DETERJEN
DISUSUN OLEH:
HETTI HERLIANI
(03031181320077)
ELVIA SANDRA
(03031181320038)
DETERJEN
1.
Pengertian Deterjen
Detergen adalah campuran berbagai
bahan,
yang
digunakan
untuk
dengan sabun,
detergen
mempunyai
keunggulan
antara
lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Bahan bahan nya adalah sampo yang di taruh di freezer selama 1-2 JAM.
Deterjen sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang
Dunia I - berkaitan kekurangan lemak untuk membuat sabun. Diketahui sekarang
dengan sederhana deterjen, deterjen sintetis adalah pembersih non-sabun dan
produk pembersih itu adalah menjadi satu atau mengambil bersama dari jenis
bahan mentah. Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan oleh kebutuhan untuk
alat kebersihan itu, tidak seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan garam
mineral di air untuk membentuk sesuatu yang tidak dapat dipecahkan diketahui itu
adalah dadih sabun. Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai di
awal tahun 1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang
Dunia II. Waktu perang berhentinya persediaan lemak dan minyak juga militer
membutuhkan untuk alat kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan
di air dingin mempunyai lebih lanjut merangsang meneliti di sabun.
2.
Karakterisasi Deterjen
Dapat melarutkan lemak
bakteri pengurai.
Molekul detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ dan ion Mg2+
Deterjen adalah campuran zat kimia dari sintetik ataupun alam yang
memiliki sifat yang dapat menarik zat pengotor dari media.
3.
tentang detergen, dapat dimulai dari sabun. Dimana sabun merupakan produk
kaustik. Lemak merupakan campuran dari gliserida dimana komposisinya
berbeda-beda sesuai dengan sumbernya. Trigliserilasetat adalah ester-ester yang
terjadi bila glycerol alcohol terhidrat digabungkan dengan asam lemak yang
mempunyai sifat khusus tetapi natural fat (lemak alami).
Angka penyabunan adalah suatu bilangan yang menunjukan jumlah dari
potassium hidroksida yang diperlukan untuk menyabun 1 gram dari berat
lemak/minyak. Minyak atau lemak terdiri dari asam-asam lemak yang mempunyai
berat molekul reandah melalui proses safonifikasi menjadi berat molekul tinggi
dari asam lemak pada gliserida. Disamping pentingnya angka penyabunan dalam
proses pembuatan sabun, masih ada beberapa bilangan lainya yang serta sekali
hubunganya dengan proses pembuatan sabun. Bilangan tersebut adalah:
1
Acid Value adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan
Dapat terhidrolisa dalam air membentuk basa dan asam karboksilat. Hal ini
sodium lauryl sulfonate. Sodium lauryl sulfonate dengan beberapa nama dagang
dengan nama texapone, Emal, luthensol, dan neopelex. Secara fungsional bahan
mempunyai andil dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif ini
mempunyai busa banyak dan bentuknya jel (pasta). Sodium lauryl
sulfate (SLS), sodium laurilsulfate atau sodium dodecyl sulfate (SDS atau
NaDS) (C12H25SO4Na) adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam
produk-produk pembersih. Garam kimia ini adalah organosulfur anion yang
mengandung 12-ekor karbon terikat ke gugus sulfat, membuat zat kimia ini
mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat sebagai deterjen.
SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam
produk-produk pembersih noda minyak dan kotoran. Sebagai contoh, SLS ini
banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk industri seperti
pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan shampo mobil. SLS
digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur.
Zat kimia ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk mandi
busa karena efek pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa.
