Strategi Nasional Petunjuk Pelaksanaan PPRG Untuk Pemerintah Daerah PDF
Strategi Nasional Petunjuk Pelaksanaan PPRG Untuk Pemerintah Daerah PDF
Kementerian
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Nasional/
Nasional/
BAPPENAS
BAPPENAS
Kementerian
Kementerian
Keuangan
Keuangan
Kementerian
Kementerian
Dalam
Dalam Negeri
Negeri
Kementerian
Kementerian
Pemberdayaan
Pemberdayaan
Perempuan
Perempuan dan
dan
Perlindungan
Perlindungan Anak
Anak
PETUNJUK
PETUNJUK PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG
YANG RESPONSIF
RESPONSIF GENDER
GENDER
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 1
SURAT EDARAN
NOMOR SURAT
: 270/M.PPN/11/2012
EDARAN
NOMOR
SE-33/MK.02/2012
NOMOR : :270/M.PPN/11/2012
NOMOR
: 050/4379A/SJ
NOMOR
: SE-33/MK.02/2012
NOMOR
: SE 46/MPP-PA/11/2012
NOMOR
: 050/4379A/SJ
NOMOR : SETENTANG
46/MPP-PA/11/2012
STRATEGI
NASIONAL
TENTANG
PERCEPATAN PENGARUSUTAMAAN
STRATEGI NASIONALGENDER PUG
MELALUI
PERCEPATAN PENGARUSUTAMAAN
GENDER PUG
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
YANG RESPONSIF GENDER PPRG
MELALUI
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER PPRG
Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/
BAPPENAS
Kementerian
Keuangan
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
REPUBLIK INDONESIA
PETUNJUK PELAKSANAAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
LAMPIRAN 2
SURAT EDARAN
NOMOR : 270/M.PPN/11/2012
NOMOR : SE-33/MK.02/2012
NOMOR : 050/4379A/SJ
NOMOR : SE 46/MPP-PA/11/2012
TENTANG
Strategi Nasional
Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG)
Melalui
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG)
Diterbitkan oleh:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tim Penyusun:
1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS);
2. Kementerian Keuangan;
3. Kementerian Dalam Negeri.
4. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
Mitra Pendukung:
1. The Asia Foundation
2. Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO)
ii
Kata Pengantar
Deputi Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan NASIONAL/Kepala Bappenas Bidang
Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan
hidayah-Nya sehingga Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (Juklak PPRG), yang disusun dalam
rangka mendukung implementasi Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender melalui Perencanaan dan Penganggaran yang
Reponsif Gender (Stranas PPRG) ini dapat diselesaikan. Sebagaimana
telah diketahui, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
menjamin hak setiap warga negaranya untuk menikmati dan berpartisipasi
dalam pembangunan di berbagai bidang. Namun demikian, perolehan
akses, manfaat, dan partisipasi dalam pembangunan, serta kontrol
terhadap sumber daya antara penduduk perempuan dan laki-laki belum
setara.
Untuk memperkecil kesenjangan antara laki-laki dan perempuan,
pada tahun 2000, dikeluarkan Instruksi Presiden (lnpres) Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional. Instruksi ini mengharuskan semua kementerian/
lembaga dan pemerintah daerah untuk melaksanakan Pengarusutamaan
Gender (PUG). Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk
mempercepat pelaksanaan PUG di berbagai bidang pembangunan,
sebagaimana yang terlihat pada sejumlah dokumen perencanaan
pembangunan nasional.
Juklak PPRG ini. Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan pula
kepada seluruh pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu
di sini, serta para anggota Tim Penyusun di lingkungan Kementerian PPN/
Bappenas; khususnya Sdr. Dr. Sanjoyo, MEc. (Direktur Kependudukan,
Pemberdayaan Perernpuan, dan Perlindungan Anak), yang telah mengoordinasikan pelaksanaan penyusunan Stranas ini, didukung oleh Sdri.
Fithriyah, SE, MPA, Ph.D. sebagai pelaksana penyusunan Stranas dan
Juklak PPRG tersebut, bersama Sdri. Aini Harisani, SE.
Akhir kata, semoga Stranas dan Juklak PPRG ini dapat dimanfaatkan
dengan sebaikbaiknya dalam rangka percepatan penerapan PUG melalui
PPRG ke depan, baik untuk tingkat nasional, maupun daerah.
Kata Pengantar
Sekretaris Jenderal
Kementerian Keuangan
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
selesainya penyusunan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang Strategi
Percepatan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) dengan salah satu
lampiran berupa Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran
yang Responsif Gender untuk Pemerintah Daerah (Pemda).
vi
KATA PENGANTAR
Sekretaris Jenderal
Kementerian Dalam Negeri
viii
KATA PENGANTAR
SEkretaris Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
ix
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar Deputi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Bidang Sumber Daya Manusia dan
Kebudayaan
iii
Kata Pengantar Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
vi
Kata Pengantar Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri
vii
Kata Pengantar Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Pelindungan Anak
ix
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Diagram
Daftar Istilah Dan Singkatan
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijakan Terkait
III. Tujuan
IV. Sasaran
xi
xiii
xiv
xv
1
1
3
4
4
5
5
8
10
18
19
xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
xii
37
42
43
45
45
46
52
53
56
57
58
63
74
76
80
81
84
87
88
92
95
98
101
DAFTAR TABEL
13
16
14
21
26
31
34
37
40
43
47
DAFTAR DIAGRAM
19
25
53
30
54
xiii
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Daerah
(APBD)
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Negara
(APBN)
Anggaran
Responsif Gender
(ARG)
: Anggaran yang merespon kebutuhan, permasalahan, aspirasi dan pengalaman perempuan dan
laki-laki yang tujuannya untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender.
Badan
: Unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan
Perencanaan
yang melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan
Pembangunan
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksaDaerah (BAPPEDA)
naan rencana pembangunan daerah.
xiv
Bias Gender
Data Terpilah
: Dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai
pengguna anggaran.
xv
Focal Point
Pengarusutamaan
Gender (Focal
Point PUG)
Forum SKPD
provinsi dan
kabupaten/kota
Gender
Gender Analysis
Pathway (GAP)
Gender Budget
Statement (GBS)
xvi
Gender
Empowerment
Measure (GEM)
Gender-related
: Disebut juga Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Development Index
adalah indikator yang dikembangkan oleh UNDP
(GDI)
yang lebih menaruh perhatian pada penggunaan
kapabilitas
dan
pemanfaatannya
dalam
kesempatan-kesempatan dalam hidup. GDI
mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang
sama dengan HDI (Human Development Index),
namun menangkap ketidakadilan dalam hal
pencapaian antara perempuan dan laki-laki.
Hasil (outcome)
Ikatan Bidan
Indonesia (IBI)
Ikatan Dokter
Indonesia (IDI)
Indikator Kinerja
: Organisasi profesikedokterandiIndonesia.
