(213.C.0002)
Mafni Yulianingsih
(213.C.0004)
(213.C.0006)
Ati Wulandari
(213.C.0008)
Siti Rohimah
(213.C.0013)
Lia Setiawati
(213.C.0015)
(213.C.0019)
Dimas Pratama
(213.C.0020)
(213.C.0022)
Muamar
(213.C.0027)
Nuryadi
(213.C.0028)
Ely Ferdiana
(213.C.0029)
Rina Maryatiana
(213.C.0031)
Agnes Acida
(213.C.0034)
Nelly Sulvassamawati
(213.C.0036)
(213.C.0042)
(213.C.0043)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Ny. K dengan Gangguan
Sistem Reproduksi Akibat Kanker Payudara. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Reproduksi pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Mahardika Cirebon.
Selama proses penyusunan laporan ini penyusun tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang berupa bimbingan, saran dan petunjuk baik berupa moril,
spiritual maupun materi yang berharga dalam mengatasi hambatan yang
ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Ns. Dwiyanti Purbasari, S.Kep., M.Kep yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penyusunan laporan ini sekaligus sebagai
dosen pengampu Mata Kuliah Sistem Reproduksi.
2. Ibunda dan ayahanda kami yang tercinta serta saudara dan keluarga besar
kami yang telah memberikan motivasi/dorongan dan semangat, baik berupa
moril maupun materi lainnya.
3. Sahabat dan rekan STIKes Mahardika, khususnya Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT. membalas baik budi dari semua pihak yang telah
berpartisipasi membantu penyusun dalam menyusun laporan ini. Penyusun
menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Penyusun berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin
Wassalamualaikum wr.wb.
Kelompok B
ii
DAFTAR ISI
i
iii
iv
v
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
Tujuan .......................................................................................................... 3
Manfaat ........................................................................................................ 3
BAB II Tinjauan Teori
Definisi ......................................................................................................... 4
Jenis............................................................................................................... 4
Klasifikasi ..................................................................................................... 5
Anatomi fisiologi ......................................................................................... 11
Etiologi ......................................................................................................... 25
Patofisiologi ................................................................................................. 27
Manifestasi Klinik ........................................................................................ 29
Komplikasi ................................................................................................... 29
Pemeriksaan Penunjang ............................................................................... 30
Penatalaksanaan ........................................................................................... 37
Konsep Nursing Care Plan .......................................................................... 47
BAB III Pembahasan Kasus
Pengkajian .................................................................................................... 76
Analisa Data ................................................................................................. 84
Diagnosa ....................................................................................................... 90
Nursing Care Plan ....................................................................................... 92
Analisa kesenjangan teori dan kasus ............................................................ 98
BAB IV Penutup
Simpulan ...................................................................................................... 100
Saran ............................................................................................................. 100
Daftar Pustaka
Lampiran
iii
DAFTAR TABEL
Nomor
Nama Tabel
Halaman
1.
Kemoterapi Ca Mammae 1
44
2.
Kemoterapi Ca Mammae 2
45
3.
56
4.
69
5.
84
6.
91
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Nama Gambar
Halaman
1.
Stadium I
2.
Stadium IIa
3.
Stadium IIb
4.
Stadium IIIa
5.
Stadium IIIb
6.
Stadium IIIc
10
7.
Stadium IV
10
8.
Anatomi payudara
11
9.
Histologi mammae
15
34
36
39
40
40
15. Quandrantectomy
41
16. Lumpectomy
42
55
51
80
20. Langkah 1
81
21. Langkah 2
81
22. Langkah 3
82
23. Langkah 4
82
24. Langkah 5
82
25. Langkah 6
83
26. Langkah 7
83
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang sering
terjadi pada perempuan di Indonesia. Kanker payudara memiliki kontribusi
sebesar 30% dan merupakan jenis kanker yang paling mendominasi di
Indonesia, mengalahkan kanker leher rahim atau kanker serviks yang
berkontribusi sebesar 24% (Depkes RI, 2013). Penderita kanker yang terus
meningkat diperkirakan akan menjadi penyebab utama peningkatan beban
ekonomi karena biaya yang harus ditanggung cukup besar (Depkes RI,
2013).
Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa
kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru
tertinggi, yaitu sebesar 43,3% dan persentase kematian akibat kanker
payudara sebesar 12,9% (DepKes RI, 2015).
Sel kanker dapat timbul apabila telah terjadi mutasi genetik sebagai
akibat dari adanya kerusakan DNA pada sel normal (Damayanti, 2014).
Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal, menduplikasikan
diri di luar kendali, dan biasanya nama kanker didasarkan pada bagian tubuh
yang menjadi tempat pertama kali sel kanker tersebut tumbuh (Putri, 2009).
Kanker payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar, serta jaringan penunjang payudara, namun tidak
termasuk kulit payudara (Depkes RI, 2014).
Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7
juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012, dengan jumlah
kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada
tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar
13% setelah penyakit kardiovaskular (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk.
B.
Rumusan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini akan dibahas mengenai kasus BBLR
yang meliputi tinjauan teori, pembahasan kasus klien dengan BBLR dan
analisa kesenjangan teori dan kasus.
C.
Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep teori dan kasus mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan Ca mammae serta kesenjangan antara
teori dengan kasus tersebut.
2. Tujuan khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
D.
Manfaat
Manfaat
penyusunan
laporan
ini
yaitu
sebagai
tambahan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Definisi
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar
payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
yang tumbuh infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase (Suryana, 2008)
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
jaringan pada payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran
maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan
lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010).
Kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal
berkermbang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Anoname 1, 2012).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kanker
payudara adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan, komponen
kelenjar, maupun selain kelenjar payudara seperti jaringan lemak, pembuluh
darah, dan persyarafan jaringan payudara.
B.
Jenis
1. Karsinoma In situ
Karsinoma in situ artinya kanker yang masih berada pada
tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup
keluar dari tempat asalnya. (Yohana, et all, 2011).
