2016
BAB I
GAMBARAN UMUM
1.1. Deskripsi Umum Kapal
Jenis Kapal
: Container Ship
Kecepatan Kapal
: 11,00 knot
Rute Perjalanan
Waktu Perjalanan
: 617 / Vs
: 617 / 11,00 = 56,09 jam
: 2,5 hari
(sumber : general arrangement)
2
Makassar
Kapasitas volume tangki kapal
= 44,053 m3
Semarang
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
Ukuran Utama Kapal
: 88,85 m
: 91,51 m
: 19,27
: 5,27
: 7,89
: 11,00
knot
: 0,78
: 0,79
: 2052,1 m2
LCB kapal
: 2,01
Volume displacement ()
: 6159,8
m3
Displacement ()
: 6313,8
ton
: 0,96
: Semarang - Makassar
(617 Seamiles)
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
Keterangan
Lambung kapal seluruhnya sesuai dengan persyaratan
dan peraturan konstruksi dari BKI atau badan
A90
Keterangan
Instalasi mesin dan semua instalasi yang tercakup
oleh klasifikasi memnuhi persyaratan peraturan
konstruksi BKI atau peraturan lain yang dianggap
A-SM
setara
Instalasi untuk kapal tanpa penggerak sendiri dan alat
apung memenuhi persyaratan peraturan BKI atau
SM
memenuhi
alat
apung
tidak
sepenuhnya
memenuhi
Berikutnya unsur terpenting dari sebuah kapal adalah notasi daerah pelayaran hal
ini untuk membatasi daerah pelayaran sesuai dengan konstruksi kapal yang telah
ditetapkan oleh BKI.
Tabel 1.4. Notasi daerah pelayaran
Hafidh Ivandri
21090113140073
Pelayaran
Samudra
2016
Keterangan
Daerah pelayaran tak terbatas untuk
Samudra
semua Samudra
Daerah pelayaran
terbatas
dengan
syarat
Asia
Tenggara,
Laut
Lokal
50
mil
laut,
serta
untuk
Tenang
kondisinya
Daerah pelayaran
untuk
perairan
Pedalaman
2016
1.3.5. Payload
Payload adalah kapasitas cargo atau penumpang yang dapat diangkut oleh kapal.
Berat payload diusahakan semaksimal mungkin agar dapat memuat muatan yang
banyak sehingga keuntungan yang diperoleh besar.
Berat payload didapat sebesar 24845,26 Ton. (data didapat dari TR 3)
1.3.6. Hubungan Antara DWT, LWT, Displacement, dan Payload
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
Hubungan antara DWT, LWT, dan Displacement adalah dapat dilihat pada
perumusan seperti di bawah ini:
DWT = LWT atau = DWT + LWT
Sehingga dari perumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa Displacement adalah
total penjumlahan dari DWT dan LWT.
Hubungan antara Payload dan DWT dapat dilihat dari perumusan Payload , yaitu:
Payload = DWT Wt
Dimana Wt adalah penjumlahan dari berat bahan bakar, berat berat minyak
pelumas, berat air tawar, berat kebutuhan makanan dan berat crew. Semakin besar nilai
dari DWT maka semakin besar pula berat dari Payload.
1.4.
Tahanan gesek ( Rv )
2.
Tahanan gelombang ( Rw )
3.
1
2
RT
= Rv + Rw + RCA
V 2 S TOT C F 1 k C A
RW
W
W
= ..V2.Cf.(1+k).Stot +
..V2. Stot. CA
=
dimana :
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
Stot
Cf
(1+k)
Rn
= Bilangan Reynold
VT .L
Rn
VT
= Kecepatan Percobaan
= 1,06 x Vs
= 1,06 x 5,6584
= 5,9979 m/sec
7,02 x91,51
1,1883.10 6
Rn
=
= 461.893.625,3808
0,075
(log 461.893.625,3808 2)2
Cf0
=
= 0,00169
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
Stot
= WSA + Sapp
dimana :
WSA
= 2052,1 m2
Sapp
= Skemudi + Sboss
S kemudi
TL
B
1 25
100
L
5,27 191,51
19,27
1 25
100
91,51
Skemudi
Skemudi
= 10.1688 m2
Sboss
= 0 m2
Sapp
= 10.1688 m2
Stot
= 2052.1 + 10.1688
= 2062.2688 m2
Sapp
Stot
Perhitungan (1+k)
B
0,93 0,4871 C
L
1, 0681
T
L
0 , 4611
LR
0,1216
L3
0 , 3649
1 Cp 0,6042
Dimana :
(1+k1) =
= Length of run
L.[
(1 Cp 0,06Cp.LCB)
]
(4.Cp 1)
=
Cp
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
91,51.[
LR
LR
= 12.9332 m
-25
-10
0
10
= 0
= 1
B
L
1,0681
T
L
0,4611
LR
= 0,1894
L3
= 0,2682
0,1216
= 1,2261
0 , 3649
= 5,8131
1 Cp 0,6042
= 2,5675
Sehingga :
(1+k1)
= 0,93+(0,4871x1x0,1894x0,2682x1,2261x5,8131x2,5675)
= 1,3827
(1+k2) merupakan Koefisien akibat pengaruh tonjolan pada lambung kapal di bawah
permukaan garis air
Harga (1+k2) ini ditunjukan oleh tabel.25 PNA Vol. II hal.92
Hafidh Ivandri
21090113140073
10
2016
S
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)]. PP
S tot
10.1688
(1 k ) (1,3827) [(7,6) (1,3827].
2062.2688
(1+k) = 1,3520
Rw
m Fn d m 2 Cos Fn 2
C1 C 2 C 3 e 1
W
Fn
Vt
gL
Dimana :
Fn
Fn
5.9979
9,8.91,51
= 0,2003
Untuk Fn 0,4
Fn
Vt
gL
C1
Hafidh Ivandri
21090113140073
= 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 iE)-1,3757
11
C4
C4
= 0,2296 (B/L)0,3333
C4
= B/L
C4
= 0,5 0,0625.(B/L)
B/L
Maka, C4
T B
2016
= B/L
C4
= 0,2106
C43.7861
= 0,002745
1.0796
= 0,2467
iE
90 iE 1,3757
C1
= 0,0037
= 2223105.C43,7861(T/B)1,0796(90 iE)-1,3757
= 2223105.(0,2106) 3,7861(5,27/19,27)1,0796.(0,0037)
= 5.6411
C2
AT
)
BTCm
C3
AT
8.21
1 0,8(
)
19,27.5,27.0,96
C3
=
= 0,9326
Hafidh Ivandri
21090113140073
= -0,9000
12
m1
= 0,01404
2016
1 / 3
L
B
4,7932 C 5
1,7525
T
L
L
C5
= 1,7301 0,7067.Cp
Cp
= 0,79
Untuk Cp 0,8
6159.81/3
91.51
19,27
0,01404
1,7525
4,7932
1,172
5.27
91.51
91.51
13,8673.(0,792)+ 6,9844. (0,793))
m1
= 1,1798
=
= -2,2888
e m1Fn
= 2,7183
= 2,7183(-2,054.4,1126)
= 0,0001
c6 .0,4.e 0,034.Fn
3 , 29
m2
= -0.0008
Fn-3,29 = 0,2003-3.29
= 198.3671
e 0,034Fn
3 , 2 9
= 0,0012
L3/ 512
c6
= -1,69385
c6
c6
= 0
L3/
= 124,4053
c6
= -1,69385
1,69385.0,4.e 0, 034.Fn
m2
m2
= -1,69385.0,4.0,0012
L3/> 1727
3 , 2 9
= -0,0008
Hafidh Ivandri
21090113140073
C5
13
= (8,0798. (0,79)
2016
= 1,446.Cp 0,03.L/B
Unt L/B 12
= 1,446.Cp 0,36
L/B
= 4.7488
= 0,9999
Cos (.Fn-2 )
= 0,9068
m2. cos(.Fn-2 )
= -0,0007
d
RW
C1 C 2 C 3 e m1 Fn m 2 cos Fn 2
W
= ..g
= -0,254
CA
= 0,00053822
R
1 2
V S tot C F (1 k ) C A W W
2
W
Rt
=
= 96.3457 kN
= Rt x Vt
EHP
= 95.4443.5.9979
EHP
= 572,4658 kW
EHP
EHP
= 778,3365 hp
Hafidh Ivandri
21090113140073
1 HP = 735,499 Watt
14
2016
B. Perhitungan SHP (Shaft Horse Power) dan DHP (Delivery Horse Power)
Untuk SHP dengan metode Holtrop harus ditentukan efisiensi propulsinya.