Isu Gender
Isu-isu Strategis
Keadilan Gender
(gender equity)
Kebijakan Umum
Anggaran (KUA)
Kebijakan/
: Kebijakan/program yang responsif gender
Program Responsif
berfokus kepada aspek yang memperhatikan
Gender
kondisi kesenjangan dan kepada upaya
mengangkat isu ketertinggalan dari salah satu
jenis kelamin.
xviii
Kegiatan
Kerangka
Anggaran
Kerangka
Pendanaan
xix
Kinerja
Lembaga
: Salah satu lembaga kemasyarakatan sebagai
Pemberdayaan
mitra kerja pemerintah desa untuk mengelola,
Masyarakat (LPM)
merencanakan dan melaksanakan pembangunan
dengan menggali swadaya gotong royong
masyarakat desa.
Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM)
xx
Millenium
: Disebut juga Tujuan Pembangunan Milenium
Development Goals
adalah hasil kesepakatan kepala negara dan
(MDGs)
perwakilan dari 189 negara Perserikatan BangsaBangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September 2000, dan mencakup delapan sasaran
untuk dicapai pada 2015, yaitu: (1) mengakhiri
kemiskinan dan kelaparan, (2) pendidikan
universal, (3) kesetaraan gender, (4) kesehatan
anak, (5) kesehatan ibu, (6) , penanggulangan
HIV/AIDS, (7) kelestarian lingkungan, dan (8)
kemitraan global.
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
(Musrenbang)
Netral Gender
Pemangku
Kepentingan
Pembangunan
Daerah
Pengarusutamaan
Gender (PUG)
Perencanaan
xxi
Perencanaan dan
Penganggaran
Responsif Gender
(PPRG)
Perencanaan yang
Responsif Gender
Penganggaran
Berbasis Kinerja
(PBK)
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Prioritas dan
Plafon Anggaran
Sementara (PPAS)
xxii
Problem Base
: Teknik analisis yang dikembangkan melalui kerja
Approach (PROBA)
sama antara Kementerian Pemberdayaan
Perempuan, BKKBN, dan UNFPA, dengan
pendekatan yang berbasis masalah.
Program
Rencana Kerja
Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
Nasional (RPJMN)
Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang
Daerah (RPJPD)
Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang
Nasional (RPJPN)
xxiii
Rencana Strategis
SKPD (Renstra
SKPD)
Responsif Gender
Sasaran
Satuan Kerja
Perangkat Daerah
(SKPD)
Sensitif Gender
xxiv
SWOT Analysis
Tim Anggaran
Pemerintah
Daerah (TAPD)
xxv
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan strategi yang dibangun
untuk mengintegrasikan perpektif gender menjadi satu dimensi integral
dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan. Pelaksanaan integrasi PUG ke
dalam siklus perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat dan daerah
diharapkan dapat mendorong pengalokasian sumber daya pembangunan
menjadi lebih efektif, dapat dipertanggungjawabkan, dan adil dalam
memberikan manfaat pembangunan bagi seluruh penduduk Indonesia,
baik perempuan maupun laki-laki.
PUG adalah salah satu dari 3 (tiga) strategi nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014
pada Buku II Bab I. RPJMN ini telah memuat kebijakan PUG dalam sistem
perencanaan dan penganggaran, menggunakan data terpilah dalam
analisis, memuat indikator gender, dan menyusun sasaran pembangunan
responsif gender. Dalam konteks daerah, penggunaan analisis gender
sebelum penyusunan perencanaan pembangunan juga telah diamanatkan
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan
Pembangunan Daerah pasal 33 ayat 3.
III. Tujuan
1. Memberi rujukan untuk pelaksanaan Percepatan PUG melalui
PPRG di daerah agar lebih terarah, sistematis, dan sinergis di
tingkat daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota);
2. Menjadi pedoman dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
PPRG di daerah yang dilaksanakan oleh Bappenas, Kemendagri
dan KPP&PA.
IV. Sasaran
1. Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten
dan Pemerintahan Kota dalam menyusun dan merencanakan
anggaran yang responsif gender;
BAB II
RENJA KL
Pedoman
RPJP
NASIONAL
diacu
diacu
RPJM
NASIONAL
diperhatikan
Pedoman
RPJM
DAERAH
Pedoman
RENSTRA
SKPD
RKA-KL
dijabarkan
dijabarkan
Pedoman
Pedoman
RKP
RAPBN
RINCIAN
APBN
APBN
RKPD
Pedoman
RENJA
SKPD
PERENCANAAN PROGRAM
Pedoman
KUA
RAPBD
PPAS
Pedoman
RKASKPD
APBD
Pemerintah
Daerah
RPJP
DAERAH
Pedoman
Pedoman
Pemerintah
Pusat
Pedoman
RENSTRA
KL
PENJABARAN
APBD
PENGANGGARAN
5
No
Tahapan
Pelaku
1 Musrenbang
Komponen masyarakat
Desa/Kelurahan (ketua RT/RW, kepala dusun,
LPM, ketua adat, kelompok
perempuan, kelompok pemuda,
ormas, pengusaha, kelompok
tani/nelayan, komite sekolah),
kepala desa/lurah dan aparat
desa/kelurahan, BPD, Camat
dan aparat kecamatan, kepala
Puskesmas, kepala sekolah,
LSM
2 Musrenbang
Delegasi kelurahan/desa (terKecamatan
dapat perwakilan perempuan),
organisasi masyarakat di tingkat kecamatan, Bappeda, perwakilan SKPD, kepala cabang
SKPD, kepala unit pelayanan di
tingkat kecamatan, anggota
DPRD dari daerah pemilihan
kecamatan bersangkutan,
camat dan aparat kecamatan
bersangkutan, LSM, ahli/
profesional (jika dibutuhkan)
Output
Usulan
kegiatan
desa/
kelurahan
Waktu
Januari
Usulan
Februari
kegiatan
kecamatan
No
Tahapan
Pelaku
3 Forum SKPD
Output
Masukan
terhadap
dokumen
RKPD
Maret
Pertengahan
Juni-akhir
Juli
Agustus
OktoberDesember
Pertengahan
Desember
6 Penyusunan
RKA SKPD
7 Penyusunan
RAPBD
(Kompilasi dari
RKA)
8 Pembahasan
RAPBD di DPRD
9 Evaluasi oleh
Gubernur
SKPD
Dokumen
KUA dan
PPAS
Dokumen
RKA SKPD
Dokumen
RAPBD
APBD
10 Penerbitan
Perda APBD
TAPD
Waktu
APBD
yang lolos
evaluasi
dan siap
dibuat
Perda
Perda
APBD
SeptemberOktober
Akhir
Desember
Dengan analisis situasi/analisis gender akan dapat mengidentifikasikan adanya perbedaan permasalahan dan kebutuhan
antara perempuan dan laki-laki, sehingga dapat membantu para
perencana maupun pelaksana untuk menemukan solusi dan sasaran
yang tepat dalam rangka menjawab permasalahan dan kebutuhan
yang berbeda.