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang
menuju ke putting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan
karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum atau sesudah masa
menoupos. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan
mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik- bintik kecil endapan
C.
Klasifikasi
Seperti kanker pada umumnya, kanker payudara juga mempunyai
tahapan atau stadium yang akan menandai parah tidaknya kanker payudara
tersebut. Stadium kanker payudara tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Stadium 0
Pada stadium ini, kanker tidak atau belum menyebar keluar dari
pembuluh atau saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobula) susu
Gambar. 1 Stadium I
Sumber: ( pamungkas, Zeviera., 2011)
3.
Stadium II a
Pada stadium ini, pasien mengalami hal-hal berikut:
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2cm dan telah
ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening diketiak
(aksillary limpha nodes).
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm, tapi tidak lebih dari 5 cm.
belum menyebar ke titik-titik getah bening pada ketiak.
Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada
titik-titik dipembuluh getah bening ketiak. (Pamungkas, Z, 2011).
4.
Stadium II b
Pada stadium ini, penderita kanker payudara akan mengalami
atau berada pada kondisi sebagai berikut:
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm, tapi tidak lebih dari 5 cm.
Telah menyebar pada titik-titik dipembuluh getah bening.
Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
(Pamungkas, Z, 2011).
5.
Stadium III a
Pada stadium ini, penderita kanker payudara berada pada
kondisi sebagai berikut:
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titiktitik pada pembuluh getah bening ketiak.
Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titiktitik pada pembuluh getah bening ketiak. (Pamungkas, Z, 2011).
6.
Stadium III b
Pada stadium ini, tumor telah menyebar kedinding dada atau
menyebabkan pembengkakan dan bisa juga terdapat luka bernanah di
payudara atau didiagnosis sebagai inflammatory breas cancer. Bisa jadi
sudah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak dan
lengan atas, tapi tidak menyebar kebagian lain dari organ tubuh.
(Pamungkas, Z, 2011).
7.
Stadium III c
Pada stadium ini, kondisinya hampir sama dengan stadium III b,
tetapi kanker telah menyebar ke titilk-titik pada pembuluh getah bening
dalam grup N3. Dengan kata lain, kanker telah menyebar lebih dari 10
titik di saluran getah bening dibawah tulang selangkah. (Pamungkas, Z,
2011).
8.
Stadium IV
Pada tahap ini, kondisi pasien tentu sudah mencapai tahap parah
yang sangat kecil kemungkinannya bisa disembuhkan. Pada stadium ini
ukuran tumor sudah tidak bisa ditentukan lagi dan telah menyebar atau
bermetastasis kelokasi yang jauh, seperti pada tulang, paru-paru, liver,
tulang rusuk atau oragan-organ lain. (Pamungkas, Z, 2011).
Gamabr. 7 Stadium IV
Sumber: ( pamungkas, Zeviera., 2011)
10
D.
sepasang
kelenjar payudara,
yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram. (Tarwoto, 2009).
Menurut Tarwoto, 2009 ada payudara terdapat tiga bagian utama,
yaitu :
a.
b.
c.
1. Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel
Aciner,
jaringan lemak,
sel plasma,
11
dan pembuluh
darah. Lobulus,
yaitu
kumpulan
12
Kelenjar
hipofisis
anterior
memiliki
pengaruh
13
jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada jumlah
glandular aktual.
a. Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus
dialiri duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus
lakteferus (ampula).
b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen
suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa).
c. Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap
lobulus kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang
berakhir di alveoli
d. Sekretori.
Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang
keluar sekitar 1 cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal,
yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan
berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari
payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena
kava superior. (Sloane, 2004).
Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit,
puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan
demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar
(Sloane, 2004).
Payudara
terdiri
dari
15
sampai
25
lobus
kelenjar
14
1. Perkembangan Payudara
Perkembangan payudara distimulasikan oleh estrogen yang
berasal dari siklus seksual dulanan, di mana akan merangsang
pertumbuhan kelenjar mamaria dan ditambah dengan deposit lemak
untuk memberikan massa pada kelenjar payudara. Pertumbuhan jauh
lebih besar terjadi selama masa kehamilan dan jaringan kelenjar hanya
berkembang sempurna untuk membentuk air susu. Selama kehamilan,
estrogen disekresi oleh plasenta sehingga duktus payudara tumbuh dan
berkembang. Hormon prolaktin, glukokortikoid adrenal, dan insulin
berperan dalam metabolisme protein dalam perkembangan payudara.
(Tarwoto, 2009).
Perkembangan payudara mengikuti rangkaian dan stadium
pertumbuhan dapat diperkirakan. Pada masa pubertas, pembesaran
payudara terutama karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit
jaringan lemak. Pada setiap siklus menstruasi, terjadi perubahanperubahan khusus dari pembesaran vaskular, pembesaran kelenjar
pada fase pramenstruasi yang diikuti dengan regresi kelenjar pada fase
pascamenstruasi. Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan,
payudara menyekresi kolostrum (cairan encer, kekuningan, sampai
kira-kira 3-4 hari pascapartum), ketika sekresi susu dimulai sebagai
15
respons
terhadap
rangsangan
penyedotan
dari
bayi.
Dengan
Setelah menyapih,
16
untuk memproduksi ASI, dan hormone ini juga keluar dalam ASI
itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa jumlah prolaktin
dalm susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu
sekitar pukul 02.00 dini hari hingga 06.00 pagi, sedangkan jumlah
prolaktin rendah saat patudara terasa penuh. (Jannah, 2012).
c. Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI
selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai.
Fase ini dinamakan Laktogenesis III. (Jannah, 2012).
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Dengan demikian,
produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seberapa sering dan seberapa
baik bayi menghisap, juga seberapa sering payudara di kosongkan.
(Jannah, 2012).
3. Pembentukan dan Pengeluaran ASI
Sistem reproduksi wanita menunjang kehidupan bayi sejak
konsepsi, semasa getasi, hingga tahap awal kehidupan di luar rahim.
