Oleh :
Kelompok 13
S1 Pendidikan Biologi / Offering B Tahun 2016
1 Dhita Ayu Ramadhani
NIM :
160341606018
2 Risma Afrida Rosania
NIM :
160341606026
Disajikan pada, 7 Desember 2016
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
November 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa
yang
telah
memberikan
rahmat
dan
hidayahnya
berupa
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.
KATA PENGANTAR..
ii
DAFTAR ISI.
iii
DAFTAR GAMBAR.
iv
DAFTAR TABEL.
ABSTRAK
vi
Latar Belakang.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan..
Manfaat.
1
2
2
3
iii
DAFTAR GAMBAR
halaman
2.1 Perbedaan bioteknologi konvensional dan modern
11
12
14
iv
DAFTAR TABEL
halaman
2.1 Hasil Olahan Bioteknologi Konvensional
12
14
vi
ABSTRACT
Ayu Dhita, Afrida Risma. 2016. Role of Biotechnology and Progress of Human Welfare.
Biology Paper, Offering B S1 Biology Education, State University of Malang.
Lecture: Dr. Sueb, M.Kes and Andik Wijayanto, S.Si, M.Si. E-mail:
sueb.fmipa@um.ac.id and wijayantoand@gmail.com
Biotechnology is a branch of science that studies the use of living organisms
(bacteria, fungi, viruses, etc.) as well as products from living organisms (enzyme,
alcohol) in the production process to produce goods and services. The purpose of this
paper is to distinguish between traditional and modern biotechnology, to know the role
of enzymes in biotechnology applications, and describes the progress of biotechnology
from time to time. The conclusions obtained by the difference of conventional
biotechnology with conventional modern biotechnology are still using simple
techniques and equipment, whereas modern biotechnology is already using more
sophisticated equipment. The role of the enzyme in the application of biotechnology is a
protein that serves as a catalyst (catalytic protein). Progress biotechnology from time to
time begins the era of biotechnology non-mikrobiol which lasted until 1857,
biotechnology mikrobiol 1957, biotechnology scientific (the 15th century until the 20th
AD), and modern biotechnology (20th century AD to the present).
Keywords: biotechnology, traditional, modern, enzymes, and progress.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi berasal dari kata Bio dan Teknologi, dan secara bebas dapat
didefinisikan sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan
jasa yang bermanfaat bagi manusia (Themawidjaja, 1990:47).
Amien (1985:78) menyatakan bahwa, bioteknologi sebenarnya sudah
dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, karena manusia telah bertahun-tahun
lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur ragi untuk membuat
makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun istilah
bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi dalam
pembuatan anggur.
Di bidang pertanian juga sudah menggunakan mikroorganime sejak abad ke19 untuk mengendalikan hama serangga dan menambah kesuburan tanah.
Mikroorganisme juga sudah digunakan secara luas didalam mengolah limbah industri
dalam dasawarsa ini. Dalam bidang kesehatan dan kedokteran, manusia telah dapat
memproduksi vaksin tertentu dengan bantuan virus.
Menurut Lubis (2012:134), perkembangan yang pesat dalam bidang biologi
sel dan biologi molekuler sejak tahun 1960-an mendorong perkembangan bioteknologi
secara cepat. Dewasa ini manusia telah mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau
menambahkan sifat tertentu pada suatu organisme. Pengubahan itu dilakukan pada
tempat yang sangat penting dan mendasar yaitu pada tingkat Deoksyribo Nucleic Acid
(DNA), yaitu suatu rantai kimia yang terdapat di dalam inti sel yang mengontrol seluruh
aktivitas sel, termasuk sifat suatu organisme. Atas dasar itu maka definisi bioteknologi
sekarang adalah Pemanfaatan dan/atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen
biologi untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Lubis (2012:134) juga mendefinisikan bioteknologi yang terakhir ini lebih
dikenal sebagai bioteknologi modern, karena di dalamnya terdapat perekayasaan proses,
termasuk rekayasa genetika. Sementara itu definisi yang pertama mengacu kepada
Lebih dari lima dasawarsa yang lalu, Haldane, salah seorang ilmuwan yang
paling tanggap pada waktu itu, merangkum logika yang ada di belakang apa yang
dikenal sekarang sebagai bioteknologi. Tetapi, barulah pada lima tahun terakhir ini,
1
yang
digunakan
dalam
bioteknologi
pada
saat
ini
semakin
BAB II
PEMBAHASAN
1
Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi
adalah
manipulasi
organisme
atau
komponennya
untuk
Bioteknologi
konvensional
adalah
bioteknologi
yang
memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan,
seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme itu dapat mengubah bahan
pangan atau lainnya menjadi bahan yang lebih baik dari yang sebelumnya yang bisa
dimanfaatkan (Sardjoko, 1991:51).
