Disusun oleh :
Aditya Primahuda
22020112110023
22020112130037
Nur Khasanah
22020112130112
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang lansia merupakan orang yang sudah menginjak umur
diatas 65 tahun ke atas. Lansia bukan merupakan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari kehidupan manusia yang ditandai dengan
menurunnya fungsi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
(Efendy, 2009). Usia lanjut usia dapat dikatakan sebagai usia emas karena
tidak semua orang bisa mencapai tahap ini (Maryam, 2008).
Indonesia merupakan negraka ke-4 dengan jumlah penduduk
terbesar di Dunia dengan jumlah penduduk mencapai 246,9 juta jiwa pada
tahun 2012. Indonesia termasuk negara berstruktur tua karena memiliki
jumlah penduduk lansia mencapai 7,56% (18,7 juta jiwa) di tahun 2012.
Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk lansia laki-laki mencapai
6,9% dan penduduk lansia perempuan mencapai 8,2% di tahun 2012
(Pusat data dan Informasi Kementrian kesehatan RI 2013).
Ketika memasuki masa lansia, seseorang akan mengalami
perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia bukan
merupakan proses patologis, melainkan proses secara alami. Perubahan ini
pada setiap orang tidaklah sama dan tergantung dari keadaan dalam
kehidupan seseorang. Proses Perubahan Fisiologis pada lansia dapat
menyebabkan gangguan kesehatan (Potter dan Perry, 2005).
Nyeri sendi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dialami
lansia. Menurut Pusat data dan Informasi Kementrian kesehatan RI tahun
2013 menjelaskan bahwa keluhan kesehatan paling tinggi pada lansia salah
satunya adalah nyeri sendi akibat asam urat. Kadar asam urat yang tinggi
bisa masuk ke dalam organ tubuh salah satunya adalah sendi yang bisa
menyebabkan terjadinya nyeri sendi (Kertia, 2009).
Penjelasan di atas merupakan masalah yang terjadi pada lansia.
Masalah kesehatan tersebut sesuai dengan hasil pengkajian yang ada pada
Ny. L di Panti Wredha harapn Ibu Ngaliyan Kota Semarang. Peran perawat
sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.L. Selain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman subyektif dan individual, karenanya
keluhan karakteristik nyeri klien harus d pertimbangkan dengan akurat
dan valid (Johnson, 2005). Nyeri adalah keadaan dimana individu
mengalami dan mengeluh adanya ketidaknyamanan berat atau sensasi
ketidaknyamanan (Tucker, 1998). Secara sederhana nyeri dapat
diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara
sensori maupun emosiaonal yang berhubungan dengan adanya suatu
kerusakan jaringan atau faktor lain sehingga individu mersa tersiksa,
menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis
dan lain-lain.
Definisi keperawatan
tentang
nyeri
adalah
apapun
yang
akibat
dari
stimuli
fisik
dan
mental
atau
stimuli
dalam
beberapa
detik
atau
beberapa
waktu.Nyeri
ini
berlangsung
di
luar
waktu
2. Sensasi Nyeri
Meinhart dan McCaffery (1983) mendeskripsikan tiga fase
pengalaman nyeri: antisipasi, sensasi, dan akibat (aftermath).
a. Fase antisipasi
Terjadi sebelum mempersepsikan nyeri.Antisipasi terhadap
nyeri memungkinkan individu untuk belajar tentang nyeri dan
upaya untuk menghilangkannya.
b. Fase Sensasi Nyeri
Sensasi nyeri adalah gerakan tubuh yang khas dan ekspresi
wajah yang mengidentikasikan nyeri yang terjadi ketika merasakan
nyeri.Sensasi nyeri meliputi menggeretakkan gigi, memegang
bagian tubuh yang terasa nyeri, postur tubuh membengkok dan
ekspresi wajah yang menyeringai. Individu bereaksi terhadap nyeri
dengan cara yang berbeda-beda..Tingkat keparahan nyeri yang
lebih tinggi dan durasi yang lebih lama bergantung pada sikap,
motivasi, dan nilai yang diyakini seseorang.
Saat awitan nyeri akut, denyut jantung tekanan darah dan
frekuensi pernapasan meningkat.Perubahan tanda-tanda vital
merupakan
hal
yang
bermakna,
tetapi
perawat
harus
melemahkan
sehingga
klien
terlalu
lelah
untuk
bersosialisasi.