SHP
= EHP/Pc
Pc
= Propulsive coefiscient
Pc
= Hx R x O
= Hull efficiency
= Relative-rotative efficiency
= 1,012
0,6582
= H x O x R
= 1,1816 x 0,6582 x 1,012
Pc
= 0,7871
= EHP / Pc
= 1611,7085/ 0,7871
= 2047,7533hp
DHP
= SHP x 0.98
= 2047,7533 x 0.98
= 2006,7982 hp
= SHP + 3 % SHP
= 998,2500 + 3 % x 998,2500
= 1028.1975 hp 1100 hp
Hafidh Ivandri
21090113140073
15
2016
Koreksi untuk jalur pelayaran dalam negeri sebesar 15 25 % DHP( ITTC 1957)
BHP
BHP
= SHP + 25 % SHP
= 998,2500 + 25 % x 998,2500
Maintainability
Perawatan maupun perbaikan mesin yang mudah dengan biaya yang murah juga
perlu diperhatikan dalam memilih motor penggerak kapal (mesin induk). Hal ini
berakibat langsung terhadap biaya operasional kapal dan jumlah crew kapal.
Reliability
Keberadaan permesinan di pasaran dan mudah tidaknya memperoleh tipe mesin
tersebut merupakan faktor yang utama, karena mempengaruhi faktor yang lain.
Weigth Requirement
Berat permesinan sangat mempengaruhi kapasitas/jumlah muatan (full load) kapal,
khususnya pada kapal tanker yang kapasitas cargonya sangat tergantung dengan
sarat kapal.
Fuel Consumption
Mesin induk yang dipilih seharusnya memerlukan bahan bakar sehemat
mungkin/tidak boros karena bisa mengurangi biaya operasional kapal.
Hafidh Ivandri
21090113140073
16
2016
Kemampuan mesin saat beroperasi, baik pada saat kapal di pelabuhan dengan
kecepatan rendah maupun saat kapal berlayar dengan kecepatan penuh juga perlu
dipertimbangkan.
Reversing Capability
Kemampuan bermanuver dari mesin induk untuk menghentikan kapal maupun
membelokkan kapal berpengaruh terhadap olah gerak kapal sehingga mendapat
perhatian khusus. Hal ini terkait dengan tipe propeller yang dipakai.
Operating Personnel
Jumlah maupun crew yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin induk dan
kemampuan mengoperasikannya merupakan hal yang juga harus diperhatikan.
Costs
Biaya instalasi mesin maupun biaya operasionalnya merupakan faktor yang sangat
penting karena berpengaruh terhadap ekonomis kapal.
Rating Limitations
Sebagai pertimbangan lainnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.8. Engine speed classifications.
Specifications
Piston Speed
Shaft Speed
Low speed
Medium speed
High speed
[rpm]
1000 1200
1200 1800
1800 3000
[rpm]
100 514
700 1200
1800 4000
Tabel 1.9. Keuntungan dan kerugian mesin putaran rendah dan putaran tinggi.
Tinjauan
Putaran Rendah
Putaran Tinggi
Dimensi mesin
Besar
Kecil
Umur pemakaian
Lama
Cepat
komponen
Hafidh Ivandri
21090113140073
17
2016
Berat mesin
Berat
Ringan
Harga mesin
Mahal
Murah
Komsumsi bahan
Irit
Boros
bakar
Biaya operasional
Murah
Mahal
Murah
Mahal
: Caterpillar
Tipe Mesin
: C32 ACERT
Daya Mesin
: 1300 hp
RPM
: 2100 putaran/menit
Berat Mesin
: 3245 kg
Panjang
: 2284 mm
Lebar
: 1528 mm
Tinggi
: 1584 mm
Hafidh Ivandri
21090113140073
18
2016
Daun kemudi pada awalnya dibuat dari pelat tunggal dan penegar-penegar yang
dikeling pada bagian sisi pelat. Jenis kemudi ini sekarang sudah diganti dengan bentuk
kemudi pelat ganda, terutama pada kapal-kapal yang berukuran relative besar. Kemudi
pelat ganda terdiri atas lembaran pelat ganda dan didalamnya berongga, sehingga
membentuk suatu garis aliran yang baik (streamline), yang bentuk penampangnya
seperti sayap (foil).
Luas Kemudi :
Dari BKI vol II 2013 sec. 14 A.3 didapat rumus untuk menghitung luas daun
kemudi sebagai barikut:
A = C1 x C2 x C3 x C4 x (1,75 x L x T ) / 100
dimana: T
= 5,27 m
= 88,85 m
C1
C2
C3
C4
= 23% x A
= 23% x 8,20
= 1,886 m2
Hafidh Ivandri
21090113140073
19
2016
Tinggi kemudi
= 0,7 x T
= 0,7 x 5,27
= 3,689 m
Lebar Kemudi
= A/h
= 8,20 / 5,27
= 1,55 m
= A/h
= 1,886 / 3,689
= 0,511 m
Gaya Kemudi :
Dari BKI vol II 2013 sec. 14 B.1.1 diperoleh rumus untuk menghitung gaya
kemudi sebagai berikut:
Cr = 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
dimana:
A
Vo
K1
K1
= ( + 2)/3
dimana:
= c2/At
= 2,4025 / 8,20
= 0,29
K1
= (0,29 + 2)/3
= 0,76
K2
Hafidh Ivandri
21090113140073
20
2016
= 1,1
K3
Untuk koefisien berdasarkan letak kemudi untuk kemudi tepat dibelakang propeller
Kt
= 1 (normal)
Maka :
= 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
Cr
= 99537,504
= Cr x r (Nm)
dimana:
r = c( - kb) (m)
c
kb
= faktor balance
= A/A
= 1,886 / 8,20
= 0,23
Hafidh Ivandri
21090113140073
21
2016
maka:
Qr
= Cr x r
= 99537,504 x 0,665
= 66192,440 Nm
(mm)
Re H
kr
235
ReH
0.75
235
235
0.75
Dt 4,23 Qr / Kr
(mm)
Dt
= 169,89 mm 170 mm
(1984).
