Disusun Oleh:
RETTA J SIPAHUTAR
NIM. P07524112033
Oleh:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN
TIM PENGUJI PADA TANGGAL 05 MARET 2015
DAN TELAH DISETUJUI PERBAIKANNYA
MENGESAHKAN
TIM PENGUJI
TANDA TANGAN
Ketua
.......
Anggota I
.......
Anggota II
.......
MENGETAHUI,
KETUA PROGRAM STUDI KEBIDANAN MEDAN
Maret 2015
Retta J Sipahutar
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................4
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perubahan TFU dalam kehamilan.........................................................10
Tabel 2.2 Perubahan Berat Uterus.........................................................................20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Melakukan Izin Praktik
Lampiran 2 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Kosul/Kartu Bimbingan LTA
DAFTAR SINGKATAN
A (Abortus)
AIDS (Aqcuired Immune Deficiency Syndrome)
AKB (Angka Kematian Bayi)
AKI (Angka Kematian Ibu)
AMKeb (Ahli Madya Kebidanan)
ANC (Ante Natal Care)
ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nation)
ASI (Air Susu Ibu)
BAB (Buang Air Besar)
BAK (Buang Air Kecil)
BBL (Bayi Baru Lahir)
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
BPM (Bidan Praktek Mandiri)
CO2 (Carbon Dioksida)
DJJ (Denyut Jantung Janin)
DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat)
G (Gravida)
HBV (Hepatitis B virus)
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HR (Hearth rate)
IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
IMS (Infeksi Menular Seksual)
K1 (Kunjungan 1)
K2 (Kunjungan 2)
K3 (Kunjungan 3)
K4 (Kunjungan 4)
KB (Keluarga Berencana)
KH (Kelahiran Hidup)
KBA (Keluarga Berencana Alamiah)
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan
meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013
lebih dari 289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan
(WHO, 2014).
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya AKI dan angka kematian bayi (AKB) yang
ada di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan
jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450/100 ribu kelahiran hidup (KH) yang jauh
diatas angka kematian ibu di Filipina yang mencapai 170/100 ribu KH, Thailand 44/100 ribu
KH (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI tercatat
359/100 ribu KH. Tercatat kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang
tercatat 228/100 ribu KH. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment
Goals/MDGs 2000) untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007
menjadi 102/100 ribu KH dan AKB menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23/1000 KH.
Angka Kematian Ibu dan bayi di Provinsi Sumatera Utara masih tergolong tinggi jika
dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara menjadi
provinsi yang ke 6 dengan AKI tertinggi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari profil
kab/kota AKI maternal yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 hanya 106/100 ribu
KH, namun ini belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi. Berdasarkan
hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100 ribu KH, angka
ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil SP 2010 sebesar
259/100 ribu KH.
Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara sejak tahun 2007 mengalami
kenaikan dari 77,95% menjadi 85,92% ditahun 2012, namun
peningkatan ini terkesan lambat karena peningkatkannya hanya sekitar 2% setiap
tahun. Dengan peningkatan seperti ini dikhawatirkan Sumatera Utara tidak mampu mencapai
target Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yaitu 95% tahun 2015. Satusatunya daerah yang telah menjadi K4 yaitu 95% yaitu Kabupaten Deli Serdang dengan
cakupan K4 sebesar 95,92% (Dinkes ProvSu, 2013).
Periode persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu
hamil apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan
kematian bayi (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Cakupan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan menunjukkan kecendrungan peningkatan, yaitu dari 77,95% pada tahun
2003 meningkat menjadi 88,78% pada tahun 2012, angka ini juga belum mampu mencapai
target SPM bidang kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015.
Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah persalian dan 50% kematian terjadi
pada masa nifas 24 jam pertama (Wilandari, 2011).
Pada tahun 2012, rata-rata cakupan pelayanan ibu nifas di provinsi Sumatera Utara
sudah mencapai 87,39%, angka ini hanya mengalami peningkatan sebesar 0,19%
dibandingkan tahun 2011 yaitu 87,10%. Dengan besar peningkatkan tidak sampai 1% setiap
tahun, sangat dikhawatirkan Sumatera Utara tidak mampu mencapai target SPM bidang
kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015.
Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, dari 259.320 bayi lahir hidup terdapat
1.970 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka ini, diperhitungkan AKB di
Sumatera Utara hanya 7,6/1.000 KH pada tahun 2012. Rendahnya angka ini mungkin
disebabkan karena kasus-kasus yang terlaporkan adalah kasus kematian yang terjadi di sarana
pelayanan kesehatan, sedangkan kasus-kasus kematian yang terjadi di masyarakat belum
seluruhnya terlaporkan.
Keberhasilan program keluarga berencana (KB) diukur dengan beberapa indikator,
diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi, persentase KB Aktif
terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase baru metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP). Sampai tahun 2012, berdasarkan data pada profil kesehatan kab/kota ,
jumlah peserta KB baru adalah sebesar 19,44% mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2011 yaitu 14,08%, tahun 2010 yaitu 17,05% dan tahun 2009 yaitu 14,58%.
Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil
(eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab
langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen
(asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi
masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan
sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut
mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di
tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu
(terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran) (Depkes, 2010).
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu
dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga. Salah satu upaya penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Program dengan menggunakan stiker ini, dapat
meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi
komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi
pasca persalinan. Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan
terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu
juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2010).
Menurut Depkes tahun 2010, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai
upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010 meluncurkan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/ Kota yang difokuskan
pada kegiatan preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak.
Upaya peningkatan kesehatan ibu dan penurunan angka kematian ibu mustahil dapat
dilakukan sendiri oleh Pemerintah, terlebih dengan berbagai keterbatasan sumber daya yang
dimiliki tenaga, sarana prasarana, dan anggaran. Oleh karena itu, mutlak diperlukan kerja
sama lintas program dan lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta,
organisasi profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Maka dari itu, upaya pemerintah
dibuat sehingga bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan continuity care (Riskesdas,
2013).
Berdasarkan hasil survei yang telah saya lakukan kepada ibu Andini dengan usia
kehamilan 28 minggu, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity care) mulai dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
masa interval serta perawatan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan
yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB di RB Bidan M Br
Tarigan AmKeb Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval dan asuhan bayi baru
lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dilakukan di RB M Br Tarigan di Kec. Pancur Batu
Kab. Deli Serdang tahun 2015.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil, bersalin, nifas,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswi
dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity
care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana.
1.4.2 Bagi Klinik
Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan
kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melakukan
penelitian serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, dan keluarga berencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kehamilan
2.1.1
Pengertian Kehamilan
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang
wanita terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan
terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa
subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air mani) pria
pasangannya akan membuahi sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi
sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim , lalu tumbuh dan berkembang selama
kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim dalam kehamilan normal (Sari, 2013).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Dibagi menjadi 3 bagian ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan triwulan pertama
(sebelum 14 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 14-28 minggu), kehamilan triwulan
ketiga (antara 28-36 minggu atau sesudah 36 minggu) (Mangkuji, 2012).
2.1.2
1.
Fisiologi Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan
Terlambat menstruasi, mual-mual, perubahan selera makan dan lebih menyukai
makanan-makanan tertentu, perubahan-perubahan pada payudara, sering kencing, kelelahan,
bertambahnya dischange (lendir) di vagina.
2.
Lama kehamilan
Jika siklus menstruasi anda rata-rata 28 hari, maka masa pembuahan terjadi sekitar hari
ke-14 dan bukan merupakan hari pertama kehamilan anda. Skala waktu ini menunjukkan
bahwa kehamilan, yang sebenarnya berlangsung sekitar 266 hari sejak pembuahan, terjadi
selama 40 minggu atau 280 hari (Stoppart, 2011). Berikut ini adalah perubahan-perubahan
yang dialami oleh ibu dan janin di dalam kandungan mulai dari Trimester III (TM-III)
(Stoppart, 2011):
a)
Minggu ke-28
Kulit pada perut anda menjadi sangat tegang dan tipis, serta terlihat amat kencang.
