Anda di halaman 1dari 23

ronkhi.

Gejala ekstrapulmonal yaitu mual, muntah, diare, mialgia, atralgia,


artritis poliartikular, rash, miokarditis, perikarditis, anemia hemolitik,
meningoensefalitis, neuropati kranial, sindroma guillain barre, pewarnaan
gram PMN.
1

Pneumonia Virus
Gambaran klinis bervariasi, diagnosa dengan test serelogi.

Pneumonia nosokomial
Faktor utama adalah penggunaan ventilator yang beresiko meningkat pada
pengguna antibiotik, pengguna antagonis reseptor H2, penyakit berat.

4.1 Pelaksanaan Pemantaun Terapi Obat (PTO) Kasus Pasien Stroke


Haemoregik disertai Pneumonia dan Anemia
4.3.1 Identitas Pasien
Identitas pasien Unit Perawatan Stroke lantai 3
Tabel IV.8 Data Identitas Pasien di Unit Perawatan Stroke Lantai 3
No RM
Nama pasien
Alamat
Tanggal lahir
Umur
Tinggi/BB
Jenis kelamin
Status pasien
Tanggal masuk
Asal Rujukan
DPJP
Diagnosa

: 80-48-xx
: Ny. XX
: xxxxx
: 10-12-1972
: 42 tahun
: 170 cm/78 kg
: Perempuan
: BPJS Dinas
: 21 April 2015
Jam : 02.13 pm
: RS. Marthen Indey
: dr. Bambang Siswanto, Sp.S
: Stroke Haemoregik disertai Pneumonia dan Anemia

4.3.2 Anamnesa
95

96

Data Anamnesa Pasien Ny. XX di Unit perawatan Stroke lantai 3 dapat di lihat di
Tabel IV.9
Tabel IV.9 Data Anamnesa Pasien Ny XX di Unit Perawatan Stroke lantai 3.
Anamnesa

Keluhan Utama

Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit
Keluarga
Riwayat alergi
Riwayat Pengobatan
Diagnosa

Pasien datang dari rujukan RS. Marthen Indey dengan


diagnosa Stroke cc pls Susp. Kartois Kanan
Pasien dengan riwayat keluhan penurunan kesadaran
tiba-tiba setelah pulang bekerja 1.5 bulan lalu. Pasien
sempat mengeluh kepalanya pusing hebat dan muntah
menyembur, kejang (-)
Hipertensi.
Tidak ada
Tidak ada
Manitol, Brainact 2x500 mg, Semax drop 0,5 ml, Inj.
NaCl + KCl 25 mg + Neurobat
Penurunan kesadaran, Stroke Haemoregik,
Pneumonia, dan Anemia

4.3.3 Penggunaan Terapi Obat


Data Penggunaan Terapi Obat Pasien Ny. XX dapat di lihat pada Tabel IV.10
Tabel IV.10 Data Penggunaan Terapi Obat Pasien Ny. XX
Nama Obat

Rute

Frekuensi
& Dosis

28Ap
r

29Ap
r

30Ap
r

01Me
i

02Me
i

03Mei

2 x 1000 mg
2 x 50 mg
1 x 1 ampul
1 x 500 mg

27Ap
r

Brainact
Rantin
NB 5000
Levofloxaci
n
Ceftriaxone
Bisolvon
Lovenox
Amlodipine
Felosma
Lisinopril
Nistatin

IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
PO
PO
PO
Vagina

1x2g
3 x 4 mg
1 x 0,4
1 x 5 mg
1 x 300 mg
1 x 5 mg
1 x 1 ovula

Stop

97

4.3.4 Kajian Obat yang Digunakan Pasien (15, 16, 17)


Data Kajian Obat yang Digunakan Pasien Ny. XX dapat di lihat di Tabel IV.11
Tabel IV.11 Kajian Obat yang Digunakan Pasien Ny. XX
Obat
1. Neurobion 5000

Keterangan

Komposisi
Indikasi

Vit B1 100 mg, vit B6 100 mg. Vit B12 5000 mcg
Defisiensi vit B1, B6, Vit B12, neuritis perifer, neuralgia.