4. PRG dan ARG bukan fokus pada perencanaan dan penyediaan anggaran
dengan jumlah tertentu untuk pengarusutamaan gender saja, tapi
lebih luas lagi, bagaimana perencanaan dan anggaran keseluruhan
dapat memberikan manfaat yang adil untuk perempuan dan laki-laki.
Prinsip tersebut mempunyai arti:
a. PRG dan ARG bukanlah program dan anggaran yang terpisah
untuk perempuan dan laki-laki;
b. PRG dan ARG sebagai pola anggaran yang akan menjembatani
kesenjangan status, peran dan tanggungjawab antara perempuan
dan laki-laki;
c. PRG dan ARG bukanlah dasar yang dapat dijadikan untuk meminta
tambahan alokasi anggaran;
d. PRG dan ARG tidak selalu berarti penambahan program dan
anggaran yang dikhususkan untuk program perempuan;
e. PRG dan ARG bukan berarti ada jumlah program dan alokasi dana
50% untuk perempuan dan 50% untuk laki-laki dalam setiap
kegiatan;
f. Peluang integrasi isu gender dapat tercermin dalam:
Proses perencanaan partisipatif di mana perempuan dan lakilaki terlibat dan menyampaikan aspirasi serta kebutuhan
mereka secara aktif.
Harvard, Moser, SWOT, PROBA, GAP, dan lain sebagainya. Tahap analisis
gender dalam proses PPRG dapat menggunakan alat analisis Gender
Analysis Pathway (GAP) sebagaimana yang ada dalam contoh. Dengan
telah teridentifikasinya isu kesenjangan gender yang ada pada level
output, informasi yang di dapat kemudian dimasukkan ke dalam dokumen
GBS.
Analisis yang digunakan sebagai contoh dalam pedoman ini adalah
Gender Analysis Pathway (GAP) yang meliputi sembilan langkah sebagai
berikut:
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
11
Langkah 4
Langkah 6
Langkah 5
Langkah 7
Langkah 8
Langkah 9
12
c.
b.
a.
Faktor
Kesenjangan
Langkah 3
Temu kenali
penyebab faktor
kesenjangan
gender yang
datang dari
internal
pelaksana
program.
Sebab
Kesenjangan
Internal
Isu Gender
Langkah 4
Temu kenali
penyebab
faktor
kesenjangan
gender yang
datang dari
lingkungan
eksternal
lembaga
pada proses
pelaksanaan
program.
Sebab
Kesenjangan
Eksternal
Langkah 5
Reformulasikan
tujuan kebijakan
bila tujuan yang
ada saat ini belum
responsif gender.
Tujuan ini harus
menjawab sebab
kesenjangan yang
di identifikasi di
langkah 3,4, dan 5.
Reformulasi
Tujuan
Tetapkan rencana
aksi/kegiatan yang
merujuk pada tujuan
yang responsif
gender untuk
mengatasi
kesenjangan dan
penyebabnya yang
ada di langkah 3, 4,
dan 5.
Tetapkan juga
rencana aksi prioritas
berikut output dan
hasil kegiatan.
Rencana Aksi
Langkah 7
Langkah 6
Basis Data
(Base-line)
Tetapkan
indikator
kinerja (baik
capaian output
maupun
outcome) yang
mengatasi
kesenjangan
gender di
langkah 3,4, dan
5.
Indikator
Kinerja
Langkah 9
Pengukuran Hasil
Langkah 8
Apabila kegiatan-kegiatan dalam sebuah program sangat beragam, atau sangat banyak, berbeda ciri dan atau lokasi maka analisis gender
menggunakan GAP berbasis kegiatan.
GAP di tingkat program dapat dilakukan apabila kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya berdasarkan ketentuan Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 merupakan kegiatan dengan ciri dan atau lokasi yang sama.
Implementasi GAP sebagaimana matriks di atas bisa diletakkan sebagai pola pikir dalam penyusunan suatu dokumen kebijakan, atau
sebagai dokumen pendamping suatu rencana kebijakan atau program atau kegiatan tertentu yang dipilih sesuai dengan prioritas.
Catatan :
Sajikan data
pembuka
wawasan,
yang terpilah
jenis kelamin
dan usia,
kuantitatif
dan kualitatif
Data
Pembuka
Wawasan
Nama
Kebijakan/
Program/
Kegiatan
Identifikasi
dan tuliskan
tujuan dari
Kebijakan/
Program/
Kegiatan
Langkah 2
Langkah 1
Tabel 2.2.
Matrik Gender Analysis Pathway (GAP)
13
Tahapan
GBS
Langkah 1
Kebijakan/program/kegiatan
Program/kegiatan
Langkah 3
Faktor kesenjangan
Analisis situasi
Langkah 2
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
14
GAP
Langkah 8
Langkah 9
Indikator kinerja
Analisis situasi
Analisis situasi
Analisis situasi
Tabel 2.4 di bawah ini adalah format GBS untuk memastikan suatu
kegiatan sudah responsif terhadap kebutuhan perempuan dan lakilaki.
15
Tabel 2.4.
Format Gender Budget Statement dan Cara Penyusunannya
PERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
SKPD
: (Nama SKPD)
TAHUN ANGGARAN : (Tahun Anggaran)
PROGRAM
Nama Program (GAP langkah 1)
KODE PROGRAM Kode Program (Sesuai dengan Form RKA 2.2.1)
ANALISIS
SITUASI
CAPAIAN
PROGRAM
JUMLAH
NGGARAN
PROGRAM
RENCANA
AKSI
Keluaran
Hasil
16
Rp.
Kegiatan 2
Keluaran
Hasil
Rp.
, .......
KEPALA SKPD
NAMA
Pangkat/Gol
NIP
17
BAB III
PENERAPAN INSTRUMEN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
YANG RESPONSIF GENDER
Secara umum, pengintegrasian gender dalam dokumen perencanaan
dan penganggaran diawali dengan analisis gender yang dapat dilakukan
dengan menggunakan instrumen GAP ataupun alat analisis lainnya.
