Studi Kasus
Studi Kasus
Pneumonia Virus
Gambaran klinis bervariasi, diagnosa dengan test serelogi.
Pneumonia nosokomial
Faktor utama adalah penggunaan ventilator yang beresiko meningkat pada
pengguna antibiotik, pengguna antagonis reseptor H2, penyakit berat.
: 80-48-xx
: Ny. XX
: xxxxx
: 10-12-1972
: 42 tahun
: 170 cm/78 kg
: Perempuan
: BPJS Dinas
: 21 April 2015
Jam : 02.13 pm
: RS. Marthen Indey
: dr. Bambang Siswanto, Sp.S
: Stroke Haemoregik disertai Pneumonia dan Anemia
4.3.2 Anamnesa
95
96
Data Anamnesa Pasien Ny. XX di Unit perawatan Stroke lantai 3 dapat di lihat di
Tabel IV.9
Tabel IV.9 Data Anamnesa Pasien Ny XX di Unit Perawatan Stroke lantai 3.
Anamnesa
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit
Keluarga
Riwayat alergi
Riwayat Pengobatan
Diagnosa
Rute
Frekuensi
& Dosis
28Ap
r
29Ap
r
30Ap
r
01Me
i
02Me
i
03Mei
2 x 1000 mg
2 x 50 mg
1 x 1 ampul
1 x 500 mg
27Ap
r
Brainact
Rantin
NB 5000
Levofloxaci
n
Ceftriaxone
Bisolvon
Lovenox
Amlodipine
Felosma
Lisinopril
Nistatin
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
PO
PO
PO
Vagina
1x2g
3 x 4 mg
1 x 0,4
1 x 5 mg
1 x 300 mg
1 x 5 mg
1 x 1 ovula
Stop
97
Keterangan
Komposisi
Indikasi
Vit B1 100 mg, vit B6 100 mg. Vit B12 5000 mcg
Defisiensi vit B1, B6, Vit B12, neuritis perifer, neuralgia.
Dosis
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi
1 ampul perhari
Tablet salut gula, ampul
Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada
dekarboksilasi asam keto dan berperan dalam
metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 didalam tubuh
berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat
yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan
asam amino. Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam
nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel dan
memelihara integritas jaringan syaraf.
2. Brainact
Komposisi
Indikasi
Dosis
Efek samping
Citicoline
Neuroprotektor yang dapat meningkatkan
aliran darah dan konsumsi O2 di otak pada
pengobatan gangguan serebro vaskular.
500-1000 mg IV/12 jam
Hipotensi, kulit kemerahan, isomnia
3. Rantin
Komposisi
Indikasi
Dosis
Ranitidine
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks
esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak
akibat AINS, tukak duodenum karena H.Pylori,
sindrom zollinger ellison, kondisi lain dimana
pengurangan
asam
lambung
akan
bermanfaat.
98
Kontraindikasi
Efek samping
Bentuk sediaan
Obat
Mekanisme aksi
4. Levofloxacin
Komposisi
Indikasi
Dosis
Kontra indikasi
Efek samping
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi
Levofloxacin
Infeksi kuman gram positif dan gram negatif , efektif
pada pengobatan pada aquired pneumonia.
500 mg/hari PO/IV (selama 7-14 hari) atau 750 mg/hari
PO/IV (selama 5 hari).
Riwayat epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita
hamil dan menyusui.
Anoreksia, depresi gelisah, halusinasi, bingung, gangguan
penglihatan,
pengecapan,
pendengaran,
reaksi
hipersensitivitas.
Tablet, injeksi
Merupakan golongan fluorokuinolon dengan mekanisme
kerja menghambat DNA hyrase sehingga sintesa DNA
kuman terganggu.
5. Ceftriaxone
Komposisi
Indikasi
Dosis
Kontraindikasi
Efek samping
Ceftriaxone
Infeksi bakteri gram positif dan gram negatif
dan untuk infeksi berat yaitu septikemia,
pneumonia, dan meningitis.
1-2 gram/hari IV/IM (selama 4-14 hari)
Untuk bayi dibawah 6 bulan
Diare dan kolitis yang disebabkan oleh AB
(keduanya karena penggunaan dosis yang
99
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi
6. Bisolvon
Komposisi
Indikasi
Bromhexin HCl
Trakeobronkitis,
emfisema
disertai
bronkitis,
pnemokoniosis, paru meradang kronik, brokletasis,
Obat
Keterangan
bronkitis
disertai
bronkospasmus,
pembentukan dahak dan tenggorokan.
