TESIS
KATA PENGANTAR
kontribusi
kepada
kami
sejak
awal
pendidikan
hingga
Penulis
ABSTRACT
Name
Study Program
Thesis Title
The background of this research is to increase health costs continue to rise while the budget is
limited. Thus require a more in-depth analysis of the factors that affect the health cost increases.
This study used cross sectional study with quantitative methods, by looking at the factors age,
sex, education, diagnosis, and the average cost of prescription drugs in accordance with
secondary data obtained through billing data providers be subscribed by PT PLN in providing
health services. And based on research results, factors that affect health care costs is age and
diagnosis of the disease. Where health-care hospital also has contributed to the increase in health
costs than doctors practice. So addressing these problems, needed policy at PT PLN to enforce
treatment system a tiered, from general practitioners to medical specialists.
viii
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul Tesis
Latar belakang penelitian ini adalah peningkatan biaya kesehatan yang terus meningkat
sedangkan anggaran yang disediakan terbatas. Sehingga memerlukan analisis yang lebih
mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan biaya kesehatan tersebut.
Penelitian ini menggunakan studi crosssectional dengan metode kuantitatif, dengan melihat
factor umur, jenis kelamin, pendidikan, diagnosis dan rata-rata biaya obat yang diresepkan sesuai
dengan data sekunder yang didapat melalui data tagihan provider yang menjadi langganan PT
PLN dalam memberikan layanan kesehatan. Dan berdasarkan hasil penelitian, faktor yang
mempengaruhi biaya kesehatan dalah umur dan diagnosis penyakit.Disamping hal tersebut,
tempat layanan kesehatan rumah sakit juga memiliki andil dalam peningkatan biaya kesehatan
dibandingkan dokter praktek.Sehingga menyikapi permasalahan tersebut, diperlukan kebijakan
di PT PLN untuk memberlakukan sistem pengobatan yang berjenjang, dari dokter umum ke
pengobatan dokter spesialis.
Kata kunci : pembiayaan kesehatan rawat jalan,
vii
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
KATA PENGANTAR
........................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................
ABSTRAK
....................................................................................
DAFTAR ISI
....................................................................................
DAFTAR TABEL
....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
1. PENDAHULUAN ...................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
xi
1
9
10
10
10
10
11
11
11
11
11
12
12
15
17
............
19
24
............
30
............................
32
............
32
3.2.3. Visi
............
33
3.2.4. Misi
............
33
........................
34
............
34
3.2.7. Motto
............
34
........................
34
37
40
........................
40
41
42
44
44
44
44
44
45
46
46
46
47
6.1.3. Diagnosis
47
49
50
6.1.6. Umur
51
53
6.1.8. Pendidikan
54
56
56
57
58
58
58
60
60
61
62
62
63
64
64
65
66
66
67
68
69
69
70
71
6.2.7.1. Hubungan Antara Kelompok Pendidikan SMA dengan Ratarata Biaya di Sarana Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
71
72
75
7. PEMBAHASAN .............................
74
74
75
75
76
76
76
77
77
77
78
78
78
79
79
80
82
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jumlah Karyawan beserta keluarga PT Pelayanan Listrik Nasional
Batam, dan Biaya Kesehatannya ................................................
Tabel 1.2. Perbandingan Rasio Biaya Kesehatan per Pegawai per Tahun
Antara PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam dengan Pembangkit
Jawa Bali ....................................................................................
Tabel 1.3. Biaya Layanan Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap 2007-2009
Tabel 1.4. Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan 2009 Menurut
Sarana Layanan .......................................................................
36
37
37
Tabel 3.4. Sarana Kesehatan yang Dilanggan PT PLN Batam Tahun 2009
38
Tabel 3.5. Total Biaya Kesehatan Tahun 2007 sampai 2009 .....................
38
39
41
47
47
48
49
49
50
50
51
52
52
53
54
55
55
Tabel 6.15. Rata-rata Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan 2009 ..........
56
Tabel 6.16. Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di Rumah Sakit ..........
57
Tabel 6.17. Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di Dokter Praktek ......
57
Tabel 6.18. Hubungan Antara Rata-rata Biaya Obat dengan Biaya di Sarana
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan ..............................................
58
59
Tabel 6.20. Hubungan Antara Kelompok Penyakit ISPA dengan Biaya di Sarana
Sarana Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan .................................
60
61
Tabel 6.22. Tabel Hubungan Antara Kelompok Penyakit Common Cold dengan
Biaya di Sarana Kesehatan Rawat Jalan
................................
61
62
63
63
64
65
Tabel 6.28. Hubungan Antara Biaya Tindakan dan Penunjang Medis dengan
Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan ....................................
65
66
67
Tabel 6.31. Hubungan Antara Kelompok Umur 15-49 Tahun terhadap Biaya di
Sarana Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan .................................
68
68
69
70
70
71
72
72
73
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1.1. Biaya Layanan Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap 2007-2009
...........
Grafik 1.3. Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan 2009 di Sarana
Kesehatan Rumah Sakit dan Dokter Praktek ............................
8
Grafik 1.4. Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tahun 2009 Menurut jenis
Sarana Pelayanan Yang Digunakan ..
9
Struktur Organisasi PT PLN Batam ............................................................
33
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini semua aspek kehidupan mengalami
perkembangan yang pesat, dimana arus teknologi informasi sedemikian
berpengaruh terhadap perikehidupan di masyarakat. Pemenuhan kebutuhan
hidup tidak lagi hanya terfokus kepada kebutuhan pangan, sandang dan
perumahan saja, melainkan sudah mencakup kebutuhan sekunder bahkan
tersier. Demikian juga halnya dengan kebutuhan akan kesehatan, masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan akan kesehatannya tidak hanya keakuratan terapi
yang diharapkan, akan tetapi kemudahan akses, kenyamanan, pelayanan yang
menyenangkan dan kecanggihan alat sudah menjadi pilihan sebagian
masyarakat dalam memenuhi kesehatannya.
Dengan pesatnya arus perkembangan tersebut, menimbulkan dampak pada
tingginya biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh pengguna layanan
kesehatan. Penyedia sarana pelayanan kesehatan banyak menawarkan pilihan
pengobatan canggih untuk lebih cepat dan tepat mengetahui diagnosis suatu
penyakit. Padahal penggunaan alat dan teknologi canggih tersebut belum tentu
perlu dilakukan karena tidak semua penyakit memerlukan pemeriksaan
tersebut. Dengan terjadinya over utilisasi seperti ini sudah pasti menjadi
dampak peningkatan biaya kesehatan yang ditimbulkan, sehingga beban
masyarakat atau perusahaan yang menanggung biaya tersebut akan semakin
berat.
Peran pihak swasta dalam menyediakan anggaran kesehatan untuk
karyawan dan atau keluarganya sangat membantu pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan akan layanan kesehatan, meskipun pemerintah telah
menjamin pemenuhan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.
Negara Republik Indonesia telah mengatur kebutuhan hidup rakyatnya
dalam Undangundang Dasar. Dimana pada UUD 1945 pasal 28E ayat 1
menyebutkan bahwa setiap orang berhak terhadap kesejahteraan lahir, dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
kesehatan
berdasarkan
fee
for
service
dan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
302
345
348
1064
1258
1275
3,390,182,810
3,233,905,051
3,736,722,880
2007
2008
2009
11,189,000
9,374,000
11,171,000
4,588,000
4,377,000
5,001,000
Batam
2
Sumber : Aplikasi Malcom Baldrige PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam 2010
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
2007
2008
2009
Rawat Jalan
2,456,893,154
2,653,763,524
2,729,729,242
Rawat Inap
933,289,252
508,141,527
1,006,993,638
3,390,182,810
3,233,905,051
3,736,722,880
Total
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya kesehatan setiap tahun
mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah pegawai. Berikut
ini grafik yang menampilkan gambaran biaya rawat jalan dan rawat inap pada
periode 2007-2009.