Dosis
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi

1 ampul perhari
Tablet salut gula, ampul
Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada
dekarboksilasi asam keto dan berperan dalam
metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 didalam tubuh
berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat
yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan
asam amino. Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam
nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel dan
memelihara integritas jaringan syaraf.

2. Brainact
Komposisi
Indikasi

Dosis
Efek samping

Citicoline
Neuroprotektor yang dapat meningkatkan
aliran darah dan konsumsi O2 di otak pada
pengobatan gangguan serebro vaskular.
500-1000 mg IV/12 jam
Hipotensi, kulit kemerahan, isomnia

3. Rantin
Komposisi
Indikasi

Dosis

Ranitidine
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks
esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak
akibat AINS, tukak duodenum karena H.Pylori,
sindrom zollinger ellison, kondisi lain dimana
pengurangan
asam
lambung
akan
bermanfaat.

98

Kontraindikasi
Efek samping
Bentuk sediaan
Obat
Mekanisme aksi

50 mg IM/IV (diulang setiap 6-8jam)


Pada gangguan ginjal dan hati (kurangi dosis,
kehamilan, dan menyusui)
Kebiasaan BAB berubah, pusing, ruam kulit,
keadaan bingung, kerusakan hati yang
reversible, sakit kepala.
Tablet, injeksi
Keterangan
Merupakan golongan antagonis reseptor H2
dengan cara mengurangi sekresi asam
lambung sebagai akibat hambatan reseptor
H2.

4. Levofloxacin
Komposisi
Indikasi
Dosis

Kontra indikasi
Efek samping

Bentuk sediaan
Mekanisme aksi

Levofloxacin
Infeksi kuman gram positif dan gram negatif , efektif
pada pengobatan pada aquired pneumonia.
500 mg/hari PO/IV (selama 7-14 hari) atau 750 mg/hari
PO/IV (selama 5 hari).
Riwayat epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita
hamil dan menyusui.
Anoreksia, depresi gelisah, halusinasi, bingung, gangguan
penglihatan,
pengecapan,
pendengaran,
reaksi
hipersensitivitas.
Tablet, injeksi
Merupakan golongan fluorokuinolon dengan mekanisme
kerja menghambat DNA hyrase sehingga sintesa DNA
kuman terganggu.

5. Ceftriaxone

Komposisi
Indikasi

Dosis
Kontraindikasi
Efek samping

Ceftriaxone
Infeksi bakteri gram positif dan gram negatif
dan untuk infeksi berat yaitu septikemia,
pneumonia, dan meningitis.
1-2 gram/hari IV/IM (selama 4-14 hari)
Untuk bayi dibawah 6 bulan
Diare dan kolitis yang disebabkan oleh AB
(keduanya karena penggunaan dosis yang

99

Bentuk sediaan

Mekanisme aksi

tinggi, mual muntah rasa tidak enak pada


saluran cerna, sakit kepala, alergi berupa
ruam, hepatotoksik.
Injeksi
Merupakan golongan sefaslosporin generasi
ketiga dengan mekanisme kerja menghambat
sintesa dinding sel mikroba. Mempunyai
waktu paruh yang panjang.

6. Bisolvon
Komposisi
Indikasi

Bromhexin HCl
Trakeobronkitis,
emfisema
disertai
bronkitis,
pnemokoniosis, paru meradang kronik, brokletasis,

Obat

Keterangan
bronkitis
disertai
bronkospasmus,
pembentukan dahak dan tenggorokan.