Susu
(atau
ekivalensinya)
merupakan
nutrien
esensial
bagi
17
prolaktin.
Peningkatan
kadar
prolaktin
akan
di
sekitar
alveoli
akan
berkontraksi
dan
18
alveolus-lobulus.
Peningkatan
konsentrasi
(Jannah,
2012)
Faktor-faktor
yang
19
yang
areola,
sehingga
refleks
ini
merangsang
paruh
pertama
kehamilan
sehingga
pada
berkadar
tinggi
tersebut
merangsang
20
merangsang
ujung
saraf
sensorik
di
puting,
dapat
dengan
mudah
menghambat
21
hormone
hormone
(PRH).
dopamin,
yang
(PIH)
PIH
juga
dan
prolacting-
sekarang
berfungsi
diketahui
sebagai
kehidupan
seoarang
wanita,
PIH
22
ketiga
kehamilan,
di
mana
tubuh
wanita
23
b. Proses laktasi
Proses ini timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta
mengandung hormone penghambat prolaktin (hormone plasenta)
yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas,
hormone plasenta tersebut tak ada lagi, sehingga air susu pun
keluar. (Tarwoto, 2009).
c. Pengaruh hormonal
Mulai
dari
bulan
ketiga
kehamilan,
tubuh
wanita
24
Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang
menyebabkan seseorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker
payudara. Beberapa faktor resiko tersebut adalah:
1. Usia
Peluang mengidap kanker payudara meningkat pada wanita yang
usianya sudah tua. Sekitar satu dari delapan penderita kanker payudara
invasif ditemukan pada wanita yang berusia dibawah 45 tahun,
sedangkan dua dari tiga wanita yang mengidap kanker payudara invasif
berusia 55 keatas ketika kanker tersebut terdeteksi. (Pamungkas, Z,
2011).
2. Pernah menderita kanker payudara
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif
memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah
payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada
payudara yang sehat meningkat 0,5-1% pertahun. (Yohana, et all, 2011).
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Wanita yang ibu, sodara perempuan, atau anaknya yang menderita
kanker memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker
payudara. (Yohana, et all, 2011).
4. Faktor genetik dan hormonal
25
26
F.
Patofisiologi
Ca Mamae (Kanker payudara) adalah tumor ganas yang secara khas
dimulai pada sel epitel duktal-lubuler payudara dan menyebar melalui
sistem limfatik ke nodus limfatik aksila. Tumor lalu dapat bermetastasis ke
27
bagian lain yang jauh, termasuk paru-paru, liver, tulang, dan otak.
Penemuan kanker payudara pada nodus limfatik aksila adalah indikator
kemampuan tumor untuk potensi penyebaran jauh dan tidak hanya
pertumbuhan ke bagian sekitar yang berdekatan dengan payudara.
Kebanyakan kanker payudara primer adalah adenokarsinoma yang berlokasi
pada kuadran atas luar dari payudara (Black & Hawks, 2009).
Menurut Sukarja, 2009 (dalam Yunus, Y. 2014) transformasi Selsel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi
tidak
semua
karsinogen.
sel
memiliki
Karsinogen
kepekaan
harus
yang
merupakan
sama
terhadap
mutagen
yang
suatu
dapat
faktor
untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
Menurut
Sukardja,
2000
apabila
28
G.
Manifestasi Klinis
Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di
rasakan pada stadium dini menyebabkan bayak penderita yang berobat
dalam kondisi stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan
dan semakin kecil peluang untuk di sembuhkan. Bila kanker payudara dapat
di ketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan (Ramli
M, 2013).
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut semakin
banyak , seperti:
1.
2.
3.
Bentuk, ukuran, berat salah satu payudara berubah bentuk karena terjadi
pembengkakan.
4.
5.
6.
Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita
yang tidak sedang hamil.
7.
Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah
diobati.
8.
Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau dorange) akibat dari
neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan
piting kulit.
H.
Komplikasi
Karsinoma inflamasi adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi
kira-kira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip
dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan
nyeri. Karsinoma ini menginvasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang
29
paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (Price &
Wilson, 2006).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung ke
jaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah
dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh,
integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya
tersebut pengalaman operatif dibagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif,
intraoperatif dan postoperatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh
dan memicu respon neuron endokrin respon terdiri dari sistem saraf simpati
yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap
sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme
kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syok akan terjadi. Anestesi
tertentu yang dipakai dapat menimbulkan terjadinya syok (Price & Wilson,
2006).
Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di
metabolism untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk
menyajikan suplai asam amino yang dipakai untuk membangun jaringan
baru. Intake protein yang diperlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk
keperluan penyembuhan danmengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal
(Price & Wilson, 2006).
I.
Pemeriksaan Penunjang
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai
pemeriksaan, misalnya dengan menggunakan prosedur pemeriksaan berupa
thermografi payudara, mamografi , biopsi payudara, duktografi , dan
ultrasonography (USG) payudara (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
1. Thermografi payudara
Merupakan prosedur diagnosis yang didasarkan pada level kimia
dan aktivitas pembuluh darah pada payudara dalam melakukan deteksi
secara dini dari keberadaan sel kanker payudara. Thermografi payudara
sangat sensitif dalam menggambarkan perubahan temperatur dan
pembuluh darah yang menjadi tanda keberadaan sel abnormal pada
30
payudara, namun apabila terlambat, yaitu pada usia > 50 tahun, dan
menarche dini, yaitu usia pertama kali mengalami menstruasi < 12 tahun
juga merupakan faktor risiko dari kanker payudara (Depkes RI, 2014).
2. Mammography
Suatu
pencitraan
khusus
untuk
memeriksa
payudara
31
(Irianto,Koes
2009).
Mamography diagnostic. Prosedur mamography diagnostic digunakan
untuk evaluasi pasien dalam kelainan pemeriksaan klinis, seperti
pembengkakn payudara yang ditemukan oleh pasien atau dokter.