Grafik 1.1 Biaya Layanan Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap 2007-2009
Sumber: Rekapitulasi Biaya Kesehatan 2007-2009
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
Jumlah Kunjungan
Rumah Sakit
6,252
Praktek Dokter
1,840
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
Berikut ini adalah grafik yang memperlihatkan variasi jumlah kunjungan pada
masing-masing layanan kesehatan.
Grafik 1.3. Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan 2009 di Sarana
Kesehatan Rumah Sakit dan Dokter Praktek
Sumber: Data Tagihan Provider Layanan Kesehatan 2009
Rumah Sakit
Dokter Praktek
2,269,886,896
459,842,346
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
Berikut ini adalah grafik yang memperlihatkan besar variasi biaya layanan
kesehatan rawat jalan yang telah digunakan pada tahun 2009
Grafik 1.4. Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan 2009 Menurut jenis Sarana Pelayanan
Yang Digunakan
Sumber: Data Tagihan Provider Layanan Kesehatan 2009
1.2.
Rumusan Masalah
Melihat gambaran biaya kesehatan yang ada di PT. Pelayanan Listrik
Nasional Batam, maka terlihat bahwa setiap tahun, anggaran yang
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
10
1.3.
Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana biaya pelayanan kesehatan rawat jalan yang dilakukan pada
sarana pelayanan kesehatan yang dilanggan oleh PT. Pelayanan Listrik
Nasional Batam?
Tujuan Penelitian
1.4.2.2.
1.4.2.3.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
11
1.5.
1.6.
Manfaat Penelitian
menambah
wawasan,
pengalaman,
ketrampilan
dan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan merupakan kunci utama dalam suatu sistem
kesehatan di suatu negara. Salah satu ukuran terpenting dari sistem pembiayaan
kesehatan yang adil adalah bahwa beban biaya kesehatan dari kantong perorangan
tidak memberatkan penduduk.
Pendanaan kesehatan yang adil dan merata adalah pendanaan dimana
seseorang mampu mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
medisnya dan membayar pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuan
membayar.
Di semua negara maju kecuali Amerika Serikat menerapkan konsep
pembiayaan kesehatan bersifat universal, karena mencakup seluruh penduduk di
negara tersebut. Sistem yang dipakai adalah sitem pelayanan kesehatan nasional
(National Health Service, NHS). Sistem ini dimaksudkan untuk melindungi
seluruh masyarakatnya terhadap biaya kesehatan yang muncul disaat yang tidak
terduga.
Amerika adalah satusatunya negara maju yang menetapkan asuransi
kesehatannya secara komersial/ Private Voluntary Health Insurance bagi
rakyatnya. Sehingga menimbulkan banyak perusahaan asuransi komersial yang
menawarkan sistem perlindungan kesehatan bagi masyarakat dengan bermacam
macam keunggulan yang ditawarkan. Hal ini mengakibatkan Amerika menjadi
negara dengan biaya kesehatan tertinggi di dunia. Sehingga pada tahun 1990
terdapat 38 juta rakyat Amerika tidak mampu membeli program asuransi yang
ada.
Di Indonesia, pendanaan kesehatan secara tradisional menggantungkan
pada mekanisme campuran pendanaan dari sumber anggaran pemerintah dan
biaya kantong sendiri. Bahkan menurut Gani (1995) biaya kesehatan sebagian
besar bersumber dari masyarakat yaitu bekisar 70% dan sisanya dari pemerintah.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
13
Dari sumber biaya yang berasal dari masyarakat, 75% merupakan pembayaran
langsung (out of pocket), 19% biaya berasal dari perusahaan dan 6% biaya
bersumber dari asuransi kesehatan.
Apapun model pembiayaan kesehatan di suatu negara, dihadapkan pada dua
masalah pokok yang sama, yaitu:
a. Bagaimana mengendalikan biaya pelayanan kesehatan yang meningkat
drastis.
b. Bagaimana mutu layanan kesehatan tersebut, apakah sesuai antara
meningkatnya pembiayaan dengan mutu yang diberikan.
Sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, kemajuan teknologi dan perubahan selera penduduk, biaya kesehatan
yang harus dibayar dari kantong sendiri baik di fasilitas publik maupun swasta
semakin meningkat. Sistem pembiayaan kesehatan ini semakin jauh dari ekuitas
karena kemampuan ekonomi penduduk yang bervariasi, sedangkan kebutuhan
medis tidak berkorelasi dengan tingkat pendapatan.
Menurut beberapa ahli (Cambridge Research Institute,1976; Sorkin,1975;
Feldstein, 1988) mengatakan bahwa beberapa hal penting yang menyebabkan
meningkatnya biaya kesehatan adalah:
a. Tingkat Inflasi
Meningkatnya inflasi di masyarakat akan mempengaruhi peningkatan
biaya kesehatan, karena peningkatan harga kebutuhan di masyarakat, maka
secara otomatis biaya investasi dan biaya pelayanan kesehatanpun
meningkat juga.
b. Tingkat Permintaan
Peningkatan
permintaan
akan
layanan
kesehatan
di
masyarakat
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
14
sistem
asuransi
kesehatan
ini
dipergunakan
untuk
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
15
rumah sakit baik pemerintah maupun swasta menerapkan sistem tagihan jasa
perpelayanan yang memberikan insentif kepada fasilitas kesehatan atau dokter
untuk memberikan pelayanan yang lebih banyak. Di sini sebetulnya sangat
dibutuhkan suatu pendanaan publik atau pendanaan melalui asuransi sehingga
pasien yang membutuhkan pelayanan rumah sakit tidak dibebani biaya diluar
kemampuannya.
Asuransi kesehatan adalah suatu instrument sosial untuk menjamin
seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan pemeliharaan kesehatan tanpa
mempertimbangkan keadaan ekonomi orang tersebut saat kebutuhan pelayanan
kesehatan diperlukan.
Menurut Mills & Gibson (1990) menyebutkan bahwa pembiayaan
kesehatan melalui asuransi kesehatan ada beberapa cara, yaitu, melalui asuransi
kesehatan sosial, asuransi kesehatan swasta maupun asuransi kesehatan oleh
perusahaan. Asuransi kesehatan oleh perusahaan artinya perusahaan secara
langsung membiayai layanan kesehatan yang diberikan bagi pekerjanya. Baik itu
upaya promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan demikian diharapkan
tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang
produktif dalam menunjang aktivitas perusahaan.
2.2. Demand Terhadap Pelayanan Kesehatan
Pada perkembangan jaman dewasa ini banyak faktor yang mempengaruhi
kebutuhan akan layanan kesehatan. Tidak hanya faktor kesembuhan akan penyakit
saja yang mempengaruhi seseorang dalam mencari kesehatannya, namun dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kebutuhan akan layanan kesehatan terus
mengalami perubahan.
Menurut Gani (1994), ada tiga faktor yang menjadi kecenderungan seseorang
dalam perilaku kehidupannya, yaitu:
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
16
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
17
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
18
khususnya
dokter
dihadapkan
kemungkinan
timbulnya
menghindari
malpraktek,
para
dokter
sering
melakukan
Resonance
Imaging
(MRI)
yang
secara
medis
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
19
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
20
Dedactibles
Adalah jumlah biaya yang telah ditentukan menjadi tanggung
jawab asuransi kesehatan, sedangkan biaya yang melebihi jumlah
yang telah ditentukan menjadi tanggung jawab peserta asuransi.
