SSA sangat bermanfaat untuk menentukan kadar total dari unsur
logam. Langkah-langkah analisis kuantitatif dengan SSA adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan larutan standar Konsentrasi sampel harus masuk dalam range konsentrasi seri larutan standar. Pembuatan larutan standar dapat dilakukan dengan cara pengenceran larutan induk dengan menggunakan labu takar pada volume tertentu. Deretan larutan standar minimal 3 varian, biasanya dibuat 5 varian. 2. Preparasi sampel Agar dapat dianalisis dengan SSA, sampel harus dalam bentuk larutan jernih, homogen dan sangat encer serta bebas dari matriks pengganggu. Untuk menyiapkan larutan, sampel harus diperlakukan sedemikian rupa yang pelaksanaannya tergantung dari macam dan jenis sampel. Destruksi merupakan suatu metode perlakuan awal yang bertujuan untuk menguraikan atau merombak logam organik menjadi logam anorganik bebas. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam metode destruksi antara lain : Sifat sampel dan unsur logam yang terkandung didalam
sampel Jenis logam yang akan dianalisis Metode instrumentasi yang digunakan untuk penentuan logam
Pemilihan metode destruksi sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu analisis, terutama analisis dengan instrumentasi spektroskopi serpan atom. Hal ini disebabkan karena metode ini hanya dapat menganalisis dengan baik jika sampel berupa larutan jernih. Pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang berbeda. Destruksi basah adalah proses perombakan logam organik dengan menggunakan asam
kuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi
menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logam anorganik bebas. Destruksi basah sangat sesuai untuk penentuan unsur-unsur logam yang mudah menguap. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah adalah HNO3, HCl, H2SO4 dan HclO4. Pelarutpelarut tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun campura. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semuan konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Destruksi kering merupakan perombakan organik logam didalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400 darjah celcius sampai 800 darjah celcius, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis. Metode destruksi basah lebih baik daripada cara kering karena tidak banyak bahan yang hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi. Hal ini meerupakan salah satu faktor mengapa cara basah lebih sering digunakan oleh para peneliti. 3. Memilih garis resonansi Suatu unsur mempunyai banyak tingkat energi yang dapat digunakan untuk menyerap sinar. Contoh : Cu mempunyai 2 garis resonansi, Fe mempunyai 3 garis resonansi. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang dapat menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas yang maksimal. 4. Optimasi kondisi alat Optimasi tinggi pembakar digunakan untuk mendapatkan populasi atom yang terbanyak sehingga pembakaran dapat tepat pada lintasan energinya. Optimasi laju alir gas pembakar dan oksidan berpengaruh pada suhu pengatoman. Jika gas pembakar kurang maka energi untuk pengatoman kurang sehingga pengatoman kurang sempurna, jika gas pembakar berlebih maka atom akan tereksitasi menjadi spesies bukan atom (M+ atau M*)
5. Membaca absorbansi larutan standar
6. Membaca absorbansi larutan sampel 7. Mengintrapolasi absorbansi larutan sampel pada kurva linear Metode penentuan konsentrasi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : metode perbandingan langsung, metode kurva kalibrasi dan metode standar adisi. a. Metode kurva kalibrasi Dilakukan dengan cara mengalurkan Absorbansi larutan standar (A) terhadap konsentrasi larutan standar (C) sehingga dihasilkan grafik berupa garis lurus, kemudian didapatkan persamaan regresi linear y=ax+b, dimana yadalah absorbansi dan x adalah konsentrasi, a adalah slop dan b adalah intercept. Kemudian hitung konsentrasi zat pada sampel dengan mensubsitusikan nilai absorbansi sampel pada persamaan regresi linear yang didapatkan dari kurva kalibrasi. Metode ini dilakukan jika konsentrasi sampel tidak terlalu kecil, preparasi mudah dilakukan, dan jumlah sampel banyak. b. Metode perbandingan langsung Cara ini hanya boleh dilakukan jika telah diketahui bahwa kurva baku hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi merupakan garis lurus dan melewati titik nol. Pada metode ini, konsentrasi sampel (Cx) ditentukan dengan membandingkan absorbansi (Ax) dari larutan sampel dengan absorbansi (As) dari satu larutan standar yang konsentrasinya diketahui dengan pasti (Cs). c. Metode standar adisi Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan larutan standar kedalam larutan sampel. Metode ini perlu dilakukan jika : 1. Konsentrasi sampel sangat rendah, kalau digunakan metode kurva kalibrasi mempunyai resiko ketelitian yang rendah
2. Matriks dari sampel mempunyai gangguan yang besar