Perawat mengkaji kata-kata yang diucapkan, respon vokal,
gerakan wajah dan tubuh, serta interaksi sosial.Merintih,
mendengkur dan menangis merupakan contoh vokalisasi yang
digunakan untuk mengekspresikan nyeri.Ekspresi wajah atau
gerakan tubuh yang bahkan tidak terlalu terlihat seringkali lebih
menunjukkan karakteristik nyeri dari pada pertanyaan yang akurat.
bahwa
banyak
klien
yang
tidak
mampu
perawat
mengantisipasi
nyeri
klien.
Perawat
3. Persepsi Nyeri
Persepsi merupakan
titik
kesadaran
seseorang
terhadap
yang
berinteraksi
kompleks.
dengan
Faktor-faktor
faktor-faktor
fisiologis
dan
kognitif
neurofisiologis
dalam
bagaimana
individu
bereaksi
terhadap
nyeri.Ada
dengan
nyeri
serius.Nyeri
yang
tidak
kunjung
hilang
seringkali
individu
yang
menderita
penyakit
dalam
jangka
Nyeri akut
Nyeri kronik
Memperingatkan adanya Tidak ada
cidera atau masalah
Awitan
Intensitas
Durasi
Respon Otonom
Terus-menerus
Mendadak
intermiten
Ringan sampai berat
Ringan sampai berat
< 6 bulan
a. Konsisten
dengan
> 6 bulan
dan
Komponen
Psikologis
Respons lainnya
dan
meningkat
d. Tekanan
darah
meningkat
e. Dilatasi
pupil
meningkat
f. Tegangan
otot
meningkat
g. Motilitas
gastrointestinal
Contoh
respon
menurun
h. Aliran saliva menurun
diri,
tidur
libido
menurun
Nyeri kanker, arthritis
8. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik
b. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan
9. Intervensi
a. Farmakoterapi
Farmakoterapi selalu menjadi pilihan utama dalam mengatasi
nyeri yang dirasakan oleh lansia. Obat-obatan yang umumnya
digunakan meliputi NSAIDs, relaksasi otot, opioid, dan terapi
adjuvant lainnya.
b. Dukungan psikologis
Nyeri merupakan respon emosi dan sensori yang komplek
sehinhha intervensi psikologis juga di perlukan. Strategi koping
terhadap
nyeri
yang
dapat
dilakukan
terhadap
lansia
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama lansia
Usia
Agama
Suku
Jenis kelamin
Nama wisma
Pendidikan
Riwayat pekerjaan
Status perkawinan
Pengasuh wisma
: Ny. L
: 56 tahun
: Islam
: Jawa
: Perempuan
: Panti Wreda Harapan Ibu
: SD
: Karyawan swasta
: Janda
: Ny. R
R
S
T
Klien
tidak
boleh
mengkonsumsi
tahu,
tempe,
bayam,
kangkung).
Klien pernah berobat di suatu klinik, dan hasil dari pemeriksaan
ternyata klien terkena asam urat.
b. Riwayat penyakit keluarga
Klien berkata, Bapakku dulu kena hipertensi
Menurut keterangan klien, ayah klien memiliki riwayat hipertensi
c. Riwayat pencegahan penyakit
1) Riwayat monitoring tekanan darah
Klien berkata, Biasanya sok diukur kae seminggu dua kali
mbak, tapi ya ndak mesti (Biasanya sering diukur itu
seminggu dua kali mbak, tapi ya tidak pasti)
Menurut keterangan klien, setiap seminggu dua kali klien
diperiksa tekanan darahnya oleh petugas panti
2) Riwayat vaksinasi
Selama berada di panti, klien tidak mendapatkan vaksinasi
3) Skrining kesehatan yang dilakukan
Setiap hari pasien dilakukan pemeriksaan tekanan darah
Tanggal 19 Oktober 2015 110/80 mmHg
Tanggal 20 Oktober 2015 100/90 mmHg
Tanggal 21 Oktober 2015 120/80 mmHg
d. Status gizi
BB : 62 kg
Tinggi lutut 43 cm
TB : 84,88 - (0,24 x usia dalam th) + (1,83 x tinggi lutut dalam cm)
: 84,88 - (0,24 x 56 th) + (1,83 x 43 cm)
: 84,88 - (13,44) + (78,69)
: 150,13 cm
IMT : 62/(1,5)2
: 27, 55 (lebih dari rentang normal)
e. Masalah kesehatan terkait status gizi
1) Masalah pada mulut
Kondisi gigi klien banyak yang mengalami karies dan sudah
banyak yang tanggal/copot
2) Perubahan berat badan
Mandiri
1
Tergantung
Pernyataan
Ny. L dapat mandi secara
mandiri
Berpakaian
Ke toilet
Berpindah
Kontinensia
Ny.