Co-Insurance
Adalah biaya layanan kesehatan ditentukan berdasarkan persentase
yang harus dibayarkan kepada pemberi layanan kesehatan,
besarnya biaya biasanya berdasarkan persentase dari gaji
karyawan.
Co-Payment
Peserta asuransi diwajibkan membayar dengan jumlah tertentu,
setiap selesai menggunakan layanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
21
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
22
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
23
2. Concurrent Review
Kajian ini dilakukan saat pelayanan kesehatan diberikan kepada
peserta. Konsep yang dipakai meliputi penentuan apakah pengobatan
dan perawatan rawat inap perlu dilanjutkan, karena dengan concurrent
review dapat mengurangi lama hari rawat, maka hal ini akan
berpotensi untuk mengurangi biaya-biaya yang akan muncul.
a. Maximum Length of Stay, batasan lama hari rawat inap.
Pendekatan kajian ini adalah berdasarkan penetapan batasan lama
hari rawat inap. Penentuan LOS maksimum berdasarkan pada
International Clasification Disease (ICD) atau Diagnosis Related
Group yang memiliki konsep serupa.
b. Discharge Planning
Rencana perawatan lanjutan setelah pasien keluar dari rumah sakit
disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Discharge planning
ini sebaiknya dilaksanakaan saat pasien masih dirawat di rumah
sakit, sehingga dapat ditentukan perawatan lanjutan yang akan
diterima pasien setelah keluar dari rumah sakit.
c. Continued Stay Review
Adalah kajian secara medis yang dilakukan diluar rumah sakit
selama paserta masih dirawat di rumah sakit. Kajian ini
berdasarkan pembicaraan melalui telepon antara coordinator
rumah sakit dengan staf yang mengurusi kajian utilisasi ini.
3. Kajian Utilisasi Retrospektif
Kajian utilisasi ini dilakukan setelah peserta mendapatkan pelayanan
kesehatan. Kajian ini umumnya dilakukan melalui pemeriksaan klaim,
maupun pola pelayanan yang telah diberikan.
Menurut Ilyas (2003), sumber data yang dapat dipakai untuk melakukan
kajian utilisasi adalah:
a. Data Rekam Medis
Dari data rekam medis dapat diperoleh informasi pelayanan medis yang
diterima peserta dari pemberi layanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
24
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
25
dihimpun dan dikelola oleh gereja atau misi sosial yang memberikan
kontribusinya untuk mendanai orang miskin dan tidak mampu. Pelayanan
kesehatan yang diberikan berupa kuratif dan preventif.
2. Personal Payment/ Direct Payment
Metoda ini dilakukan dimana seseorang yang menggunakan layanan
kesehatan langsung membayar sejumlah uang kepada pemberi layanan.
Cara ini merupakan cara yang sering dipakai di Asia dan Afrika karena
sistem asuransi belum banyak digunakan. Dan cara ini merupakan cara
yang menguntungkan bagi pihak penyelenggara layanan kesehatan.
3. Personal Preventif
Metoda ini banyak dipakai di negara kapitalis, sosialis dan beberapa
negara berkembang. Sistem personal preventif , hygiene dan sanitasi lebih
memberikan peluang peserta menjadi lebih sehat dibandingkan dengan
program kuratif dan rehabilitatif.
4. Asuransi
Metoda ini bertujuan memberikan perlindungan bagi peserta asuransi atas
kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya. Metoda ini banyak dipakai di beberapa negara di dunia.
5. General Revenue
Metoda ini menggunakan pajak pendapatan di suatu negara untuk
membiayai beberapa komponen pelayanan kesehatan di negara tersebut.
Metoda ini paling menonjol digunakan di Chile Amerika Latin
6. External Financing
Metoda ini berupa bantuan internasional untuk program pelayanan
kesehatan di seluruh dunia, terutama untuk membantu penanggulangan
penyakit yang menimbulkan dampak epidemiologi yang luas seperti cacar
air, malaria, demam kuning dll.
Menurut Sulastomo (2000), sistem pembiayaan kesehatan dengan fee for
service dan reimbursement yang dilakukan setelah pelayanan kesehatan diberikan
merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang tidak efisien. Karena munculnya
moral hazard akan lebih terbuka pada sistem pembiayaan ini, sehingga
memberikan dampak kenaikan biaya kesehatan yang drastis. Prespective Payment
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
26
System (PPS) adalah suatu sistem pembayaran pada pemberi layanan kesehatan,
baik di rumah sakit maupun dokter praktek, dalam jumlah yang telah ditetapkan
sebelum suatu pelayanan medis dilakukan, tanpa memperhatikan tindakan atau
lamanya perawatan di rumah sakit. Pada sistem ini mendorong pemberi layanan
kesehatan untuk melakukan halhal yang secara medis memang diperlukan dan
akan menurunkan lamanya jumlah hari rawat di rumah sakit. Dengan demikian
adanya kemungkinan penggunaan sarana kesehatan berlebih (over utilization)
dapat dicegah.
Yang termasuk dalam Prospective Payment System ini adalah :
a. DRGs ( Diagnostic Related Groups)
Adalah suatu cara pembiayaan layanan kesehatan berdasarkan grup
diagnostik beberapa penyakit yang mempunyai karakteristik yang sama.
Pada DRGs ini pembiayaan layanan kesehatan berdasarkan diagnosis
penyakit yang ada atau diagnosis penyakit sejenis, tanpa melihat tindakan
medis yang dilakukan ataupun lamanya perawatan di rumah sakit.
Manfaat dari DRGs ini adalah:
Menguntungkan
peserta
asuransi
dimana
premi
yang
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
27
c. Kapitasi
Sistem Kapitasi adalah suatu sistem pembayaran pada pemberi
layanan kesehatan, yang diberikan dalam jumlah tetap, sesuai dengan
jumlah peserta/ karyawan yang menjadi kewajiban pemberi layanan
kesehatan yang bersangkutan untuk memberikan layanan kesehatan baik
sakit maupun tidak sakit. Dalam sistem kapitasi ini pembiayaan layanan
kesehatan biasanya diberikan terlebih dulu sebelum pemberi layanan
melakukan layanan kesehatan (prepaid/ pradana).
Konsep ini sesungguhnya yang paling banyak memperoleh
publikasi, oleh karena akan memberikan harapan yang sangat bermakna,
baik dari aspek penyederhanaan administrasi, efisiensi serta mutu layanan.
Juga sistem kapitasi akan mendorong upayaupaya pencegahan dan
promotif sangat besar, sehingga akan merubah orientasi pelayanan
kesehatan dari kuratif ke preventif.
Meskipun demikian pelaksanaan sistem kapitasi ini juga harus
memperhatikan keadaan setempat, untuk dapat mencapai bentuk yang
ideal. Maka diperlukan sistem informasi yang baik agar data yang
mendukung sistem kapitasi ini benarbenar dapat memberikan peluang ke
arah efisiensi.
