STUDIPUSTAKA
2.1
Irigasi
2.1.1 DefinisiIrigasi
PengertianirigasiyanglebihspesifikdijelaskandalamUndangundangRepublik
Indonesia Nomor7Tahun2004tentangSumberDayaAir,penjelasanpasal41
ayat1,yaitusebagaiberikut:Irigasiadalahusahapenyediaan,pengaturan,dan
pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak. Berdasarkan UU No.7 Tahun 2004, irigasi meliputi usaha penyediaan,
pengaturan dan pembuangan air dengan tujuan untuk menunjang pertanian.
Pengertian irigasi dijelaskan secara rinci dan spesifik meliputi berberapa jenis,
yaitu irigasipermukaan, irigasi rawa, irigasi airbawah tanah, irigasi pompa dan
irigasitambak.
Adapun definisi irigasi yang dimaksud dalam tulisan ilmiah ini mengacu pada
pengertian irigasi sesuai UU No.7 Tahun 2004 dengan spesifikasi jenis irigasi
permukaan. Irigasi permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan tanah
dengan mengalirkannya langsung dari sungai melalui bendung ataupun tanpa
bangunanbendungkelahanpertaniansecaragravitasi.
2.1.2 JaringanIrigasi
Gambar1.ContohSaluranprimerdansekunder
1.
BangunanIrigasi
BangunanIrigasiterdiridari:
BangunanUtama
banyaknya air yang masuk. Bangunan utama terdiri dari bendung dengan
peredam energi, satu atau dua pengambilan utama pintu bilas kolam olak dan
(jikadiperlukan)kantonglumpur,tanggulbanjirpekerjaansungaidanbangunan
bangunanpelengkap.Bangunanutamadapatdiklasifikasikankedalambeberapa
kategori sesuai perencanaannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori
BangunanUtama:
BendungGerak
Bendung gerak adalah bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat
dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi banjir besar dan ditutup
apabila aliran kecil. Bendung gerak dipakai untuk meninggikan muka air di
sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke
saluranirigasidanpetaktersier.
BendungKaret
Bendung Karet berfungsi meninggikan muka air dengan cara
mengembangkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara
mengempiskan tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi
dengan udara atau air. Proses pengisian udara atau air dari pompa udara
atau air dilengkapi dengan instrumen pengontrol udara atau air
(manometer). Bendung karet memiliki dua bagian pokok yaitu tubuh
bendung yang terbuat dari karet dan pondasi beton berbentuk plat
betonsebagaidudukantabungkaretsertadilengkapisaturuangkontrol
dengan beberapa perlengkapan (mesin) untuk mengontrol mengembang
danmengempisnyatabungkaret.
BangunanPengambilanBebas
Bangunan Pengambilan Bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai
yangmengalirkanairsungaikedalamjaringanirigasi,tanpamengaturtinggi
mukaairdisungai.Dalamkeadaandemikian,jelasbahwamukaairdisungai
harus lebih tinggi dari daerah yang diairi dan jumlah air yang dibelokkan
harusdapatdijamincukupketersediaannya.
Waduk
Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu
terjadi surplus air di sungai agar dapat dipakai sewaktuwaktu terjadi
kekurangan air. Jadi, fungsi utama waduk adalah untuk mengatur aliran
sungai.Wadukberukuranbesarbiasanyamempunyaibanyakfungsiseperti
untuk keperluan irigasi, pembangkit listrik tenaga air, pengendali banjir,
perikanan dsb. Sedangkan waduk berukuran kecil lazimnya hanya dipakai
untukkeperluanirigasisaja.
StasiunPompa
Bangunanstasiunpompa(rumahpompa)berfungsisebagaitempatpompa,
mesin, dan alatalat pendukung lainnya dan juga untuk menyimpan buku
catatankegiatanO&Ppompadanfasilitasnyayangterkait.Airdarisumber
air irigasi dialirkan melalui stasiun pompa ke saluran irigasi, selanjutnya
mengalir ke petak sawah. lrigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan
apabila pengambilan secara gravitasi temyata tidak layak dilihat dari segi
teknismaupunekonomis.
2.
SaluranIrigasi
Saluranirigasiterbagiatas3(tiga)bagian,yaitu:
a.
SaluranIrigasiUtama,terdiridari:
Saluran primer berfungsi untuk membawa air dari bendung ke saluran
sekunder dan selanjutnya ke petakpetak tersier yang perlu diairi. Batas
ujungsaluranprimeradalahpadabangunanbagiyangterakhir.