Dosis
Efek samping
Mekanisme Aksi
Bentuk sediaan
merangsang
7. Lovenox
Komposisi
Indikasi
Enoxaparin
Profilaksis trombosis vena, emboli paru-paru
dan koagulopati, terapi infark miokard dan
serangan serebrovaskuler setelah terapi lisis
atau apabila hal ini merupakan kontraindikasi.
Trombosis
permukaan,
tromboflebitis,
100
Dosis
Kontra Indikasi
Efek samping
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi
hematoma permukaan.
40 mg q 24 h prior to surgery
Peningkatan kecenderungan perdarahan, lesi
pembuluh darah, hipertensi berat, tukak
lambung usus, mimpi atau OP pada SSP,
nephrolithiasis
alkoholisme
kronis,
endokarditis bakterial.
Kenaikkan
konsentrasi
transaminase,
kecenderungan perdarahan (terutama pada
insufisiensi
ginjal)
pruritus,
kerontokan
rambut
reversible,
reaksi-reaksi
hipersensitivitas, nyeri kepala.
Injeksi
Merupakan golongan antikoagulan yang
bekerja
secara
langsung
dengan
menghambat sintesa protrombin.
8. Amlodipine
Komposisi
Indikasi
Obat
Amlodipine
Digunakan tunggal untuk mengkontrol tekanan darah
pada sebagian besar penderita. Penderita yang tidak
terkontrol dengan pengobatan amlodipine tunggal, dapat
diberikan amlodipine dengan kombinasi diuretika
golongan thiazida, inhibitor -adenoreseptor atau
Keterangan
inhibitor angiotensin converter enzym.
Dosis
Kontraindikasi
101
Efek samping
Bentuk sediaan
Peringatan
Mekanisme aksi
9. Felosma
Komposisi
Indikasi
Fenofibrate
Hiperkolesterolemia (tipe IIa) dan hipergliseridemia
endogen murni (tipe IV) atau kombinasi (tipe IIb dan III).
Dosis
Kontra indikasi
Efek samping
Obat
Bentuk Sediaan
Mekanisme aksi
kapsul
Ester butirat ini berkasiat menurunkan kadar VLDL dan
TG berdasarkan stimulasi aktivasi lipoproteinlipase
hingga perombakan dan ekksresi TG dan kolesterol lewat
tinja dipercepat. Maka zat ini sangat efektif untuk
menurukan kadar TG.
102
10. Lisinopril
Komposisi
Indikasi
Dosis
Kontra Indikasi
Efek Samping
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi
Lisinopril
Antihipertensi
5mg/hari PO
Hipersensistif
Pusing, sakit kepala, lelah, diare, ruam kulit
Tablet
ACE Inhibitor menurunkan angiotensin II dan
aldosteron mempengaruhi efek negatif yang
ditimbulkan oleh senyawa-senyawa tersebut
diantaranya dapat mereduksi remodelling
ventrikel, fibrosis miokardial, apoptosit miosit.
11. Nystatin
Komposisi
Indikasi
Dosis
Kontraindikasi
Efek samping
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi
Nistatin
Antifungi
Oral tiga kali sehari 0,5 1 MU (1 juta unit); Vaginal
selama 14 hari 1 tablet dari 100.000 U; salep atau bedak
tabur dengan 100.000 U/g; 2-3 kali sehari. 1 mg nistatin =
3.000 U
Hipersensitif
Mual dan muntah
Ovula
Merupakan antifungi golongan polien. Obat ini aktif
terhadap beberapa jenis jamur dan ragi, tapi terutama
digunakan untuk infeksi candida albicans di kulit dan
membran mukosa juga digunakan untuk kandidosis
intestinal.