Produk Bioteknologi yang dibantu mikroorganisme, misalnya pada proses
fermentasi, kedelai dan singkong yang begitu saja bisa diubah menjadi tempe, kecap,
tape dan sebagainya termasuk susu segar yang mudah basi diubah menjadi keju dan
yoghurt. Proses Bioteknologi tersebut, sekarang sudah dianggap sebagai bioteknologi
masa lalu atau kemudian ada yang menyebutkan Program Bioteknologi Konvensional
(Sardjoko, 1991:53). Hasil olahan bioteknologi konvensional dapat dilihat pada tabel
2.1 berikut :
Tabel 2.1 Hasil Olahan Bioteknologi Konvensional
2)
8
Fusi Protoplasma
Fusi protoplasma disebut juga teknologi hibrodoma yang dilakukan dengan
menggabungkan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang
berbeda dalam suatu medan listrik. Teknik ini diguakan untuk menghasilkan organisme
transgenik. Prinsip dari fusi protoplasma adalah menggabungkan kedua isi sel dengan
terlebih dahulu menghilangkan dinding sel atau membran sel dari kedua sel yang akan
digabungkan dalam suatu medan listrik. Teknik ini dapat dilakukan pada sel tumbuhan
maupun hewan (Kusumawati, 2012 : 173).
Teknik fusi protoplasma dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini.
Kultur Jaringan
teori
sel
yang
dikemukakan oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann serta sifat totipotensi sel.
Menurut teori sel tersebut, sel merupakan penyusun suatu individu, sedangkan
berdasarkan sifat totipotensi, sel mampu tumbuh serta berkembang menjadi individu
sempurna membentuk jaringan dan organ-organ penyusunnya.
Keuntungan teknologi kultur jaringan bukan sekedar dapat membuat individu
yang mirip aslinya, tetapi juga dapat menghasilkan individu dalam jumlah yang besar
dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, kultur jaringan dapat digunakan untuk
seleksi individu unggul dan pelestarian individu yang memiliki sifat tertentu. Kultur
jaringan dapat dilakukan melalui beberapa teknik. Hendaryono dan Wijayani
mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah dikenal di antaranya:
1. Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari jaringan
muda atau meristem.
2. Pollen atau anther culture, yakni teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian
tanaman berupa serbuk sari atau benang sari.
3. Choloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas untuk
keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru.
4. Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni penyilangan dua macam
protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman yang
mempunyai sifat baru.
Untuk melakukan kultur jaringan, diperlukan ruangan atau laboratorium yang
memadai. Salah satunya adalah rung inkubasi atau ruang kultur. Ruang untuk kultur
11
5)
di luar tubuh induk betina. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk embrio.
Embrio kemudian ditanam (diimplantasi) pada rahim pendonor. Embrio tersebut
selanjutnya tumbuh menjadi anak yang siap dilahirkan (Kusumawati, 2012: 175).
Proses bayi dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini.
Faktor Pembeda
Pengolahan
Bioteknologi
Konvensional
Memanfaatkan
Bioteknologi Modern
Memanfaatkan alat dan ruangan
Sterilisasi
dengan
peralatan sederhana
Relatif belum steril
13
Memerlukan
sterilisasi
yang
tinggi
memerlukan Memerlukan keahlian khusus
3.