ITTC 1957.
PNA Vol II hal. 58 tabel X untuk suhu air laut ~ 15 o C
PNA Vol. II hal. 91, menentukan harga Cstern.
PNA Vol. II hal 92, menentukan harga (1 + k2) pada tabel 25.
Buku Marine Engineering, L. Harrington, Roy.
Rules BKI Vol. III tahun 2013 (Machinery).
1.6.Gearbox
Daya dan putaran mesin penggerak utama ini, direduksi oleh reduction gear (gear
box) dengan rasio yang bervariasi, sesuai dengan perencanaan pembuatan kapal tersebut.
Untuk mengetahui ratio dari gearbox, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Jenis pelumasan poros baling baling
Hafidh Ivandri
21090113140073
22
2016
: Wartsila Gears
: TCH 310
: 2 gear
: 800 25.000 kW
: 3100 Ca
: 1050 rpm
BAB II
HULL
2.1. Gambaran Umum
2.1.1. Perhitungan Jarak Gading Kapal
Jarak gading normal (ao) antara 0,2 L dibelakang FP sampai dengan sekat ceruk
buritan ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut (Reff: BKI vol. II 2013 Sec. 6
Chap. A. 2):
ao = 2,5L + 410 mm
dimana: L = 88,85 m
Hafidh Ivandri
21090113140073
23
2016
Jarak gading didepan sekat tubrukan dan dibelakang sekat ceruk buritan tidak boleh
lebih dari 600 mm. Jarak yang diambil 600 mm.
Jarak gading dikamar mesin diambil 600 mm.
2.1.2. Tinggi Dasar Ganda
Berdasarkan peraturan tinggi dasar ganda ditentukan dengan rumus (Reff: BKI
Vol II tahun 2013 Sec. 8 Chap. B. 1. 3):
HDB = B/20
= 19,27/20
= 0,9635 mm
h min
= 1000 mm diambil tinggi dasar ganda 1300 mm (dari tinggi center girder)
Tinggi double bottom dikamar mesin disesuaikan dengan peletakan untuk pondasi
mesin, pondasi mesin direncanakan setinggi 2,4 m.
2.2. Perencanaan Letak Sekat
2.2.1. Sekat Tubrukan (Collision Bulkhead)
Kapal dengan L 200 m jarak sekat tubrukannya tidak boleh kurang 0,05L dan tidak
boleh lebih 0,1L dari (FP). (Reff: BKI 2013 Vol. II, Sec. 11.A.2.1)
Minimum
Maksimum
= 20 jarak gading
= 20 x 0,60 m = 12 m.
24
2016
Tangki Ballast I
Tangki ballast I diletakkan di double bottom sepanjang 16 jarak gading
normal (a0) di antara gading no. 116 sampai dengan gading no. 127
Tangki Ballast II
Tangki ballast II diletakkan di double bottom sepanjang 16 jarak gading
normal (a0) di antara gading no. 93 sampai dengan gading no. 116
Tangki Ballast IV
Tangki ballast IV diletakkan di double bottom sepanjang 16 jarak gading
normal (a0) di antara gading no. 52 sampai dengan gading no. 73
Tangki Ballast V
Tangki ballast V diletakkan di double bottom sepanjang 16 jarak gading
normal (a0) di antara gading no. 40 sampai dengan gading no. 48
Hafidh Ivandri
21090113140073
25
2016
Tangki bahan bakar (Fuel Oil Tank) diletakkan di double bottom, panjang Fuel
Oil Tank adalah 5 jarak gading (ao= 0,625 m) [15,75 m], terletak pada gading no. 28
sampai gading no. 32
2.3.5. Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)
Tangki air tawar (Fresh Water Tank) diletakkan di belakang kamar mesin, panjang
Fresh Water Tank adalah 8 jarak gading (ao= 0,60 m) [4,2 m], terletak pada gading 1
sampai gading no. 8
2.3.6. Tangki Ceruk Buritan (Afterpeak Tank)
Tangki afterpeak tank diletakkan di bawah main deck sepanjang 5 jarak gading
normal (a0) di antara gading 1 sampai gading no. -3.
2.3.7. Tangki Ceruk Haluan (Forepeak Tank)
Tangki forepeak tank diletakkan di bawah main deck sepanjang 11 jarak gading
normal (a0) di antara gading no. 132 sampai gading no. 142
2.4.
Akomodasi
2.4.1. Jumlah Crew
Susunan Anak Buah Kapal
Master/kapten
I.
= 1 orang
Deck department
Chief Officer
= 1 orang
2nd Officer
= 1 orang
Radio officer
= 1 orang
Deck Crew
Hafidh Ivandri
21090113140073
Chief of deck
= 1 orang
26
2016
Purser
= 1 orang
Boatswain
= 1 orang
Quartermaster
= 1 orang
Seaman
= 1 orang
Medic
II.
= 1 orang
Engineering Department
Chief Engineer
= 1 orang
Engineer
= 1 orang
Electrician
= 1 orang
Engine Crew
III.
Oiler
Fireman
Wiper
Pump Man
= 1 orang
= 1 orang
= 1 orang
= 1 orang
Catering Department
Chief cook
= 1 orang
Steward
= 1 orang
General Asistant
= 1 orang
Total
= 19 orang
Hafidh Ivandri
21090113140073
27
2016
Tidak boleh ada hubungan langsung di dalam ruang tidur dan ruang untuk palkah,
ruang mesin, dapur, ruang cuci untuk umum, WC, lamp room, paint room, dan
drying room (ruang pengering).
Ruang tidur harus diletakan diatas garis air muat di tengah atau di belakang kapal.
Bila keadaan tak memungkinkan, ruang tidur boleh di letakkan di bagian depan
kapal, tetapi tidak di depan sekat tubrukan.
Luas lantai untuk ruang tidur per orang : untuk kapal > 3000 BRT yaitu 2,78 m2.
Tinggi ruangan dalam keadaan bebas adalah 2400 mm.
Ruang tidur perwira diusahakan satu kamar untuk satu orang (master, chief officer,
chief engineer, chief cook, steward, radio officer).
Bintara (petty officer) untuk satu kamar maksimal bisa dimuat untuk dua orang.
Kelasi dapat satu kamar bisa untuk 3 orang untuk kapal-kapal biasa
Ukuran tempat tidur :
a
Jarak tempat tidur tak boleh di letakan berjajar, sehingga tak ada jarak cukup
diantaranya.
Tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun, dengan tempat tidur bawah
jaraknya minimal 300 mm dari lantai, untuk tempat tidur atas terletak di tengah
tempat tidur bawah dan langit-langit.