Tabel IV.12 Data Tanda Vital Pasien Ny. XX di Unit Perawatan Stroke
103
Jenis
pemeriksaan
fisik
Tekanan darah
(mmhg)
Suhu badan (C)
Nadi (x/menit)
Laju pernafasan
(x/menit)
Nilai Normal
27/4
28/4
29/4
30/4
1/5
150/90
150/80
140/80
120/70
120/80
36-37 0.3 C 36
36
36.5
35.5
60-80/mnt
70
80
70
12-18/mnt
23
20
22
<130/80
2/5
3/5
36.5
120/70
36.5
130/70
36
80
80
90
70
20
20
20
20
104
Tabel IV.13 Data Pemeriksaan Laboratorium Pasien Ny. XX di Unit Perawatan Stroke
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
21/4
22/4
23/4
24/4
27/4
30/4
HEMATOLOGI
Hemoglobin
12-16 g/dL
9,9
10,0
9,1
Hematokrit
37-47 %
29
30
27
Eritrosit
4,3-6,0 juta/L
3,4
3,5
3,1
Leukosit
4.800 10.800/ L
12.050
954.00
10.230
Trombosit
150.000-400.000/L
95.000
120.000
210.000
MCV
80-96 fL
83
84
85
MCH
27-32 pg
29
28
29
MCHC
32-36 g/dl
35
34
34
RDW
11,5c- 14,5 %
14,70
15,30
KOAGULASI
Waktu Protombin (PT)
Kontrol
Detik
10,9
11,0
10,9
Pasien
9,4
9,8
9,8
Kontrol
Detik
32,4
32,4
30,9
Pasien
33,0
INR
31 47 detik
0,8 1,30 (tanpa th/antikoa)
35,2
0,93
38,3
0,93
Fibrinogen
390
409
640
D-dimer
0 400 ng/ml
3050
2070
1850
APTT
IMUNOSEROLOGI
AFT
0 15 ng/ml
1,36
(-)
(-)
(-)
(-)
106
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
21-Apr
22-Apr
23-Apr
24-Apr
HbsAg (Rapid)
Non Reaktif
Reaktif
Anti HcV
Non Reaktif
Non Reaktif
Non Reaktif
Non Reaktif
27-Apr
KIMIA KLINIK
Ureum
20 -50 mg/dL
55
50
21
23
Kreatinin
0,7
1,2
0,9
0,7
Protein total
6 8,5 g/dL
5,7
Globulin
2,8
Kolesterol Total
130
Trigliserida
324
Kolesterol HDL
>35 mg/dl
16
Kolesterol LDL
49
Asam Urat
4,8
70 100 mg/dl
64
Na
82
78
135-147 mmol/l
144
149
3.5-5 mmol/ l
3,9
Cl
95-105 mmol/l
113
115
URINALIS
PH
4,6-8,0
5,5
Berat jenis
1,010-1,030
Protein
Negatif
Positif
Glukosa
Negatif
Negatif
Eritrosit
< 2 LPB
15/10/2015
Leukosit
<5 LPB
04/05/2004
Nitrit
Negatif
Negatif
1.010
116
30-Apr
108
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
21-Apr
22-Apr
23-Apr
24-Apr
27-Apr
URINALIS
Keton
Negatif
Negatif
Bilirubin total
3,82
Bilirubin direk
<0,3 mg/dl
2,82
Bilirubin indirek
<1,1 mg/dl
SGOT (AST)
<35 U/L
25
SGPT (ALT)
<40 U/L
77
Protein total
6 8.5 g/dL
30-Apr
109
Indikasi Literatur
Neurlagia
Indikasi pasien
Neuralgia
Kesesuaian
Sesuai
Neuroprotektor
Pengobatan
Sesuai
gangguan serebro
Rantin
vaskular
Ulcer, tukak
lambung, gangguan
lambung.
sekresi asam
Infeksi Pneumonia
lambung.
Pneumonia
Sesuai
Pneumonia
Pneumonia
Sesuai
Emfisema disertai
bronkitis,
pnemokoniosis, paru
meradang kronik,
brokletasis, bronkitis
Stroke Iskemia
Hipertensi
Hiperkolesterol
Hipertensi
Antifungi
Emfisema disertai
Sesuai
Levofloxacin
Ceftriaxone
Bisolvon
Lovenox
Amlodipine
Felosma
Lisinopril
Nistatin
Sesuai
bronkitis,
pnemokoniosis
Stroke Hemoregik
Hipertensi
Hiperkolesterol
Hipertensi
Antifungi
Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Dosis Literatur
Dosis diberikan
Keterangan
Neurobion 5000
1 ampul perhari
1 x 1 ampul /hari
Sesuai
Brainact
2 x 1000mg/hari
Sesuai
Rantin
2 x 50 mg/hari
Sesuai
Levofloxacin
1 x 500mg/hari
Sesuai
110
Ceftriaxone
1 x 2 gr/hari
Sesuai
Bisolvon
4-8 mg/8jam/hari
3 x 4 mg/hari
Sesuai
Lovenox
40 mg q 24 h prior to surgery
1 x 0,4/hari
Sesuai
Amlodipine
2,5-10 mg/hari PO
1 x 5 mg/hari
Sesuai
Felosma
200-400 mg/hari
1 x 300 mg/hari
Sesuai
Lisinopril
5-20 mg/hari PO
1 x 5 mg/hari
Sesuai
Nistatin
1 x ovula/hari
Sesuai
Tanggal
Subjectiv Objective
Assesment
Plan
perfusi Dx I :
keluhan.
jaringan serebral - Monitor intake dan
output
cairan/24
Bersihan jalan nafas
jam
tidak efektif
O:
Kesadaran
:
apatis, IVFD RL 20 Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
tpm. NGT +, d3jam
Catch +, -pupil 2,2. Resiko infeksi.
