Anda di halaman 1dari 6

Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996

dan telah diimplementasikan secara meluas dalam


sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai
dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk dapat
mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini
diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat
jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua
kelompok yaitu :
Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,
Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas
yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita
dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat,
Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru
hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu INH,
rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama
tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC
primer ini. Penderita yang mengidap BTA yang resisten
terhadap OAT akan menyebarkan infeksi TBC dengan
kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs Resistant). Untuk
kasus MDR-TB dibutuhkan obat lain selain obat standard
pengobatan TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti
siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat
disayangkan bahwa obat ini tidak dianjurkan pada anak
dalam masa pertumbuhan).
Nama-nama obat anti TB:
1. ISONIAZID (INH)= H
Indikasi :tuberculosis dalam kombinasi dengan obat lain ;
profilaksis
Kontraindikasi:penyakit hati yang aktif,; hipersensitivitas
terhadap isoniazid
Peringatan : gangguan fungsi hati (uji fungsi hati),
gangguan fungsi ginjal, Resiko efek samping meningkat

pada asetilator lambat; epilepsy;riwayat psikokis;


alkoholisme; khamilan dan menyusui, porfiria.
Efek samping : mual, muntah, neuritis perifer, neuritis
optic, kejang, episode psikokis, reaksi hipersensitivitas
seperti
eritema
multiforme,demam,
purpura,
agranulositosis, hepatitis, sindrom SLE, pellagra,
hiperglikemia dan glinekomastia
Sediaan
beredar:
INH
Generik,
Beniazide
pembangunan, Decadoxin hersen, INH CIBA, Novartis
Indonesia, Inoxin Forte Dexa Medika, pehadoxin phapros,
pulmolin pharos, pyravit I.N.P yupharin, phyrofort
medifarma, suprazid armoxindo.
2. RIFAMPISIN=R
Indikasi : bruselosis, legionelosis, infeksi berat
stafilokokus dalam kombinasi dengan obat lain,
tuberculosis, lepra
Kontraindikasi : penyakit hati aktif
Peringatan : kurangi dosis pada gangguan fungsi hati,
lakukan pemeriksaan uji fungsi hati dan hitung sel darah
pada pengobatan jangka panjang,gangguan fungsi ginjal
(jika dosis lebih dari 600 mg/ hari), kehamilan dan
menyusui.
Efek samping : gangguan saluran cerna meliputi mual,
muntah, anoreksia, diare,kolaps dan syok, anemia
hemolitik, anemia, gagal ginjal akut, gangguan fungsi
hati, udem, kelemahan otot, kemerahan pada urin, saliva
dan cairan tubuh lainnya.
Sediaan beredar : Rifampisin Generik, Kombipak generic,
Ipirit tempo, Kalfiram Kalbefarma, RIF Armoxindo,
Rifabiotik,Rifacin prafa, Rifam dexa Medica, Rifamec
mecosin, Rifampin pharos, Rifamtibi Sanbe, Rimactane
Novartis Indonesia, Rimactazid Norvatis Indonesia.
3. PIRAZINAMID=Z
Indikasi : tuberculosis dalam kombinasi denan obat lain
Kontraindikasi : gangguan fungsi hati berat, porfiria,
hipersensitivitas terhadap pirazinamid