Manoography diagnostik juga dilakukan jika ditemukan hasil
manography abnormal untuk menilai lebih jauh area yang dicurigai
pada pemriksaan mamography skrenning. (Irianto,Koes 2009).
a. Persiapan pemeriksaan mamography
Berkonsultasi dengan dokter : sebelum penjadwalan untuk
pemeriksaan mamography, pasien mendiskusikan dengan dokter
tentang kelainan dipayudara. Informasikan kepada dokter mengenai
pembedahan sebelumnya, penggunaan hormon, riwayat kanker
payudara
dalam
kelurga
dan
informasi
terkaitannya.
Selalu
32
b. Pemeriksaan memmografi
Pada umumnya mamografi dilakukan pada pasien rawat jalan.
Selama
pemerikasaan
mamografi,
seorang
radiografer
akan
yang
33
diperlukan
telah
dibuat.
Proses
pemeriksaan
mamografi
Sumber :
Gambar. 10 kanker payudara
Sumber:
https://kankerpayudara.files.wordpress.com/2008/04/breastbenign.gif
34
3. Duktografi
merupakan bagian dari pemeriksaan mamografi yang dapat
membantu memperlihatkan keadaan saluran susu pada payudara.
Perempuan yang mengalami kelainan payudara berupa putting yang
mengeluarkan cairan tidak normal disarankan untuk melakukan
pemeriksaan ini. (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
4. Biopsi
Merupakan sebuah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan
mengambil sebagian kecil jaringan payudara untuk mengetahui ada
tidaknya sel kanker pada payudara, serta tingkat keganasan dari sel kanker
tersebut. Pengambilan sebagian kecil jaringan pada payudara dilakukan
dengan menggunakan jarum khusus yang dimasukan ke dalam payudara.
(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
5. Ultrasonography (USG)
Payudara umumnya digunakan untuk melakukan pemeriksaan atas
ketidaknormalan pada payudara, misalnya kista payudara, serta bentuk
kista tersebut. Pemeriksaan USG payudara sebaiknya dilakukan bersama
dengan mamografi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat pada kelainan
payudara (Rumah Sakit Kanker Dharmais, 2002).
Umumya digunakan linear array transduser 7.5-10 MHz dengan
operator yang harus mempunyai pengetahuan pemeriksaan USG dan
mamografi yang baik dan benar. Pada pemeriksaan penderita terlentang
dengan lengan diangkat keatas dan diletakkan dibawah kepala, kemudian
dilakukan pemeriksaan secara sistematis sesuai arah jarum jam sampai
daerah aksila dan dilakukan tindakan kompresi dan non kompresi apabila
terdapat lesi kanker payudara (Amalia, 2009).
Indikasi USG payudara adalah :
a. Payudara yang padat pada mamografi.
b. Digunakan untuk pemeriksaan payudara wanita hamil, menyusui dan
remaja.
35
dengan
mutasi
genetik
BRCA1
atau
BRCA2
harus
36
Penatalaksanaan
1.
Non farmakologi
a.
Mastektomi
Mastektomi
(mastectomy)
adalah
pembedahan
yang
breast-conserving
therapy
(BCT)
atau
terapi
Usia
2.
3.
Status menopause
4.
Dimensi tumor
5.
6.
7.
8.
37
peluang
kembalinya
(kambuhnya)
kanker
kedua
payudara
ini
disebut
double
Mastektomi Radikal
Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari
tumor, seluruh kelenjar mammae, m. pektoralis mayor dan
minor dan jaringan limfatik, lemak subskapular. (McPhee,
Stephen J, 2007)
Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif namun
merupakan bentuk mastektomi yang lebih ekstrim ,saat ini
jarang dilakukan.(McPhee, Stephen J, 2007)
pektoralis
mayor
dan
minor.
MRM
38
Mastektomi Simple/Total
Hanya
membuang seluruh
kelenjar
mammae
tanpa
39
Mastektomi segmental/parsial
Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan
operasi konversi mammae. Biasanya dibuat insisi dua terpisah
di mammae normal dan aksila. Bartujuan mereseksi sebagian
jaringan kelenjar mammae normal di tepitumor.(McPhee,
Stephen J, 2007)
parsial
merupakan
breast-conserving
40
a. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada
prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak
jaringan payudara dibandingkan dengan lumpektomi. (McPhee,
Stephen J, 2007)
Gambar. 15 Quandrantectomy
(McPhee, Stephen J, 2007)
Lumpectomy atau sayatan lebar
-
Merupakan
pembedahan
untuk
mengangkat
tumor
41
Gambar. 16 lumpectomy
(Sumber: McPhee, Stephen J, 2007)
b. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada
penyebaransecara
sistemik
dan
juga
dipakai
sebagai
terapi
Kemoterapipra-operasi
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan
kemoterapi intra-arterial.(McPhee, Stephen J, 2007)
yang
diberikan
adalah
CMF
(kombinasi
42
pada
perempuan
usia
pramenopause,sedangkan
pada
Kemoterapi paliatif
dapat diberikan pada pasien yang telah menderita
metastasis secara sistemik. Obat yang dipakai secara
kombinasi, antara lain CMF, VA (vinkristin dan adriamisin)
atau
FAC
(5-fluorourasil,
adriamisin
dan
c. Radioterapi
Radioterapi murnikuratif
Radio terapi murni terhadap kanker mammae terutama
digunakan untuk pasien dengan kontra indikasi atau menolak
operasi.(McPhee, Stephen J, 2007)
Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi
radioterapi
praoperasi
dan
pascaoperasi.
Radio
terapi
43
Radioterapipaliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan
rekurensi dan metastasis.(McPhee, Stephen J, 2007)
2.