Tingkat
Tidak
4.
5.
kesukaran
Biaya produksi
Banyak
keahlian khusus
Lebih murah
Pangan
Relatif mahal
Kedokteran dan Pertanian
dimanfaatkan di
bidang
3
menggunakan lebih dari satu substrat tetapi untuk memahami prinsip dasar kerja enzim
dengan mudah dengan memperhatikan reaksi enzim dengan satu substrat seperti berikut
(Primrose, 1987: 40) :
Enzim (E) + Substrat (S) kompleks substrat (ES) enzim + produk (P)
Segera setelah enzim bergabung dengan substratnya, enzim akan bebas kembali.
Sumber
Aspergillus oryzae
1
4
15
Bacillus amyloliquefaciens
-glukonase
Bacillus licheniformis
Aspergillus niger
Glucoamylase
Bacillus amyloliquefaciens
Aspergillus niger
Glukosa isomerase
Rhizopus sp
Arthobacter sp
Lactase
Lipase
Pectinase
Penicilin acylase
Protease, asam
Protease, alkali
Bacillus sp
Kluyveromyces sp
Candida lipolytica
Aspergillus sp
Eschericia coli
Aspergillus sp
Aspergillus oryzae
Protease, netral
Bacillus sp
Bacillus amyloliquefaciens
Pullulanase
Bacillus thermoproteolyticus
Klebsiela aerogenes
Sumber : Primrose, 1987:80
bioteknologi non-mikrobiol. Karena pada masa itu belum diketahui bahwa fermentasi
dilakukan oleh makhluk hidup. Produk lain dari bioteknologi non-mikrobiol antara
lain : anggur, bir, roti, keju, yoghurt, susu masam, sake, dan sebagainya (Sutarno,
2000:76). Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobiol) dimulai sejak tahun 1957
setelah Louis Pasteur mengetahui bahwa fermentasi merupakan proses yang dilakukan
oleh makhluk hidup. Produk hasil fermentasi bioteknologi era mikrobiol antara lain:
tembakau, teh dan coklat yang difermentasikan (Sutarno, 2000:75).
Perkembangan Bioteknologi dari masa ke masa di tandai dengan beberapa
peristiwa sebagai berikut :
1. Periode Bioteknologi Tradisional (sebelum abad ke-15 M)
Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur
menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan
pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek
(1500 SM ).
2. Periode Bioteknologi ilmiah (abad ke-15 sampai ke-20 M)
1
6
minuman.
d. Tahun 1890
e. Tahun 1897
17
18
teknologi
mutakhir. Teknologi
enzim
dan
rekayasa
genetika
1
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarakan kajian teori pada bab sebeelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. perbedaan
bioteknologi
konvensional
dengan
modern
yaitu
bioteknologi
kemajuan bioteknologi dari masa ke masa diawali pada era bioteknologi nonmikrobiol yang berlangsung hingga 1857. Kemudian berkembang bioteknologi
dimensi baru (bioteknologi mikrobiol) dimulai sejak tahun 1957. Perkembangan ini
ditandai dengan adanya periode bioteknologi tradisional (sebelum abad ke-15 M),
periode bioteknologi ilmiah (abad ke-15 sampai ke-20 M), dan Periode
Bioteknologi Modern ( Abad ke-20 M sampai sekarang ).
B. Saran
1. setiap mahasiswa dianjurkan untuk mampu membedakan antara bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern.
2.
DAFTAR 2
RUJUKAN
0
Sumaryanto, Adi. 2010. Bioteknologi Konvensional dan Modern. Surakarta : Bina Ilmu
Sutarno, Nono. 2000. Biologi Lanjutan Umum II. Jakarta : Universitas Terbuka.
Themawidjaja, Maggy. 1990. Bioteknologi. Jakarta : Erlangga.
Whitaker, J.R. 1972. Principles of Enzymology for The Food Science.
New York : John Willey and Sons.
Yuwono. 2006. Bioteknologi dan Peranannya dalam Kehidupan. Jakarta : Yudhistira.
21