Peringatan ; gangguan fungsi hati, gangguan fungsi


ginjal, diabetes, gout
Efek samping : hepatotoksisitas, termasuk demam
anoreksia, hepatomegali, ikterus, gagal hati, mul,
muntah
Sediaan beredar: Pirazinamid generik, Corsazinamide
corsa, peseta norvetis Indonsia, sanazed sanbe, Tibicel
pembangunan.
4. ETAMBUTOL=E
Indikasi : tuberculosis dalam kombinasi dengan obat lain
Kontraindikasi: anak dibawah 6 tahun, neuritis optik,
gangguan visual
Peringatan : turunkan dosis pada gangguan fungsi ginjal,
usia
lanjut,
kehamilan,
ingatkan
pasien
untuk
melaporkan gangguan pnglihatan
Efek samping : neuritis optik, buta warna merah/ hijau,
neuritis perifer
Sediaan beredar: Etmbutol generic, Arsitam meprofarm,
Bacbutol Armoxindo, Bacbut inh Armoxindo, Corsabutol
corsa, Decanbutol Harsen, Dexabutol dexa Medica, Etibi
pembangunan, Intam 6 Rhone poulenc Indonesia,
kalbutol Kalbe Farma, MycotamINH Medifarm, Ottobutol
otto, Primbutol pharos, Santibi sanbe, Tibigon Dankos.
5. Streptomisin ( aminoglikosida)
Indikasi : tuberculosis dalam kombinasi dengan obat lain
Kontraindikasi : kehamilan, miastenia gravis
Peringatan : gangguan fungsi ginjal, bayi dan usia lanjut,
hindari penggunaan jangka panjang, pada kehamilan
Streptomisin bersifat permanen ototoxic dan dapat
menembus barier plasenta
Efek samping : gangguan vestibuler dan pendengaran,
nefrotoksisitas, hipomagnesemia pada pemberian jangka
panjang kolitis karena antibiotik
Sediaan
beredar:
streptomisina
sulfat
generik,
streptomysin sulphate meiji, Meiji Indonesia
Dosis obat antituberkulosis (OAT)
Obat Dosis harian

(mg/kgbb/hari) Dosis 2x/minggu


(mg/kgbb/hari) Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari)
INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40
(maks. 900 mg)
Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg)
15-20 (maks. 600 mg)
Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30
(maks. 3 g)
Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25
(maks. 2,5 g)
Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 2540 (maks. 1,5 g)
Interaksi obat anti tuberkulosis
Obat A Obat B Efek yang terjadi
Isoniazid
Rifampisin
Terjadi
peningkatan
hepatotoksisitas, jika terjadi perubahan fungsi hati
hentikan salah satu atau keduanya
Rifampisin Kortikostiroid Efk kortikostiroid menurun
setelah beberapa hari menggunakan rimfapisin dan efek
meningkat lagi setelah dihentikan 2-3 minggu, hindari
penggunaan bersama
Pirazinamid Testurin Pirazinamid mempengaruhi acetest
dan ketostick test pada urin, membentuk warna merah
muda-coklat
Rifampisin Analgetik nekritik Pasien dapat mengalami
putus obat. Rifampisin menstimulasi metabolisme
metadon
Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan
penderita TBC dan lemahnya implementasi strategi
DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten
terhadap OAT akan menyebarkan infeksi TBC dengan
kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs Resistant). Untuk
kasus MDR-TB dibutuhkan obat lain selain obat standard
pengobatan TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti
siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat

disayangkan bahwa obat ini tidak dianjurkan pada anak


dalam masa pertumbuhan).
Pengobatan TBC pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek
selama 6 atau 9 bulan, yaitu:
1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2
bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari
atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan
Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap
hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin
setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan
(ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi
terhadap INH).
Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin
diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10
mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk
kasus:
TB tidak berat
INH : 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
TB berat (milier dan meningitis TBC)
INH : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
Hindari pemberian Etambutol pada anak, karena
Etambutol bisa menyebabkan kebutaan pada anak.
8. Perbaikan Status Gizi pasien TBC
GAMBARAN UMUM
Diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) adalah diet yang
mengandung energi dan protein di atas kebutuhan
normal. Diet di berikan dalam bentuk makanan biasa di
tambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti
susu,telur dan daging,atau dalam bentuk minuman
enternal energi tinggi protein tinggi. Diet ini di berikan

bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan


dapat menerima makanan lengkap
TUJUAN DIET
Tujuan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk :

Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang


meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan
jaringan tubuh.

Menambah berat badan sehingga mencapai berat


badan normal.
SYARAT DIET
Syarat-syarat diet enrgi tinggi protein tinggi adalah:

Energi tinggi,yaitu 40-45 kkal/KG BB

Protein tinggi yaitu 2,0-2,5gram/kg BB

Lemak cukup,yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi


total.

Karbohidrat cukup,yaitu sisa dari kebutuhan energi


total.

Vitamin dan mineral cukup,sesuai kebutuhan


normal.

Makanan di berikan dalam bentuk mudah cerna

Anda mungkin juga menyukai