Farmakologi
a. Prinsip terapi sistemik (1)
Regimen Kemoterapi
o Kemoterapi yang diberikan dapat berupa obat tunggal
atau berupa gabungan beberapa kombinasi obat
kemoterapi.
o Kemoterapi
diberikan
secara
bertahap,
biasanya
pemeriksaan
imunohistokimia
memberikan
100 mg/m2
500 mg/m2
Hari 1&8
50 mg/m2 IV
Hari 1&8
500 mg/m2 IV
Hari 1&8
Methotrexate
5 fluoro-uracil
Interval 3-4 minggu,
6 siklus
44
2. CAF
Cyclophospamide
Doxorubin
5 fluro uracil
Interval 3 minggu/ 21
500 mg/m2
Hari 1
50 mg/m2
Hari 1
500 mg/m2
Hari 1
500 mg/m2
Hari 1
70 mg/m2
Hari 1
500 mg/m2
Hari 1
hari, 6 siklus
3. CEF
Cyclophospmide
Epirubicin
5 fluoro uracil
Interval 3 minggu/21
hari, 6 siklus
(Kemenkes, RI 2015)
Regimen Kemoterapi
80 mg/m2
Hari 1
600 mg/m2
Hari 1
170 mg/m2
Hari 1
5. TA (kombinasi taxaneDoxorubicin
Paclitaxel
Doxorubin
45
atau
90 mg/m2
Hari 1
90 mg/m2
Hari 1
90 mg/m2
Hari 1
75 mg/m2, IV
Hari 1
Docetaxol
doxorubin
Interval 3 minggu/ 21
hari, 4 siklus
6. ACT
TC
Cisplatin
Docetaxol
Hari 1
hari, 6 siklus
(Kemenkes, RI 2015)
dalam
menentukan
pilihan
kemo
atau
46
o Pada kasus kanker dengan luminal A (ER+, PR+ Her2) pilihan terapi ajuvan utamanya adalah hormonal
bukan kemoterapi.
o Kemoterai tidak lebih baik dari hormonal terapi
o Pilihan
terapi
tamoxifen
sebaiknya
didahulukan
A.
47
1.
Keluhan Utama
Pada anamnesa ditanyakan keluhan di payudara.
Keluhan dapat berupa adanya benjolan di payudara, kecepatan
tumbuhnya, rasa sakit yang berhubungan dengan menstruasi,
cairan keluar dari puting, berdarah atau tidak, puting retraksi,
meninggi atau melipat, perubahan kulit di payudara, borok atau
ulserasi, benjolan dan rasa sakit di ketiak, edema lengan, (Sari,
K. 2012).
2.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Setelah keluhan utama dari penyakit kanker payudara,
dilanjutkan
menggunakan
anamnesis
tujuh
butir
secara
mutiara
sistematis
anamnesis,
dengan
yaitu,
48
payudara
non-kanker,
menarke
(menstruasi
3.
4.
Data Psikologi
Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di
rawat di rumah sakit, harapan klien terhadap penyakitnya dapat
segera sembuh setelah diobati, dukungan dari keluarga baik
49
5.
Data Spiritual
Biasanya pelaksaanaan ibadah klien selama sakit
tertinggal dan agak terganggu di bandingkan dengan sehat rutin
dan rajin beribadah, pandangan klien terhadap penyakit tetap
optimis selama segala penyakit ada obatnya (Nugroho, Taufan.,
2011).
2. Pemeriksaan fisik
a.
b.
Kepala
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau
alopesia karna pengaruh kemoterapi, kulit kepala tidak tampak
bersih.
c.
Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya
pernafasan cuping hidung yang disebabkan klien sesak nafas
terutama pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paruparu.
d.
Leher
Lakukan palpasi untuk mencari limfadenopati aksilaris
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
e.
50
akan
terdengar
vesikuler
(bunyi
51
3. Stadium 3A
Biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan
yang disebabkan oleh pembengkakan tumor yang sudah meluas
dalam payudara besar tumor 5-10 cm (Nugroho, Taufan., 2011).
Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan
karena kanker belum bermetastase ke organ lain (Nugroho,
Taufan., 2011).
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena
kanker belum metastase (Nugroho, Taufan., 2011).
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir
seluruh lapangan paru dan inspirasi yang lebih panjang, lebih
keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan bronkovesikuler
yaitu pada daerah suprasternal, interscapula: campuran antara
element vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak
ada, seperti : Ronchi (+) dan wheezing (-) (Nugroho, Taufan.,
2011).
4. Stadium 3B
Bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan dan kanker sudah melebar ke
seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada,
tulang rusuk, dan otot dada (Nugroho, Taufan., 2011).
Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan
karena kanker belum bermetastase keorgan lain seperti tulang
rusuk, dinding dada dan otot dada (Nugroho, Taufan., 2011).
Biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan
pada infiltrate paru dimana parenkim paru lebih padat /
mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru paien
yang disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan
disebut dengan efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada
organ paru. Biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu
ekspirasi lebih panjang, lebih keras nadanya lebih tinggi dari
pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan
52
f.
Mammae (Payudara)
Inspkesi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara,
apakah terdapat edema (peau dorange), retraksi kulit atau puting
susu, dan eritema (Sathiaseelan P, 2012). Biasanya ada benjolan
53
ukuran,
konsistensi,
terfiksir
dan
supra
klavikula),
konsistensi
(keras,
kenyal,
54
55
1. Analisa Data
Tabel. 3 Analisa Data Berdasarkan Teori
Data
(Subjektif-Objektif)
Etiologi
Masalah keperawatan
Pre Operatif
DS :
Faktor Genetika
Nyeri Kronis
DS :
Klien mengatakan, nyeri pada
payudaranya.