Ada tiga masalah pokok yang perlu dipertimbangkan, sebelum melakukan
program asuransi pada sistem pembiayaan pelayanan kesehatan, yaitu:
a. Kapan saat yang tepat untuk memulai program asuransi kesehatan
Karena program pembiayaan kesehatan tumbuh paling akhir setelah
program pensiun hari tua, kecelakaan kerja dll. Sehingga kemampuan
membayar pelayanan kesehatan merupakan faktor yang penting dalam
mengembangkan jaminan pemeliharaan kesehatan.
b. Dengan adanya program jaminan layanan kesehatan, maka akan muncul
juga meningkatnya biaya pelayanan kesehatan. Sehingga perlu dilakukan
upaya pengendaliannya.
c. Mutu dari layanan kesehatan yang diberikan. Apakah layanan kesehatan
yang diberikan sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
28
29
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
84
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
30
BAB 3
GAMBARAN UMUM PT PELAYANAN LISTRIK NASIONAL
BATAM
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
31
tahun
berikutnya
PT.
Pelayanan
Listrik
Nasional
Batam
tenaga
listrik
yang
meliputi
antara
lain
konsultasi
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
32
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
33
3.2.3. Visi
PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam mempunyai visi Menjadi Perusahaan
Energi yang Utama di Indonesia
3.2.4. Misi
Misi yang diusung oleh PT Pelayanan Listrik Nasional Batam adalah
Kami menyediakan tenaga listrik secara efisien dan andal serta jasa lainnya
dalam bidang energi untuk meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
masyarakat melalui pelayanan yang terbaik dan bertumpu pada sumber
daya manusia.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
34
3.2.7. Motto
PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam memiliki motto Bright People Bright
Future
3.3. Aktivitas dan Perkembangannya
PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam juga terus mengupayakan
penyediaan layanan yang mengutamakan kepuasan pelanggannya tanpa
terkecuali. Untuk itu PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam secara internal
berusaha untuk terus melakukan efisiensiefisiensi usaha, dan menyelaraskan
kemampuan sumber daya manusia dengan kemajuan teknologi. Satu diantaranya
adalah pengembangan sistem informasi internal melalui intranet yang telah mulai
dioperasikan pada akhir tahun 2001. Pada saat yang hampir bersamaan PT.
Pelayanan Listrik Nasional Batam juga mengenalkan peningkatan pelayanan
kepada 75,507 pelanggan dengan penerapan program System Online Payment
Poin (SOPP).
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
35
Saat ini PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam memiliki kapasitas daya
mampu netto harian sekitar 225 MW dengan beban puncak 206 MW dan
cadangan daya 49MW. Seluruh pembangkit yang ada telah memiliki sertifikat
ISO 9001 tentang manajemen lingkungan.
Sebagai langkah tindak lanjut dari usaha efisiensi, PT. Pelayanan Listrik
Nasional Batam melakukan langkah konkrit dengan membangun budaya
perusahaan yang baik serta menjamin perkembangan perusahaan. Hai ini
merupakan tanggung jawab seluruh sumber daya manusia yang ada di PT.
Pelayanan Listrik Nasional Batam. Untuk bisa memahaminya, maka PT.
Pelayanan Listrik Nasional Batam memberikan penjabaran mengenai langkah
langkah yang harus ditempuh sebagai berikut:
a. Menerapkan prinsip dan praktek Good Corporate Governance.
b. Menjamin Corporate Performance yang selalu meningkat dari tahun ke
tahun.
c. Menciptakan
pertumbuhan
perusahaan
yang
harmonis
dengan
lingkungannya.
d. Membangun sumber daya manusia yang etis dan professional.
e. Mengembangkan usaha selaras dengan perkembangan dan tujuan
korporasi PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Pada tahapan ini sumber daya manusia dianggap sebagai satu diantara aset
penting bagi PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam. Untuk itulah pengelolaannya
dilakukan dengan sangat hatihati, professional dan humanis. Pihak manajemen
menilai bahwa keberadaan sumber daya manusia merupakan penentu keberhasilan
dan kemajuan perusahaan. Karena itulah sumber daya manusia ini perlu dikelola
dengan sebaik mungkin.
Sumber daya manusia yang bekerja di PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam
dibedakan menjadi dua status yaitu, pegawai tugas karya dan pegawai organik.
Pegawai tugas karya adalah pegawai PT. Perusahaan Listrik Negara (persero)
yang ditugaskaryakan ke PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam, yang dapat
dimutasi ke seluruh cabang PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) di seluruh
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
36
Indonesia, dan apabila memasuki masa pensiun di PT. Pelayanan Listrik Nasional
Batam, maka statusnya akan kembali menjadi pegawai PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero). Sedangkan pegawai organik adalah pegawai yang direkrut
langsung oleh PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam. Perekrutan ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia PT. Pelayanan Listrik Nasional
Batam
yang
mulai
bertambah,
seiring
dengan
pesatnya
petumbuhan
2007
2008
2009
Strata 3
Strata 2
Srata 1
63
83
105
Diploma
29
39
40
SLTA
203
218
196
SLTP
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
37
Tabel 3.2.
Kinerja dibanding komposisi jumlah pelanggan
Kelompok
Pelanggan
Rumah Tangga
Bisnis
Industri
Sosial
Pemerintah
Multiguna
Total
Pangsa Pasar
PLN Batam
100
80
60
100
100
100
85
Pangsa Pasar
Pesaing
0
20
40
0
0
0
15
Ekspektasi
pertumbuhan
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Kecil
Kecil
Sedang
Tinggi
Sumber: Aplikasi Malcom Baldrige PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam 2010
2008
2009
3,650
3,580
3,819
570
546
586
42
41
45
29
47
28
Rp/kWh)
Rasio Biaya Administrasi terhadap kWh
produksi
Sumber: Aplikasi Malcom Baldrige PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam 2010
untuk
pembiayaan
kesehatan
para
karyawannya.
Sistem
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
38
tidak dilanggan oleh PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam, maka diberlakukan
sistem reimbursement pada tiap-tiap pengobatan yang dilakukan.
Beberapa sarana layanan kesehatan yang telah dilanggan oleh PT.
Pelayanan Listrik Nasional Batam, agar dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh karyawan dan keluarga yang menjadi tanggungan perusahaan.
Berikut ini tabel dari sarana layanan kesehatan yang telah dilanggan oleh PT.
Pelayanan Listrik Nasional Batam.
Tabel 3.4.
Sarana Kesehatan yang Dilanggan PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam
Tahun 2009
Sarana Kesehatan
Jumlah
Rumah Sakit
Dokter Praktek
Apotek
Dari provider layanan kesehatan yang ada dan beberapa penggantian biaya
kesehatan yang telah dibayarkan oleh PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam pada
tahun 2009, dapat dilihat gambarannya pada tabel dibawah ini. Berikut ini tabel
biaya kesehatan PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam selama tiga tahun terakhir.
Tabel. 3.5.
Total Biaya Kesehatan Tahun 2007 Sampai 2009
2007
2008
2009
3,390,182,810
3,233,905,051
3,736,722,880
11,189,000
9,374,000
11,171,000
tahun
Biaya Kesehatan per karyawan
per tahun
Sumber: Aplikasi Malcom Baldrige PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam 2010
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
39
Tabel 3.6.
Jumlah Karyawan dan Keluarga
Diskripsi
2007
2008
2009
Karyawan
302
345
348
Keluarga
762
913
927
Total
1064
1258
1275
Sumber: Aplikasi Malcom Baldrige PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam 2010
Direksi
PT.
Perusahaan
Listrik
Negara
(Persero)
Nomor
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
40
BAB 4
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS
RatarataBiayaObat
Diagnosis
BiayaPelayanan
KesehatanRawatJalan
BiayaKonsultasi
BiayaTindakandan
PenunjangMedis
Umur
JenisKelamin
Tingkatpendidikan
Independent
Variabel
Confounding
Dependent
Variabel
Variabel
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
41
Variabel
Rata-rata
biaya Obat
Diagnosis
Biaya
Konsultasi
Biaya
Tindakan dan
Penunjang
Medis
Umur
Jenis
Kelamin
Definisi
Operasional
Rata-rata biaya
obat yang
diresepkan dokter
Hasil akhir
penilaian klinis
oleh tenaga
medis pemberi
layanan
kesehatan dan
dikelompokkan
menjadi 10
diagnosis
terbanyak rawat
jalan.
Biaya yang
timbul setelah
melakukan
konsultasi
dengan tenaga
medis
Biaya yang
timbul akibat
tindakan yang
dilakukan untuk
menegakkan
diagnosis
ataupun terapi,
yg meliputi:
tindakan medis,
laboratorium,
rontgen
Selisih tahun
kelahiran dan
tahun saat
melakukan
pengobatan
Klasifikasi jender
Cara Ukur
Membagi total obat
dengan total resep yang
ada.
Skala
Ukur
Ratio
Hasil Ukur
Rupiah
10 diagnosis terbanyak
berdasarkan ICD X
Ordinal
10 macam
penyakit
Nominal
rupiah
Nominal
Rupiah
ordinal
1=0-14
2=15-49
3=50
nominal
1=Laki-laki
2=aperempuan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
42
Pendidikan
Pendidikan
terakhir saat
melakukan
pengobatan
Ratio
1= SMA
2=D3
biaya
pelayanan
kesehatan
rawat jalan di
sarana
pelayanan
kesehatn
Total biaya
pelayanan
kesehatan rawat
jalan di rumah
sakit dan dokter
praktek
Melihat dan
mengelompokkan total
biaya di rumah sakit
dan dokter praktek
Ratio
Dalam rupiah
4.3. Hipotesis
Dari kerangka konsep dan definisi operasional, didapatkan hipotesis sebagai
berikut.
1. a. Ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan rawat jalan dengan
rata-rata biaya obat
b. Rata-rata biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan dokter praktek menurut rata-rata biaya obat
2. a. Ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan rawat jalan dengan
diagnosis
b. Rata-rata biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan dokter praktek menurut diagnosis
3. a. Ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan rawat jalan dengan
biaya konsultasi
b. Rata-rata biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan dokter praktek menurut rata-rata biaya konsultasi
4. a. Ada hubungan rata-rata biaya pelayanan kesehatan dengan tindakan
medis dan penunjang medis
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
43
kelompok umur
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
40
BAB 4
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS
RatarataBiayaObat
Diagnosis
BiayaPelayanan
KesehatanRawatJalan
BiayaKonsultasi
BiayaTindakandan
PenunjangMedis
Umur
JenisKelamin
Tingkatpendidikan
Independent
Variabel
Confounding
Dependent
Variabel
Variabel
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
41
Variabel
Rata-rata
biaya Obat
Diagnosis
Biaya
Konsultasi
Biaya
Tindakan dan
Penunjang
Medis
Umur
Jenis
Kelamin
Definisi
Operasional
Rata-rata biaya
obat yang
diresepkan dokter
Hasil akhir
penilaian klinis
oleh tenaga
medis pemberi
layanan
kesehatan dan
dikelompokkan
menjadi 10
diagnosis
terbanyak rawat
jalan.
Biaya yang
timbul setelah
melakukan
konsultasi
dengan tenaga
medis
Biaya yang
timbul akibat
tindakan yang
dilakukan untuk
menegakkan
diagnosis
ataupun terapi,
yg meliputi:
tindakan medis,
laboratorium,
rontgen
Selisih tahun
kelahiran dan
tahun saat
melakukan
pengobatan
Klasifikasi jender
Cara Ukur
Membagi total obat
dengan total resep yang
ada.
Skala
Ukur
Ratio
Hasil Ukur
Rupiah
10 diagnosis terbanyak
berdasarkan ICD X
Ordinal
10 macam
penyakit
Nominal
rupiah
Nominal
Rupiah
ordinal
1=0-14
2=15-49
3=50
nominal
1=Laki-laki
2=aperempuan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
42
Pendidikan
Pendidikan
terakhir saat
melakukan
pengobatan
Ratio
1= SMA
2=D3
biaya
pelayanan
kesehatan
rawat jalan di
sarana
pelayanan
kesehatn
Total biaya
pelayanan
kesehatan rawat
jalan di rumah
sakit dan dokter
praktek
Melihat dan
mengelompokkan total
biaya di rumah sakit
dan dokter praktek
Ratio
Dalam rupiah
4.3. Hipotesis
Dari kerangka konsep dan definisi operasional, didapatkan hipotesis sebagai
berikut.
1. a. Ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan rawat jalan dengan
rata-rata biaya obat
b. Rata-rata biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan dokter praktek menurut rata-rata biaya obat
2. a. Ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan rawat jalan dengan
diagnosis
b. Rata-rata biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan dokter praktek menurut diagnosis
3. a. Ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan rawat jalan dengan
biaya konsultasi
b. Rata-rata biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan dokter praktek menurut rata-rata biaya konsultasi
4. a. Ada hubungan rata-rata biaya pelayanan kesehatan dengan tindakan
medis dan penunjang medis
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
43
kelompok umur
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
44
BAB 5
METODE PENELITIAN
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
45
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
46
BAB 6
HASIL PENELITIAN
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
47
344
85,666,800
249,031
Biaya Obat
Total Biaya
Obat
56.431.482
Dokter Praktek
Rata-rata Biaya
Total Biaya
Obat
Rata-rata Biaya
257,678
29.235.375
233,883
6.1.3. Diagnosis
Diagnosis dalam penelitian ini berdasarkan 10 diagnosis tertinggi dari
kasus rawat jalan yang dilihat berdasarkan tagihan klaim yang diberikan provider
layanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
48
Tabel.6.3.
Distribusi Frekuensi Diagnosis Penyakit Pengguna Layanan Kesehatan
Rawat Jalan 2009
Kasus
No
Diagnosis
ISPA
113
31,4
Common Cold
69
19,5
Observasi Febris
34
9,4
Dispepsia
29
8,1
Diare-gastroenteritis
26
7,2
Carries Dentis
27
7,5
Hipertensi
18
Myalgia
16
4,4
ANC/KB/Imunisasi
14
3,9
10
Dermatitis
14
3,9
Total
360
100
praktek, jumlah tertinggi juga pada jenis penyakit ISPA, dan terendah adalah
dermatitis. Pada dokter praktek ini tidak dijumpai penyakit caries dentis, karena
sampel yang diambil pada tempat klinik dokter umum yang dilanggan perusahaan.
Berdasarkan sarana yang digunakan , distribusi frekuensi diagnosis dapat
digambarkan sebagai berikut.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
49
Tabel 6.4.
Distribusi frekuensi diagnosis Berdasarkan Sarana Pelayanan Kesehatan
Yang Digunakan.
Variabel
Diagnosis
Dokter Praktek
ISPA
67
29
46
37
Common Cold
46
20
23
18
Caries Dentis
27
11
Observasi Febris
20
14
11
Dispepsia
17
12
10
Diare-gastroenteritis
16
10
ANC/KB/Imunisasi
14
Hipertensi
11
Mylagia
Dermatitis
360
28.042.920
77.897
50
Biaya
Konsultasi
Dokter Praktek
Total Biaya
Rata-rata
biaya
Total Biaya
Rata-rata
Biaya
24.892.920
106.380
3.150.000
25.000
67
(Rupiah)
(Rupiah)
14.329.089
213.867
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
51
Biaya
Tindakan dan
Penunujang
Medis
Total Biaya
Dokter Praktek
Rata-rata
Total Biaya
Rata-rata
Biaya
14.094.080
216.832
Biaya
235.000
117.500
6.1.6. Umur
Variabel umur disajikan dalam bentuk pembagian kelompok umur, yaitu
kelompok umur muda, kelompok umur usia produktif dan kelompok umur usia
tua. Kelompok umur produktif memiliki jumlah terbanyak yang menjadi
tanggungan PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam, diikuti kelompok umur muda.