Dosis
Efek samping

Mekanisme Aksi

Bentuk sediaan

merangsang

Oral 3-4 hari, 8 16 mg (klorida), Anak-anak 3 kali


sehari, 1.68 mg tergantung usia.
Gangguan saluran cerna, pernafasan pusing dan
berkeringat, tetapi jarang terjadi. Pada inhalasi dapat
terjadi bronkokontriksi ringan.
Derivat-sikloheksil ini berkhasiat mukolitis pada dosis
yang cukup tinggi. Viskositas dahak dikurangi dengan
jalan depolimerisasi serat-serat mukopolisaccharidanya.
Oral, inhalasi

7. Lovenox
Komposisi
Indikasi

Enoxaparin
Profilaksis trombosis vena, emboli paru-paru
dan koagulopati, terapi infark miokard dan
serangan serebrovaskuler setelah terapi lisis
atau apabila hal ini merupakan kontraindikasi.
Trombosis
permukaan,
tromboflebitis,

100

Dosis
Kontra Indikasi

Efek samping

Bentuk sediaan
Mekanisme aksi

hematoma permukaan.
40 mg q 24 h prior to surgery
Peningkatan kecenderungan perdarahan, lesi
pembuluh darah, hipertensi berat, tukak
lambung usus, mimpi atau OP pada SSP,
nephrolithiasis
alkoholisme
kronis,
endokarditis bakterial.
Kenaikkan
konsentrasi
transaminase,
kecenderungan perdarahan (terutama pada
insufisiensi
ginjal)
pruritus,
kerontokan
rambut
reversible,
reaksi-reaksi
hipersensitivitas, nyeri kepala.
Injeksi
Merupakan golongan antikoagulan yang
bekerja
secara
langsung
dengan
menghambat sintesa protrombin.

8. Amlodipine
Komposisi
Indikasi

Obat

Amlodipine
Digunakan tunggal untuk mengkontrol tekanan darah
pada sebagian besar penderita. Penderita yang tidak
terkontrol dengan pengobatan amlodipine tunggal, dapat
diberikan amlodipine dengan kombinasi diuretika
golongan thiazida, inhibitor -adenoreseptor atau
Keterangan
inhibitor angiotensin converter enzym.

Dosis

Dewasa, 5 mg/hari secara peroral. Mungkin dapat


ditambahkan dosis 2,5 mg/hari setiap 7-14 hari, tidak
ditambahkan sejumlah 10mg/hari secara peroral dan dosis
pemeliharaan 5-10 mg/hari secara peroral. Geriatric : 2,510 mg/hari secara peroral, awalnya dapat ditingkatkan
sebesar 2,5 mg/hari setiap 7-14 hari, tidak melebihi dari
10 mg/hari secara peroral, dosis pemeliharaan 510mg/hari secara peroral.

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap amlodipine, syok kardigenik,

101

Efek samping

Bentuk sediaan
Peringatan

Mekanisme aksi

stenosis aorta berat, angina pektoris tidak stabil, infark


miokard akut, hipotensi berat, gangguan hati berat.
Mual, nyeri perut, gangguan hati, kelainan kulit,
gangguan sistem syaraf, gangguan sensorik, edema,
palpitasi, sensasi panas dan merah pada wajah, nyeri.
Tablet
Pasien dengan gangguan hati, insufiensi ginjal dengan
dialisis, hipotensi, gagal jantung kongesif, kehamilan dan
laktasi.
Amlodipine adalah inhibitor influx kalsium (antagonis
ion kalsium) atau CCB yang menghambat influx ion-ion
kalsium transmembran kedalam jantung dan otot polos.
Mekanisme kerja antihipertensi amlodipine karena efek
relaksasi secara langsung pada otot polos vascular.
Mekanisme yang tepat dari amlodipine untuk
meringankan angina sepenuhnya diketahui.

9. Felosma
Komposisi
Indikasi

Fenofibrate
Hiperkolesterolemia (tipe IIa) dan hipergliseridemia
endogen murni (tipe IV) atau kombinasi (tipe IIb dan III).

Dosis
Kontra indikasi

3 kali sehari 100 mg


Kehamilan, masa menyusui, penyakit hati, insufisiensi
ginjal, penyakit kandung empedu, anak-anak.
Keluhan abdominal ringan, ruam kulit, kecenderungan
terbentuknya batu empedu (kolesterol), miosis toksis,
kenaikkan konsentrasi AP (Alkalifosfatase).
Gangguan saluran cerna, kadang kala nyeri kepala,
kantuk, eksantema, stimulasi nafsu makan, rambut rontok
dan impotensi.
Keterangan

Efek samping

Obat

Bentuk Sediaan
Mekanisme aksi

kapsul
Ester butirat ini berkasiat menurunkan kadar VLDL dan
TG berdasarkan stimulasi aktivasi lipoproteinlipase
hingga perombakan dan ekksresi TG dan kolesterol lewat
tinja dipercepat. Maka zat ini sangat efektif untuk
menurukan kadar TG.

102

10. Lisinopril
Komposisi
Indikasi
Dosis
Kontra Indikasi
Efek Samping
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi

Lisinopril
Antihipertensi
5mg/hari PO
Hipersensistif
Pusing, sakit kepala, lelah, diare, ruam kulit
Tablet
ACE Inhibitor menurunkan angiotensin II dan
aldosteron mempengaruhi efek negatif yang
ditimbulkan oleh senyawa-senyawa tersebut
diantaranya dapat mereduksi remodelling
ventrikel, fibrosis miokardial, apoptosit miosit.

11. Nystatin
Komposisi
Indikasi
Dosis

Kontraindikasi
Efek samping
Bentuk sediaan
Mekanisme aksi

Nistatin
Antifungi
Oral tiga kali sehari 0,5 1 MU (1 juta unit); Vaginal
selama 14 hari 1 tablet dari 100.000 U; salep atau bedak
tabur dengan 100.000 U/g; 2-3 kali sehari. 1 mg nistatin =
3.000 U
Hipersensitif
Mual dan muntah
Ovula
Merupakan antifungi golongan polien. Obat ini aktif
terhadap beberapa jenis jamur dan ragi, tapi terutama
digunakan untuk infeksi candida albicans di kulit dan
membran mukosa juga digunakan untuk kandidosis
intestinal.

4.3.5 Tanda Vital / Vital Sign


Data Tanda Vital Pasien Ny. XX di Unit Perawatan Stroke dapat di lihat pada Tabel IV.12

Tabel IV.12 Data Tanda Vital Pasien Ny. XX di Unit Perawatan Stroke

103

Jenis
pemeriksaan
fisik
Tekanan darah
(mmhg)
Suhu badan (C)
Nadi (x/menit)
Laju pernafasan
(x/menit)

Nilai Normal

27/4

28/4

29/4

30/4

1/5

150/90

150/80

140/80

120/70

120/80

36-37 0.3 C 36

36

36.5

35.5

60-80/mnt

70

80

70

12-18/mnt

23

20

22

<130/80

2/5

3/5

36.5

120/70
36.5

130/70
36

80

80

90

70

20

20

20

20

4.3.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium pasien Ny. XX dapat di lihat pada Tabel IV.13

104

Tabel IV.13 Data Pemeriksaan Laboratorium Pasien Ny. XX di Unit Perawatan Stroke
PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

21/4

22/4

23/4

24/4

27/4

30/4

HEMATOLOGI
Hemoglobin

12-16 g/dL

9,9

10,0

9,1

Hematokrit

37-47 %

29

30

27

Eritrosit

4,3-6,0 juta/L

3,4

3,5

3,1

Leukosit

4.800 10.800/ L

12.050

954.00

10.230

Trombosit

150.000-400.000/L

95.000

120.000

210.000

MCV

80-96 fL

83

84

85

MCH

27-32 pg

29

28

29

MCHC

32-36 g/dl

35

34

34

RDW

11,5c- 14,5 %

14,70

15,30

KOAGULASI
Waktu Protombin (PT)
Kontrol

Detik

10,9

11,0

10,9

Pasien

9,3 11,8 detik

9,4

9,8

9,8

Kontrol

Detik

32,4

32,4

30,9

Pasien

33,0

INR

31 47 detik
0,8 1,30 (tanpa th/antikoa)

35,2
0,93

38,3
0,93

Fibrinogen

136 384 mg/dL

390

409

640

D-dimer

0 400 ng/ml

3050

2070

1850

APTT

IMUNOSEROLOGI
AFT

0 15 ng/ml

1,36

Anti dengue IgG

(-)

(-)

Anti dengue IgM

(-)

(-)

106
PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

21-Apr

22-Apr

23-Apr

24-Apr

HbsAg (Rapid)