Tempat tidur tidak boleh di letakan memanjang kapal, apabila tersusun dua di
mana side light terpasang di situ, jadi hanya boleh satu tempat tidur saja.
Sleeping room tidak boleh diletakan memanjang kapal, sleeping room untuk radio
officer/operator, harus mempunyai ruang tidur yang letak dan keadanya sesuai
dengan tugasnya di kapal. Bila ada auto alarm, sleeping room untuk radio officer
harus cukup dekat dengan radio room dan dapat dicapai dalam waktu 30 detik.
Jarak horizontal 50 yard ~ 30 detik, bila ada tangga, Jarak vertical di kalikan 3
(Jarak datar x3).
Mess Room
Persyaratan :
Hafidh Ivandri
21090113140073
28
2016
Navigation Room
Terdiri dari chart room, wheel house dan radio room yang terletak pada tempat
yang tertinggi pada bangunan atas kapal.
Wheel House
Pandangan wheel house ke arah depan dan samping tidak boleh terganggu dan
garis pandang ke arah haluan harus memotong garis air tidak boleh 1,25 panjang
kapal.
Chart Room
Hafidh Ivandri
21090113140073
29
2016
Radio Room
Luasnya tidak boleh 120 sqft = 11,15 m2
Ditempatkan setinggi mungkin di atas kapal, terlindung dari air, tidak ada
gangguan suara dan terpisah dari kegiatan lain.
Permesinan Geladak
2.5.1. Steering Gear
Perhitungan Mesin Steering Gear
Momen yang bekerja pada daun kemudi (Mrs) adalah:
Mrs
= Pn x (X1 a)
(kg m)
Dimana:
2
Pn
= 11 x F x Vd x sin
(kg)
Keterangan:
2
Vd
jadi:
2
Pn
= 11 x 8,20 x 11 x sin 35
= 6260,13
X1/b
X1
Hafidh Ivandri
21090113140073
30
2016
= 0,1 x 3,6
= 0,36 m
Maka :
Mrs
Mrs
a
2148,6 sg r
Nm =
(HP)
Keterangan :
Mrs
sg
: efisiensi motor (0,1 ~ 0,35) = 0,35
maka :
6260,13
35
2148,6 0,35 35
Nm
=
= 0,865 HP
Merk
System
Tipe
Torsi
Tinggi
Diameter
: Hydroster
: Rotary Vane Stering Gear
: MSV 50 -35
: 66 KNm
: 450
: 690 mm
2.5.2. Windlass
Hafidh Ivandri
21090113140073
31
2016
= 4,25 d2
= 4,25 x 682
Dimana:
maka:
= 19652 kg
Tenaga penggerak yang dibutuhkan pada kecepatan rata-rata 9 m/menit adalah:
Z v
75 60
dimana:
E = tenaga penggerak yang dibutuhkan (HP)
Z = Gaya angkat/tarik nominal (kg)
V = Kecepatan rata-rata 9 m/menit.
= effisiensi = 0,7
maka:
E
19652 9
75 60 0,7
= 56,15 HP
Spesifikasi mesin jangkar yang memiliki diameter sebesar 68 :
Merk
: HAWBOLDT Industries
Type
: AW 11.9/42-32S
: 11 m/menit
Motor
: 50 kW
Hafidh Ivandri
21090113140073
32
2016
Aw
Vw
Vs
= kecepatan kapal pada saat pengoperasian Bow/stern thruster di pelabuhan = 0,3 m/s
(rata - rata)
Rw
= 1,212 kgm/m4 x 2052,1 m2 x ((1,03 m/s + 0,3m/s)2 + 0.33 x (1,03 m/s + 0,3 m/s))
Rw
= 3653,37 kgm/s2
Rw
= 3653,37 N = 3,5 KN
3. Tahanan bentuk
Rv
= Kv x As x (Vs)2
dimana :
Kv
As
Vs
Rv
Rv
= 8898.41 kgm/s2
Rv
= 8898.41 N = 8.8 kN
Hafidh Ivandri
21090113140073
33
2016
dimana :
Kp
Ds
diketahui dengan cara mencari nilai f-nya terlebih dahulu, kemudian bisa diketahui besarnya
daya (kW) dari thrusteryang dimaksud. Data dari kapal yang digunakan yaitu :
Lpp
= 88,85 m
= 5,27 m
Diagram Lateral
Hafidh Ivandri
21090113140073
34
2016
= f * LPP * T
= 0.1 * 88,85 * 5,27
= 46,82 kN
Po
= Yo / Co
= 46,82 / 0.15
= 312,13 Kw = 541 HP
Besarnya daya (kW) ini adalah sementara dan belum yang sesungguhnya. Dari nilai daya
(kW) tersebut dapat dicari besarnya diameter tunnel thruster yang disediakan oleh perusahaan
pembuat bow thrusterdalam hal ini dipakai merk thruster master. Sehingga bisa diketahui
nilai average tunnelnya
Maka dipilihlah bow thruster dengan spesifikasi sebagai berikut:
Type
: Thrust Master
Propeller Diameter
: 56in
Max Power
: 800 HP
Hafidh Ivandri
21090113140073
35
2016
BAB III
GENERAL SERVICE SYSTEM
3.1. Sistem Bilga
Sistem bilga berfungsi untuk mengeluarkan air dari kapal. Air berasal dari
berbagai sumber, misalnya pengembunan udara pada dinding kapal, kebocorankebocoran, percikan air dari lubang-lubang dikapal. Keberadaan air kotor ini harus
dibuang keluar kapal karena dapat mengganggu berbagai hal, misalnya muatan kapal
kondisi lantai kapal dan lain sebagainya. Sistem bilga terdiri dari pipa sebagai
komponen utama dan piting sebagai komponen bantu. Bahan pipa bilga adalah pipa besi
yang dilapisi galvanis. Ukuran diameter dan tebal pipa tergantung dari jumlah air yang
akan dibuang. Jumlah pompa bilga paling sedikit dua buah. Pemasangan perpipaan
bilga dilengkapi dengan komponen komponen pipa.
Maka Volume tanki bilga = 154,53 m (didapat dari perhitungan volume tangki)
dimana t adalah jam kerja pompa, yang direncanakan bekerja selama 15 menit.
Q = 339,88 / 0,3
= 1132,93 m3 / jam
Kecepatan fluida diambil = 2 m/detik = 7200 m/jam
Q =V.A
A = 1132,93 / 7200
= 0,15 m2
A =
r 2 = A/
= 0,15 / 3,14
r
= 0,21 m
: Naniwa
Model
Hafidh Ivandri
21090113140073
36
2016
Speed
: 1450/1750 min-1
Kapasitas
: 60-800 m3/jam
Work
berfungsi
untuk
mengisi
atau
mengosongkan
tangki,
ataupun
memindahkan dari tangki satu ke tangki lainnya. Kecepatan aliran yang disyaratkan
untuk sistem ballast adalah 122 m/menit atau 2 m/s. Adapun diameter pipa ballast
utama menurut peraturan adalah sebagai berikut :
Kapasitas pompa yang diperlukan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Q = 0.565 x db2 x Vb
m3 / jam.