Kepala janin anda kini menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya. Lemak mulai
menumpuk dan sebuah zat lemak, yakni vernix, menutupi kulit janin anda, sehingga ia tidak
lembab di dalam cairan amnionnya. Panjang janin 37 cm (14 in), dan beratnya 900 gram.
b)
Minggu ke-32
Anda akan merasa sangat lelah dan sulit bernafas. Gerakan-gerakan janin dapat
dirasakan dan dilihat dengan jelas dengan USG. Ketika rahim naik, anda mungkin akan
merasakan sakit di tulang rusuk bagian bawah karena janin dan rahim menekan ke atas di
bawah diafragma. Pusar anda akan terlihat rata dengan permukaan perut dan linea nigra akan
tampak jelas menggurat ke bawah pada perut anda. Janin telah terbentuk sempurna dan dalam
kebanyakan kasus, posisi kepala berada di bawah. Plasenta mencapai kematanganya. Panjang
janin 40,5 cm (16 in), dan beratnya 1,6 kg.
c)
Minggu ke-36
Kepala janin akan menekan-nekan. Tekanan-tekanan ini akan meredakan masalah
pernafasan, tetapi mungkin anda akan merasakan sakit di sekitar panggul. Urin kembali
bertambah banyak. Naluri keibuan menjadi sangat kuat. kontraksi braxton hicks (gerakangerakan lemah yang tidak menyakitkan selama kehamilan). Payudara anda tidak akan
membesar sampai ASI keluar setelah anda melahirkan. Janin sudah turun ke bawah. Selaput
pelangi mata janin kini berwarna biru. Kuku-kuku jari sudah tumbuh sampai di ujung jari.
Panjang janin 46 cm (18 in), dan beratnya 2,6 kg.
d)
Minggu ke-40
Kepala janin sudah di dalam posisi sangat ke bawah. Gerakan-gerakan janin menurun
karena ruangan rahim menjadi sempit, tetapi pukulan tangan dan tendangan kaki yang kuat
masih dapat dirasakan. Panjang janin sekitar 51 cm (20 in), dan beratnya rata-rata 3,4 kg.
Pada janin laki-laki, nuah pelir sudah turun.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perubahan fisiologis tinggi fundus uteri
(TFU) dengan menggunakan pita sentimeter Mc. Donalds dan dengan menggunakan palpasi
leopold:
Tabel 2. 1
Perubahan TFU dalam Kehamilan
No.
Tinggi
Tinggi Fundus Uteri
Umur
Fundus Uteri
(Leopold)
Kehamilan
(cm)
(minggu)
1
12
3 jari atas simfisis
12
2
16
Pertengahan pusat dan simfisis
16
3
20
3 jari bawah pusat
20
4
24
Sepusat
24
5
28
3 jari atas pusat
28
6
32
Pertengahan pusat dan
32
processus xifoideus (px)
7
36
1-2 jari bawah px
36
8
40
2-3 jari bawah px
40
Sumber: Sarwono, 2010; Walyani, 2015
3.
a)
Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini
disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen
meningkat 20%. Ibu hamil sebaiknya tidak berada ditempat-tempat yang terlalu ramai dan
penuh sesak, karena akan mengurangi masukan oksigen.
b)
Nutrisi
Kebutuhan energi pada kehamilan trimester 1 memerlukan tambahan 100 kkal/hari
(menjadi 1900-2000 kkal/hari). Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang
dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkonsumsi tambahan
100gr daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan sekitar
500gr/minggu. Kebutuhan makan ibu hamil dengan berat badan normal per hari.
c)
Personal Hygiene
Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 x sehari, menjaga
kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam, menjaga kebersihan payudara.
d)
Pakaian
Longgar, nyaman, dan mudah di pergunakan, gunakan kutang/ BH dengan ukuran sesuai
ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara, Tidak memakai sepatu tumit
tinggi, sepatu berhak rendah, baik untuk punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi
tekanan pada kaki.