Non Reaktif

Reaktif

Anti HcV

Non Reaktif

Non Reaktif

Anti HIV (Rapid I)

Non Reaktif

Non Reaktif

27-Apr

KIMIA KLINIK
Ureum

20 -50 mg/dL

55

50

21

23

Kreatinin

0,5 1,5 mg/dL

0,7

1,2

0,9

0,7

Protein total

6 8,5 g/dL

5,7

Globulin

2,5 3,5 g/dL

2,8

Kolesterol Total

< 200 mg/dl

130

Trigliserida

< 160 mg/dl

324

Kolesterol HDL

>35 mg/dl

16

Kolesterol LDL

< 100 mg/dl

49

Asam Urat

2,4 -5,7 mg/dl

4,8

Glukosa darah puasa

70 100 mg/dl

64

Glukosa darah ( 2 jam PP)

< 140 mg/dl

Na

82

78

135-147 mmol/l

144

149

3.5-5 mmol/ l

3,9

Cl

95-105 mmol/l

113

115

URINALIS
PH

4,6-8,0

5,5

Berat jenis

1,010-1,030

Protein

Negatif

Positif

Glukosa

Negatif

Negatif

Eritrosit

< 2 LPB

15/10/2015

Leukosit

<5 LPB

04/05/2004

Nitrit

Negatif

Negatif

1.010

116

30-Apr

108
PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

21-Apr

22-Apr

23-Apr

24-Apr

27-Apr

URINALIS
Keton

Negatif

Negatif

Bilirubin total

< 1,5 mg/dl

3,82

Bilirubin direk

<0,3 mg/dl

2,82

Bilirubin indirek

<1,1 mg/dl

SGOT (AST)

<35 U/L

25

SGPT (ALT)

<40 U/L

77

Protein total

6 8.5 g/dL

30-Apr

109

4.3.7 Kesesuaian Indikasi


Tabel IV.14 Data Kesesuaian Indikasi Obat
Nama Obat
Neurobion 5000
Brainact

Indikasi Literatur
Neurlagia

Indikasi pasien
Neuralgia

Kesesuaian
Sesuai

Neuroprotektor

Pengobatan

Sesuai

gangguan serebro
Rantin

Ulcer, tukak lambung,

vaskular
Ulcer, tukak

gangguan sekresi asam

lambung, gangguan

lambung.

sekresi asam

Infeksi Pneumonia

lambung.
Pneumonia

Sesuai

Pneumonia

Pneumonia

Sesuai

Emfisema disertai
bronkitis,
pnemokoniosis, paru
meradang kronik,
brokletasis, bronkitis
Stroke Iskemia
Hipertensi
Hiperkolesterol
Hipertensi
Antifungi

Emfisema disertai

Sesuai

Levofloxacin
Ceftriaxone
Bisolvon

Lovenox
Amlodipine
Felosma
Lisinopril
Nistatin

Sesuai

bronkitis,
pnemokoniosis
Stroke Hemoregik
Hipertensi
Hiperkolesterol
Hipertensi
Antifungi

Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai

4.3.8 Kesesuaian Dosis


Tabel IV.15 Kesesuaian Dosis Obat
Nama Obat

Dosis Literatur

Dosis diberikan

Keterangan

Neurobion 5000

1 ampul perhari

1 x 1 ampul /hari

Sesuai

Brainact

500-1000 mg IV/12 jam/hari

2 x 1000mg/hari

Sesuai

Rantin

50 mg IM/IV (diulang setiap


6-8jam)

2 x 50 mg/hari

Sesuai

Levofloxacin

500 mg/hari PO/IV (selama


7-14 hari) atau 750 mg/hari
PO/IV (selama 5 hari)

1 x 500mg/hari

Sesuai

110

Ceftriaxone

1-2 gr/hari IV/IM (selama 414 hari)