= 139,262 m3
37
2016
r 2 = A/
= 0,33/3,14
r
= 0,33 m
: Wartsila Aquarius
Model
Berat
: 3490 kg
Kapasitas
Panjang
: 3,9 m
38
2016
mesin harus menggunakan CO2. Ditentukan 1 kg CO2 dapat digunakan untuk melayani
0,56 m3 ruangan. Juga disebutkan hanya 40% dari volume kamar mesin yang harus
dilayani dengan CO2.
3.3.1. Sistem Pemadam Dengan Air
Sistem pemadam kebakaran yang mempergunakan air dapat dipergunakan pada
semua peristiwa untuk memadamkan api diatas kapal kecuali bila yang terbakar itu
adalah batu bara, minyak atau peralatan listrik. Sistem pemadam kebakaran di kapal
adalah sistem sentralisasi dan dibuat dari pipa tembaga / baja galvanis dengan diameter
50-100 mm.
Pipa utama sepanjang kapal dan dilengkapi dengan risers (sambungan pemadam
kebakaran) yang berjarak + 20 m dan selang pemadam (lire hoses kebakaran dari kain)
di hubungkan dengan risers-risers tersebut dan ujungnya terdapat fire nozzle yang di
pergunakan untuk mengatur arah pancaran air terhadap api. Sususnan risers harus
sedemikian rupa-sehingga dapat menyediakan paling sedikit dari 2 pancaran air yang
besar yang di tunjukan pada 1 tempat dari hose yang letaknya tidak lebih dari 20 m.
Paling sedikit 2 risers pemadam kebakaran yang masing-masing di pasang sisi kapal
dan sebuah risers dipasang di kapal mesin untuk kapal motor dengan penumpang 5000
register ton dan kapal kapl barng iatas 1000 register ton.
3.3.2. Sistem Pemadam Dengan Menyelimuti Uap
Selain sistem Shipping pemadamkebakaran dengan air (ABS) menentukan bahwa
semua air self, American Bereau of propelled vessels yang berukuran lebih dari 200 ft
panjang,/1000 RBT, kecuali kapal tersebut mengangkut muatran yang tidak mudah
terbakar (non inflamable)di dalam badan kapal, harus dilengkapi alat-alat untuk
memadamkan api di dalam palkah tween deck spaces, dan kompartemen-kompartemen
lainnya yang didalam gudang cat dan lampu dengan mempergunakan sistem
mengangkut muatan, sebagai bahan juga penyelimut. Bahan yaang menyelimuti yang
mempergunakan uap/gas. Uap yang dipakai dalam sistem menyelimuti api dapat
diperoleh dari ketel uap (boilefl yang mempunyai kapasitas minimum yang sebanding
dengan 1 permukaan yang di panaskan (sguare foot heating surtae) untuk setiap cubic
feet kompartemen yang terbesar di mana muatan diangkut. Persyaratan ini berdasarkan
pada derajat penguapan (rate of prepapration) 6 pounds square mulai dari 2l2oF. Dalam
menetukan ukuran minimum ketel uap yang dapat di gunakan untuk sistem ini,
Hafidh Ivandri
21090113140073
39
2016
kompartemen yang paling besar harus di ukur dari dinding dinding batas tahan api (free
strading boudaies) seperti geladak yang mempunyai lubang palkah dengan tutup palkah
yang cocok, tank top dan dinding kedap air dan sekat tahan api.
3.3.3. Sistem Pemadam Dengan Gas CO2
Gas CO2 adalah gas yang sering digunakan sebagai medium pemadam kebakaran,
dimana gas tetap bilamana CO2 ini mempunyai sifat bersih, kering, dan tidak
merugikan.
Hafidh Ivandri
21090113140073
40
2016
BAB IV
FUEL OIL SYSTEM
4.1. Gambaran Umum
Sistem bahan bakar berfungsi untuk memberikan pelayanan kebutuhan bahan
bakar mesin induk dan mesin bantu. Sistem perpipaan bahan bakar dibedakan menjadi
sistem transfer dan sistem suplai bahan bakar. Sistem bahan bakar secara umum terdiri
dari fuel oil supply, fuel oil purifiering, fuel oil transfer dan fuel oil drain piping system.
Sistem bahan bakar adalah suatu sistem yang digunakan untuk mensuplai bahan bakar
dari storage tank ke service tank, daily tank dan kemudian ke mesin induk dan mesin
bantu.
Jenis bahan bakar yang digunakan di kapal dapat berupa heavy fuel oil (HFO),
medium diesel oil (MDO), ataupun solar biasa tergantung jenis mesin dan ukuran mesin.
Untuk sistem yang menggunakan bahan bakar HFO untuk opersionalnya, sebelum
masuk ke mesin utama (main engine) HFO harus diatur dahulu untuk penyesuaian
viskositas, temperatur dan tekanan.
Viskositas pada 40 C
max ( mm2 / s )
11,00
Berat spesifik
max ( gr / ml )
0,90
Water content
max ( % vol )
0,30
Sulphur content
max ( % mass )
2,00
Ash content
max ( % mass )
0,01
Sediment
max ( % mass )
35,00
Carbon content
max ( % mass )
0,25
Flash point
min ( C )
60,00
max ( C )
6,00
Winter
max ( C )
0,00
Jika bahan bakar (DO) disimpan (pada bunker) kandungan airnya lebih dari 0.2 %
volume, maka bahan bakar tersebut harus ditangani separator.
4.2. Storage to Settling Tank (Transfer System)
4.2.1. Tangki Penyimpanan (Storage System)
Hafidh Ivandri
21090113140073
41
2016
Radius pelayaran
Jarak
Lama pelayaran
: Semarang - Makassar
: 617 Seamiles
: 617 / 11,00 = 56,09 jam
a EHPMe EHPAe Cf
V 1000
dimana:
a
EHP Me
= 98% x BHP Me
= 98% x 1300
= 1274,00 HP
EHP Ae
= 20% x EHP Me
= 20% x 1274,00
= 254,80 HP
Cf
Pf
Pf
= 37,53 Ton
Pf
= 41,28 Ton
= 37,53/1,25
42
2016
= 30,02 m3
Vf
= 120% x 30,02
= 36,024 m3
Wdo = (0,1-0,2)x Pf
= 0,1 x 41,28
= 8,2555
Vdo
= Wdo/ do
do = 0,85 ton/m3
= 8,2555 / 0,85
= 9,7124 m3
Berat Diesel Oil (Wdo)
= (10-20 %) Wfo
= 0,2 x 41,28
= 8,256 ton
= 8,256 / 0,9
= 9,17 m3
Berat Lubricant Oil (Wlo)
Pl
Cl
a EHPMe EHPAe Cl
V 1000
= Koefisien berat minyak lumas
= 0,002 Kg/HPjam
(0,002 ~ 0,0025)
Pl
Pl
= 0,172Ton
Untukcadanganminyaklumasditambah 10% :
Pl
= 110% x 0,172
Pl
= 0,1887 Ton
43
= 0,1887 / 1,25
Vl
= 0,1509 m3
2016
Hafidh Ivandri
21090113140073
44
2016
sedemikian hingga waktu keseluruhan pengisian tangki sampai penuh kurang dari 2
jam.
