Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ASISTENSI

MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH

Dosen :
Lalu Muhammad Jaelani ST., MSc., PhD
Cherie Bhekti Pribadi ST., MT

Oleh:
Mutia Kamalia Mukhtar

3514100084

Jurusan Teknik Geomatika


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ph. 031-5929487

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Lalu Muhammad Jaelani ST., MSc., PhD. selaku dosen mata kuliah
Penginderaan Jauh.
2. Ibu Cherie Bhekti Pribadi ST., MT. selaku asisten dosen mata kuliah Penginderaan
Jauh.
3. Teman-teman yang membantu dalam proses penyelesaian laporan praktikum ini.

Penulis berharap laporan ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai mempertajam resolusi citra Landsat 8. Jika terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan ini mohon dimaafkan. Oleh sebab itu, Penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan laporan yang akan di buat berikutnya.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan juga dapat
berguna bagi penulis. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan laporan ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi perbaikan laporan ini.

Surabaya, 19 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Maksud dan Tujuan
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pansharpening
2.2 Citra Multispektral
2.3 Citra Pankromatik
BAB III PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum
3.3 Petunjuk Praktikum Pansharpening
BAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Citra Sebelum Pansharpening
4.2 Citra Sesudah Pansharpening
4.3 Analisa
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di bidang keilmuan geomatika memang difokuskan di bidang pemetaan. Berbagai
macam teknik digunakan untuk menghasilkan peta suatu daerah yang dikehendaki.
Mulai dari metode yang sederhana sampai teknologi yang sangat canggih pun
digunakan untuk mendapatkan gambaran suatu daerah sesuai keperluan. Salah satunya
yaitu dengan memperoleh peta dengan menggunakan citra satelit maupun foto udara.
Maka dari itu digunakan beberapa software untuk mengolah peta yang didapatkan
sesuai kebutuhan. Dalam praktikum kali ini, kami melakukan pengolahan citra hasil
satelit agar mudah untuk di analisa dan di interpretasikan. Maka dari itu dalam
pengolahan data kali ini software yang digunakan adalah adalah ENVI 5.1 yang
merupakan software yang digunakan untuk pengolahan data citra satelit karena dalam
pengoperasiannya cukup sederhana.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dalam melaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.

Pengenalan cara melakukan pansharpening.

b.

Mengetahui tentang mempertajam resolusi citra Landsat 8.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pansharpening
Salah satu opsi pembelian data original citra satelit yaitu berupa pembelian secara
bundle, dimana dengan opsi pembelian tersebut, kita menerima data original citra satelit
dalam moda pankromatik dan juga dalam moda multispektral.
Data original citra satelit dalam moda pankromatik mempunyai keunggulan dari
segi resolusi spasial yang lebih tinggi dibandingkan data original citra satelit dalam moda
multispektral, namun kelemahannya data tersebut mempunyai warna hitam putih, yang
menyulitkan kita dalam melakukan interpretasi terhadap objek yang terdapat pada data
citra satelit.
Berkebalikan dengan data original citra satelit dalam moda pankromatik, data
original citra satelit dalam moda multispektral mempunyai keunggulan dari jumlah bandnya yang lebih dari satu, sehingga memungkinkan untuk melakukan kombinasi band
yang hasilnya dapat berupa data citra satelit dalam tampilan warna natural (natural color)
maupun dalam tampilan warna yang tidak sebenarnya (false color), akan tetapi data citra
satelit ini mempunyai kelemahan berupa resolusi spasial yang lebih rendah dibandingkan
dengan data original citra satelit dalam moda pankromatik.
Salah satu metode untuk mendapatkan keunggulan dari masing masing moda
data citra satelit yaitu berupa penggunaan metode pansharpening. pansharpening
merupakan metode untuk menggabungkan keunggulan dari data original citra satelit
moda pankromatik berupa tingginya resolusi spasial dengan keunggulan dari data original
citra satelit dalam moda multispektral berupa banyaknya band yang tersemat, sehingga
nantinya didapatkan satu tampilan data citra satelit dengan resolusi spasial sesuai dengan
yang dipunyai data original citra satelit dalam moda pankromatik serta mempunyai
jumlah band yang sesuai dengan banyaknya jumlah band yang dimiliki data original citra
satelit dalam moda multispektral.
Sederhananya, pengertian dari metode pansharpening adalah sebagai berikut :

pansharpening : Data Citra Satelit Pankromatik dengan Resolusi Tinggi + Data Citra
Satelit Multispektral = Data Citra Satelit Multispektral dengan Resolusi Tinggi