Sedangkan kelompok umur tua, terbatas hanya sampai umur 56 tahun, karena
pada umur lebih dari 56 tahun, karyawan akan memasuki masa pensiun, dan
penanggungan semua biaya pada usia pensiun dialihkan ke PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero).
Pada
penelitian
ini
dijumpai
bahwa
kelompok
umur
produktif
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
52
Tabel 6.9.
Distribusi Frekuensi Umur Yang Menggunakan Sarana
Layanan Kesehatan Rawat Jalan Tahun 2009
No
Kelompok Umur
(Tahun)
0-14
N
125
15-49
203
56
50
32
360
100
Total
%
35
Umur
Rumah Sakit
Dokter Praktek
0-14
94
53
31
35
15-49
125
40
78
56
15
17
234
100
126
100
50
Total
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
53
Jenis Kelamin
Laki-laki
N
158
%
44
Perempuan
202
56
360
100
Total
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
54
Tabel. 6.12.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Berdasarkan Sarana Kesehatan
Rawat Jalan Yang Digunakan
Variabel
Jenis Kelamin
Dokter Praktek
Laki-laki
99
42
59
47
Perempuan
135
58
67
53
6.1.8. Pendidikan
Pada variabel pendidikan, dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok pendidikan setingkat sekolah menengah dan tingkat dibawahnya, serta
kelompok diploma tiga dan sarjana menjadi satu kelompok. Hal ini dikarenakan
pada tingkat sekolah lanjutan pertama, jumlahnya sangat sedikit yaitu 2 orang dari
total seluruh populasi. Sedangkan pada tingkat diploma tiga dan strata 2, dari
sampel yang diambil, jumlah kunjungan dari total sampel hanya 4 orang, sehingga
dengan jumlah yang kecil perhitungan akan menjadi bias.
Dari penelitian didapati bahwa kelompok sekolah menengah atas
menduduki angka 68% dari jumlah sampel yang menggunakan sarana kesehatan
rawat jalan. Sedangkan kelompok D3 hanya 32%.
Distribusi frekuensi jumlah kunjungan pada dua kelompok pemberi
layanan kesehatan rawat jalan dapat dilihat pada tabel 6.3.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
55
Tabel 6.13.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Yang Menggunakan
Fasilitas Layanan Rawat Jalan
Pengguna Fasilitas Rawat
Jalan
No
Pendidikan
1
2
SMA
N
244
%
68
D3
116
32
360
100
Total
Pendidikan
Rumah Sakit
Dokter Praktek
SMA
143
61
101
68
D3
91
39
25
32
Total
234
100
126
100
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
56
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
TINDAKAN
67
25,000
1,107,000
213,867
197,973
KONSULTASI
360
25,000
265,000
77,897
49,653
OBAT
344
4,324
1,802,217
249,031
235,308
ADM
360
3,000
20,000
14,097
8,105
TOTAL_BIAYA
360
39,720
2,542,217
364,572
292,165
untuk
jasa
konsultasi
minimum
Rp.60,000,-,
maksimum
Rp.265,000,-. Dan untuk biaya obat, biaya minimum adalah Rp.4,324,- dan
maksimum Rp.1,802,217. Berikut tabel yang memperlihatkan gambaran tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
57
Tabel 6.16.
Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di Rumah Sakit
N
TINDAKAN
Mean
Std.
Deviation
25,000 1,107,000.0
216,831.7
199,827.6
60,000 265,000.0
106,380.4
38,350.0
257,677.9
275,928.0
Minimum
65
Maximum
KONSULTASI
234
OBAT
219
ADM
234
20,000 20,000.0
20,000.0
TOTAL_BIAYA
234
95,000 2,542,217.0
420,015.6
4,324 1,802,217.0
335,604.7
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
40,000
195,000.0
117,500.0
109,601.6
KONSULTASI
126
25,000
25,000.0
25,000.0
OBAT
125
11,720
787,430.0
233,882.7
137,637.2
ADM
126
3,000
20,000.0
3,134.9
1,514.5
TOTAL_BIAYA
126
39,720
815,430.0
261,605.9
137,004.5
TINDAKAN
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
58
6.2.
Analisa Bivariat
Mean
Std.
Deviation
Minimum
275,928.0 4,324.0
Maximum
Rumah Sakit
Dokter
Praktek
219 257,677.9
125 233,882.7
137,637.2 11,720.0
787,430.0
Total
344 249,031.4
235,307.7 4,324.0
1,802,217.0
P
Value
1,802,217.0
0,36
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
59
Tabel 6.19.
Hubungan Antara Diagnosis Penyakit Dengan Rata-rata Biaya Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan
N
Mean
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
P
Value
ISPA
95,301.0
700,900.0
Diare
26 285,674.7 85,736.9
137,580.0
456,774.0
Common Cold
69 182,049.2 71,524.1
46,982.0
416,468.0
Dispepsis
29 498,824.9 201,528.3
230,123.0
987,095.0
Obs Febris
34 477,040.4 212,568.5
252,972.0
1,171,111.0 0,0000
Hipertensi
18 1,074,363 623,462.3
386,880.0
2,542,217.0
ANC/KB/Immunisasi
14 547,908.7 380,098.1
158,800.0
1,107,324.0
Caries
27 452,442.7 317,622.3
160,000.0
1,825,234.0
Myalgia
16 163,839.8 76,542.8
39,720.0
348,935.0
Dermatitis
14 505,075.1 166,006.7
311,830.0
887,150.0
39,720.0
2,542,217.0
Total
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
60
Mean
Std.
Deviation
P
Minimum Maximum value
Rumah Sakit
67 309,650.2 107,962.7
149,712.0 700,900.0
Dokter Praktek
46 237,119.5 53,463.1
95,301.0
384,500.0
95,301.0
700,900.0
Total
0,0000
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
61
Tabel.6.21.
Hubungan Antara Kelompok Penyakit Diare-Gastroenteritis dengan Biaya di
Sarana Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
N
Rumah
Sakit
Klinik
Dokter
Total
Mean
16
Std.
Deviation
331,781.1
70,016.9
P Value
Minimum Maximum
227,566.0
456,774.0
0,00008
10
26
211,904.4
285,674.7
49,217.6
85,736.9
137,580.0
137,580.0
284,400.0
456,774.0
Mean
Std.
Deviation
P Value
Minimum Maximum
Rumah Sakit
Dokter
Praktek
46 207,655.8
68,079.0
95,000.0
416,468.0
23 130,836.2
47,106.4
46,982.0
216,616.0
Total
69 182,049.2
71,524.1
46,982.0
416,468.0
0,00008
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
62
Minimum Maximum
17 597,635.1 209,631.9
334,216.0 987,095.0
N
Rumah Sakit
Mean
P
Value
0,0006
Dokter Praktek
12 358,843.8 54,721.9
230,123.0 444,173.0
Total
29 498,824.9 201,528.3
230,123.0 987,095.0
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
63
Tabel 6.24.
Hubungan Antara Kelompok Penyakit Observasi Febris dengan Biaya di Sarana
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
N
Rumah Sakit
Mean
Std.