Qtp
= Vth/t
= 102,65/1
= 18,58 m3/jam
Pompa direncanakan : 2 unit
Direncanakan menggunakan Fuel Transfer Pump dengan data spesifikasi sebagai
berikut :
Nama Pompa
Jenis
: Dolphin Range
Kapasitas
: 20 1400 m3/h
Tekanan
: 10 130 mlc
Hafidh Ivandri
21090113140073
45
2016
: 2 unit
Nama Pompa
Jenis
: Dolphin Range
Kapasitas
: 20 1400 m3/h
Tekanan
: 10 130 mlc
=V.A
A = 44,053/176,212
= 0,25 m3
A
r
= A/
= 0,25 / 3,14
r
= 0,08 m
Hafidh Ivandri
21090113140073
46
2016
4.3.2. Centrifuge
Centrifuge adalah alat penyaringan bahan bakar. Pada _ontain ini fungsi
centrifuge adalah untuk mengolah bahan bakar. Dua buah centrifuge harus terpasang
untuk bahan bakar jenis HFO dengan kapasitas 0,27 1/kwh atau 0,1 l/BHP sedangkan
untuk DFO tidak harus ada.
4.3.3. Fuel Oil Service Tank
Fuel Oil Service Tank Adalah tanki yang berfungsi untuk mensuplai bahan bakar
ke engine selama operasi dan mempunyai kapasitas 8-12 jam. Pada tangki ini
dilengkapi dengan hetar tank. Pemanasan ini bertujuan agar viskositas HFO tetap
terjaga. Tank harus dirancang agar air dan partikel kotor lain tidak dapat masuk ke pipa
masukan dari pipa booster. Selain itu tangk dilengkapi dengan ruangan endapan dengan
sudut inklinasi 10 derajat serta katup kuras yang dipasang pada titik terendah. Endapan
itu harus dikuras dari service tank pada waktu yang kontinyu.
4.3.4. Fuel Oil Daily Tank
Tangki diesel oil ini peletakannya minimal 2,5 meter diatas sumbu poros engkol
mesin induk. Sedang tangki dlengkapi dengan ruang endapan _ontai dan katup kuras.
Dari project guide, disyaratkan bahwa ukuran tanki harian dibuat untuk suplay
bahan bakar 812 jam operasi. Pengisian terhadap tanki harian direncanakan 12 jam
sekali. Agar tanki tidak terjadi kekosongan selama masa pengisian tanki, maka
kapasitas tanki ditambah 1 jam.
Volume tanki harian ( Vth ) adalah
Vth
= 44,053/13
= 3,39 m3
Volume sebesar 3,39 m3 adalah volume tanki harian untuk motor induk dan motor
bantu, sedangkan volume masingmasing tanki adalah :
Volume Tanki Harian untuk Motor Induk ( Vthi )
Vthi
47
2016
= 0,29 m3
Hafidh Ivandri
21090113140073
48
2016
4.3.10. Viscosimeter
Alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat kekentalan vahan bakar yang akan
diinjeksikan pada mesin induk. Untuk cairan dengan viskositas yang bervariasi dengan
kondisi aliran, alat yang disebut Rheometer yang digunakan. Alat ukur kekentalan
hanya mengukur di bawah satu kondisi aliran.
Secara umum, baik cairan tetap diam dan benda bergerak melalui itu, atau objek
diam dan cairan bergerak melewatinya. Hambatan yang disebabkan oleh gerakan cairan
dan permukaan adalah ukuran viskositas. Kondisi aliran harus memiliki nilai yang
cukup kecil pada bilangan Reynolds agar menjadi aliran laminar.
4.3.11. Duplex Filter
Alat ini dipasang diatas mesin dan sebisa mungkin dipasang seekat ungkin
dengan mesin. Kerapatan dari
dilengkapi dengan suatu katup dan satu pipa ke ppa pembuangan. Jika elemen dari
saringan diangklat untuk dibersihkan, ruangan dalam filter ini harus dikosongkan. Hal
ini menghindari partikel mengendap pada rumah saringan, sehinggga menyebabkan
berpindahnya kotoran tadi ke minyak yang telah bersih yang disaring pada filter
tersebut. Ukuran filter permukaan beban penyaringan harus tidak boleh lebih dari 1l
cm2/h.
4.3.12. Pressure Control Overflow Valve
Katup ini digunakan untuk pengontrol tekanan yang diperlukan oleh _ontain
untuk menjaga kestabilan yang berkitan dengan jumlah kapasitas vahan bakar dari sisi
isap pompa supply, dimana pada saat mesin berhenti 100% dan engine full load 37,5%
dari jumlah kapasitas edar dari pompa suplai.
4.3.13. Automatic Deaerating Valve
Katup ini bekerja otomatis untuk melepaskan udara. Katup pembuangan adalah
bagian penting dari sistem udara tekan. Katup pembuangan kondensat menghilangkan
kondensat dari sistem udara tanpa kehilangan kompresi udara yang berlebihan dan
tanpa mematikan sistem. Kondensat dapat memiliki efek yang merugikan pada sistem
bila tidak dihapus. Misalnya, uap air dapat mencuci pelumasan dari alat-alat udara dan
peralatan produksi menyebabkan downtime dan pemeliharaan pasokan yang tidak
konsisten dari udara kering dapat menyebabkan masalah kualitas produksi, dan karat
Hafidh Ivandri
21090113140073
49
2016
yang berlebihan dan skala dapat terbentuk dalam sistem distribusi udara. Juga, air dapat
membuat cadangan ke dalam kompresor dan menghancurkan mesin, pengering udara
dapat menjadi kelebihan beban, dan filter in-line dapat dihancurkan.
BAB V
LUBRICATING OIL SYSTEM
5.1. Gambaran Umum
Sistem pelumas adalah _emper perpipaan yang memberikan pelayanan
kebutuhan pelumasan mesin induk dan mesin bantu, yang terdiri atas _emper transfer
dan suplai pelumas. Minyak pelumas pada suatu _emper permesinan berfungsi untuk
memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak
dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida
pendinginan pada beberapa mesin.
Karena dalam hal ini mesin diesel yang digunakan termasuk dalam jenis mesin
dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka _emper pelumasan untuk bagian
bagian atau mekanis mesin dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk
mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. Sistem pelumas
atau lubrication oil Eemper terdiri dari main lubrication oil system, turbocharger
lubrication oil system , cylinder lubrication oil system, rocker arm lubrication oil
system, chamshaft lubrication oil system, generator lubrication oil system, lubrication
oil transfer system, lubrication oil purification system, stern tube lubrication system,
oil purification oil Eemper.