DO :
-
Aktivasi Onkogen
56
KARSINOGEN
PROMOSI
57
KARSINOMA MAMMAE
Infiltrasi sel kejaringan sekitarnya
Hiperplasia sel-sel
58
NYERI KRONIS
DS :
Risiko infeksi
KARSINOMA MAMMAE
59
Penurunan Albumin
DS :
KARSINOMA MAMMAE
Ansietas
Takikardi
Takipnea
Respon Cemas
ANSIETAS
60
DS :
-
Karsinoma mamae
pasien merasa khawatir dengan
benjolan yang semakin
membesar
Defisit pengetahuan
DO :
-
61
Deficit pengetahuan
Post Operatif
Ds :
KARSINOMA MAMMAE
Kerusakan integritas
Do :
Non Pembedahan
-
Kemoterapi
Obat-obat kemoterapi
menghambat sinteis DNA sel kanker dan
sel-sel yang aktif membelah
Deskuamasi kulit
62
Pembedahan
Nyeri akut
RR meningkat
Mastektomi
Luka insisi
Prostaglandin
Aktifasi nosiseptor
Mekanisme neurotransmiter
63
Potensial aksi
Proses konduksi
Sampai ke kornudorsalis
Melalui medulaspinalis
Diteruskan keotak
Nyeri akut
64
DS :
KARSINOMA MAMMAE
Risiko infeksi
DO :
Non Pembedahan
-
Terpasang drainase
Kemoterapi
65
RISIKO INFEKSI
Ds :
KARSINOMA MAMMAE
Do :
Non Pembedahan
-
Kemoterapi
terjadi pembengkakan.
-
Pembesaran
kelenjar
getah
66
Bentuk
atau
arah
puting
limfatik
sehingga
67
2.
Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operatif
a. Nyeri Kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor.
b. Risiko infeksi dengan faktor resiko supresi respon inflamasi.
c. Ansietas berhubungan dengan pre op.
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
2. Post Operatif
a. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pembedahan).
c. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan.
d. Gangguan body image berhubungan dengan penyakit
68
Diagnosa keperawatan
Noc
Nic
Pre op
1.
Nyeri kronis
Setelah
dilakukan
1.
teknik relaksasi.
2.
menggunakan
manajemen nyeri.
3.
69
c. N : 60-100
1.
Risiko infeksi
Setelah
dilakukan
klien
terhindar
dari
1.
2.
Bersihkan
luka
kedaerah
yang
Infectious process :
3.
infeksi.
dapat
menyebabkan
dengan
meminimalkan
memperaktikan
4.
perubahan aktifitas.
mampu
bersih
kotor
3.
yang
yang
dari
cuci
1. Diskusikan
terapi
pilihan
pengobatan.
2. identifikasi perubahan kondisi fisik
pasien
3. Identifikasi pengetahuan klien tentang
kondisi saat ini
70
3.
Ansietas
Setelah
dilakukan
klien
tidak
cemas
1. Identifikasi
tingkat
kecemasan klien.
2. Identifikasi
Anxiety level :
situasi
yang
memicu
kecemasan.
perubahan
informasi
tentang
kecemasan.
1.
Monitor
status
tekanan
darah,
nadi,suhu,respirasi.
2. Observasi denyut jantung.
3. Identifikasi
penyebab
terjadinya
Defisit pengetahuan
Setelah
dilakukan
pengetahuan
klien
1. Tentukan
tentang
pengetahuan
71
Knowledge deficien :
Mengetahui
pendidikan kesehatan.
tentang
cancer
3. Identifikasi
faktor
internal
atau
management.
Mengetahui tentang manajemen
atau
mengurangi
motivasi
untuk
perilaku sehat
nyeri
Post Op
1.
Kerusakan
berhubungan
sirkulasi
integritas
dengan
jaringan Setelah
dilakukan
integritas
kulit
membaik :
1. Merespon obat
2. Pemulihan luka meningkat
klien
1. Identifikasi
perkembangan
faktor
resiko
kanker
payudara
usia
menapouse,
menarche,
riwayat
usia
keluarga,
72
karakteristik
payudara
Instruksikan
pada
klien
dan
dilakukan
lebih sering.
nyeri
73
RR : 16-24
N : 60-100
3.
dilakukan
resiko
infeksi
dapat
dihindari :
infeksi
salin.
menghindari
ketegangan
prsedur
perawatan
74
luka.
Dokumentasi
lokasi,
ukuran
dan
karakteristik luka.
4.
dilakukan
tindakan
Klien
mampu
menyesuikan
psikologis
sistem pendukung.
-
respon
Identifikasi
tujuan bersama.
-
Libatkan
kelurga,
teman-teman
saudara
klien
dan
dalam
75
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A.
Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
: Ny. K
Umur
: 45 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku Bangsa
: Jawa
Pekerjaan
: Pekerja
Ruangan
2. Keluhan Utama
Ny. K mengeluh, merasakan benjolan di payudara kirinya
selama 1-2 bulan terakhir.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. K mengatakan, Pada awal 2 bulan lalu, saya merasakan ada
benjolan kecil sebesar biji kacang tanah saat meraba payudara kiri. Pada
2 minggu yang lalu, benjolan tersebut membesar sebesar kelereng yang
terkadang dirasakan sedikit nyeri disekitarnya saat melakukan aktifitas
berat di tangan kiri.
76
terakhir, ASI nya hanya keluar pada sebelah payudara yang kanan dan
sering bengkak. Saat bengkak, saya mengompres dengan air dingin dan
hangat serta minum jamu. Kondisi tersebut berakhir setelah saya tidak
lagi menyusui anak terakhir pada usia 15 bulan. Saya telah
memeriksakan payudara saya ke puskesmas dan hanya diberi obat
nyeri. Dua hari yang lalu, saya datang ke poliklinik RS X untuk
memeriksakan kembali kondisi dan berkonsultasi dengan dokter.
77
B.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tidak terdapat data dalam kasus.
b. Tanda-tanda Vital
Tidak terdapat data dalam kasus.
c. Payudara
Hasil pemeriksaan dokter saat itu dikatakan benjolan bulat tetap
dengan batas tidak teratur teraba di kuadran luar atas dari payudara kiri
pada arah jam 02:00. Adanya edema aksila kiri. Bentuk payudara
simetri, payudara tanpa kerutan atau nipple discharge.
d. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan mammogram diagnostik dan biopsi aspirasi
hari ini belum ada.