Analisis gender diintegrasikan kedalam dokumen perencanaan baik itu
yang berada di tingkat pemerintah daerah seperti RPJMD dan RKPD,
maupun di tingkat SKPD seperti Renstra SKPD dan Renja SKPD. Hasil
analisis gender secara konsisten mempengaruhi dan dijabarkan dalam
dokumen lainnya. Hasil analisis gender dalam RPJMD dijabarkan ke dalam
RKPD dan mempengaruhi Renstra SKPD, yang selanjutnya dijabarkan
dalam Renja SKPD. Kemudian hasil analisis gender dalam dokumen perencanaan dituangkan dalam dokumen penganggaran sebagai respon dari
sisi alokasi anggaran, RKPD dituangkan dalam KUA-PPAS dan Renja SKPD
dituangkan dalam RKA SKPD. KUA-PPAS kemudian dijabarkan dalam RKA
SKPD. Untuk memastikan bahwa penganggaran sudah merespon kesenjangan dalam analisis gender, dibutuhkan satu pernyataan bahwa ada
alokasi anggaran dalam program dan kegiatan untuk untuk mengatasi
permasalahan kesenjangan gender. Pernyataan ini dituangkan dalam GBS
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari RKA-SKPD. Kumpulan RKA
dari seluruh SKPD menjadi dokumen APBD. Hubungan tersebut dapat
dilihat pada Diagram 3.1 di bawah ini.
18
Diagram 3.1.
Posisi GAP dan GBS dalam Penyusunan Dokumen
Perencanaan dan Penganggaran Daerah
ANALISIS GENDER
GAP
RPJMD
RESTRA SKPD
RKPD
RENJA SKPD
KUA
PPAS
RKA SKPD
GBS
RKA SKPD 1
RKA SKPD 2
RKA SKPD 3
APBD
Dokumen Perencanaan dan
Penganggaran di Tingkat Pemda
19
VISI, MISI
dan Program
KDH
Persiapan
Penyusunan
RPJMD Kab/
Kota
Pengolahan
data dan
informasi
Hasil
evaluasi
capaian
RPJMD
Penelaahan
RJPMN, RPJMD
Provinsi dan
RPJMD kab/
kota lainnya
Analisis isu-isu
strategis
Pembangunan
jangka menengah
Kab/Kota
Perumusan
penjelasan
visi dan
misi
Perumusan
Tujuan dan
Sasaran
Penelaahan
RTRW Kab/
Kota &
RTRW Kab/
Kota lainnya
Analisis
Gambaran
umum kondisi
daerah kab/
kota
Analisis
pengelolaan
keuangan
daerah serta
kerangka
pendanaan
Perumusan
Strategi dan
Arah Kebijakan
Perumusan
Kebijakan umum
dan program
pembangunan
daerah Kab/Kota
Perumusan
Indikasi rencana
program
prioritas yang
disertai
kebutuhan
pendanaan
Penetapan
Indikator Kinerja
Daerah
Pembahasan
dengan SKPD
kabupaten/kota
Perumusan
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
Kabupaten/
Kota
Pelaksanaan
Forum Konsultasi
Publik
Pembahasan
dengan DPRD utk
memperoleh
masukan dan
sasaran
Penyelarasan
Program Prioritas
dan Kebutuhan
Pendanaan
GAP
(langkah 1-9)
Struktur RPJMD
Tabel 3.1.
Implementasi GAP dalam Struktur RPJMD
21
22
Isu-isu Strategis
Analisis isu
strategis, visi,
misi, tujuan
dan sasaran
pembangunan
Gambaran
pengelolaan
keuangan daerah
serta kerangka
pendanaan
Struktur RPJMD
Faktor
penyebab
kesenjangan
internal dan
eksternal
Analisis isu
kesenjangan
GAP
(langkah 1-9)
Struktur RPJMD
GAP
(langkah 1-9)
Memasukkan rumusan
penyelesaian masalah
kesenjangan dan ketidakadilan
gender dalam Penjelasan
visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan
23
24
Indikasi Rencana
Program
Prioritas
Pembangunan
Penetapan
Indikator Kinerja
Daerah
Kebijakan Umum
dan Program
Pembangunan
Daerah
Struktur RPJMD
GAP
(langkah 1-9)
25
26
Memasukkan data
kesenjangan terpilah
gender berdasarkan
wilayah, usia, status
sosial, dan perbedaan
kemampuan yang
menjadi fakta dalam
pelayanan SKPD.
Memasukan faktor
penyebab kesenjangan
dan ketidakadilan
gender yang merupakan
akar persoalan
ketidakadilan gender
dalam pelayanan SKPD
sebagai isu strategis
Langkah Integrasi
Gender
Struktur Renstra
SKPD
Tabel 3.2.
Integrasi Gender dalam Dokumen Renstra SKPD
Analisis isu
kesenjangan
Faktor
penyebab
kesenjangan
internal dan
eksternal
Data Pembuka
Wawasan
GAP
(langkah 1-9)
Struktur Renstra
SKPD
.
GAP
(langkah 1-9)
Langkah Integrasi
Gender
27
28
Struktur Renstra
SKPD
.
GAP
(langkah 1-9)
Memasukkan rencana
Rencana Aksi
aksi responsif gender
yang tujuan akhirnya
adalah mencapai
keadilan dan kesetaraan
gender sesuai isu yang
dianalisis.
Langkah Integrasi
Gender
Perumusan
Rencana Kegiatan,
Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran
dan Pendanaan
Indikatif
Struktur Renstra
SKPD
.
GAP
(langkah 1-9)
Memasukkan ukuran
Pengukuran
kuantitatif maupun
Hasil
kualitatif berupa output
dari setiap rencana aksi
hasil analisis gender dan
outcome (hasil atas
pengaruh adanya
output).
Hal itu untuk
menunjukkan kinerja
pelayanan yang
mengurangi atau
menghapuskan
kesenjangan gender
Langkah Integrasi
Gender
29
Pengolahan
data dan
informasi
Analisis
Gambaran
Umum Kondisi
Daerah
Penelahaan
pokok-pokok
pikiran D PRD
Kab/Kota
Perumusan
Permasalah an
Pembangunan
D aerah Kab/
Kota
Analisis
Ekonomi dan
Keuangan
Daerah
Perumusan
Prioritas dan
Sasaran
Pembangunan
D aerah beserta
pagu indikatif
Evaluasi
kinerja tahun
lalu
Perumusan
Kerangka
Ekonomi dan
Kebij akan
Keuangan
D aerah
Perumusan
program prioritas
beserta pagu
indikati
RPJMD Kab/
Kota
Evaluasi
dokumen
RKPD Kab/
Kota tahun
lalu
Dokumen
RKPD Kab/
Kota tahun
berjalan
Pelaksanaan
Forum Konsultasi
Publik
Penyelarasan program
prioritas daerah beserta
Pagu Indikatif
P enyusunan
Rancangan Renja
SKP D Kabupaten /
Kota
30
Struktur RKPD
Tabel 3.3.
Integrasi Gender dalam Dokumen RKPD
Data Pembuka
Wawasan
Analisis
kesenjangan
gender
Analisis faktor
penyebab
kesenjangan
internal dan
eksternal
GAP
(langkah 1-9)
31
32
Rancangan
Kerangka
Ekonomi Daerah
beserta Kerangka
Pendanaan
Struktur RKPD
GAP
(langkah 1-9)
Struktur RKPD
Memasukkan rencana aksi
responsif gender yang tujuan
akhirnya adalah mencapai
keadilan dan kesetaraan
gender sesuai isu yang
dianalisis.
GAP
(langkah 1-9)
33
34
GAP
(langkah 1-9)
Lokasi
Target
capaian
kinerja
GAP
(langkah 1-9)
Rencana Aksi
(Langkah 7)
35
Catatan Penting
Prakiraan
Maju
Rencana
Tahun .........
Target
capaian
kinerja
Kebutuhan
Dana/
pagu
indikatif
36
GAP
(langkah 1-9)
Data Pembuka
Wawasan
(Langkah 2)
Isu
Kesenjangan
(Langkah 3-5)
Reformulasi
Tujuan
(Langkah 6)
Rencana Aksi
(Langkah 7)
Data Dasar
(Langkah 8)
Indikator
Kinerja
(Langkah 9)
Struktur
Pendahuluan:
Latar belakang penyusunan
KUA,
Tujuan penyusunan KUA
Dasar hukum penyusunan
KUA
37
Jenis Dokumen
Struktur
Kebijakan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan
Daerah:
Pendapatan daerah:
kebijakan perencanaan
pendapatan, target
pendapatan daerah, upaya
mencapai target,
Belanja Daerah: total
perkiraan belanja,
kebijakan belanja,
kebijakan pembangunan
daerah dan prioritas
pembangunan nasional
yang akan dilaksanakan di
daerah, kebijakan belanja
berdasar urusan dan SKPD
Pembiayaan Daerah:
kebijakan penerimaan dan
kebijakan pengeluaran
pembiayaan
Prioritas Plafon
Plafon anggaran sementara
Anggaran
berdasarkan urusan pemeSementara (PPAS) rintahan dan program/
kegiatan:
Plafon anggaran sementara
berdasarkan urusan pemerintahan secara deskriptif
dalam bentuk tabel
Plafon anggaran sementara
berdasarkan program
kegiatan:
berisikan plafon anggaran
sementara berdasarkan
program kegiatan secara
deskriptif dan dalam
bentuk tabulasi
38
Jenis Dokumen
Struktur
Mengidentifikasi program/
kegiatan dari urusan di luar
pemberdayaan perempuan
yang termasuk pada program
yang responsif gender
(spesifik, affirmatif, atau
mendorong kesetaraan), dan
alokasi anggarannya.
Program yang teridentifikasi,
harus konsisten dan
berkontribusi untuk
pencapaian tujuan dan target
dalam RKPD yang telah
menggunakan analisis gender.
Mengidentifikasi jenis belanja
tidak langsung, misalnya
pada alokasi belanja hibah
dan bantuan sosial, yang
sasarannya adalah masyarakat.
Memastikan output dan
outcome pada poin 5,
konsisten dan berkontribusi
untuk pencapaian tujuan
dan target RKPD yang telah
menggunakan analisis gender.
Rincian pembiayaan
daerah:
berisi target penerimaan,
pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan
daerah
39
40
Struktur
Urusan
pemerintahan
Organisasi
Kesesuaian
dengan GBS
Sama dengan
baris
Program
Diambilkan
dari Rencana
Aksi
Informasinya
sesuai
dengan hasil
analisis
situasi
Jenis
Dokumen
Struktur
Capaian
program
Masukan
Keluaran
Kesesuaian
dengan GBS
Informasinya
sama dengan
baris Capaian
Program
Informasinya
sama dengan
baris
Masukan
pada
kegiatan
yang sama
Informasinya
sama dengan
baris
Keluaran
pada
kegiatan
yang sama
41
Jenis
Dokumen
Struktur
Hasil
Kelompok
Sasaran
Kegiatan
Rincian
Anggaran
Belanja
Langsung
Menurut
Program dan
Per Kegiatan
SKPD
Kesesuaian
dengan GBS
Informasinya
sama dengan
baris Hasil
pada
kegiatan
yang sama
Mempertimbangkan keterlibatan
Informasinya
perempuan, laki-laki, dan kelompok sesuai
rentan lainnya.
dengan hasil
analisis
situasi
Alokasi anggaran per jenis belanja
berdasarkan perhitungan yang
rasional dengan memperhatikan
aspek efisiensi, efektifitas,
ekonomis, dan kontribusinya untuk
pencapaian manfaat sesuai dengan
indikator kegiatan
42
IV. Peran Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dalam Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
Tabel 3.7.
Peran Kelembagaan PUG dalam Penyusunan PPRG
Nama
Dokumen
RPJMD
RENSTRA
SKPD
RKPD
43
Nama
Dokumen
KUA-PPAS
RKA SKPD
APBD
DPA SKPD
44
BAB IV
45
3.
4.
5.
6.
a. Indikator Umum :
No
1
Aspek
Indikator Pengendalian
Indikator Evaluasi
Komitmen
Keberadaan atau ketiadaan :
dan Kebijakan Regulasi tentang PPRG
yang di keluarkan oleh
Gubernur/Bupati/
Walikota dan atau DPRD
Pedoman atau acuan
pelaksanaan PPRG
Petunjuk teknis
pelaksanaan PPRG (bagi
SKPD yang disahkan
oleh Gubernur/Bupati/
Walikota)
Kebijakan tentang data
terpilah
Jumlah SKPD yang sudah
mempraktikkan PPRG
Efektifitas pelaksanaan:
Regulasi tentang PPRG
yang dikeluarkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota
dan atau DPRD
Pedoman atau acuan
pelaksanaan PPRG
Petunjuk teknis
pelaksanaan PPRG (bagi
SKPD yang disahkan
oleh Gubernur/Bupati/
Walikota)
Kebijakan tentang data
terpilah
Trend jumlah SKPD yang
sudah mempraktikkan
PPRG
Tantangan mendorong
komitmen dan kebijakan
PPRG
Kelembagaan Keberadaan atau ketiadaan : Efektifitas kerja:
Pokja PUG
Pokja PUG
Program Kerja dan atau
Focal Point
Rencana Kerja Pokja PUG Tim Teknis ARG
Focal Point
Tantangan mendorong
Rencana Aksi Daerah
efektifitas kerja
(RANDA) PUG
kelembagaan PUG
Laporan Kerja POKJA PUG
Tim Teknis ARG
47
No
3
48
Aspek
Indikator Pengendalian
Partisipasi
Masyarakat
Indikator Evaluasi
No
Dokumen
Perencanaan dan
Penganggaran
Daerah
RPJMD
RENSTRA SKPD
Indikator Pengendalian
Indikator Evaluasi
49
No
50
Dokumen
Perencanaan dan
Penganggaran
Daerah
RKPD
RENJA SKPD
KUA-PPAS
Indikator Pengendalian
Indikator Evaluasi
No
Dokumen
Perencanaan dan
Penganggaran
Daerah
RKA SKPD
DPA
Indikator Pengendalian
Indikator Evaluasi
51
52
Diagram 4.1.