Saluran sekunder berfungsi untuk membawa air dari saluran primer ke
petakpetak tersier yang terhubung dengan saluran sekunder tersebut.
Batasujungsaluraniniadalahpadabangunansadapterakhir.
Saluran pembawa berfungsi untuk membawa air irigasi dari sumber air
lain (bukan sumber yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke
jaringanirigasiprimer.
10
Saluranmukatersierberfungsiuntukmembawaairdaribangunansadap
tersier ke petak tersier yang terletak di seberang petak tersier
lainnya.
b. SaluranIrigasiTersier
Saluran tersier berfungsi untuk membawa air dari bangunan sadap
tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier untuk selanjutnya
dibawakesalurankuarter.Batasujungsaluraniniadalahpadaboksbagi
kuarteryangterakhir.
Saluran kuarter berfungsi untuk membawa air dari boks bagi kuarter
melaluibangunansadaptersieratauparitsawahkesawahsawah.
c.
GarisSempadanSaluran.
Garis Sempadan Saluran berfungsi untuk mengamankan saluran dan
bangunan irigasi dari risiko kerusakan akibat adanya aktivitas di sekitar
jaringan irigasi. Adapun batas Garis Sempadan Saluran ditetapkan dalam
peraturan khusus mengenai hal tersebut. Dalam hal ini, Peraturan Menteri
PekerjaanUmumRINo.17/PRT/M/2011TentangPedomanPenetapanGaris
Sempadan Jaringan Irigasi. Satu hal yang perlu diketahui bahwa ketentuan
tentang Garis sempadan jaringan irigasi diberlakukan baik untuk jaringan
irigasiyangakandibangunmaupunyangtelahterbangundanberlakusecara
menyeluruh untuk jaringan irigasi yang dibangun oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, perseorangan,
maupunolehbadanusahaataubadansosial.
3.
SaluranPembuang
Saluranpembuangberfungsiuntukmembuangkelebihanairpadasaluranirigasi
utama,saluranPembuangterbagiatas2(dua),yaitu:
a.
SaluranPembuangTersier.
Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petakpetak tersier yang
termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik
daripembuangkuartermaupundarisawahsawah.Airtersebutdibuangke
11
SaluranPembuang.
Saluran pembuang mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder
keluardaerahirigasi.Pembuangprimerseringberupasaluranpembuang
alamiahyangmengalirkankelebihanairtersebutkesungai,anaksungaiatau
ke laut. Saluran pembuang sekunder menampung air dari saluran
pembuang tersier dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau
langsungkejaringanpembuangalamiahdankeluardaerahirigasi.
4.
Bangunanbagidansadap
Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan alat
pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada
waktu tertentu. Aliran air akan diukur di hulu (udik) saluran primer, di
cabang saluran jaringan primer dan di bangunan sadap sekunder maupun
tersier. Meskipun demikian, dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan
kesulitan dalam operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem
proporsional, yaitu bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi
dengansyaratsyaratsebagaiberikut:
Elevasiambangkesemuaarahharussama
Bentukambangharussamaagarkoefisiendebitsama.
Lebarbukaanproporsionaldenganluassawahyangdiairi.
5.
Bangunanpengukur
Bangunanukurdapatdibedakanmenjadibangunanukuraliranatasbebas(free
overflow) dan bangunan ukur alirah bawah (underflow). Beberapa dari
bangunan pengukur dapat juga dipakai untuk mengaturaliranair.Bangunan
ukuryangdapatdipakaiditunjukkanpadaTabel1.
12
Tabel1.Bangunan ukuryangdapatdipakai
Tipe
Mengukurdengan
Mengatur
BangunanukurAmbanglebar
Aliran Atas
Tidak
BangunanukurParshall
AliranAtas
Tidak
BangunanukurCipoletti
AliranAtas
Tidak
BangunanukurRomijn
AliranAtas
Ya
BangunanukurCrumpdeGruyter
AliranBawah
Ya
BangunansadapPipasederhana
Aliranbawah
Ya
ConstantHeadorifice(CHO)
AliranBawah
Ya
AliranAtas
Tidak
CutThroatFlume
Sumber:KriteriaPerencanaanBagianJaringanIrigasiKP01Tahun1986
Untukmenyederhanakanoperasidanpemeliharaan,bangunanukuryangdipakai
di sebuah jaringan irigasi hendaknya tidak terlalu banyak, dan diharapkan pula
pemakaian alat ukur tersebut bisa benarbenar mengatasi permasalahan yang
dihadapiparapetani.