e)
Eliminasi
Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam hingga menganggu tidur,
sebaiknya intake cairan sebelum tidur di kurangi, gunakan pembalut untuk mencegah pakaian
dalam yang basah dan lembab sehingga memudahkan masuk kuman, setiap habis BAB dan
BAK cebok dengan baik.
f)
Seksual
Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil, sebaiknya
menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan
kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar 2 sampai 3 kali seminggu.
g)
h)
Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/ tidur yang cukup. Kurang istirahat/ tidur, ibu
hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam lebih kurang 8 jam
dan tidur siang lebih kurang 1 jam. Umumnya ibu mengeluh susah tidur kerena rongga
dadanya terdesak perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi tidak nyaman. Tidur yang
cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan sehat. Solusinya saat hamil tua, tidurlah
dengan menganjal kaki ( dari tumit hingga betis) menggunakan bantal. Kemudian lutut
hingga pangkal paha diganjal dengan satu bantal. Bagian punggung hingga pinggang juga
perlu diganjal bantal. Letak bantal bisa di sesuaikan, jika ingin tidur miring ke kiri, bantal
diletakkan demikian rupa sehingga ibu nyaman tidur dengan posisi miring ke kiri. Begitu
juga bila ibu ingin tidur posisi ke kanan.
2.1.3
Asuhan Kehamilan
Asuhan kehamilan yang dilakukan yakni melakukan dokumentasi asuhan kebidanan
dalam perut. Menurunnya aliran darah dari anggota gerak bawah, dan efek progesteron yang
membuat dinging-dinding pembuluh darah menjadi relaks. Meningkatnya berat rahim serta
berubahnya pusat gravitasi yang disebabkan oleh janin, sakit punggung menjadi sesuatu yang
sering terjadi. Diakhir kehamilan sering kali timbul kecemasan, tidur yang tidak nyenyak,
kelelahan dan ketidaknyamanan biasa yang muncul karena harapan akan segera menghadapi
persalinan dan mengakhiri kehamilan.
2.2
Persalinan
2.2.1
Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai
akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula
kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan
serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan adalah saat
yang menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan meakutkan bagi ibu maupun
keluarga (Rohani, 2014).
Pada kehmailan akhir, parubahan produksi hormon menyebabkan relaksasi ligamen
dan tulang rawan pada sendi panggul, memungkinkan mobilitas yang lebih tinggi pada sendi
sakro ilika dan simfisis pubis. Mobilitas panggul memungkinkan perubahan bentuk dan
ukuran panggul yang tidak kentara, sehingga dapat memfasilitasi posisi optimal kepala janin
pada kala I, yaitu gerakan-gerakan utama fleksi, rotasi interna dan penurunan janin pada kala
II (Simkin, 2005).
2.2.2
Fisiologi Persalinan
Perubahan-perubahan fisiologi yang dialami ibu selama persalian dibagi dalan 4 kala,
b)
Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan pembukaan serviks, serta
pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat persalinan sangat unik karena
kontraksi ini merupakam kontraksi otot yang menimbulkan rasa yang sangat sakit.
c) Perubahan pada serviks
1) Pendataran. Pendataran adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa
saluran yang panjangnya beberapa milimeter sampai 3 cm, menjadi satu lubang dengan
pinggir yang tipis.
2) Pembukaan. Dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten yang dimulai
pada pembukaan serviks 0 dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 3 cm. Pada fase
ini kontraksi uterus meningkat. Frekuensi, durasi, dan intensitasnya setiap 10-20 menit, lama
15-20 detik dengan intensitas cukup menjadi 5-7 menit, lama 30-40 detik dan dengan
intensitas yang kuat. Fase aktif fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir
sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm. Pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif
ditandai dengan meningkatnya frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi. Tekanan puncak
kontraksi yang dihasilkan mencapai 40-50 mmHg. Di akhir fase aktif, kontraksi berlangsung
antara 2-3 menit sekali selama 60 detik, dengan kekuatan lebih dari 40 mmHg. Dibagi
menjadi 3 fase: Fase akselerasi: dari pembukaan 3 menjadi 4 cm. Fase dilatasi maksimal:
dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm selama 2 jam. Fase deselerasi: dilatasi serviks dari 9 cm
menuju pembukaan lengkap (10 cm).
d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul.
Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh
bagian depan janin. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul tiregang menjadi saluran
dengan dinding-dinding yang tipis.
2) Sistem kardiovaskuler
a) Tekanan darah (TD): TD meningkat selama kontraksi uterus, sistol meningkat 10-20 mmHg
dan diastol meningkat 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti
sebelum persalinan.
b) Detak jantung: berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis
naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung meningkat dibandingkan sebelum
c)
persalinan.
Jantung: pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam
sistem vaskular ibu. Hal ini menyebabkan peningkatan curah jantung sebesar 10-15 %.
d) Hematologi: hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100 ml selama persalinan dan kembali
seperti sebelum persalinan pada hari pertama postpartum, asalkan tidak ada kehilangan darah
yang abnormal; waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma; gula
darah akan berkurang.
3) Sistem pencernaaan
Metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob akan meningkat secara terusmenerus, motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara substansi berkurang
sangat banyak selama persalinan, rasa mual dan muntah biasa terjadi sampai berakhirnya kala
I persalinan, persalinan memengaruhi sistem saluran cerna wanita, bibir dan mulut menjadi
kering akibat wanita bernafas melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan.
4) Suhu tubuh
Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi karena terjadinya
peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh melebihi 1-2 oF (0,5-1 oC).
5)
Sistem pernapasan
Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah normal, hal ini mencerminkan
adanya kenaikan metabolisme.
6)
Sistem perkemihan
Proteinuri yang sedikit (+1) dianggap normal dalam persalinan. Pada trimester kedua,
kandung kemih menjadi organ abdomen. Selama persalinan, wanita dapat mengalami
kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan: edema jaringan akibat
tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, dan rasa malu. Poliuria sering terjadi
selama persalina, mungkin disebabkan oleh peningkatan curah jantung, peningkatan filtrasi
7)
8)
Perubahan integumen
Adaptasi integuman khususnya distensibilitas yang besar pada introitus vagina yang
terbuka.
9)
Perubahan muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis, keletihan,
proteiuria (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan aktivitas otot
yang menyolok.
1)
2)
Selama 10-45 menit berikutnya setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi menjadi
ukuran sangat kecil yang mengakibatkan pemisahan antara dinding uterus dan plasenta, di
mana nantinya akan memisahkan plasenta dari tempat lekatnya. Pelepasan plasenta membuka
sinus-sinus plasenta dan menyebabkan perdarahan. Akan tetapi, dibatasi sampai rata-rata 350
ml oleh mekanisme sebagai berikut: serabut otot polos uterus tersusun terbentuk angka
delapan mengelilingi pembuluh-pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut melalui
dinding uterus. Oleh karena itu, kontraksi uterus setelah persalinan bayi menyempitkan
pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta.
1)
2)
E.
Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan dibagi di dalam 4 kala, sebagai berikut (Rohani, 2014):
1)
Kala I
Asuhan yang diberikan adalah memonitor kemajuan persalinan dengan partograf,
memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan posisi dan tindakan yang menyenangkan ibu,
menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu, membuat rujukan jika terjadi keadaan yang
abnormal.
2)
Kala II
Asuhan yang diberikan antara lain evaluasi kontinu kesejahteraan terhadap ibu,
terhadap janin, dan kemajuan persalinan, perawatan tubuh wanita, pendamping persalinan,
persiapan kelahiran, penatalaksanaan kelahiran.
3)
Kala III
Asuhan pada kala ini adalah melakukan pengeluaran plasenta dengan 3 langkah, yaitu
pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali (PTT), dan masase fundus
uteri, memeriksa plasenta, pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, higiene,
dan vital signs, memperhatikan nutrisi dan istirahat ibu.
4)
Kala IV
Asuhan yang diberikan adalah evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia; pemeriksaan
serviks, vagina, dan perineum; pemantauan dan evaluasi lanjut. Pemantauan kala IV
dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama, dan 2 kali
dilakukan setiap 30 menit pada jam kedua.