Prosedur Pengendalian dan Evaluasi
Indikator Umum
PPRG
Tahap Persiapan
Indikator PPRG
Berdasarkan
Dokumen
Tahap Pelaksanaan
Penyesuaian
Perbaikan
Perubahan
Input
Hasil
RPJMD
RESTRA SKPD
RKPD
RENJA SKPD
Laporan
KUA PPAS
Pengiriman
secara
berjenjang
RKA SKPD
DPA SKPD
Pengguna
Kepala Unit/Satker
Bupati/Walikota/Gub.
Pusat: Bappenas,
Kemenkeu, KPPA
53
Diagram 4.2.
Alur Pelaporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Pusat
Provinsi
Kabupaten/
Kota
Bappenas
Pimpinan SKPD
KPP & PA
Kemendagri
BAPPEDA
Gubernur
BAPPEDA
Bupati/
Walikota
Perencana SKPD
Pimpinan SKPD
Perencana SKPD
Alur Laporan
Alur Umpan Balik
55
BAB V
PENUTUP
Mengingat bahwa kesinambungan Perencanaan dan Penganggaran
yang Responsif Gender (PPRG) sangat penting dalam pencapaian keadilan
dan kesetaraan gender, maka analisis gender dalam berbagai kebijakan,
program, kegiatan, dan sub kegiatan perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.
Berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PPRG seperti
lemahnya komitmen para penentu kebijakan baik di lingkungan eksekutif,
legislatif dan yudikatif, minimnya pakar analisis gender karena kurangnya
alokasi dana untuk peningkatan kapasitas, dan terbatasnya informasi dan
data terpilah berdasar jenis kelamin, perlu mendapat perhatian secara
seksama agar pelaksanaan strategi PUG dapat berjalan secara efektif dan
berkesinambungan di masa yang akan datang.
Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan mudah dan dapat dipahami oleh
perencana di daerah, sehingga dalam menyiapkan dokumen Perencanaan
dan Penganggaran yang Responsif Gender tidak mendapatkan kesulitan.
Pedoman ini menjelaskan metode penyusunan Perencanaan dan
Penganggaran yang Responsif Gender yang dilakukan dengan analisis
gender, penyusunan GBS, penyusunan KAK dan pengintegrasian hasil
analisis gender dalam RKA SKPD. Pelaksanaan juklak dapat disesuaikan
dengan perkembangan setiap daerah. Setiap daerah diharapkan dapat
melakukan inovasi dan mengembangkan pedoman ini sesuai dengan
perkembangan masing-masing.
Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/
BAPPENAS
Kementerian
Keuangan
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
LAMPIRAN-LAMPIRAN
57
Lampiran 1
Formulir I
Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
Pemerintahan Daerah Lingkup Provinsi/Kabupaten/Kota.....................
A.
Jawaban
1.
1.a.
1.b.
2.
2.a
2.b
3.
4.
58
1. Ya
2. Tidak
1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Yudikatif
4. Lembaga Masyarakat
Pertanyaan
Jawaban
4.a.
4.b
1. Peraturan Bupati/Walikota
2. Keputusan Kepala SKPD/OPD
3. Lainnya, sebutkan!
5.
5.a.
5,b.
KELEMBAGAAN
6.b.
7.
8.
9.
1. Ya
2. Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
Peraturan Gubernur
Keputusan Gubernur
Peraturan Bupati/Walikota
Keputusan Bupati/Walikota
Surat Edaran Gubernur/
Bupati/Walikota
6. Peraturan lainnya, sebutkan!
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah Kepala Bappeda ditetapkan sebagai 1.
ketua kelompok kerja Pengarusutamaan
2.
Gender?
Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
Apakah ada pertemuan kelompok kerja
Pengarusutamaan Gender?
Bappeda
Badan PP dan KB
Badan Keuangan Daerah
Bawasda/Inspektorat
Lainnya, sebutkan!
Ya
Tidak
1. Ya
2. Tidak
59
Pertanyaan
9.a.
9.b.
10.
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
Jawaban
1. Ya
2. Tidak
14.
1. Ya
2. Tidak
60
Pertanyaan
Jawaban
1. Ya
2. Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
Bappeda: .. orang
Badan PP dan KB: .. orang
SKPD/OPD: ..orang
SKPD/OPD: ..orang
Dst.
Sumberdaya Anggaran
20.
1. Ya
2. Tidak
21.
1. Ya
2. Tidak
Rp. ..
61
Pertanyaan
Jawaban
1. Ya
2. Tidak
27.
1. Ya
2. Tidak
62
1.
2.
3.
4.
5.
Perguruan Tinggi/Akademisi
LSM
Ormas
Kelompok Perempuan
Kelompok Masyarakat
Berkebutuhan Khusus
6. Dunia Usaha
7. Lainnya, sebutkan!
Lampiran 2
Formulir II
Pengendalian dan Evaluasi Kebijakan
terhadap Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota :...................
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
No
(1)
1
2.a.
3
4
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
Perumusan permasalahan
pembangunan daerah provinsi
63
(1)
Jenis Kegiatan
(2)
Faktor-faktor penyebab
kesenjangan gender menjadi
8.a. pijakan perumusan isu
strategis pembangunan jangka
menengah
9
10
64
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
(1)
12
13
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
15
16
65
(1)
Jenis Kegiatan
(2)
17
18
19
19.e.
66
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
(1)
Jenis Kegiatan
(2)
Penurunan tingkat
19.f. pengangguran, baik
perempuan maupun laki-laki
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
Peningkatan sumbangan
19.g. pendapatan perempuan dalam
rumah tangga
Peningkatan kesehatan
masyarakat dan lingkungan,
19.k. penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB)
67
Jenis Kegiatan
(1)
(2)
19.m.
19.n.
Pengembangan dan
perlindungan kebhinekaan
budaya, karya seni, dan ilmu
19.q.
serta apresiasinya, disertai
pengembangan inovasi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi
68
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
(1)
20
20.a.
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
a. Kawasan Lindung:
1. Kawasan yang
memberikan
perlindungan kawasan
bawahannya
2. Kawasan perlindungan
setempat
3. Kawasan suaka alam
4. Kawasan pelestarian
alam
3. Kawasan pertambangan
4. Kawasan industri
5. Kawasan pariwisata
6. Kawasan permukiman
7. Kawasan konservasi
budaya & sejarah
69
(1)
Jenis Kegiatan
(2)
20.b.