Peralatanberikutdianjurkanpemakaiannya:
dihulusaluranprimer
Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan
pintusorongatauradialuntukpengatur.
dibangunanbagibangunansadapsekunder
Pintu Romijn dan pintu Crumpde Gruyter dipakai untuk mengukur dan
mengaturaliran.Biladebitterlalubesar,makaalatukurambanglebardengan
pintusorongatauradialbisadipakaisepertiuntuksaluranprimer.
bangunansadaptersier
Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika
fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crumpde Gruyter. Di
petakpetaktersierkecildisepanjangsaluranprimerdengantinggimukaair
yangbervariasidapatdipertimbangkanuntukmemakaibangunansadappipa
sederhana, di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang
13
sebaiknyadipasangalatukurparshallataucutthroatflume.Alatukurparshall
memerlukan ruangan yang panjang, presisi yang tinggi dan sulit
pembacaannya, alat ukur cut throat flume lebih pendek dan mudah
pembacaannya.
2.1.3 KlasifikasiJaringanIrigasi
Berdasarkancarapengaturandanpengukuranaliranairdanlengkapnyafasilitas,
jaringan irigasi dapat dibedakan ke dalam tiga tingkatan (lihat Tabel 2), yakni
sederhana,semiteknis,atauteknis.
Tabel2.KlasifikasiJaringanIrigasi
Uraian
1 Bangunan
Utama
Klasifikasi jaringanirigasi
Teknis
Semiteknis
Bangunanpermanen Bangunanpermanen
atausemipermanen
Sederhana
Bangunan
sementara
2 Kemampuanbangunan Baik
dalammengukur
danmengaturdebit
Sedang
3 Jaringansaluran
Saluran irigasidan
pembuangterpisah
4 Petaktersier
Dikembangkan
sepenuhnya
Saluran irigasidan
Saluranirigasidan
pembuangtidak
pembuangjadi
sepenuhnyaterpisah satu
Belumdikembangkan Belumadajaringan
ataudensitasbangunan terpisahyang
tersierjarang
dikembangkan
5 Efisiensisecara
Keseluruhan
Tinggi
5060%(Ancar
ancar)
Sedang
4050%(Ancar
ancar)
Kurang
<40%(Ancar
ancar
6 Ukuran
Tak adabatasan
Sampai 2.000ha
Taklebihdari
500ha
7 JalanUsahaTani
Ada ke seluruhareal
Hanya sebagianareal
Cenderungtidak
ada
Tidakada
O&P
Belum teratur
Ada instansiyang
menangani
Dilaksanakanteratur
Sumber:KriteriaPerencanaanBagianJaringanIrigasiKP01
8 KondisiO&P
Jelek
Dalam konteks Standarisasi Irigasi ini, hanya irigasi teknis saja yang ditinjau.
Bentuk irigasi yang lebih maju ini cocok untuk dipraktekkan di sebagian besar
pembangunanirigasidiIndonesia.
14
2.2
KehilanganAir
Kehilanganairpadasaluranirigasiadalahberkurangnyavolumeairpadasaluran
irigasiyangditandaidenganadanyaperbedaanantaradebitaliraninflowdan
outflow.Faktorfaktorpenyebabkehilanganairpadasaluranirigasi,antaralain
penguapandanrembesanpadastruktursaluranirigasi
2.2.1 Efisiensi
15
Efisiensisecarakeseluruhan(total)dihitungsebagaiberikut:
Efisiensijaringantersier(et)xEfisiensijaringansekunder(CS)xEfisiensijaringan
primer(ep).Rentangnilaiefisiensisebagaifaktorpengali:0,650,79.
Batas efisiensi kebutuhan air irigasi di sawah (NFR) harus dibagi e untuk
memperolehjumlahairyangdibutuhkandibangunanpengambilandarisungai.
Formula perhitungan kebutuhan air irigasi yang telah memperhitungkan faktor
efisiensipadasawahpetaktersier,sekunderdanpetakprimerdapatdilihatpada
Tabel3.