dapat
mengontrol
Jawaban
Betul
Salah
Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apakah hari ini?
Apakah nama tempat ini?
Berapa no telepon rumah anda?
Berapa usia anda?
Kapan anda lahir?
Siapakah nama presiden sekarang?
Siapakah nama presiden sebelumnya?
Siapakah nama ibu anda?
5+6 adalah
Skor SPMSQ
Jumlah kesalahan 1
Status kognitif klien : baik
b. Perubahan yang timbul terkait status kognitif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pertanyaan
Apakah pada dasarnya anda puas
dengan kehidupan anda?
Sudahkah anda meninggalkan aktivitas
dan minat anda?
Apakah anda merasa bahwa hidup anda
kosong?
Apakah anda sering bosan?
Apakah anda mempunyai semangat
setiap waktu?
Apakah anda takut sesuatu akan terjadi
pada anda?
Apakah anda merasa bahagia disetiap
8.
waktu?
Apakah anda merasa jenuh?
Apakah anda lebih suka tinggal
9.
Jawaban
Jawaban
Poin
klien
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
11.
12.
13.
14.
15.
Skor GDS
Pengelolaan
air
untuk
kebutuhan
sehari-hari
c. Pemeriksaan fisik
No Bagian/region
1
Kepala
Hasil pemeriksaan
Masalah keperawatan
Inspeksi :
Bentuk kepala klien mesochepal,
yang muncul
Tidak ada
penyebaran
rambut
Wajah/muka
Mata
wajah klien
Inspeksi :
Tidak ada
Bentuk mata klien bulat, antara
mata kanan dan kiri simetris,
mata agak cowong, konjungtiva
tidak anemis, sklera agak ikterik,
refleks pupil terhadap cahaya
baik, kemampuan mata dalam
membaca masih normal
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan diarea
mata,
Telinga
tekanan
intraokular
teraba...
Inspeksi :
Tidak ada
Telinga klien bersih, bentuk
simetris antara kanan dan kiri,
Mulut
gigi
Leher
Dada
Jantung
atau tiroid
Inspeksi :
Perkembangan
Tidak ada
antara
dada
sama
tanpa
adanya
bunyi
Abdomen
tambahan
Inspeksi :
Tidak ada
Warna kulit merata, tidak ada
lesi atau luka
Auskultasi :
Bising usus 8x/menit
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada area
10
11
Ekstremitas
abdomen
Perkusi :
Bunyi timpani
Kekuatan otot 5, tidak ada Tidak ada
atas
Ekstremitas
atau luka
Kekuatan otot 5, tidak ada Nyeri
bawah
mata
kaki,
klien
B. Analisa Data
Tanggal
19 Oktober 2015
Data Fokus
DS :
-
Klien berkata, Sikilku iki sok linu-linu ngono kuwi mbak kalo
kecapekan, seringe nek hawane atis iku linune kroso loro banget
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan
penyakit gout arthritis
DS :
- Klien berkata, Ya kadang ngerasa sepi, sedih kalo inget
keluarga dirumah, paling saya diluar liat motor yang lewat
-
Hehe
Klien berkata, Pengene ya dirumah, tapi kan anak pada
ndak dirumah, kerja, trus lali ora ngurusi wong tuo
Resiko
kesepian
berhubungan
19 Oktober 2015
DO :
- Klien terlihat sedih ketika menceritakan keluarganya
DS :
- Klien berkata, Aku sekolah mung sampai kelas limo SD
- Klien berkata, Aku gak ngerti asam urat kui opo nak
- Klien berkata, Taunya dulu pas periksa ke dokter, di suruh
-
Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi
C. Prioritas Masalah
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan
Prioritas
High
Pembenaran
Urgensi :
Kondisi fisik lansia yang semakin menurun fungsinya
membutuhkan kekuatan dan kenyamanan yang cukup untuk
jaringan sendi)
kesepian
dengan
Medium
ketidakefektifan
koping
individu
Defisiensi
berhubungan
kurangnya
pengetahuan
dengan
informasi
Low
D. Rencana Keperawatan
No
1
Diagnosa
Tujuan
Kode
Umum
Khusus
Keperawatan
NIC
Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan 1400
dengan
fisiologis
faktor keperawatan
selama
15 keperawatan selama 1 x 15
diharapkan
nyeri
teratasi
dengan
tentang
keperawatan
nyeri
menerapkan
-
cara
penanganan nyeri
Nyeri
klien
dapat
berkurang dari sekala 4
menjadi 2
nyeri
meningkat
Klien mampu
melakukan
Manajemen Nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
meliputi
lokasi,
karakteristik,
awitan
dan
untuk
intervensi
yang diajarkan.