21
22
b. sistem jaringan
transportasi;
70
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
(1)
25
26
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
71
(1)
Jenis Kegiatan
(2)
30
72
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
(1)
31
32
33
34
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
(3)
(4)
Faktor
Tindak Lanjut
Penyebab Penyempurnaan
Ketidak
Apabila Tidak
sesuaian
Sesuai
(5)
(6)
73
Lampiran 3
Formulir III
Kesimpulan Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Lingkup Provinsi/Kabupaten/Kota ....................................
No
(1)
1
3
4
5
74
Aspek
Penjelasan Hasil
Pengendalian dan
Evaluasi
(2)
(3)
Penjelasan Hasil
Pengendalian dan
Evaluasi
No
Aspek
7
8
75
Lampiran 4
Formulir IV
Pengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan PerencanaanPembangunan Tahunan Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota .............................................
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
No
(1)
1.
2
2.a.
3
3.a.
4
5
6
7
8
76
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
Sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak
(6)
(1)
8.a.
9
10
11
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
Sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak
(6)
13
14
77
(1)
Jenis Kegiatan
(2)
15
16
19
20
21
22
23
78
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
Sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak
(6)
(1)
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
Sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak
(6)
26
25
79
Lampiran 5
Formulir V
Kesimpulan Pengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota...................................
Penjelasan
Hasil
Pengendalian
dan Evaluasi
No
Aspek
(1)
(2)
Perumusan RKPD provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan visi,
misi, arah kebijakan dan program Gubernur/Bupati/Walikota
yang ditetapkan dalam RPJMD provinsi/kabupaten/kota
1
2
3
4
5
6
(3)
80
Lampiran 6
Formulir VI
Pengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Renstra SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota :..
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
No
(1)
1
2.a.
3
4
5
6
7
7.a.
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak Sesuai
(6)
81
(1)
(2)
10
11
12
13
14
82
Jenis Kegiatan
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak Sesuai
(6)
(1)
15
Kesesuaian/
Ketersediaan
Jenis Kegiatan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
sesuaian
(3)
(4)
(5)
(2)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak Sesuai
(6)
18
17
19
20
83
Lampiran 7
Formulir VII
Pengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Renja SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota :......
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
No
(1)
1
2
2.a.
3
4
5
6
7
84
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
Sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak
(6)
(1)
7.a.
8
9
10
Jenis Kegiatan
(2)
Kesesuaian/
Ketersediaan
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
Sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak
(6)
Menyesuaikan pendanaan
program dan kegiatan prioritas
berdasarkan pagu indikatif
10.d. untuk masing-masing SKPD
provinsi/kab/kota sesuai surat
edaran Gubernur/Bupati/
Walikota
85
(1)
11
12
13
14
Kesesuaian/
Ketersediaan
Jenis Kegiatan
(2)
Ada
Tidak
Faktor
Penyebab
Ketidak
Sesuaian
(3)
(4)
(5)
Tindak Lanjut
Penyempurnaan Apabila
Tidak
(6)
KEPALA SKPD..
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .....................
(
86
Lampiran 8
Formulir VIII
Kesimpulan Pengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Renja SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota :........
No
(1)
1
Aspek
(2)
(3)
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .....................
(
87
Contoh
Gender Analysis Pathway
Langkah 1
SKPD
Program
Kegiatan
Tujuan
Langkah 2
88
Data Pembuka
Wawasan
Lampiran 9
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
ISU GENDER
Langkah 3
Faktor Kesenjangan/
Permasalahan Akses,
Partisipasi,
Kontrol,
Manfaat
Sebab
Kesenjangan
Internal (di
SKPD)
Sebab
Kesenjangan
Eksternal
Tujuan Responsif
Gender
89
Langkah 7
90
Rencana Aksi
Prioritas/
Kegiatan/
Indikator
Langkah 8
Baseline
Langkah 9
Pengukuran Hasil
Indikator
Kinerja
91
Contoh
PERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
Lampiran 10
SKPD
Analisa
Situasi
Kode
Program
92
1.14.1.14.01.16.03
Capaian
Program
c. Penyebab Eksternal
1) Masih ada bias gender dalam proses seleksi peserta karena
diajukan di tingkat desa atau kelompok tani;
2) Kelompok sasaran yang diajukan bersifat agregat, tidak terpilah
menurut jenis kelamin;
3) Masih ada anggapan kuat masyarakat bahwa laki-laki sebagai
kepala keluarga dan mata pencaharian utama.
1. Tolok Ukur
Meningkatkan ketrampilan dan keahlian tenaga kerja di bidang
pertanian, baik perempuan maupun laki-laki, untuk berkembangnya
usaha mikro/kecil atau usaha mandiri.
2. Indikator Kinerja dan Target Kinerja
Meningkatnya ketrampilan dan keahlian 5000 tenaga kerja terlatih di
bidang pertanian, baik perempuan dan laki-laki secara proporsioanl
(30% perempuan dan 70%laki-laki), untuk berkembangnya usaha
mikro/kecil atau usaha mandiri sampai Tahun 2015.
- Tahun 2013: 1500 orang dengan proporsi (perempuan 20%, lakilaki 80%)
Jumlah
Rp 300.000.000,Anggaran
Program
93
Rencana
Aksi
Kegiatan 2
Kegiatan 1
Kegiatan 3
Hasil
94
Pangkat/Golongan
NIP.
Tujuan:
Membangun
sarana
penghubung
untuk
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
Kegiatan:
1) Pembangunan Jalan
2) Pembangunan
Jembatan
Jumlah Penduduk di
DATA PEMBUKA
WAWASAN
KEBIJAKAN/
PERATURAN/
PROGRAM
Program:
Pembangunan
Jalan dan
Jembatan
Langkah 2
Langkah 1
seperti
penentuan lokasi
tidak dilakukan
karena belum
ada kepastian
(belum adanya
anggaran dari
pemerintah
daerah)
Rumusan
kegiatan pada
program
pembangunan
jalan dan
jembatan belum
didasari Analisis
(termasuk
analisis Gender).
besar SDM
Dinas PU
Kab. XXX
belum
mengetahui
tentang
perspektif
gender,
sebab itu isu
gender
belum
dianggap
sebagai isu
penting yang
perlu
ditangani
secara
serius.
SEBAB
INTERNAL
ISU GENDER
Langkah 4
FAKTOR
KESENJANGAN
Langkah 3
komunikasi
antara para
pemangku
kepentingan
dengan
unsur-unsur
masyarakat
yang ada di
dua dusun
sekaitan
dengan
identifikasi
kebutuhan/
aspirasi
masyarakat
Kurangnya
SEBAB
EKSTERNAL
Langkah 5
Langkah 7
REFORMULASI
TUJUAN
Lokasi
Kebutuhan
Pembangunan
Jalan dan
Jembatan
penghubung dua
dusun.
