Anda di halaman 1dari 17

PRODUK

OLEOKIMIA:
SABUN
L/O/G/O

KERANGKA
SUMBER BAHAN BAKU SABUN
PRESENTASI
JENIS-JENIS SABUN

SIFAT

DAN KARAKTERISTIK SABUN

MEKANISME

KERJA SABUN
SAPONIFIKASI
PEMBUATAN SABUN
MANFAAT/KEGUNAAN
ANALISIS

SABUN

SABUN

SUMBER BAHAN BAKU


SABUN
1) MINYAK/ LEMAK
1.1. Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang
dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil
samping.
1.2. Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih
banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat
(60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~
40%)
1.3. Palm Oil (minyak kelapa sawit)
1.4. Coconut Oil (minyak kelapa).
1.5. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit).
1.6. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin).
1.7. Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut
(paus) dan ikan laut.
1.8. Castor Oil (minyak jarak).

SUMBER BAHAN BAKU


SABUN
2) ALKALI
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses
saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan
ethanolamines.
3) NACl
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil
karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam
sabun dapat memperkeras struktur sabun.
4) BAHAN ADITIF
Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders,
Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.

JENIS-JENIS SABUN
2.1. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium.
2.2. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan
menggunakan minyak jarak serta menggunakan alkali
(KOH)..
2.3. Sabun Kesehatan.
2.4. Sabun Chip
2.5. Sabun Bubuk untuk Mencuci
Berdasarkan kandungan ionnya, sabun dapat dibagi
menjadi 3 yaitu :
Cationic Sabun
Anionic Sabun
Neutral atau non ionik sabun

JENIS-JENIS SABUN
Berdasarkan wujud dan bentuk sabun, dapat dibagi
menjadi 3 yaitu :
1.
Sabun cair
Dibuat dari minyak kelapa
Alkali yang digunakan KOH
Bentuk cair dan tidak mengental dalam suhu kamar
2.
Sabun lunak
Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau
minyak
tumbuhan yang tidak jernih
Alkali yang dipakai KOH
Bentuk pasta dan mudah larut dalam air
3.
Sabun keras
Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak

SIFAT SABUN
Sifat sabun
Kadar air : 10 30 %
Tallow
: berasal dari minyak kelapa
80 : 20
50 : 50

atau 90 : 10
atau 60 : 40

biasa
super fatted

+ 7 10 %
asam lemak
bebas

Untuk deodorant : dapat mencegah penguraian


keringat
diubah menjadi senyawa berbau
wangi
ditambah 3.4.5 Tri Bromo Salycyl Anilide (TBS)
ditambah Triclosan

Pemutih : titanium oksida

KARAKTERISTIK SABUN
3.2.1.
Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang
diperlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau
minyak.
3.2.2.
Acid Value
Adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam
lemak bebas didalam 1 gram minyak atau lemak.
3.2.3. Hanner Value
Adalah bilangan yang menyatakan persentase asamasam lemak yang tidak larut dalam lemak atau minyak.

MEKANISME KERJA SABUN


. Berikut merupakan proses penghilangan kotoran, yaitu
Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan
menurunkan tegangan permukaan sehingga aii kain
sehingga kain menjadi bersih. meresap lebih cepat
kepermukaan kain.
- Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan
ekornya dan mengikat molekul kotoran. Proses ini disebut
emulsifikasi karena antara molekul koAtoran dan molekul
sabun membentuk suatu emulsi.
Sedangkan bagian kepala molekul sabun didalam
air pada saa pembilasan menarik molekul kotoran keluar
dari kain sehingga kain menjadi bersih.

SAPONIFIKASI
Lemak
Gliserol
(gliserida)
(alkohol)

Basa kuat

H2C-OOCR

HC-OOCR + 3NaOH

Sabun
(garam)

CH2OH
kalor

CHOH + 3R-COO- Na

H2C-OOCR

lemak
(gliserida)

CH2OH
gliserol

sabun

PEMBUATAN SABUN
Skala Laboratorium

6.1.1.
Untuk sabun natrium
Pemisahan masa dengan penggaraman dengan NaCl
jenuh pemisahan gliserol dan larutan garam dengan
cara penyaringan. Sabun dicuci untuk memisahkan
dengan garam.
6.1.2.
Untuk sabun kalium
Alkali bebas tidak boleh ada dalam sabun. Untuk
sabun mandi harus berlebih asam lemaknya agar
empuk.. Zat aditif (zat yang ditambahkan kedalam
sabun) ditambahkan sesuai fungsi (pewangi dll)
maksimal 10%.

PEMBUATAN SABUN
Skala Industri

6.2.1 Proses Batch


Pada proses batch, lemak atau minyak
dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) berlebih
dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai,
garam garam ditambahkan untuk mengendapkan
sabun. Lapisan air yang mengandung garam, gliserol
dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh
lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun yang
bercampur dengan garam, alkali dan gliserol
kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan
dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus
dengan
air
secukupnya
untuk
mendapatkan
campuran halus yang lama-kelamaan membentuk
lapisan yang homogen dan mengapung.

PEMBUATAN SABUN
Skala Industri

6.2.2 Proses Continu


Pada proses kontinu, yaitu yang biasa dilakukan
sekarang, lemak atau minyak hidrolisis dengan air
pada suhu 200-250oCdan tekanan tinggi, dibantu
dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau
minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu
ujung reaktor besar. Asam lemak dan gliserol yang
terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan
dengan cara penyulingan. Asam-asam ini kemudian
dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.

PEMBUATAN SABUN
Skala Industri

6.2.1 Proses Continu

PEMBUATAN SABUN

6.2.3 Pembuatan Sabun Cair


Sabun mandi cair, pembuat kondisi basa yang
biasanya digunakan adalah KOH (kalium/potasium
hidroksida). Asam lemak yang berikatan dengan kalium
inilah yang kemudian dinamakan sabun. Secara umum
reaksi safonifikasi pada pembuatan sabun mandi cair sama
dengan kebanyakan pembuatan sabun.
Berikut ini reaksi safonifikasi pembuatan sabun mandi
cair :

MANFAAT?KEGUNAAN
SABUN
Berdasarkan penggunaannya, sabun dapat diklasifikasi
menjadi 3 jenis, yaitu:
Laundry Soap ; digunakan untuk mecuci
Toilet Soap ; digunakan untuk mandi dan perawatan
kulit, termasuk juga medicine soap
Textile Soap ; digunakan untuk proses scouring
textile, proses degumming sutera, dll.
1.
Sabun alkali tanah untuk detergen (zat pencuci)
RCOONa, RCOOK, RCOONH4
2.
Sabun alkali logam mineral untuk zat tahan air yang
tidak permananen (RCOO)2Ca, (RCOO)2Mg, (RCOO)3Al
3.
Sabun yang digunakan sebagai pencuci pada
umumnya dibuat dari basa natrium yang direaksikan
dengan asam lemak berantai panjang. Untuk tujuan
tertentu sabun dapat dibuat dari garam kalium, misalnya

ANALISIS SABUN
8.1.
Penetapan
tidak Tersabunkan
8.2.
Penetapan
8.3.
Penetapan
8.4.
Penetapan
8.5.
Penetapan
8.6.
Penetapan

Kadar Lemak Bebas yang


Kadar Zat Pemberat (Fillers)
Minyak/Logam Pelikan
Alkali Bebas
Asam Lemak Bebas
Alkali Total

Anda mungkin juga menyukai