Intervensi
nyeri,
dan
faktor
presipitasinya
2. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
3. Berikan
farmakologi
terapi
:
non
Kompres
Puskesmas
Bahu
Resiko
kesepian Setelah
dilakukan
berhubungan
keperawatan
selama
45 keperawatan selama 1 x 45
dengan
ketidakefektifan
koping individu
klien
aktif
dalam
- Ikut
melakukan
tidak
respon
kesepian
- Klien tidak menunjukkan
respon kesepian
diharapkan
okupasi
terapi
yang
telah
kembali
diajarkan
- Mengisi
yang
diajarkan
- Melakukan
terapi
tindakan.
Coping Enhancement
- Identifikasi
apa
yang
kekosongan
okupasi
waktu
dengan
melakukan
terapi
okupasi
- Mengusir rasa kesepian
yang terkadang muncul
dengan melakukan hal
yang disukai
3
Kurang
Setelah
dilakukan
pengetahuan
keperawatan
berhubungan
selama
klien
klien
dapat
meningkat
Terlibat
aktif
kegiatan
klien
akan
meningkat
- Klien mampu menjaga
kesehatan dirinya sendiri
pendidikan
kesehatan
kondisi
dalam
yang
diberikan
Menjelaskan
kembali
mengenai
kondisi
kesehatannya
Menjelaskan
kembali
mengenai
jenis
Knowledge Enhancement
- Kaji
pengetahuan
klien
mengenai kondisinya
- Beri penjelasan mengenai
kondisi klien
- Beri penjelasan mengenai
definisi asam urat
- Beri penjelasan mengenai
tanda dan gejala asam urat
- Beri penjelasan mengenai
penyebab asam urat
- Beri penjelasan mengenai
jenis makanan yang boleh
dan
yg
tidak
boleh
dikonsumsi
untuk kondisi
klien
- Beri penjelasan mengenai
penatalaksanaan asam urat
E. Implementasi Keperawatan
No
1
Waktu
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
22 Oktober Nyeri
Implementasi
Umum
Khusus
Setelah dilakukan Setelah dilakukan Memberikan terapi non
S : Ny. L berkata
2015,
berhubungan
tindakan
pukul
dengan
11.00
fisiologis
11.30 WIB
(kerusakan
diharapkan
jaringan sendi)
faktor keperawatan
tindakan
keperawatan
diharapkan
dengan
masalah
hasil :
- Pengetahuan
keperawatan nyeri
dapat
teratasi
dengan
kriteria
hasil:
- Klien
dapat
menerapkan
cara
penanganan
nyeri
Evaluasi Formatif
15 Nyeri)
kriteria
tentang
penanganan
-
nyeri meningkat
Klien mampu
O : Ny L tampak
untuk
mendengarkan
melakukan
penjelasan dan
intervensi yang
melaksanakan terapi
diajarkan.
antusias
Nyeri klien
yang dajarkan
dapat
berkurang dari
sekala 4
menjadi 2
Rabu
Resiko kesepian Setelah dilakukan Setelah dilakukan
21/10/2015
berhubungan
asuhan
tindakan
- Mengidentifikasi
yang
dengan
keperawatan
keperawatan
ketidakefektifan
koping individu
diharapkan
45
dirasakan
klien
pada
klien
dapat
dicegah
dengan
kriteria hasil :
- Klien
- Mengapresiasi
setiap
melakukan
sedih
apa yang diungkapkan S : klien mengatakan
terapi
oleh klien
okupasi
yang
tidak
merasa
diajarkan
- Melakukan
senang
O : klien terlihat
telah
- Menyediakan
waktu
tersenyum
Kamis
22/10/2015
mengutarakan
kembali
respon
mandiri
kesepian
- Klien
tidak
menunjukkan
respon
kesepian
secara
untuk
keluhan klien
mengenai terapi
okupasi
yang
diajarkan
- Mengisi
kekosongan
waktu
mahasiswa
dengan
kesepian
yang
terkadang
muncul dengan
melakukan
yang disukai
hal
jadi
apa ramai
O :yang disukai dan ingin
S : Klien mengatakan
dilakukan
suka menjahit pakain
- Memfasilitasi
terapi okupasi
- Mengusir rasa
panti
hal
yang
melakukan
praktek
dalam
klien
peningkatan
robek
ketika
dengan
teman
memberikan
terapi O :S : Klien mengatakan
okupasi menjahit dan
senang
dengan
membuat
kerajinan
kegiatan
menjahit
tangan dari kain flanel
dan
membuat
kerajinan tangan dari
flanel dan mencoba
membuatnya.
O : klien terlihat
mempraktekan
apa
yang diajarkan
3
Rabu
Kurang
21/10/2105
pengetahuan
dilakukan
- Mengkaji
asuhan
tindakan
berhubungan
keperawatan
keperawatan
dengan
kurangnya
informasi
mengenai
pengetahuan pada
kondisi
klien
kesehatan
meningkat dengan
pendidikan
kriteria hasil:
kesehatan
klien
pengetahuan
mengenai
kondisinya
dapat
kondisi
akan
meningkat
- Klien mampu
menjaga
yang diberikan
Menjelaskan
mengenai
kesehatannya
kesehatannya
Menjelaskan
kembali
suruh
aktif
kembali
kondisi
mengetahui
periksa ke dokter di
dalam kegiatan
- Pengetahuan
klien mengenai
Terlibat
tidak
minggu, mampu :
-
S : klien mengatakan
- Memberi
penjelasan
menghindari
penjelasan
sampaikan perawat
S : klien mengatakan
urat
penjelasan
tanda
kesehatan
mengenai jenis
- Memberi
dirinya sendiri
makanan yang
mengenai
boleh
asam urat
dikonsumsi
dan yang tidak
boleh
dikonsumsi
- Memberi
penjelasan O: penyebab
S : klien mengatakan
paham apa yang di
F. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi Sumatif
Nyeri berhubungan dengan S : Ny L berkata, Dek wau enjeng pun mboten
faktor
Resiko
berhubungan
ketidakefektifan
individu
Kurang
berhubungan
kurangnya
mengenai
kesehatan
lanjut
pengetahuan S : Klien mengatakan paham mengenai apa yang
dengan di jelaskan perawaat
O : Klien terlihat paham dan dapat menjawab
informasi
pertanyaan yang di berikan
kondisi
P: Masalah keperawatan dapat diatasi
A : Hentikan intervensi keperawatan, membuat
rencana tindak lanjut
Intervensi
Wisma
Ny.L
Kesehatan
Nyeri
telah dilakukan
Mengajarkan terapi
berhubungan
non Farmakologi :
dengan
Ny.L
yang RTL
Paraf
- Membuat kontrak
waktu dengan Ny. L
untuk
fisiologis
memperagakan
(kerusakan
terapi non
jaringan sendi)
Farmakologi : terapi
Resiko
- Mengidentifikasi
air hangat.
- Menyarankan
Nur
kesepian
apa
yang
berhubungan
dirasakan
oleh
melakukan kegiatan
dengan
ketidakefektifan
koping individu
klien
- Mengapresiasi
keluhan klien
- Membantu klien
hal
dilakukan
- Memfasilitasi
dalam
peningkatan
kualitas
dengan
merasa
kesepian
dan
mencari
dapat
kesepian
- Menyarankan
kepada klien untuk
dalam
klien
ketika
menghilangkan rasa
mendengar
dan
berikan
untuk
menentukan
Adit
hidup
berinteraksi
dan
berbincang dengan
teman
di
panti
memberikan
terapi
okupasi
menjahit
dan
membuat
kerajinan
Ny.L
Kurang
tangan
pengetahuan
pengetahuan klien
pengetahuan
berhubungan
mengenai
berkala
dengan
kurangnya
informasi
mengenai
kondisi
kesehatan
kondisinya
- Memberi
penjelasan
mengenai kondisi
klien
- Memberi
penjelasan
mengenai definisi
asam urat
- Memberi
penjelasan
mengenai
tanda
asam
urat
- Memberi
penjelasan
mengenai
jenis
makanan
yang
boleh
dan
yg
secara a
tidak
boleh
dikonsumsi untuk
kondisi klien
- Memberi
penjelasan
mengenai
penatalaksanaan
asam urat
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut
Ny. L merupakan pasien di panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan
yang memiliki keluhan nyeri lutut kirinya yang terkadang terasa sakit.
Berdsarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Oktober
2015 didapatkan data nyeri dengan skala 4 (dari 1-10). Rasa sakit
kambuh ketika pada lingkungan yang dingin atau ketika pasien terlalu
banyak kegiatan. Pasien menjelaskan bahwa ketika nyerinya kambuh,
pasien meminum jamu.
Diagnosa yang bisa di tegakkan dari hasil pengkajian adalah
Gangguan rasa Nyaman nyeri akut berhubungan dengan gout atritis.
Gout atritis merupakan penyakit yang disebabkan karena asam urat
yang tinggi. Salah satu gejala yang ditimbulkan adalah nyeri pada
persendian (Wurangian et al, 2014).
Intervensi
keperawatan
yang
dilakukan
bertujuan
untuk
tetapi
di rumah
anaknya
klien
merasa
kurang
pujian
kepada
klien
atas
keberaniannya
Karundeng
4. Pembahasan :
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang
saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi
menimbulkan
masalah
secara
umum
maupun
fungsi
kognitif
lansia
adalah
dengan
kemandirian
edukasional untuk
secara
manual,
kreatif
dan
keperawatan
yang
dilakukan
bertujuan
untuk
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian asuhan keperawatan kepada lansia memanglah tidak
mudah. Kita harus mampu mengkaji kondisi lansia secara komprehensif.
Sehingga setiap detail kondisi pada lansia dapat kita temukan terdapatnya
masalah atau tidak.
Saat melakukan pengkajian pada Ny. L , kami mendapatkan tiga
masalah yang harus kami beri intervensi keperawatan. Masalah
keperawatan itu diantaranya adalah nyeri akut berhubungan dengan faktor
fisiologis (kerusakan jaringan sendi), resiko kesepian berhubungan dengan
ketidakefektifan koping individu, dan kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi mengenai kondisi kesehatan. Dari ketiga
masalah tersebut kami memberikan intervensi berupa terapi kompres
hangat untuk mengurangi nyerinya, terapi okupasi menjahit untuk
mengatasi resiko kesepian yang mungkin dialami klien, dan pemberian
informasi mengenai kondisi kesehatan klien.
Intervensi keperawatan yang kami lakukan ini dirasa cukup efektif
dalam mengatasi masalah yang ada pada Ny.L . Ada beberapa perubahan
yang menunjukkan keefektifan intervensi kita. Diantaranya, Ny.L merasa
agak enakan setelah diberi kompres hangat pada lututnya, Ny. L merasa
senang saat di beri kegiatan berupa menjahit dan Ny. L mengatakan sedikit
banyak sudah mengetahui mengenai kondisi kesehatannya.
B. Saran
Untuk kedepannya, ketiga terapi intervensi yang kita berikan ini
dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada lansia yang
memiliki masalah yang sama dengan kasus Ny. L dengan pengembangan
tertentu yang mungkin dapat dilakukan guna memperbaiki efektivitas
intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, sofia rhosma. 2014.Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogjakarta :
Deepublish.