Langkah 9
dan
keterampilan
mengintegrasikan
gender (PUG)
diantra staf
Dinas PU
kabupaten
XXX masih
kurang
BASELINE
DATA
Terbangunnya
jalan dan
jembatan yang
memadai bagi
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
dari 0 % tahun
2012 menjadi
100 % di tahun
2013
INDIKATOR
KINERJA
PENGUKURAN HASIL
Langkah 8
Lampiran 11
RENCANA
AKSI
Langkah
6
Contoh
GENDER ANALYSIS PATHWAY (GAP)
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten XXX
95
96
DATA PEMBUKA
WAWASAN
KEBIJAKAN/
PERATURAN/
PROGRAM
FAKTOR
KESENJANGAN
Langkah 3
sarana seperti
pembuatan jalan
dan jembatan
belum
didasarkan pada
kebutuhan dan
aspirasi
masyarakat.n
Langkah 2
Langkah 1
SEBAB
INTERNAL
ISU GENDER
Langkah 4
akses
pendukung
yang
menghubungkan dua
dusun
sehingga jika
ada yang sakit
utamanya
perempuan
sulit untuk
menjangkau
puskesmas
yang terdekat.
Kondisi
geografis yang
kurang
mendukung
(banyak anak
sungai yang
membutuhkan intervensi
infra-struktur
yang
memadai.
Tidak ada
SEBAB
EKSTERNAL
Langkah 5
Langkah 7
REFORMULASI
TUJUAN
Keluaran: Adanya
peta lokasi kebutuhan jalan dan
jembatan.
Hasil:
Didapatkannya
rekomendasi
mengenai lokasi
pembangunan
jalan dan jembatan
yang dapat
menjadi solusi
bagi peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
RENCANA
AKSI
Langkah
6
Langkah 9
sarana
jembatan
penghubung
berdampak
terhadap
kehidupan
kesejahteraan
masyarakat
(akses
terhadap
sarana
kesehatan,
pendidikan,
ekonomi).
jembatan
yang
memadai
bagi kemaslahatan
masyarakat
meningkat
dari 0 %
tahun 2012
menjadi 100
% di tahun
2013
INDIKATOR
KINERJA
BASELINE
DATA
PENGUKURAN HASIL
Langkah 8
Langkah 2
DATA PEMBUKA
WAWASAN
Langkah 1
KEBIJAKAN/
PERATURAN/
PROGRAM
FAKTOR
KESENJANGAN
Langkah 3
SEBAB
INTERNAL
ISU GENDER
Langkah 4
keswadayaan
masyarakat
yang masih
belum
terbangun
Semangat
SEBAB
EKSTERNAL
Langkah 5
Langkah 7
REFORMULASI
TUJUAN
Pemba-ngunan
jalan penghubung
antara dua desa A
dan B
- Keluaran: Terbangun jalan penghubung antara
dua desa
- Hasil: Digunakannya jalan oleh
masyarakat (terutama Ibu hamil
dan anak-anak)
dalam memudahkan mendapatkan
layanan
RENCANA
AKSI
Langkah
6
Langkah 9
BASELINE
DATA
INDIKATOR
KINERJA
PENGUKURAN HASIL
Langkah 8
97
Contoh
PERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
SKPD
TAHUN ANGGARAN
PROGRAM
KODE
PROGRAM
ANALISIS
SITUASI
98
Lampiran 12
CAPAIAN
PROGRAM
JUMLAH
Rp 11.104.650.000,ANGGARAN
PROGRAM
99
Kegiatan 2
Kegiatan 1
RENCANA
AKSI
NIP.
100
Lampiran 13
TIM PENYUSUN
PETUNJUK PELAKSANAAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
TIM PENGARAH
1. Dra. Sri Danti Anwar, MA, Sekretaris Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
2. Dr. Ir. Sulikanti Agusni, M.Sc, Deputi Bidang PUG Bidang Ekonomi
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
3. Drg. Ida Suselo Wulan, MM, Deputi Bidang PUG Bidang Politik,
Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
4. Dra. Nina Sardjunani, MA, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan
Kebudayaan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
5. Herry Purnomo, M. Soc. Sc, Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian
Keuangan
6. Dr. Drs. H. Syamsul Arief Rivai, MSi, Direktur Jenderal Bina
Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri
7. Dr. Ir. Yuswandi A. Temenggung, MSc, MA, Direktur Jenderal
Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri
TIM TEKNIS
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPP & PA)
1. Ir. Agustina Erni Susiyanti, M.Sc, Kepala Biro Perencanaan
2. Dra. Valentina Gintings, M.Si, Asisten Deputi Gender dalam
Infrastruktur
3. Dra. Sunarti, M.Si, Asisten Deputi Gender dalam KUKM dan Industri
Perdagangan
101
102
Kementerian Keuangan
(Kemenkeu)
1. Made Arya Wijaya, MSc, Kepala Sub Direktorat Transformasi Sistem
Penganggaran, Direktorat Jenderal Anggaran
2. Haris Effendi, SE, MSE, Kepala Seksi Penerapan Sistem Penganggaran,
Direktorat Sistem Penganggaran, Direktorat Jenderal Anggaran
3. Achmad Zunaidi, ME, Kepala Seksi Penyusunan Belanja Barang dan
Modal, Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran
4. Erny Murniasih, S.Sos, MSc, Kepala Sub Bagian Perencanaan,
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
103
Pemerintah Daerah
1. Dra. Ema Rachmawati, M.Hum, Kepala Bidang Pemberdayaan
Perempuan, Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan Keluarga Berencana Jawa Tengah
Mitra Pembangunan
1. Hana A. Satriyo, Direktur Program Gender dan Partisipasi Perempuan,
The Asia Foundation
2. Novi Anggriani, Program Officer, The Asia Foundation
3. Mochamad Mustafa, Program Officer, The Asia Foundation
4. Agus Salim, Program Manager Building Better Budgets for Woman and
the Poor (B3WP), Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO)
5. Farida Hayati, Gender Specialist B3WP, Pusat Telaah dan Informasi
Regional (PATTIRO)
6. Novita Anggraeni, Project Officer B3WP, Pusat Telaah dan Informasi
Regional (PATTIRO)
7. Dina Norsholati, Advocay & Training Specialist B3WP, Pusat Telaah
dan Informasi Regional (PATTIRO)
8. Dini Inayati, Direktur Pusat Telaah dan Informasi Regional
(PATTIRO) Semarang
9. Akhmad Misbakhul Hasan, Koordinator Pengembangan Kapasitas
dan Jaringan, Seknas FITRA
10. Rosniaty Azis, Direktur Program, Swadaya Mitra Bangsa (YASMIB)
Sulselbar.
Tim Reviewer
1. Yusuf Supiandi
2. Yulfita Raharjo
3. Yurni Satria
4. Rini Soemarno
104