Jika hasil laboratorium telah ada, Ny. K akan dilakukan
lumpectomy dengan diseksi kelenjar getah bening (parsial mastektomi).
Sebuah Drain Jackson-Pratt (JP) akan ditempatkan pasca operasi.
C. Penatalaksanaan
1. Pre Operatif
Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Lafci, Digdem dan
Oztunc, Gursel., pada tahun 2015 yang berjudul The Effect of Music on The
78
79
kantong bagian depan menjadi tempat penampungan drainase (Cho & Paek
2006, Cho et al., 2008). Secara keseluruhan, gaun menawarkan penampilan
estetika yang baik sebagai baju tidur, baju rumah sakit dan menjaga privasi
pasien bila menggunakan sistem drainase, (Cho, Ho Soon Michelle, et.al.
2015).
Manfaat dari Papilla Gown antara lain memberikan privasi yang
baik mengenai baju rumah sakit, terdapat saku baju sebagai pengamanan
drains tanpa menggunakan pin, panjang gaun sampai kelutut, terbuat dari
100% bahan katun, mengurangi ansietas dan mengurangi rasa nyeri jika
kemungkinan selang drains tertarik, nyaman, lengan dapat bergerak,
terdapat varian warna dan ukuran, gaun dapat digunakan untuk tidur
ataupun bersantai setelah drains dilepas, (Cho, Ho Soon Michelle, et.al.
2015)
manfaat
penggunaan
Papilla
Gown
setelah
operasi
80
81
82
83
1.
Analisa Data
Tabel. 5 Analisa Data Berdasarkan Kasus
Data-data
Etiologi
Masalah Keperawatan
(Sunjektif-Objektif)
DS :
Pembedahan
Nyeri akut
Mastektomi
Luka insisi
kirinya.
DO :
Hasil pemeriksaan dikatakan
benjolan bulat tetap dengan batas
Prostaglandin
84
Aktifasi nosiseptor
jam 2: 00.
Adanya edema aksila kiri.
Mekanisme neurotransmiter
Potensial aksi
Proses konduksi
Sampai ke kornudorsalis
Melalui medulaspinalis
Diteruskan keotak
85
Nyeri akut
DS :
Klien mengatakan, mau pulang dulu
Risiko infeksi
KARSINOMA MAMMAE
DO :
Jika hasil laboratorium telah ada
Penurunan Albumin
86
DS :
KARSINOMA MAMMAE
Ansietas
Respon Cemas
ANSIETAS
87
DS :
Karsinoma mamae
Deficit pengetahuan
Deficit pengetahuan
88
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis (Neoplasma).
2. Risiko infeksi berhubungan dengan infiltrasi tumor.
3. Ansietas berhubungan dengan pre oprati.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
89
Diagnosa
NOC
Nyeri akut
berhubungan dengan
keperawtan selama 4 x 24
NIC
Rasional
Pain management
1. Monitor
penilaian
seperti
lokasi,
durasi
karakteristik,
frekuensi,kualitas,
ketidaknyamanan klien
klien rasakan
(1-10)
secara efektif.
Pain Level :
3. Kolaborasi
prilaku klien
dokter
farmakologi
Mengontrol nyeri
Tidak meringis
secara kontroler.
4. Ajarkan
penggunaan
menggunakan obat
90
Tidak gelisah
nonfarmaklogi
hipnosis,
relaksasi,
terapi
peningkatkan
kenyamanan klien
mempengaruhi
respon
suhu
kmar,
2.
keperawatan selama 3 x 24
tumor
Infection control
1. Instrusikan
Infection control
klien
mengidentifikasi
1. Meningkatkan
terjadinya faktor
tangan
yang
sesuai
langkah.
2. Ajarkan klien dan kelurga
untuk
Dapat
untuk
bagaimana
menghindari infeksi.
3. Bantu
klien
untuk
2. Mencegah
terjadiny infeksi
yang berlanjut
91
potensial resiko
mempersiapkan
Dapat memonitor
yang
status kesehatan
kecemasan yang
umum
atau pembedahan.
Dapat mengetahui
akan
daerah
dilakukan
pengetahuan riwayat
keluarga
Dapat berpartisipasi
melaporkannya.
3. Mengurangi
harus
obat
antibotik
4. Mencegah
terjadinya
komplikasi dari
infeksi yang terjadi
opertatif
keperawatan selama 2 x 24
Anxiety Reduction
Anxiety Reduction
4. Monitor
status
nadi,suhu,respirasi
tekanan
darah,
1. Mengetahui
adanya perubahan
92
kriteria hasil:
hemodinamik yang
terjadi pada klien
Dapat
mendeskripsikan
proses penyakit
Dapat
mendeskripsikan dari
faktor penyebab
penyakit
Dapat
2. Mengetahui
5. identifikasi
perubahan
tingkat
kecemasan klien
kecemasan yang
adanya status
terjadi
3. Mengetahui
pasien
mengambil keputusan
untuk
penyebab yang
memicu terjadinya
kecemasan
4. Memberi kepastian
mendeskripsikan
dalam memberi
tindakan invasif
penyakit
Knowledge : treatment
procedure
Dapat menjelaskan
prosedur tindakan
93
Dapat menjelaskan
tujuan tindakan
Merunjukan sikap
dan tindakan yang
mendukung prosedur
tindakan
4.
Defisit pengetahuan
b.d kurangnya
keperawatan selama 2 x 24
informasi
Dapat meningkatkan
perilaku kesehatan
Pengelolaan strategi
Health education
Health education
gaya
hidup
dan
1. Mengetahui sejauh
mana pengetahuan
klien tentang hidup
sehat
5. Identifikasi
tujuan
tentang
94
stress
penyebab
Dapat mengelola
strategi stress
terjadinya prilaku
sehat pada klien.