Efendy, Ferry., dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Johnson, Joice Young, dkk. 2005. Prosedur Perawatan Di Rumah. Jakarta : EGC
Maryam, R., et al. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol. 2. Jakarta: EGC
Tucker, Susan Martin, dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Edisi 8. Jakarta: EGC
Walton, Richard E. 2008. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia. Jakarta: EGC
LAMPIRAN II
PRE PLANNING TERAPI KOMPRES HANGAT PADA KLIEN DENGAN
NYERI SENDI
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang lansia merupakan orang yang sudah menginjak
umur diatas 65 tahun ke atas. Lansia bukan merupakan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari kehidupan manusia
yang
ditandai
dengan
menurunnya
fungsi
tubuh
untuk
1. Pengkajian PQRST
P : Ketika cuaca dingin atau terlalu banyak kegiatan.
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Sendi Lutut sebelah kiri
S:4
T : hanya terasa nyeri ketika cuaca dingin dan terlalu banyak
kegiatan.
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan Gout Atritis
II.
RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan Gout Atritis
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 menit x 1
pertemuan dalam 1 minggu, diharapkan masalah keperawatan nyeri
dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Klien dapat menerapkan cara penanganan nyeri
- Nyeri klien dapat berkurang dari sekala 4 menjadi 2
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit,
diharapkan nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil :
- Pengetahuan tentang penanganan nyeri meningkat
- Klien mampu untuk melakukan intervensi yang diajarkan.
III.
RENCANA KEGIATAN
A. Topik
Topik yang diambil adalah Terapi Kompres Hangat untuk
mengurangi Nyeri
B. Metode Pelaksanaan
Sebelum dilakukan tindakan terapi, praktikan mengkaji nyeri pada
pasien, menjelaskan tujuan dan pelaksanaan serta meminta
persetujuan.
C. Sasaran dan Target
Sasaran dari kegiatan ditujukan kepada Ny. L yang memiliki
masalah Nyeri Akut agar mampu mengontrol nyeri ketika kambuh
D. Strategi Pelaksanaan
Waktu : Kamis, 22 Oktober 2015
Tempat : Ruang Mawar, Panti Wredha Harapan Ibu, Semarang.
E. Media dan Alat Bantu
Ember kecil 1 buah
Keterangan
2
: Ny. L
: Praktikan
G. Susunan Acara
Kegiatan
Fase
Penyuluh
Orientasi :
- Salam
Perkenalan
Menjelaskan
Tujuan
Mengucapkan
Salam
Memperkenalkan -
Salam
Memperhatikan
Ceramah
Diri
Menjelaskan
Memperhatikan
Menyepakati
Tujuan
Menawarkan
Ceramah
Ceramah
Kontrak waktu
yang dibuat
Ember
Menyiapkan Alat
Menjelaskan
materi
kompres
hangat dengan
Metode
Ceramah
kontrak waktu
Alat
Menjelaskan
diskusi
Media
Mejawab
Membuat
kontrak waktu
Fase Kerja :
- Menyiapkan
-
Sasaran
dan -
ceramah
Melaksanakan
kecil,
Bersedia
handuk
tindakan
mendengarkan
kecil
kompres hangat
dan
ke pasien
kompres hangat
praktik
Bersedia sesuai
dengan
tindakan
Diskusi
bertanya
atau bingung
Melaksanakan
tindakan
Praktik
waktu
yag ditawarkan
kompress
hangat
Fas Terminasi :
- Evaluasi
-
Kesimpulan
Menanyakan
Respon
Menyampaikan
Menjawab
Diskusi
Respon
Mendengarkan,
Ceramah
hasil kesimpulan
memperhatikan
dan menyimak
Menjawab
Ceramah
Salam
salam
salam
H. Pengorganisasian
Setiap anggota ikut berpartisipasi memberikan terapi, mulai dari
pengkajian, diagnosa hingga pelaksanaan terapi.
I. Kriter Evaluasi
- Struktur
a. Klien bersedia menerima terapi perilaku
b. Terapi sudah tepat diberikan kepada Ny. L dengan masalah
Nyeri Akut
c. Kontrak waktu dilakukan kepada klien sesuai dengan
kesepakatan
d. Metode yang digunakan sudah tepat untuk klien
Proses
a. Klien mendengarkan materi tentang Terapi Kompres hangat
b. Klien mendengarkan materi yang disampaikan
c. Klien tidak meninggalkan tempat
Hasil
a. Terapi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan
b. Setelah dilakukan terapi nyeri pada klien berkurang
J. Materi
Persiapan
- Menyediakan air hangat, dan handuk
Pelaksanaan
-
Evaluasi
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Ferry., dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan
Komunitas, Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
medika