1 x 2 gr/hari

Sesuai

Bisolvon

4-8 mg/8jam/hari

3 x 4 mg/hari

Sesuai

Lovenox

40 mg q 24 h prior to surgery

1 x 0,4/hari

Sesuai

Amlodipine

2,5-10 mg/hari PO

1 x 5 mg/hari

Sesuai

Felosma

200-400 mg/hari

1 x 300 mg/hari

Sesuai

Lisinopril

5-20 mg/hari PO

1 x 5 mg/hari

Sesuai

Nistatin

Ovula 1-2 kali/hari selama 14


hari

1 x ovula/hari

Sesuai

4.3.9 Catatan Perkembangan Pasien (SOAP)


Catatan Perkembangan Pasien Ny. XX Terintergrasi (SOAP) dapat dilihat pada Tabel IV.16
Tabel IV.16 Catatan Perkembangan Pasien Terintergrasi (SOAP)
No
1

Tanggal

Subjectiv Objective

Assesment
Plan
perfusi Dx I :
keluhan.
jaringan serebral - Monitor intake dan
output
cairan/24
Bersihan jalan nafas
jam
tidak efektif
O:
Kesadaran
:
apatis, IVFD RL 20 Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
tpm. NGT +, d3jam
Catch +, -pupil 2,2. Resiko infeksi.
Dx II :
ADL k dibantu,
- Suction
secara
skala nyeri 0
periodik
- Nebulizer
sesuai
program
- Berikan O2 sesuai
kebutuhan
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci tangan 5
Assesment
Plan

27/04/15 S: Saat ini tidak ada Gangguan

111
Subjectiv Objective
No

moment
R) HBF Ag, HBv
DNA, Anti HBE,
AKP,
USG
Abdomen

Tanggal

28/04/15 S: Saat ini tidak ada Gangguan

perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output
cairan/24
Bersihan jalan nafas
jam
tidak efektif
O:
Kesadaran
:
apatis, IVFD RL 20 Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
tpm. NGT +, d3jam
Catch +, -pupil 2,2. Resiko infeksi.
Dx II :
ADL k dibantu,
- Suction
secara
skala nyeri 0
periodik
- Nebulizer
sesuai
program
- Berikan O2 sesuai
kebutuhan
keluhan.

29/04/15 S: Saat ini tidak ada

keluhan.

O: Kes : CM, IVFD


RL 20tpm. NGT +,
d-Catch +, -pupil
2,2.

ADL dibantu

Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi Dx II :
- Suction
secara
fisik
periodik
Resiko infeksi.
- Nebulizer
sesuai
program
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan

112
Plan
Subjectiv Objective
No

Tanggal

30/04/15 S: Saat ini tidak ada

keluhan.

O: Kes : CM, IVFD


RL 20tpm. NGT +,
d-Catch +, -pupil
2,2. ADL dibantu

1/05/15 S: Saat ini tidak ada

keluhan.

O: Kes : CM, IVFD


RL 20tpm. NGT +,
d-Catch +, -pupil
2,2. ADL dibantu

Assesment
- keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi Dx II :
- Suction
secara
fisik
periodik
Resiko infeksi.
- Nebulizer
sesuai
program
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
- Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
3jam
Resiko infeksi.
Dx II :
- Suction
periodik
- Nebulizer
program
Dx III :

secara
sesuai

113
- Bantu ADL k
Plan
No

Tanggal

Subjectiv Objective

2/05/15 S: Saat ini tidak ada

keluhan.

O: Kes : CM, IVFD


Asering 20 tpm. d-
Catch +, -pupil 2,2.
ADL dibantu

Assesement

- dengan melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki

Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci
tangan
5
moment
Gangguan
perfusi Dx I :
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
Gangguan mobilisasi - Ovservasi TTV &
status neurologis /
fisik
3jam
Resiko infeksi.
Dx II :
- Suction
secara
periodik
- Nebulizer sesuai
program
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki

Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
Cuci tangan 5
moment
3/05/15 S: Saat ini tidak ada Gangguan
perfusi Dx I :
keluhan.
jaringan serebral - Monitor intake dan
output cairan
Bersihan jalan nafas
- Tinggikan kepala 30o
tidak efektif
O: Kes : CM, IVFD