Dx II :
ADL k dibantu,
- Suction
secara
skala nyeri 0
periodik
- Nebulizer
sesuai
program
- Berikan O2 sesuai
kebutuhan
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci tangan 5
Assesment
Plan
111
Subjectiv Objective
No
moment
R) HBF Ag, HBv
DNA, Anti HBE,
AKP,
USG
Abdomen
Tanggal
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output
cairan/24
Bersihan jalan nafas
jam
tidak efektif
O:
Kesadaran
:
apatis, IVFD RL 20 Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
tpm. NGT +, d3jam
Catch +, -pupil 2,2. Resiko infeksi.
Dx II :
ADL k dibantu,
- Suction
secara
skala nyeri 0
periodik
- Nebulizer
sesuai
program
- Berikan O2 sesuai
kebutuhan
keluhan.
keluhan.
ADL dibantu
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi Dx II :
- Suction
secara
fisik
periodik
Resiko infeksi.
- Nebulizer
sesuai
program
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
112
Plan
Subjectiv Objective
No
Tanggal
keluhan.
keluhan.
Assesment
- keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi Dx II :
- Suction
secara
fisik
periodik
Resiko infeksi.
- Nebulizer
sesuai
program
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
- Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
3jam
Resiko infeksi.
Dx II :
- Suction
periodik
- Nebulizer
program
Dx III :
secara
sesuai
113
- Bantu ADL k
Plan
No
Tanggal
Subjectiv Objective
keluhan.
Assesement
- dengan melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
3jam
Resiko infeksi.
Dx II :
- Suction
secara
periodik
- Nebulizer sesuai
program
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci tangan 5
moment
3/05/15 S: Saat ini tidak ada Gangguan
perfusi Dx I :
keluhan.
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
O: Kes : CM, IVFD
114
No
Tanggal
115
NO
JENIS
PERMASALAHAN
1. Adakah obat
tanpa indikasi
medis?
2. Adakah
pengobatan yang
tidak dikenal?
Korelasi antara
3.
Adakah kondisi
terapi obatdengan
klinis yang tidak
penyakit
diterapi?
dan apakah
kondisi tersebut
membutuhkan
terapi obat ?
Pemilihan obat
yang sesuai
2
JENIS
NO
ANALISA MASALAH
PERMASALAHAN
Regimen dosis
1. Bagaimana
pemilihan obat?
Apakah sudah
efektif dan
merupakan obat
terpilih pada
kasus ini?
PERMASALAHAN
YANG TERKAIT
DENGAN OBAT
Ada
permasalahan di
no. 3
Anemia belum
diterapi, dari
hasil lab
menunjukkan
bahwa nilai
haemoglobin
kurang dari
nilai normal
yakni 1216gr/dl
116
4.3 Pemba
hasan
Ada
permasalahan di
no. 2
PERMASALAHAN
YANG TERKAIT
DENGAN OBAT
ANALISA
MASALAH
Enoxaparin
secara literatur
diindikasikan
untuk terapi
pada stroke
nonKOMENTAR
Tidak ada
permasalahan
Pada tanggal
20
April
2015 pasien
Ny.
berumur
42
tahun dengan
berat
haemoragik/is
hemik
sedangkan
pasien
menderita
jenis stroke
haemoregik
yang dimana
dapat beresiko
pendarahan.
2. Apakah pemilihan
obat tersebut
relative aman?
3. Apakah terapi obat
dapat ditoleransi
oleh pasien?
1. Apakah
dosis,
frekwensi
dan
cara pemberian
sudah
mempertimbangk
an
efektifitas
keamanan
dan
kenyamanan serta
sesuai
dengan
kondisi pasien?
KOMENTAR /
REKOMENDASI
badan
78kg datang
ke
IGD
RSPAD
Gatot
Soebroto dari
rujukan RS.
Marthen
Indey dengan
diagnosa
Stroke
Suspect
Kartois
Kanan.
Keluhan
utama pasien
adalah
2. Apakah jadwal
pemberian dosis
bisa
memaksimalkan
efek
terapi,
kepatuhan,
meminimaIkan
efek
samping,
penurunan
117
kesadaran tiba-tiba setelah pulang bekerja 1,5 bulan lalu. Pasien sempat mengeluh pula
kepalanya pusing hebat dan muntah menyembur namun tidak terjadi kejang. Kemudian pada
tanggal 21 April 2015 pasien dipindahkan ke ruang perawatan unit stroke lantai 3 untuk
perawatan lebih lanjut.
