Sejarah EkoSyar
Sejarah EkoSyar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
sendiri. Dari hasil pengelolaan modal tersebut beliau mendapat upah atau bagi hasil
sebagai mitra.
Meski masih terbilang sederhana, tetapi beliau telah menunjukkan prinsipprinsip
yang
mendasar
bagi
pengelolaan
perekonomian.
Karakter
umum
perekonomian pada masa itu adalah komitmennya yang tinggi terhadap etika dan
moral, serta perhatiannya yang besar terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan.
Untuk menjaga agar mekanisme pasar tetap berada dalam bingkai syariah
Islam, yang berada pada jalur etika dan moralitas, Rasulullah mendirikan Al-Hisbah.
Al-Hisbah adalah institusi yang bertugas sebagai pengawas pasar (market controller).
Rasulullah juga membentuk Baitul Maal, sebuah instirusi yang bertugas mengelola
keuangan negara. Dalam perekonomian Baitul Maal memegang peran penting,
salahsatunya adalah dalam melakukan kebijakan yang bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Setelah menyelesaikan masalah politik dan konstitusional, Rasulullah Saw
merubah sistem ekonomi dan keuangan negara sesuai dengan ketentuan Alquran.
Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi yang dijelaskan Alquran adalah sebagai berikut:
a. Allah Swt adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolute alam semesta.
Manusia hanyalah khalifah Allah Swt di muka bumi, bukan pemilik yang
sebenarnya.
b. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizing Allah Swt. oleh
karena itu, manusia yang kurang beruntung memiliki hak atas sebagian
kekayaan yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung.
c. Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun. Eksploitasi ekonomi
dalam segala bentuknya, termasuk riba, harus dihilangkan.
d. Menerapkan sistem warisan sebagai media re-distribusi kekayaan.
Adapun yang menjadi sumber pendapatan negara pada masa ini, di antaranya
zakat, khums min al-ghanain (seperlima dari harta rampasan perang), jizyah (pajak
perorangan kaum zimmi), kharaj (pajak hasil pertanian), fai, wakaf, sedekah, dan lain
sebagainya.
2.
tidak
terjadi
kelebihan
atau
kekurangan
pembayarannya.
Departemen
ini
3. Pendapatan kharaj, fai, jizyah, ushr (pajak perdagangan), dan sewa tanah.
Pendapatan ini digunakan untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan
serta untuk menutupi biaya operasional administrasi, kebutuhan militer dan
sebagainya.
4. Pendapatan lain-lain. Pendapatan ini digunakan untuk membayar para pekerja,
pemeliharaan
anak-anak
terlantar
dan
dana
sosial
lainnya.
grain
barley.
benih kekecewaan yang mendalam pada sebagian besar kaum muslimin. Akibatnya,
pada masa ini, pemerintahannya lebih banyakdiwarnai kekacauan politik yang
berakhir dengan terbunuhnya sang Khalifah.
d. Masa Pemerintahan Ali bin Abi Thalib
Masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib yang hanya berlangsung
selama enam tahun sselalu diwarnai dengan ketidakstabilan kehidupan politik.
Khalifah Ali bin Abi Thalib tetap berusaha untuk melaksanakan berbagai yang
mendorong peningkatan kesejahteraan umat Islam. Menurut sebuah riwayat, ia secara
sukarela menarik diri dari daftar penerima dana bantuan Baitul Mal. Selama masa
pemerintahannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib menetapkan pajak terhadap hasil hutan
dan sayuran.
Pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, berkaitan dengan kebijakan
yang diambil selama enam tahun adalah:
1. Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitul Mal, berbeda dengan
Umar ibn Khattab yang menyisihkan untuk cadangan.
2. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan.
3. Adanya kebijakan pegetatan anggaran.
4. Dan hal yang sangat monumental adalah pencetakan mata uang sendiri atas
nama pemerintahan Islam, di mana sebelumnya kekhalifahan Islam
menggunakan uang dinar dari Romawi dan Dirham dari Persia.
3.
pada tahun 750 H. Dalam bidang ekonomi, Bani Abbasiyah melahirkan lebih banyak
ekonom dibanding pada masa Khulafaurrasyidin maupun masa Umayyah. Salah satu
khalifah yang paling besar pengaruhnya adalah Khalifah Harun al-Rasyid. Ia
memmbangun Baitul Mal untuk mengurus keuangan negara dengan menunjuk
seorang wasir yang menjadi kepala beberapa diwan, yaitu:
a.
Diwan al-Khasanah, bertugas mengurus seluruh perbendaharaan negara.
b.
Diwan al-Azra, bertugas mengurus kekayaan negara yang berupa hasil bumi.
c.
Diwan Khazain al-Silah, bertugas mengurus perlengkapan angkatan perang.
Meskipun kajian ekonomi bertebaran di sela kitab-kitab fiqh, namun pada masa ini
sudah muncul beberapa karangan di bidang ekonomi, di antaranya:
a.
Al-Karaj karya Abu Yusuf
b.
Al-Kharaj karya Yahya ibn Adam al-Quraisy
c.
Al-Amwal karya Abu Ubaid ibn Salam
d.
Muqaddimah Ibn khaldun karya Ibn Khaldun.
DAFTAR PUSTAKA:
Chamid, Nur, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
Iqbal, Zamir dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam; Teori dan
Praktik, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
Nasution, Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif; Ekonomi Islam, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2010), Cet. 3