5.2. Lubricant Oil System
Dalam uraian di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa komponen dari _
emper pelumasan, diataranya:
Main Lubrication Oil Sistem
Lubrication Oil System ini dihisap dari lubrication oil sump tank oleh pompa
jenis screw atau sentrifugal yang dialirkan menuju mesin diesel engine melalui second
filter dan lubrication oil cooler. Dan temperature oil keluar dari cooler secara otomatis
dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai
dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lubrication oil yang
Hafidh Ivandri
21090113140073
50
2016
dialirkanke main engine bearing dan kemudian dialirkan kembali ke lubrication oil
sump tank.
51
2016
- Tekanan
- Operating _ temperature
: 100 C
- Jenis pompa
- Kapasitas pompa
: 20-225 m3/jam
- Tekanan maks
: 0,2-1,5 mpa
- Kecepatan
: 975/1150 min-1
- Work
: Internal Bearing-Vertical
52
2016
Salah atu fungsi dari sirkulasi minyak lumas adalah untuk mendinginkan
permukaan bantalan dengan membawa keluar panas yang ditimbulkan oleh gesekan.
Suhu minyak yang masuk ke tangki penekan tidak boleh melebihi 120 0 F. Pelumas yang
meninggalkan carter tidak boleh melebihi 1600 F dalam keadaan apapun juga. Jadi suhu
yang diambil dengan penggunaanya dalam mesin yang sesuai dengan kenaikan suhu
400 F. Untuk cooler dirancang dengan ketentuan kalor margin 5% dari spesifikasi dan
margin luasan pertukaran panas 15%.
Penentuan Kapasitas Lubication Oil
Persyaratan pelumasan motor dapat dilihat pada project guide Oil Sump Tank.
Tanki minyak pelumas digunakan untuk mensuplay pelumasan motor induk. Volume
sump tank yang disyaratkan adalah :
- Volume minimum
: 0.7 liter/kw
- Pengisian tanki
: 70 80 %
Maka untuk 956,15 kW (1300 HP ) volume sump tank minimum (Vsm) adalah :
Vsm = 0,7 x 956,15
= 669,305 liter
Volume sump tank yang direncanakan ( Vs ) ditambah 15 %, maka :
Vs
= 669,305 + (669,305 x 15 % )
= 769,701 liter
Pengisian tanki 70 80 %. Untuk pengisian tanki 80 % maka volume sump tank adalah:
Vs
= 769,701/0,8
= 962,125 liter
- Volume minyak pelumas yang terkonsumsi selama pelayaran yaitu 56,09 jam adalah :
Diketahui specific oil consumtion pada 100 % load (dengan toleransi 15% adalah 2,5
gr/kwh). Maka berat minyak pelumas Wsc adalah :
Wsc
= Wsc /
= 0,1822/0,9 = 0,21 m3
Jadi volume sump tank sekarang menjadi
Vss
= Vs + Vsc
= 0,962 + 0,22 = 1,182 m3
Hafidh Ivandri
21090113140073
53
2016
Volume minyak pelumas untuk keperluan lain, misalnya untuk reduction gear dan
motor bantu dihitung berdasarkan pada Machine Outfitting Manual adalah sebagai
berikut:
VL
= Vss + VL
= 1,182 + 0,236 = 1,4184 m3
Pengisian minyak pelumas dari storage tank sampai ke sump tank direncanakan
dengan cara gravitasi, oleh sebab itu maka peletakan tanki penyimpanan direncanakan
pada tank top. Diameter pipa untuk suplainya direncanakan sebagai berikut :
Diketahui:
-
=V.A
= 215,3/7200
= 0,03 m3
= 0,03/3,14
= 0,010 m
: Naniwa-Screw Pumps
Tipe
: ALSV
Hafidh Ivandri
21090113140073
54
2016
: 30-1500 m3/jam
: 1,6 mpa
Speed
: 1450/1750 min-1
BAB VI
COOLING WATER SYSTEM
6.1. Gambaran Umum
Sistem pendingin pada mesin induk diatas kapal berdasarkan fluida pendingin
terdiri dari air tawar, air laut ataupun minyak pelumas. Tapi presentase terbesar yang
berpengaruh pada sistem pendingin adalah akibat dari air tawar dan air laut. Ada 2
macam sistem pendinginan yaitu:
a. Sistem pendinginan terbuka
b. Sitem pendinginan tertutup
Selain kedua sistem diatas juga dikenal sistem pendinginan terpusat (central
cooling system) yang digunakan untuk mendinginkan perlengkapan mesin induk dan
mesin bantu. Pada bagian sistem pendinginan air tawar berupa sistem tertutup dengan
semua komponen dihubungkan paralel dengan pompa sirkulasi air tawar yang terpisah.
Sedangkan pada bagian sistem pendingin air laut mensirkulasikan air laut dari
sea chest, melalui pusat pendingin air tawar atau central fresh water cooling kemudian
dibuang kelaut melalui overboard discharge. Sistem ini memiliki keuntungan dapat
mengurangi penggunaan anti korosi dan perawatan (maintenance) Adapun kerugian
dari sistem ini adalah adanya penambahan beban listrik akibat adanya pompa sirkulasi
dan biaya awal (capitol cost) dari peralatan yang relatif tinggi.
6.2. Sea Water Cooling Circuit
Instalasi Air Laut
Hafidh Ivandri
21090113140073
55
2016
juga tergantung dari jenis ( pelat atau tabung ) dan ketahannya terhadap karat dari
pendingin dan ditentukan oleh pabrik pembuat cooler. Disrankan suhu keluaran air laut
tidak melebihi 50 0C.
Central Cooler
Berfungsi sebagai penukar kalor, panas mesin induk diserap oleh air tawar, pada saat air
tawar melalui central cooler terjadi perpindahan panas dalam central cooler ( panas air
tawar diserap air laut ). Temperature air laut yang masuk ke dalam cooler adalah 32 0 C
dan keluar 450 C, sedangkan temperature air tawar yang keluar setalah melewati cooler
adalah 360 C.
Filter air laut
Berfungsi melindungi sistem dari beram karat yang berasal dari sea chest disarankan
menggunakan filter duplex. Kerapatan 2-4 mm, untuk daerah operasi yang banyak
pasirnya disarankan menggunakan filter dengan kerapatan 0,3-0,5 mm.
6.3. Fresh Water Cooling Circuit
Instalasi Air Tawar
Expansion Tank
Expansion tank; merupakan tangki limpahan, dimana apabila terjadi kekurangan atau
kelebihan pada proses pemompaan, maka air pendingin dapat diperoleh dari tangki ini,
apabila terjadi perubahan volume pada sistem, seperti kebocoran. Disamping itu
dilengkapi dengan vent pipe, sehingga tekanan air pendingin dalam tangki tidak tinggi.
Central cooling water pump
Central cooling water pump; berfungsi memompa air yang berasal dari mesin ke
central cooler atau langsung melalui thermostatic valve bersirkulasi lagi masuk ke
mesin dengan temperatur 36o C, pompa ini digerakkan oleh motor listrik denngan
tekanan 2-2,5 bar dengan suhu maksimum pompa mencapai 60o C.