6. Identifikasi faktor internal atau
eksternal
yang
dapat
(Bluechek, G. M. Et al. 2014, Herdman, T. Heather. 2014, Moorhead, sue, et al. 2014)
95
96
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ca mammae (kanker payudara) adalah tumor ganas yang berasal dari
kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan
penunjangnya yang tumbuh infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase.
Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk terkena kanker payudara,
walaupun wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Olehkarena itu, sangat
diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri denganSADARI,
memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle.
B.
Saran
1.
Bagi Masyarakat
Bagi setiap wanita dan laki-laki hendaknya menjaga kesehatan
dengan mengurangi atau menjauhi faktor risiko yang bisa menyebabkan
ca mammae dan menjaga/memperbaiki pola makan/gizi serta gaya
hidup.Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini, sebab kebanyakan
kanker payudara berkembang dalam jangka waktu yang lama, dan
sering kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala pada
stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan protektif ini
hendaknya ada kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan
pemerintah serta komponen lainnya demi menurunkan prevalensi di
Indonesia mengingat kemungkinan keciluntuk sembuh total jika sudah
terkena penyakit ini.
2.
Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan sebagi media untuk menerapkan teori-teori
keperawatan mengenai ca mammae yang telah didapatkan untuk
diberikan pada klien dengan ca mammae.
97
3.
keperawatan
maternitas
yang
mempelajari
kesehatan
98
Faktor Hormonal
(Endokrin)
Faktor Lingkungan
Menggunakan
kontrasepsi oral (KO)
Pemajanan lama
terhadap Radiasi
Perubahan siklus
menstruasi ovulatorik
Ketidakseimbangan
hormonal
Merusak mitokondria
sel P45O
Peningkatan reseptor
estrogen dan progesteron
Bersifat
karsinogenik
Peningkatan produksi
aromatase
Multiplikasi dan
migrasi sel kanker
Aktivasi Onkogen
Multiplikasi dan
migrasi sel kanker
Peningkatan karsinogenesis
dan kanker payudara
Kelebihan estrogen
endogen
Peningkatan kadar
aromatase
Peningkatan kadar
androstenedion dan testosteron
Mengubah menjadi
estrogen esteron
Kemudian menjadi
estradiol
Perkembangan jaringan
stroma payudara
Pertumbuhan sistem
duktus yang luas
Merangsang reseptor
hormon di sel kanker dan
GF autokrin
Peningkatan
perkembangan tumor
secara progresif
Peningkatan estrogen
dan endogen
Peningkatan produksi
epitel
Aktivasi onkogen
Peningkatan perkembangan
tumor secara progresif
KARSINOGEN
Kerusakan dan transformasi
proonkogen dan supressor gen
Perubahan dalam cetakan
protein nukleat
Terbentuk protein nukleat
yang abnormal
Terjadi kekeliruan
transripsi dan tranlasi gen
INISIASI
PROMOSI
PROGRESI
Karsinogen bereaksi
dengan DNA
Peningkatan reaksi
karsinogen
Mutasi di dalam
genom sel
Adanya promotor
TPA dan RPA
Inaktivasi gen
supresor kanker
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit
KARSINOMA
MAMMAE
Mempengaruhi kondisi
psikologi emosional
1
Penanganan Ca
Mammae
Respon Cemas
ANSIETAS
Deficit pengetahuan
Infiltrasi pada
Aliran O2 ke
seluruh tubuh
Hipermetabolik
Pemecahan
sumber energi
berlebih terutama
protein
Albumin
membran basal
Metabolisme
anaeorob
Zat-zat
pembentuk
antibodi
Sistem imun
Pembengkakan
kelenjar getah
bening di aksila
Aliran limfe
tersumbat di
ekstremitas atas
Hiperplasia sel-sel
Metastase ke
organ sekitar
Ke paru-paru
Infiltrasi tumor ke
jaringan paru
Edema pada
tangan
Klien malu
dengan
kondisinya
Gangguan
ekspansi paru
Adaptasi tubuh:
hiperventilasi
Mendesak
pembuluh darah
Tumor semakin
kulit payudara
membesar
Perfusi ke kulit
Mendesak ujung-ujung
sekitar payudara
saraf bebas
Ulkus
Nyeri hingga
Berat badan
GANGGUAN
CITRA TUBUH
RISIKO INFEKSI
bertahun-tahun
POLA NAFAS
TIDAK EFEKTIF
Terbukanya KERUSAKAN
barrier tubuh
INTEGRITAS
KULIT
NYERI
KRONIS
Penanganan Ca.
1
mammae
Pembedahan
Masektomi parsial
Terdapat luka
operasi
Non Pembedahan
Masektomi total
Pengangkatan tumor
dan payudara
Klien hidup
dengan 1 atau
tanpa payudara
Luka insisi
NYERI
AKUT
Pelepasan mediator
kimia
Dipersepsikan
Nyeri
Prostaglandin
Kemoterapi
Obat-obat kemoterapi
menghambat sinteis
DNA sel kanker dan selsel yang aktif membelah
Ke korteks serabut
sebagai intensitas nyeri
Aktivasi nosiseptor
Barrier pertahanan
tubuh terbuka
Perawatan tidak
adekuat
RISIKO
INFEKSI
Diteruskan ke otak
Klien malu dengan
keadaan tubuhnya
GANGGUAN
CITRA TUBUH
Mekanisme
neurotransmiter
Impuls serabut saraf
afferen
Potensial aksi
Melalui medula
spinalis
Kornu dorsalis
Supresi sumsum
tulang
Rambut menjadi
rapuh &
pertumbuhan
terhambat
Mempengaruhi mukosa
lambung
Lambung stres
Produksi
leukosit
menurun
Produksi
RBC
menurun
Produksi
trombosit
menurun
Rambut menjadi
rontok bahkan
sampai botak
KERUSAKAN
INTEGRITAS
KULIT
Mempengaruhi pusat
mual muntah di
hipotalamus
Sistem
antibody
menurun
RISIKO
INFEKSI
GANGGUAN
CITRA TUBUH
Mempengaruhi lambung
untuk meningkatkan
produksi HCL