Deviation
20 549,768.3 237,645.5
Minimum
P
Value
Maximum
282,259.0 1,171,111.0
0,01
Dokter Praktek
14 373,143.4 111,346.0
252,972.0 717,000.0
Total
34 477,040.4 212,568.5
252,972.0 1,171,111.0
Mean
Std.
Deviation
11 1,402,004 582,230.8
P Value
Minimum
Maximum
933,675.0 2,542,217.0
0,001
7 559,499.7 173,992.1
18 1,074,363 623,462.3
386,880.0 815,430.0
386,880.0 2,542,217.0
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
64
Mean
Std.
Deviation
P
Minimum Maximum Value
Rumah Sakit
564,220 181,952.9
355,950.0 887,150.0
Dokter Praktek
426,215 110,644.1
311,830.0 628,760.0
14 505,075.1 166,006.7
311,830.0 887,150.0
0,12
Total
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
65
Tabel 6.27.
Hubungan Biaya Konsultasi dengan Biaya Pelayanan Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Mean
Std.
Deviation
P
Minimum Maximum Value
Rumah Sakit
234
106.380 38.350
60.000
265.000
Dokter Praktek
Total
126
360
25.000
25.000
25.000
265.000
0,000
Std.
Mean
Deviation
Rumah Sakit
65
216.832
199.828
25.000
1.107.000
Dokter Praktek
117.500
109.602
40.000
195.000
Total
67
213.887
197.973
25.000
1.107.000
0,48
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
66
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
0--14 th
125
311,560.19 182,743.7
39,720.0
1,103,000.0
15--49th
203
3911,11.43 338,495.9
72,682.0
2,542,217.0
50+th
32
403,291.96 301,397.2
96,752.0
1,098,086.0
Total
360
364,572.18 292,164.9
39,720.0
2,542,217.0
P Value
0,041306
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
67
Tabel 6.30.
Hubungan Kelompok Umur 0-14 Tahun dengan Biaya di Sarana Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan
N
Rumah Sakit
Dokter
Praktek
Total
Mean
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
94
339,064.21 190,034.8
130,000.0 1,103,000.0
31
228,160.90 128,550.0
39,720.0
717,000.0
125
311,560.19 182,743.7
39,720.0
1,103,000.0
P
Value
0.003
kesehatan dengan kelompok umur 0-14 tahun di kedua sarana kesehatan yang
digunakan.
6.2.5.2. Hubungan antara Kelompok Umur 15-49 Tahun dengan Biaya di
Sarana Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Pada Kelompok umur 15-49 tahun didapatkan hasil seperti pada tabel dibawah ini.
Dimana pada rumah sakit terdapat 125 orang yang melakukan pelayanan
kesehatan, sedangkan rata-rata biaya layanan kesehatan adalah Rp.461,364,-. Pada
dokter praktek terdapat 78 orang melakukan layanan kesehatan, dengan biaya
rata-rata Rp278,526,- Terdapat selisih biaya rata-rata sebesar Rp182,838,-.Hasil
Uji T di peroleh hasil P Value 0,0001. Sehingga disimpulkan bahwa ada
hubungab antara biaya pada sarana pelayanan kesehatan dengan kelompok umur
15-49 tahun.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
68
Tabel 6.31.
Hubungan Antara Kelompok Umur 15-49 Tahun Terhadap Biaya di Sarana
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
N
Rumah
Sakit
Klinik
Dokter
Total
Mean
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
125
461,364.48 400,921.0
95,000.0
2,542,217.0
78
278,526.41 144,508.6
72,682.0
815,430.0
203
391,111.43 338,495.9
72,682.0
2,542,217.0
P
Value
0,0001
biaya di sarana
pelayanan kesehatan rawat jalan adalah sebagai berikut. Pada umur 50 tahun,
yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan rawat jalan rumah sakit sebanyak
15 orang, dengan rata-rata biaya Rp. 582,736,- Sedangkan pada dokter praktek
sebanyak 17 orang dengan rata-rata biaya Rp.244,958. Terdapat selisih biaya
sebesar Rp.337,778,- Dengan uji T diperoleh P value sebesar 0,0006. Sehingga
disimpulkan ada perbedaan signifikan pada biaya rata-rata di sarana kesehatan
terhadap kelompok umur 50 tahun.
Tabel 6.32.
Hubungan Antara Kelompok Umur 50 Tahun dengan Biaya di Sarana
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan.
N
Rumah
Sakit
Klinik
Dokter
Total
Mean
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
15
582,736.73 351,122.9
160,000.0
1,098,086.0
17
244,958.35 106,312.7
96,752.0
560,800.0
32
403,291.96 301,397.2
96,752.0
1,098,086.0
P
Value
0.0006
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
69
158
364,343.18 322,083.1
46,982.0
2,442,475.0
Perempuan
202
364,751.30 267,265.0
39,720.0
2,542,217.0
Total
360
364,572.18 292,164.9
39,720.0
2,542,217.0
P Value
0,98
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
70
Tabel 6.34.
Hubungan Antara Kelompok Laki-laki dengan Biaya Pelayanan kesehatan Rawat
Jalan
Std.
P
N
Mean
Deviation
Minimum Maximum Value
Rumah
Sakit
99 432,409.32 376,060.2
95,000.0 2,442,475.0
0,0004
Dokter
Praktek
59 250,130.52 143,791.9
46,982.0 769,168.0
Total
158
364,343.18 322,083.1
46,982.0
2,442,475.0
202
364,751.30 267,265.0
39,720.0
2,542,217.0
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
71
244
372,070.35 319,940.9
39,720.0
P
Value
2,542,217.0
0,48
D3
116
348,800.18 223,174.2
72,682.0
1,049,152.0
Total
360
364,572.18 292,164.9
39,720.0
2,542,217.0
Hasil uji T didapatka hasil P Value 0,48, sehingga bisa ditarik kesimpulan
bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan rata-rata biaya pada sarana
pelayanan kesehatan rawat jalan
6.2.7.1. Hubungan Antara Kelompok Pendidikan SMA Dengan Rata-rata
Biaya di Sarana Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Hasil analisis terhadap hubungan kelompok yang berpendidikan SMA
memperlihatkan hasil sebagai berikut. Untuk kelompok yang menggunakan rumah
sakit, biaya rata-rata yang ditimbulkan adalah Rp. 453,366,-. Sedangkan
kelompok yang menggunakan layanan dokter praktek, biaya rata-rata yang
ditimbulkan adalah sebesar Rp.256,968,-.Terdapat selisih biaya rata-rata sebesar
Rp.196,398,- Berikut ini tabel yang menggambarkan hubungan tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
72
Tabel 6.37.
Hubungan Antara Kelompok Pendidikan SMA dengan Biaya Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Std.
P
N
Mean
Deviation
Minimum
Maximum Value
RS
Klinik
Dokter
143
453,366.09 385,050.1
101,857.0
2,542,217.0
101
256,968.45 123,991.9
39,720.0
717,000.0
Total
244
372,070.35 319,940.9
39,720.0
2,542,217.0
0,0000
91
Mean
Std.
