Munawwaroh (2003), Pemanfaatan Rencana Tata Ruang Dalam Penyusunan Usulan Program
Pembangunan Di Kabupaten Ciamis, Tesis-S2 Undip Tahun 2003.
Lebih lanjut, suatu rencana tata ruang akan berhasil bila memenuhi kriteria/ UNSUR-UNSUR:
1. Disusun berdasarkan orientasi pasar. Rencana tata ruang memiliki peluang bagi aktor atau
stakeholders mengikuti dan mengisi tata ruang tersebut.
2. Mempunyai batasan-batasan yang jelas terutama menyangkut kewenangan masing-
masing aktor dan stakeholders agar mempunyai kepastian hukum yang jelas.
3. Disusun untuk mengurangi dampak psikologis yang berkembang di dalam masyarakat
dan mengakomodasikan berbagai kepentingan pelaku pembangunan, baik kelompok minoritas
(misalnya pengembang, kontraktor) maupun mayoritas (masyarakat).
4. Mempunyai informasi yang jelas mengenai tahapan pelaksanaan pembangunan dan
kapan rencana tersebut dilaksanakan.
5. Memiliki konsep pembangunan fisik, sosial dan ekonomi yang pasti, masyarakat
mengetahui alokasi pembangunan dan pengembangan, sehingga diperoleh informasi
daerah/kawasan yang dapat dikembangkan dan dipertahankan.
6. Disusun untuk membangun kebersamaan, memperoleh kesepakatan dengan menunjukkan
pula kelemahan dan kelebihan rencana tata ruang serta dampak yang akan
ditimbulkannya, baik positif maupun negatif.
Soejarto, Djoko. 1992. Wawasan Tata Ruang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,
Edisi Khusus Juli, hal. 3-8.
Selain itu, rencana tata ruang hendaknya (Kiprah, 2001:22): CIRI
1. Quickly yielding, rencana tata ruang mampu menganalisis pertumbuhan dan perkembangan daerah,
menghasilkan langkah-langkah serta tahapan-tahapan dan waktu pelaksanaan pembangunan untuk kurun
waktu tertentu.
2. Political friendly, demokratisasi dan transparansi sudah menjadi kebutuhan dalam seluruh rangkaian
proses penyusunannya. Pengetahuan-pengetahuan rencana tata ruang mulai dari rembug desa hingga
penetapan oleh DPRD sangat menentukan kewibawaan rencana tata ruang. Universitas Sumatera Utara
3. User friendly, mudah dimengerti dan dipahami oleh segenap lapisan masyarakat. Sosialisasi perlu
dilakukan terus menerus, sehingga masyarakat mudah memahami rencana dan perkembangan yang
terjadi.
4. Market friendly, rencana tata ruang membuka peluang kepentingan dunia usaha dan rencana
penanaman investasi dengan memperhatikan rencana tata guna tanah yang sesuai dengan peruntukannya.
5. Legal friendly, mempunyai kepastian hukum dan masyarakat dapat memperoleh kemudahan-
kemudahan untuk melakukan investasinya.
Kiprah. 2001. Kiprah Rencana Tata Ruang dalam Pembangunan Perkotaan. Kiprah, no.
2 Tahun I, November, hal. 22.