Tabel3.FormulaKebutuhanAir
Tingkat
Sawah Petak
Tersier
PetakSekunder
Petak Primer
Bendung
Kebutuhan Air
NFR(Kebutuhan bersih airdi
sawahTOR(kebutuhan airdi
bangunan sadap tersier)
1
(NFR xluasdaerah)x
Et
SOR (kebutuhan airdibangunan
sadap sekunder)
1
TORx
c 3
MOR (Kebutuhan airdi
bangunan sadap primer)
1
TOR mc 1) x
ep
DR(kebutuhan diversi)MOR sisi
kiri dan MOR sisi kanan
Satuan
(l/dt/ha)
(l/dt)
(l/dt atau m 3/dt)
(l/dt ataum3/dt)
m3/dt
Sumber:KriteriaPerencanaanBagianSaluranKP03Tahun1986
2.2.2 FormulaPerhitunganRembesanAirIrigasi
Besarnya kehilangan air pada saluran irigasi akibat rembesan dapat dihitung
denganmenggunakanrumusMoritz(USBR),sebagaiberikut:
0,035
(1)
16
Dimana:
S
=kehilanganakibatrembesan,m3/dtperkmpanjangsaluran
=debit,m3/dt
=kecepatan,m/dt
=koefisientanahrembesan,m/hari
0,035
=konstanta,m/km
Nilai variabel C dapat dilihat pada Tabel 4. Untuk saluran irigasi yang
menggunakanbeton(linning)nilaivariableCdapatdilihatpadahalaman18.
Tabel4.Nilaikoefisientanahrembesan(C)
JenisTanah
Kerikilsementasidanlapisanpenahan(hardpan)denganpenuhpasiran
Lempungdangeluhlempungan
Geluhpasiran
Abuvulkanik
Pasirdanabuvulkanikataulempung
Lempungpasirandenganbatu
Batupasirandankerikilan
HargaC
m/hari
0,10
0,12
0,20
0,21
0,37
0,51
0,67
Sumber:KriteriaPerencanaanBagianSaluranKP03Tahun1986
MenurutbeberapapengalamanBankDuniadalampeliningansaluranirigasiyang
kokoh(rigid)danfleksible,besarnyakehilanganairbiasanyamencapai10s/d40
persen dari volume air yang disalurkan. Pengurangan kehilangan air seringkali
diasumsikan sama dengan umur yang diharapkan dari peliningan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomisnya. Keuntungan lining saluran dapat
mengurangi pertumbuhan rumput, namun pada kenyataannya keuntungan ini
diragukan terutama dalam berbagai proyek dengan saluran lining lama dan
denganadanyakonstruksiyangsalah.
PermasalahandalammemperkirakanSeepageLosses:
1.
17
2.
Pengecekanseepagelossessecarakhususdaricatatanoperasisangatmahal
disebabkanolehbanyaknyavariabel
3.
Penerbitanpencatatanseringsalahdidalammencatatvariabelpenting
VariabelVariabelSeepage:
a.
karakteristiktanah:
porositas,permeabilitas,
kimiawi,jenisbutirannya,
tingkat/bahanpembentuk(stratigraphy)
b. penampanglingkarsaluran
c.
posisikedalamanairtanah
d. kimiatanahdanair
e.
temperaturair
f.
sedimentasi:efekpengendapan
g.
kualitaskonstruksi
h. umursaluran
i.
Siklusdrainase
j.
Pemeliharaan
PengaruhKekerasanSalurandenganSeepageLossesUraian(Deacon,1984)
salurantidakberlining
=0,23m/hari
beton
=0,04m/hari
Satulapisbatubata
=0,05m/hari
Dualapisbatubata
=0,03m/hari
Pengukuranmenggunakanmetodeponding(Singh,1987)
salurantidakberlining
=0,30m/hari
saluranberlining
=0,03m/hari
Data ini didasarkan pada test yang terkontrol di laboratorium dan dititik
pengamatan(penampangsaluran)denganpemeliharaanyangsangatbaik.
18
Sebabsebabtidakefektifnyasaluranliningyangkeras:
Bentukgarisaliran(flowline)danekuipotensialnya
Kualitaskonstruksidanpemeliharaanyangjelek
ModelNumerik:
KualitasKonstruksi
Retak(cracks)akanterjadidilapisanini
Kehilanganairmelaluidasarsaluranditentukanolehfaktorfaktor:
a. JenisTanah
b. Macammacamsaluran(galiantimbunan)
c. LajuSedimentasi,dan
d. Kecepatanaliranair.