Deviation
367,607.64 230,470.1
Minimum
95,000.0
Maximum
P
Value
1,049,152.0
0,08
25
280,341.04 182,338.3
72,682.0
815,430.0
116
348,800.18 223,174.2
72,682.0
1,049,152.0
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
73
Total
0--14 th
ISPA
Diare
15-49th
P
Value
50+th
44.0
56.0
13.0
113
11.0
15.0
30.0
33.0
6.0
69
5.0
21.0
3.0
29
9.0
24.0
1.0
34 0,002
13.0
5.0
18
7.0
7.0
10.0
14.0
8.0
8.0
1.0
12.0
1.0
14
125.0
203.0
32.0
360
26
Common Cold
Dispepsis
Obs Febris/Typhoid
Hipertensi
ANC/KB/Immunisasi
-
14
Caries
3.0
27
Myalgia/Fatig
-
16
Dermatitis
Total
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
74
BAB 7
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
75
hasil
bahwa,
hanya
variabel
umur
dan
diagnosis
yang
mempengaruhi biaya kesehatan, untuk memastikan bahwa variabel tersebut benarbenar berpengaruh, maka dilakukan uji statistik antara dua variabel tersebut.
Dimana hasil yang diperoleh adalah pada variabel umur, ternyata dipengaruhi oleh
jenis penyakit yang diderita, sehingga diagnosislah yang merupakan faktor yang
mempengaruhi besarnya biaya pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, maupun
di dokter praktek. Dari kedua sarana pelayanan kesehatan yang diteliti
menunjukkan bahwa besarnya biaya kesehatan dipengaruhi oleh sarana kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan. Ada perbedaan biaya pada kedua sarana
pelayanan kesehatan baik dihubungkan oleh variabel umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, diagnosis maupun biaya obat.
7.3. Hubungan Antara Diagnosis dengan Biaya Pelayanan Kesehatan
Pada hasil analisis terhadap diagnosis penyakit, maka rata-rata biaya yang
ditimbulkan untuk masing-masing diagnosis terdapat perbedaan, dimana biaya
tertinggi terdapat pada diagnosis hipertensi, diikuti ANC (Ante Natal Care)/
Keluarga Barencana/Imunisasi, Dermatitis, dyspepsia dan observasi febris. Pada
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
76
Sarana pelayanan
Hasil analisis dan uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan hasil
bahwa, ada perbedaan biaya yang ditimbulkan pada kedua sarana pelayanan
kesehatan yang digunakan. Pada rumah sakit biaya tertinggi terdapat pada jenis
penyakit hipertensi dengan rata-rata biaya Rp. 1,402,004,- sedangkan pada dokter
praktek untuk jenis penyakit hipertensi rata-rata biaya yang ditimbulkan adalah
sebesar Rp.559,499,- Hal ini dimungkinkan karena pada rumah sakit, selain
pemberian obat dalam jangka waktu lama, pemeriksaan penunjang sering
dilakukan untuk mengetahui faktor resiko yang mungkin terjadi pada penderita
hipertensi. Disamping itu perbedaan jasa medis dan administrasi juga menjadi
faktor pembeda besarnya biaya yang ditimbulkan.
7.4. Hubungan Antara Biaya Konsultasi dengan Biaya di Sarana Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan
Hasil analisis dan uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan adanya
hubungan antara biaya konsultasi dengan biaya di sarana pelayanan kesehatan
yang digunakan . Pada sarana pelayanan di rumah sakit variasi biaya konsultasi
disebabkan perbedaan besar biaya yang terjadi di poli umum, poli unit gawat
darurat dan poli spesialis. Sedangkan biaya konsultasi di dokter praktek, hanya
dilakukan oleh dokter umum dengan satu jenis biaya konsultasi.
7.5. Hubungan Antara Biaya Tindakan dan Penunjang Medis dengan Biaya
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Hasil analisis dan uji statistik memperlihatkan bahwa, tidak ada hubungan
antara biaya tindakan medis dan penunjang medis dengan biaya pelayanan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
77
kesehatan rawat jalan. Di sarana pelaynan kesehatan rumah sakit, lebih sering
dilakukan pemeriksaan penunjang maupun tindakan medis dibandingkan di dokter
praktek. Disamping hal tersebut, di dokter praktek tidak ada pemeriksaan
penunjang radiologi maupun laboratorium.
7.6. Hubungan Antara Umur dengan Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat
Jalan
Dari analisis data sampel yang ada, kelompok umur 0-14 rata-rata biaya
pelayanan kesehatannya sebesar Rp.311,560 sedangkan kelompok umur 15-49
rata-rata menggunakan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp.391,111,- dan pada
kelompok umur 50tahun sebesar Rp.403,293,-. Terdapat perbedaan yang
signifikan jumlah rata-rata biaya pada masing-masing kelompok umur, namun
kelompok umur tua memiliki rata-rata biaya pengobatan lebih tinggi dibandingkan
kelompok yang lain. Hal ini karena kelompok tua banyak menderita penyakit
hipertensi, sehingga memerlukan obat lebih banyak dengan waktu pengobatan
yang lebih lama dibandingkan kelompok umur yang lain, yang banyak menderita
penyakit akut.
7.6.1. Hubungan Antara Kelompok Umur dengan Biaya di Sarana Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan
Hasil yang didapatkan dari analisis data yang ada menunjukkan bahwa
rata-rata biaya di rumah sakit lebih tinggi dibandingkan rata-rata biaya pada
dokter praktek. Hal ini terlihat adanya selisih dari jasa konsul, administrasi dan
pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan di rumah sakit.
7.7. Hubungan Antara Kelompok Jenis Kelamin dengan Biaya Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan
Analisis data yang ada menunjukkan bahwa pada jenis kelamin laki-laki,
rata-rata biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp.364,343,- sedangkan pada jenis
kelamin perempuan sebesar Rp.364,751. Disini tidak ada perbedaan yang
signifikan pada rata-rata biaya pelayanan kesehatan antara jenis kelamin laki-laki
dan perempuan.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
78
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
79
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini dilakukan untuk melihat biaya pelayanan kesehatan
rawat jalan yang diberikan oleh pemberi layanan kesehatan rumah sakit dan
dokter praktek yang dilanggan oleh PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam serta
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya,
Berdasarkan hasil penelitian, uji statistik dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, ada perbedaan yang siginifikan
rata-rata biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit dan dokter praktek, hal ini
diakibatkan adanya selisih biaya dalam hal biaya konsultasi, biaya tindakan dan
biaya administrasi. Sedangkan untuk masing-masing variabel dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1. Untuk rata-rata biaya obat yang diresepkan pada masing-masing tempat
layanan kesehatan, tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
2. Untuk jenis penyakit ISPA menempati urutan tertinggi frekuensi dengan
31,4%, dan terendah adalah dermatitis dan ANC/KB/ Imunisasi sebesar
3,9%. Rata-rata biaya pelayanan kesehatan pada masing-masing diagnosis
terdapat perbedaan yang signifikan karena setiap diagnosis penyakit
mempunyai karakteristik yang berbeda.
3. Pada biaya konsultasi menujukkan adanya hubungan dengan biaya di
sarana pelayanan kesehatan, dimana pada rumah sakit biaya konsultasinya
bervariasi antara dokter umum dengan dokter spesialis.
4. Untuk biaya tindakan dan penunjang medis, terlihat tidak adanya
hubungan dengan sarana pelayanan yang digunakan. Pada dokter praktek
tidak dijumpai pemeriksaan penunjang medis seperti radiologi dan
labotarorium.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
80
5. Pada kelompok umur, ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata biaya
pelayanan kesehatan, rata-rata biaya tertinggi terdapat pada kelompok
umur >50th, hal ini berhubungan dengan jenis penyakit yang diderita.
Dimana pada kelompok umur tersebut, lebih banyak menderita penyakit
degeneratif (hipertensi), sehingga untuk biaya pengobatan akan relatif
lebih mahal dan lama pengobatan yang lebih panjang.
6.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
81
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
82
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
83
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.
84
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Atiek Adrijani Notokusumo, FKM UI, 2010.