Telah diteliti bahwa SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit
maupun dikonsumsi. Tetapi dari percobaan ditemukan SLS dapat menyebabkan
iritasi kulit dan wajah ketika dioleskan dalam waktu yang lama dan terus
menerus (lebih dari 1 jam) pada remaja. Studi klinik terhadap 30 pasien yang
sering mengeluhkan sariawan, membuktikan pasta gigi yang mengandung SLS
dapat menyebabkan sariawan lebih besar dibandingkan dengan pasta gigi bebas
detergen Sebuah studi klinik lain membuktikan tidak ada efek yang signifikan
untuk penderita sariawan ketika dibandingkan menggunakan pasta gigi dengan
dan tanpa SLS
SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk
industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan
shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo
dan busa pencukur. SLS berpotensi untuk digunakan sebagai anti bakterial dan
juga untuk mencegah infeksi oleh virus seperti Herpes dan HIV.
Belakangan ini telah ditemukan bahwa pada aplikasi sebagai surfaktan
pada pembentukan reaksi gas hydrate atau methane hydrate, SLS dapat
mempercepat reaksi hingga 700 kali lebih cepat. Dalam pengobatan, SLS
digunakan
sebagai
juga
digunakan
yang
memisahkan
asam
lemaknya,
kemudian
Bahan pengisi
Bahan ini berfungsi sebagai bahan pengisi dari keseluruhan bahan baku.
Pemberian
bahan
pengisi
ini
dimaksudkan
untuk memperbesar
atau
juga penyubur tanaman. Ini dapat dibuktikan air bekas cucian disiramkan ke
tanaman akan menjadi subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yng
merupakan salah satu unsur dalam jenis pupuk tertentu.
4.
Bahan adiktif
Bahan tambahan ini sebenarnya tidak harus ada didalam pembuatan
deterjen. Namun demikian, produsen mencari hal-hal baru untuk mengangkat
nilai dari deterjen itu sendiri. Salah satu contoh bahan tambahan ini adalah CMC
(Carboxyl methyl cellulose). Bahan ini berbentuk serbuk putih yang berfungsi
mencegah kotoran kembali ke pakaian.
Extrableach : Untuk Memutihkan Cucian yang khusus berwarna putih,
pemakiannya 3-10%Lipozyme: Pembersih noda yang disebabkan oleh minyak,
lemak & gemuk. Dengan ditambah lypozyme, maka daya cuci sabun terhadap
kotoran yang mengandung minyak, lemak ataupun gemuk yang membandel
akan lebih mudah dibersihkan.
Dosis pemakaian 2-10% Protease: Pembersih noda yang membandel
disebabkan oleh protein, seperti darah, kecap, susu, saos dan lain-lain. Dengan
ditambah Protease, maka daya cuci sabun terhadap kotoran yang disebabkan
protein seperti darah, makanan bayi, susu, saos, kecap dll yang membandel akan
lebih mudah dibersihkan. Dosis Pemakaian 2-10% Bioenzyme (Bintik Biru)
dosis pemakaian secukupnya.
5.
Bahan pewangi
Keberadaan bahan wangi ini sangat penting keberadaannya, sebab suatu
deterjen dengan kualitas baik bila menberi parfum salah akan berakibat fatal
dalam penjualan. Parfum untuk deterjen bentuknya cair kekuning-kuningan.
4. Proses Pembuatan Deterjen
Alat ; - Wadah, pengaduk kayu, dan saringan deterjen.
Bahan:
Sodium lauryl sulfonate
Na2SO4 secukupnya
NaHCO3 25%
NaCO3 7%
STPP / CMC secukupnya
Prosedur pembuatan:
Sodium lauryl sulfonate
+ NaHCO3 aduk rata
5.
1.
2. Deterjen krim, bentuk deterjen krim dengan sabun colek hampir sama
tetapi kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.
3. Deterjen bubuk, jenis deterjen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau
dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya,
deterjen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu deterjen bubuk
berongga dan deterjen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua
kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.
Manfaat Deterjen
Deterjen digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat
DAFTAR PUSTAKA
2015.
(Online).
Cara
Buat
Deterjen
dan
Komposisi
Deterjen
http://www.indomesin.co.id/cara-buat-deterjen-komposisi-