2.2.3 PerhitunganEvaporasidanEvapotranspirasi
19
Tabel5.MetodePerhitunganEvaporasidanEvapotranspirasi
No.
Metode
MinimumParameterHidrologi
Penman
T,S,RH,W
BlaneyCridle
PenguapanPanciPanA
EvaporasipanciPanA
Sumber:PelatihanHidrologiDanManajementAsetBWRM_WISMP1
20
Tabel6.ParameterPerencanaanEvapotranspirasi
Metode
Parameter
Data
Denganpengukuran
KelasPanAhargaharga
evapotransiprasi
Temperaturkelembapan
relatifsinarmatahariangin
Perhitungandengan
rumuspenmanatau
yangsejenis
P
Jumlahratarata10harian
atau30harian,untuksetiap
tengahbulananatau
minguan
Hargarataratatengah
bulanan,atauratarata
mingguan
Sumber:KriteriaPerencanaanKP01
1.
PersamaanEvaporasi
0,35
(2)
Dimana:
=Evaporasi(mm/hari)
=TekananUapJenuhPadaSuhuRatarataharian(mm/Hg)
=TekananUapSebenarnya(mm/Hg)
21
Bilaevaporasidiukurdistasiunagrometeorologi,makabiasanyadigunakanpan
KelasA.hargahargapanevaporasi(Epan)dikonversikedalamangkaangkaETo
dengan menerapkan faktor pan Kp antara 0,65 dan 0,85 bergantung kepada
kecepatanangin,kelembapanrelatifsertaelevasi.
ETo=Kp.Epan
(3)
Dimana:
ETo =Evaporasii(mm/hari)
Kp
=Koefisienpanci
Hargahargafaktorpunmungkinsangatbervariasibergantungkepada
lamanya angin bertiup, vegetasi di daerah sekitar dan lokasi pan.
Evaporasipandiukursecaraharian,demikianpulahargahargaETo.
Epan =PenguapanpanciPanAratarata(mm.hari)
Untuk rumus Penman yang dimodifikasi ada 2 (dua) metode yang dapat
digunakan,yaitu:
MetodeNedeco/ProsidayanglihatterbitanDirjenPengairan,BinaProgram
PSA010,1985
Metode FAO lebih umum dipakai dan dijelaskan dalam terbitan FAO Crop
WaterRequirments,1975.
22
Tabel7.KoefisienRefleksi(Albedo)
JenisPermukaan
Albedo()
AirTerbuka
0,05 0,15
Batuan
0,120,15
Pasir
0,100,20
TanahKering
0,14
TanahBasah
0,080,09
Hutan
0,05 0,20
Rumput
0,100,33
RumputKering
0,15 0,25
Salju
0,90
Es
0,45 0,50
Tanaman
0,20
2.
PersamaanEvapotranspirasi
Temperatur
Sinarmatahari(atauradiasi)
Kelembaban
Angin
23
Hargaharga ETo dari rumus penman menunjuk pada tanaman acuan apabila
digunakanalbedo0,25(rerumputanpendek).Koefisienkoefisientanamanyang
dipakai untuk penghitungan ETc harus didasarkan pada ETo ini dengan albedo
0,25.Berikutdibawahinitablekoefisienrefleksi(albedo).
Evapotranspirasidapatdihitungdenganrumusrumusteoritisempirisdengan
mempertimbangkanfaktorfaktormeterologidiatas.
ET=c.(w.Rn+(1w).f(u).(eaed))
(4)
dimana:
ET
:Evapotranspirasidalammm/hari
:Faktorkoreksiakibatkeadaaniklimsiangdanmalam
:Faktorbobottergantungdaritemperaturudaradanketinggiantempat
Rn:Radiasinettoekivalendenganevaporasimm/hari=RnsRnl
Rns
:Gelombangpendekradiasiyangmasuk=(1).Rs=(1).(0,25+n/N).Ra
Ra
:Ekstraterestrialradiasimatahari
Rnl
:f(t).f(ed).f(n/N)Gelombangpanjangradiasinetto
:Lamamaksimumpenyinaranmatahari
1w :Faktorbobottergantungpadatemperaturudara
f(u)
:Fungsikecepatanangin=0,27.(1+u/100)
f(ed) :Efektekananuapuappadaradiasigelombangpanjang
f(n/N):Efeklamapenyinaranmataharipaadaradiasigelombangpanjang
f(t)
:Efektemperaturpadaradiasigelombangpanjang
ea
:Tekananuapjenuhtergantungpadatemperatur
ed
:ea.Rh/100
Rh
:Curahhujanefektif
2.2.4 PerhitunganDebitAirdiSaluran
24
1.