2.2

Citra Multispektral
Citra multispectral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda
dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispectral
umumnya dibuat dengan saluran sempit. Dengan menggunakan sensor multispectral,
maka kenampakan yang diindera akan menghasilkan citra dengan berbagai saluran. Citra
dengan saluran yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kenampakan-kenampakan tertentu, karena saluran-saluran tersebut memiliki kepekaan
terhadap suatu kenampakan.
Sebuah gambar multispektral adalah salah satu yang menangkap data gambar
pada frekuensi tertentu di seluruh spektrum elektromagnetik . Panjang gelombang dapat
dipisahkan oleh filter atau dengan penggunaan instrumen yang sensitif terhadap panjang
gelombang tertentu, termasuk cahaya dari frekuensi di luar jangkauan cahaya tampak ,
seperti inframerah. Pencitraan spektral dapat memungkinkan ekstraksi informasi
tambahan mata manusia gagal untuk menangkap dengan yang reseptor untuk merah,
hijau dan biru . Ini pada awalnya dikembangkan untuk ruang berbasis pencitraan. Citra
multispektral adalah tipe utama dari gambar yang diperoleh oleh penginderaan jauh (RS)
radiometers .
Membagi spektrum dalam banyak band, multispektral adalah kebalikan dari
pankromatik , yang mencatat hanya intensitas total radiasi yang jatuh pada setiap pixel .
Biasanya, satelit memiliki tiga atau lebih radiometers ( Landsat memiliki tujuh). Masingmasing memperoleh satu gambar digital (dalam penginderaan jauh, disebut 'adegan') di
sebuah band kecil dari spektrum yang terlihat, mulai dari 0,7 pM sampai 0,4 pM, disebut
merah-hijau-biru (RGB) daerah, dan pergi ke panjang gelombang inframerah 0,7 pM
sampai 10 pM atau lebih, diklasifikasikan sebagai dekat inframerah (NIR), tengah
inframerah (MIR) dan far infrared (FIR atau termal).
Dalam kasus Landsat, tujuh adegan terdiri dari tujuh gambar-band multispektral.
pencitraan spektral dengan band-band yang lebih banyak, lebih halus resolusi spektral
atau cakupan spektral yang lebih luas dapat disebut itt atau ultraspectral.

2.3

Citra Pankromatik
Foto pankromatrik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata
mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata
manusia.

Pada

umumnya

digunakan

film sebagai

negatif dan kertas

sebagai

positifnya. Wujudnya seperti pada foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Rona pada
objek serupa dengan warna pada objek aslinya, karena kepekaan film sama dengan
kepekaan mata manusia, resolusi spasialnya halus, stabilitas dimensional tinggi, dan
foto pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang telah terbiasa
menggunakannya.
Foto Pankromatrik digunakan dalam berbagai bidang, sebagai berikut.

Di bidang pertanian, untuk pengenalan dan klasifikasi jenis tanaman, evaluasi kondisi
tanaman, dan perkiraan jumlah produksi tanaman,
Di bidang kehutanan, digunakan untuk identifikasi jenis pohon, perkiraan volume
kayu, dan perkembangan luas hutan,
Di bidang sumber daya air, digunakan untuk mendeteksi pencemaran air, evaluasi
kerusakan akibat banjir, agihan air tanah, dan air permukaan,
Di bidang perencanaan kota dan wilayah, digunakan untuk penafsiran jumlah dan agihan
penduduk, studi lalu lintas, studi kualitas perumahan, penentuan jalur transportasi, dan
pemilihan letak berbagai bangunan penting,
Penelitian ekologi hewan liar, berguna untuk mendeteksi habitat dan untuk
pencacahan jumlah populasinya, dan
Evaluasi dampak lingkungan.

BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Bahan

Laptop Asus S551L

Citra Landsat Kota Bandung


Tanggal : 16 September 2016

Software ENVI 5.1

3.2 Tempat dan Waktu Praktikum


Hari

: Selasa

Tanggal

: 18 Oktober 2016

Jam

: 14.00-15.00 BBWI

Tempat

: Laboratorium Geospasial Teknik Geomatika ITS

3.3 Petunjuk Praktikum


Berikut ini adalah cara untuk pempertajam citra Landsat 8 dengan metode
pansharpening:
1. Buka software ENVI 5.1

2. Pilih menu File lalu Open. Masukkan file yang memiliki file extention .MTL. Dan akan
muncul jendela Data Manager yang memuat data tentang band MultiSpectral,
Panchromatic, Cirrus, Thermal.

3. Pilih menu Image Sharpening di kolom Toolbox. Extend menu Image Sharpening dan
pilih Gram-Schmit Pan Sharpening.

4. Akan muncul jendela File Selection. Pilih band MultiSpectral untuk Low Spatial
MultiBand Resolution. Lalu pilih Spectral Subset dan pilih 3 Band (Blue, Green, Red).
Lalu OK.

5. Pilih band Panchromatic untuk High Spatial Pan Input Band.

6. Di jendela Pansharpening Parameters, ubah jenis sensor menjadi landsat8_oli, resampling


Bilinear, output format ENVI, lalu save.

BAB IV
HASIL DAN ANALISA

4.1

Citra sebelum Pansharpening

4.2

Citra Sesudah Pansharpening

4.3

Analisa

Pansharpening dengan menggabungkan citra multispectral dengan citra


pankromatik menghasilkan citra yang resolusi spasial nya lebih baik dari hanya citra
multispectral saja. Citra hasil pansharpening menghasilkan resolusi spasial 15 meter.
Pansharpening juga memudahkan kita dalam menginterpretasi peta. Dapat dilihat dari perbedaan
citra sebelum dan sesudah proses pansharpening. Citra pansharpening (kanan) terlihat lebih
zoom-ing dan lebih jelas daripada citra multispectral yang belum di pansharpening (kiri). Hal ini
menunjukkan bahwa proses pansharpening benar-benar dapat menghasilkan resolusi spasial yang
lebih tinggi dari sebelumnya.

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Pansharpening dengan menggabungkan citra multispectral dengan citra
pankromatik menghasilkan citra yang resolusi spasial nya lebih baik dari hanya citra
multispectral saja. Citra hasil pansharpening menghasilkan resolusi spasial 15 meter.
Pansharpening juga memudahkan kita dalam menginterpretasi peta. Dapat dilihat dari
perbedaan citra sebelum dan sesudah proses pansharpening. Citra pansharpening
(kanan) terlihat lebih zoom-ing dan lebih jelas daripada citra multispectral yang belum
di pansharpening (kiri). Hal ini menunjukkan bahwa proses pansharpening benarbenar dapat menghasilkan resolusi spasial yang lebih tinggi dari sebelumnya.

1.2

Saran
1. Dalam melakukan praktikum hendaknya mendengarkan penjelasan dari dosen
dengan baik.
2. Terus berlatih setiap hari agar lebih menguasai software.
3. Catat dan tanyakan pada dosen pembimbing apa yang tidak kita mengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Saripin, Ipin. 2003. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan:Sistem Penginderaan Jauh Satelit
Ldcm (Landsat-8) Buletin Teknik Pertanian Vol.8 No.2.

Sitanggang, Gokmaria. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem Penginderaan Jauh
Satelit Lcdm (Lansat-8) Peneliti Bidan Bangfaja. LAPAN.

https://citrasatelit.wordpress.com/2015/03/18/pansharpening/
Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori Dan Aplikasinya Dalam Bidang
Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai