tidak lemah
Intervensi :
1. Observasi KU bayi
(nadi, suhu, RR)
R/
:
untuk
mengetahui
perkembangan bayi
2. Monitor ketepatan
insersi NGT/OGT
R/
:
untuk
memonitor adanya

= 31 +1 minggu

luka di mulut bayi


yang
terpasang
OGT
3. Monitor terhadap
muntah/distensi
abdomen
R/
:
untuk
mengetahui apakah
makanan
yang
masuk mengalami
distensi abdomen/
muntah
4. Cek residu 4-6 jam
sebelum pemberian
enteral
R/
:
untuk
mengetahui jumlah
nutrisi yang harus
masuk ke bayi

Anda mungkin juga menyukai