VxA
(5)
Dimana:
Q =DebitAir(m3/det)
V =KecepatanAliran(m/det)
A =LuasPenampangSaluran(m2)
Gambar2.PembagianPenampangMelintangSaluranDalamPengukuran
25
2.
V0.6m/dt
(6)
Keterangan:
V0.6 = Kecepatanaliranpadatitikdengankedalaman0.6h
Sumber : Modul Pelatihan OJT di Balai PSDA, Pelatihan Hidrologi Dan OJT
BWRM_WISMP1PanduanPengukurandebit/aliran
Untukkedalamanair0,50m
Pengukuran kecepatan aliran metode dua titik dilakukan pada dua titik
kedalaman:0,2hdan0,8h
V0,2+V0,8
V=
(7)
m/dt
Gambar3.Untukkedalamanair0,50m
2
V=
(8)
m/dt
26
keterangan:
Vrata2
=kecepatanaliranrataratapadasuatuvertikal,m/dt.
V0,2
=kecepatanaliranpadatitik0,2d,m/dt.
V0,6
=kecepatanaliranpadatitik0,6d,m/dt.
V0,8
=kecepatanaliranpadatitik0,8d,m/dt.
Gambar4.DistribusiKecepatanAliran
Sumber : Modul Pelatihan OJT di Balai PSDA, Pelatihan Hidrologi Dan OJT
BWRM_WISMP1PanduanPengukurandebit/aliran
Tatacarapeletakanpropelersesuaidengankedalamanair
Kedalamanair>0,50m
Gambar5.Pengukuranuntukkedalamanair>0,50m
Kedalamanair<0.50m
H<0.5
0.6H
Propeller
Gambar6.PosisiPropelleruntukkedalamanair<0,50m
Sumber:ModulPelatihanOJTdiBalaiPSDA,PelatihanHidrologiDanOJTBWRM_WISMP1
PanduanPengukurandebit/aliran
27
Gambar7.PengukurandebitdengancaraMidArea
an=dnxb
an dn b
b b n 1
an dn n
qn a n vn
Q=q1+q2+q3+.+qn
Q=(AxV)perruas
bnbn+1
A=bxdn;b=+
22
(9)
Dimana:
bn:jarakraai(m)
dn:kedalamanraai
Sumber:ModulPelatihanOJTdiBalaiPSDA,PelatihanHidrologiDanOJTBWRM_WISMP1
PanduanPengukurandebit/aliran
Lebarsatusubseksiditentukanolehsetengahjarakdisebelahkiridansetengah
disebelahkanandaripengukuranvertikal.
3.
DistribusiKecepatanAliran
Kecepatan aliran pada suatu potongan melintang saluran tidak seragam
karenaadanyatekananpadamukaairakibatperbedaanfluidaantaraudara
danairsepertiditunjukkanpadagambar4.Disampingitujugaakibatgaya
gesekan pada dinding saluran, baik pada dasar maupun tebing saluran
(Addison, 1944 ; Chow. 1959). Ketidakseragaman ini juga disebabkan oleh
bentuk tampang melintang saluran, kekasaran saluran dan lokasi saluran
(saluranlurus,ataupadabelokan).Kecepatanmaksimumumumnyaterjadi
pada jarak 0,05 sampai 0,25 dikalikan kedalaman artinya dihitung dari
permukaanairsepertiditunjukkandalamgambar9dangambar10.Namun
pada sungai yang sangat lebar dengan kedalaman dangkal (shalow),
Kecepatan maksimum terjadi pada permukaan air (Addison, 1994). Makin
DasarSaluran
Gambar8.Jarakkecepatanairmaksimum
0,050,25y
distribusikecepatan
untukdasarsaluranhalus
0,050,25y
distribusikecepatan
untukdasarsalurankasar
DasarSaluran
Gambar9.Efekkekasarandasarsaluranpadadistribusikecepatanvertikal
Sumber:Addison,1994;Chow,1959
Konturkecepatanaliran
2
1.5
1
0.5
Gambar10.Contohdistribusisaluran(kontur)(Chow,1959).
29