Riwayat anamnesa pasien :
Pasien datang dari rujukan RS. Mathen Indey dengan diagnosa Stroke Susp. Kartois Kanan
dengan riwayat keluhan penurunan kesadaran tiba-tiba setelah pulang bekerja 1,5 bulan lalu.
Pasien sempat mengeluh kepalanya pusing hebat dan muntah menyembur tetapi tidak terjadi
kejang. Riwayat penyakit terdahulu adalah hipertensi, riwayat penyakit keluarga tidak ada,
riwayat alergi juga tidak ada. Riwayat pengobatan saat di RS Marthen Indey adalah Brainact 2 x
500 mg, Semak Drop 0,5 ml, Injeksi NaCl + KCl 25 mg dan neurobat.
Pemeriksaan CT Scan menunjukkan bahwa terjadi pendarahan di otak, sehingga pasien
terdiagnosa stroke haemoregik. Dari hasil laboratorium juga terlihat leukosit yang cukup tinggi
jumlahnya dan terjadi gangguan pernafasan sehingga pasien terdiagnosa pneumonia. Sedangkan
nilai eritrosit dan hemoglobin cukup rendah. Hal ini menununjukkan terjadi anemia pada pasien.
Selama perawatan di RS, pasien mendapat terapi citicoline, neurobion 5000, enoxaparin dimana
ketiga obat tersebut diindikasikan untuk penanganan stroke. Untuk penanganan pneumonia
diberikan kombinasi antibiotik levofloxacin dan ceftriaxone serta bromhexin HCl untuk
penanganan sesak nafas pasien. Kemudian pasien juga diberikan kombinasi amlodipine dan
lisinopril untuk penanganan hipertensi. Pasien juga menerima fenofibrate untuk menurunkan
kolesterolnya dan diberikan nistatin ovula sebagai antifungi.
Dalam hal pemilihan obat, ada terapi yang tidak sesuai dengan diagnosa pasien yaitu pemberian
enoxaparin. Dimana didalam literatur enoxaparin diindikasikan untuk penanganan stroke iskemik
sedangkan pasien terdiagnosa stroke hemoregik. Hal ini sudah didiskusikan oleh dokter bahwa
alasan pemberian enoxaparin tersebut karena melihat nilai fibrinogen dan D-dimer yang cukup
tinggi dari nilai normalnya yang dapat beresiko terjadi penyumbatan kembali pembuluh darah di
otak. Untuk terapi yang lainnya sudah sesuai dengan diagnosa pasien, hanya saja terdapat obat
118
yang saling berinteraksi yaitu pada obat enoxaparin dengan ceftriaxone yang dapat menyebakan
pendarahan yang hebat. Enoxaparin merupakan golongan antikoagulan yang bekerja secara
langsung dengan menghambat sintesa protrombin sedangkan ceftriaxone merupakan golongan
sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai mekaniskme kerja menghambat sintesa dinding sel
mikroba dan dapat menghambat aktivitas sintesa protombin sehingga jika kedua obat ini
digunakan dapat terjadi pendarahan yang hebat. Penulis mengajukan saran kepada dokter agar
segera menghentikan pemberian enoxaparin kepada pasien dan diterima oleh dokter untuk
penghentian pemberian enoxaparin. Pada kasus ini pula terdapat indikasi pasien yang belum
terobati yaitu anemia yang terlihat dari hasil laboratorium dari niai eritrosit pasien yang rendah.
Penulis sudah mengajukan saran kepada dokter untuk segara memberikan terapi anemia kepada
pasien namun hal ini belum disetujui oleh dokter karena pertimbangan dokter agar menunggu
hasil pemeriksaan lain pada pasien yang menjadi penyebab terjadinya anemia tersebut.
Pada kasus seperti ini sangatlah penting peran dari seorang apoteker. Apoteker dapat mengkaji
dan menganalisis obat-obat yang telah diberikan oleh dokter, apakah korelasi antara penyakit dan
obat yang diberikan oleh dokter sudah sesuai dengan indikasi, dan apakah ada interaksi obat
yang dapat memperparah keadaan pasien. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan terapi pada
pasien.
119
a. Berikan terapi untuk indikasi pasien yang sudah dibuktikan dengan hasil
laboratorium.
b. Pemilihan obat-obatan sebaiknya mempertimbangkan resiko terjadinya interaksi
obat yang signifikan.
(ii) Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi
secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat
diketahui.