114

No

Tanggal

RL 20tpm. NGT +, Gangguan mobilisasi Dx II :


d-Catch +, -pupil
fisik
- Suction
secara
2,2. ADL dibantu Resiko infeksi.
periodik
Plan
Subjectiv Objective
Assesement
- Nebulizer
sesuai
program
Dx III :
- Bantu ADL k dengan
melibatkan
keluarga
- Bantu mika-miki
Dx IV :
- Obs adanya tandatanda infeksi
- Lakukan perawatan
invasif
dengan
tekhnik aseptik
- Cuci
tangan
5
moment

4.2 Analisa Terapi Obat


Analisa Terapi Obat Ny. XX dapat di lihat pada Tabel IV.17
Tabel IV.17 Analisa Terapi Obat Ny. XX Metode PCNE

115

NO

JENIS
PERMASALAHAN

1. Adakah obat
tanpa indikasi
medis?
2. Adakah
pengobatan yang
tidak dikenal?
Korelasi antara
3.
Adakah kondisi
terapi obatdengan
klinis yang tidak
penyakit
diterapi?
dan apakah
kondisi tersebut
membutuhkan
terapi obat ?

Pemilihan obat
yang sesuai
2
JENIS
NO

ANALISA MASALAH

PERMASALAHAN

Regimen dosis

1. Bagaimana
pemilihan obat?
Apakah sudah
efektif dan
merupakan obat
terpilih pada
kasus ini?

PERMASALAHAN
YANG TERKAIT
DENGAN OBAT

Ada
permasalahan di
no. 3

Anemia belum
diterapi, dari
hasil lab
menunjukkan
bahwa nilai
haemoglobin
kurang dari
nilai normal
yakni 1216gr/dl

116

4.3 Pemba
hasan

Ada
permasalahan di
no. 2

PERMASALAHAN
YANG TERKAIT
DENGAN OBAT

ANALISA
MASALAH

Enoxaparin
secara literatur
diindikasikan
untuk terapi
pada stroke
nonKOMENTAR

Tidak ada
permasalahan

Pada tanggal
20

April

2015 pasien
Ny.

berumur

42

tahun dengan
berat

haemoragik/is
hemik
sedangkan
pasien
menderita
jenis stroke
haemoregik
yang dimana
dapat beresiko
pendarahan.

2. Apakah pemilihan
obat tersebut
relative aman?
3. Apakah terapi obat
dapat ditoleransi
oleh pasien?

1. Apakah
dosis,
frekwensi
dan
cara pemberian
sudah
mempertimbangk
an
efektifitas
keamanan
dan
kenyamanan serta
sesuai
dengan
kondisi pasien?

KOMENTAR /
REKOMENDASI

badan

78kg datang
ke

IGD

RSPAD
Gatot
Soebroto dari
rujukan RS.
Marthen
Indey dengan
diagnosa
Stroke
Suspect
Kartois
Kanan.
Keluhan
utama pasien
adalah

2. Apakah jadwal
pemberian dosis
bisa
memaksimalkan
efek
terapi,
kepatuhan,
meminimaIkan
efek
samping,

penurunan

117

kesadaran tiba-tiba setelah pulang bekerja 1,5 bulan lalu. Pasien sempat mengeluh pula
kepalanya pusing hebat dan muntah menyembur namun tidak terjadi kejang. Kemudian pada
tanggal 21 April 2015 pasien dipindahkan ke ruang perawatan unit stroke lantai 3 untuk
perawatan lebih lanjut.
Riwayat anamnesa pasien :
Pasien datang dari rujukan RS. Mathen Indey dengan diagnosa Stroke Susp. Kartois Kanan
dengan riwayat keluhan penurunan kesadaran tiba-tiba setelah pulang bekerja 1,5 bulan lalu.
Pasien sempat mengeluh kepalanya pusing hebat dan muntah menyembur tetapi tidak terjadi
kejang. Riwayat penyakit terdahulu adalah hipertensi, riwayat penyakit keluarga tidak ada,
riwayat alergi juga tidak ada. Riwayat pengobatan saat di RS Marthen Indey adalah Brainact 2 x
500 mg, Semak Drop 0,5 ml, Injeksi NaCl + KCl 25 mg dan neurobat.
Pemeriksaan CT Scan menunjukkan bahwa terjadi pendarahan di otak, sehingga pasien
terdiagnosa stroke haemoregik. Dari hasil laboratorium juga terlihat leukosit yang cukup tinggi
jumlahnya dan terjadi gangguan pernafasan sehingga pasien terdiagnosa pneumonia. Sedangkan
nilai eritrosit dan hemoglobin cukup rendah. Hal ini menununjukkan terjadi anemia pada pasien.
Selama perawatan di RS, pasien mendapat terapi citicoline, neurobion 5000, enoxaparin dimana
ketiga obat tersebut diindikasikan untuk penanganan stroke. Untuk penanganan pneumonia
diberikan kombinasi antibiotik levofloxacin dan ceftriaxone serta bromhexin HCl untuk
penanganan sesak nafas pasien. Kemudian pasien juga diberikan kombinasi amlodipine dan
lisinopril untuk penanganan hipertensi. Pasien juga menerima fenofibrate untuk menurunkan
kolesterolnya dan diberikan nistatin ovula sebagai antifungi.
Dalam hal pemilihan obat, ada terapi yang tidak sesuai dengan diagnosa pasien yaitu pemberian
enoxaparin. Dimana didalam literatur enoxaparin diindikasikan untuk penanganan stroke iskemik
sedangkan pasien terdiagnosa stroke hemoregik. Hal ini sudah didiskusikan oleh dokter bahwa
alasan pemberian enoxaparin tersebut karena melihat nilai fibrinogen dan D-dimer yang cukup
tinggi dari nilai normalnya yang dapat beresiko terjadi penyumbatan kembali pembuluh darah di
otak. Untuk terapi yang lainnya sudah sesuai dengan diagnosa pasien, hanya saja terdapat obat

118

yang saling berinteraksi yaitu pada obat enoxaparin dengan ceftriaxone yang dapat menyebakan
pendarahan yang hebat. Enoxaparin merupakan golongan antikoagulan yang bekerja secara
langsung dengan menghambat sintesa protrombin sedangkan ceftriaxone merupakan golongan
sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai mekaniskme kerja menghambat sintesa dinding sel
mikroba dan dapat menghambat aktivitas sintesa protombin sehingga jika kedua obat ini
digunakan dapat terjadi pendarahan yang hebat. Penulis mengajukan saran kepada dokter agar
segera menghentikan pemberian enoxaparin kepada pasien dan diterima oleh dokter untuk
penghentian pemberian enoxaparin. Pada kasus ini pula terdapat indikasi pasien yang belum
terobati yaitu anemia yang terlihat dari hasil laboratorium dari niai eritrosit pasien yang rendah.
Penulis sudah mengajukan saran kepada dokter untuk segara memberikan terapi anemia kepada
pasien namun hal ini belum disetujui oleh dokter karena pertimbangan dokter agar menunggu
hasil pemeriksaan lain pada pasien yang menjadi penyebab terjadinya anemia tersebut.
Pada kasus seperti ini sangatlah penting peran dari seorang apoteker. Apoteker dapat mengkaji
dan menganalisis obat-obat yang telah diberikan oleh dokter, apakah korelasi antara penyakit dan
obat yang diberikan oleh dokter sudah sesuai dengan indikasi, dan apakah ada interaksi obat
yang dapat memperparah keadaan pasien. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan terapi pada
pasien.

4.4 Kesimpulan dan Saran


4.6.1 Kesimpulan
Pasien didiagnosa menderita stroke haemoregik disertai pneumonia dan anemia. Terdapat
indikasi penyakit yang belum diterapi dan terdapat interaksi obat.
4.6.2 Saran
(i) Rekomendasi untuk dokter :

119

a. Berikan terapi untuk indikasi pasien yang sudah dibuktikan dengan hasil
laboratorium.
b. Pemilihan obat-obatan sebaiknya mempertimbangkan resiko terjadinya interaksi
obat yang signifikan.
(ii) Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi
secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat
diketahui.

Anda mungkin juga menyukai