Central cooling water thermostatic valve
Central cooling water thermostatic valve; sistem pendinginan temperatur rendah ini
dilengkapi three way valve dan katup pencampur air tawar yang berasal dari by-pass
ataupun yang melalui proses pendinginan di central cooler. Sensor berada thermostatic
valve yang diset pada suhu rendah.
Perpipaan
Hafidh Ivandri
21090113140073
56
2016
Perpipaan; kecepatan fluida maksimum adalah 3 m/s untuk bagian discharge dan 2,5
m/s bagian suction. Penggunaan beberapa jenis katup pengontrol seperti pengontrol
temperatur yang bertujuan untuk mengarahkan air pendingin melalui pendingin tingkat
2. Pertukaran udara pendingin pada bagian pembebanan tertentu dari mesin, sehingga
suhu yang tinggi dapat terkurangi dengan sirkulasi/pertukaran udara. Selain itu
mengendalikan suhu pertukaran udara, tergantung dari tekanan udara yang bersirkulasi
dan kelembaban udara, untuk mengurangi kandungan air di udara terutama di daerah
tropis.
Heat exchanger
Heat exchanger; alat ini merupakan alat penukar kalor yang digunakan untuk
mendinginkan minyak pelumas, pendingin udara, pendingin air tawar pendingin mesin.
Alat ini harus dapat menjamin suhu air yang keluar dari mesin dan yang akan masuk ke
mesin.
Sistem pendingin internal pada mesin Induk
Sistem pendingin internal pada mesin induk, untuk dapat melakukan start dengan
heavy fuel oil, _ontai air pendingin harus mengalami pemanasan awal sampai
temperaturnya mendekati _ontainer_e kerja dari mesin induk atau minimal 70 oC.
_ontai air pendingin terdiri dari sebuah low temperature (LT) circuit dan sebuah high
temperature (HT) circuit. LT circuit meliputi pendingin silinder, turbocharger dan
pendingin udara tingkat pertama. Temperatur dalam HT circuit dikendalikan oleh
thermostatic valve.
Penentuan Kapasitas Pompa Fresh Water
Diketahui volume ruangan air tawar = 177,190 m3
Q = 177,190/6
= 29,53 m3/jam
Kecepatan fluida diambil = 2,5 m/detik
Q =V.A
A = 29,53/9000
= 0,003 m3
A =
r = 0,03 m
Jadi diameter pipa (d) = 2 r
Hafidh Ivandri
21090113140073
57
2016
= 2 . (0,03)
= 0,06 m = 0,6 cm
Pompa direncanakan
: 2 unit
: Naniwa
Model
Total Head
: 10-30 m
Kapasitas
: 2-350 m3/jam
BAB VII
STARTING AIR AND COMPRESSED AIR SYSTEM
7.1. Gambaran Umum
Sistem udara start berfungsi untuk menggerakkan atau menghidupkan mesin
induk ataupun mesin bantu. Udara bertekanan dihasilkan dari kompresor dan
ditampung di tabung bertekanan. Komponen sistem udara bertekanan meliputi:
compressor, separator, main engine receveir, reducing valve, reducing station dan pipa.
Sistem gas buang berfungsi untuk menyalurka gas sisa hasil pembakaran di ruang bakar
mesin induk dan mesin bantu. Pipa gas buang dilindungi dengan isolator agar tidak
berbahaya bagi ABK. Pipa gas buang diteruskan sampai dengan geladak teratas dan
ditempatkan pada cerobong asap ( funnel ).
Udara bertekanan diperlukan untuk melayani motor induk dan motor bantu serta untuk
keperluan lain. Untuk keperluan start ( Starting Air System ) adalah sebagai berikut:
- Tekanan udara start, minimum ( 20 C ) = 13 bar
- Tekanan udara start, maksimum ( 20 C ) = 30 bar
- Konsumsi udara per start ( 20 C )
= 0,288 Nm3
58
2016
hidupnya dari keadaan tidak jalan (shut-down) dengan hanya menggunakan peralatan
yang ada di atas kapal.
Mesin induk yang di start dengan udara tekan harus dilengkapi paling sedikit 2
kompresor udara start, dan paling sedikit 1 kompresor harus digerakkan tersendiri
terhadap mesin induk dan menyuplai paling sedikit 50% dari total kapasitas yang
diperlukan.
Volume total dari botol _ ontai, untuk motor reversible harus dihitung supaya dapat
memenuhi ketentuan 12 kali operasi strat-up motor induk dalam keadaan dingin dengan
berhasil.
Selama sea trial 18 kali operasi start-up motor induk pada temperature service tanpa
koneksi dengan kompresor utama.
Operasi start-up harus dilakukan pada kondisi putaran baling-baling arah maju mundur.
Untuk motor yang non-reversible dan menggerakkan CPP atau jika mungkin di strat
tanpa tahanan torsi, kapasitas botol _ontai harus cukup untuk paling sedikit 6 kali
operasi start pada kondisi motor mulai panas.
Pengoperasian botol _ontai melalui kompresor selamaoperasi start tidak diijinkan.
Jalur udara bertekanan yang dihubungkan dengan compressor udara hatus dipasang
dengan non return valve pada keluaran kompresor.
Harus dilengkapii dengan oil water separator (OWS).
Jalur udara start tidak boleh digunakkan sebagai jalur pengisian botol _ontai.
Kapasitas Tabung Udara Start
Kapasitas dari tabung udara harus memenuhi ketentuan dari pihak klasifikasi dan
sesuai dengan manual book dari mesin yang digunakan. Sedangkan menurut beberapa
engine builder memberikan volume teoritis total dari tabung udara start adalah:
Kapasitas botol udara start berdasarkan peraturan BKI 2013 volume III, kapasitas botol
angin untuk 20 kali start:
J = A x ( H/D ) 1/3 x ( Z + b . Pma . na + 0.9 ) x Vh x C x d
Dimana :
A = 0,419 untuk motor induk 4 tak
H = Langkah torak motor induk adalah 300 mm
D = Diameter silinder motor induk adalah 280 mm
Z = Jumlah silinder motor induk adalah 8
Hafidh Ivandri
21090113140073
59
2016
Pma
(18,4632 liter )
Maka:
J
Sea chest
Motor Bantu
: KAESER TG 241
: 2 buah
: 2,16 m
: 1,25 m
: 1,04 m
: 200 Psi
: 37,47 kg
Pe
: Kapasitas total dari botol udara start utama, yaitu 500 liter
Hafidh Ivandri
21090113140073
60
( 13,25
2016
b) Daya kompresor
Perhitungan daya kompresor berdasarkan buku Pompa dan kompresor oleh
Soelarso, yaitu:
N
Dimana :
k
= 1.4
Ps
= tekanan hisap
= 1.0132 bar (1.0328 kg/cm2)
= 10328.24 kg/m2
Pd
= Tekanan discharge
= 30 bar (30.58104 kg/cm2)
= 305810.4 kg/m2
= 1.7 J x ( Pa Pe )
= 1.7 x 187,622 x (30.58 13.25 )
= 5527,5 liter/jam
( 0,092 m3 / menit )
= 2,04 kW
Hafidh Ivandri
21090113140073
61
2016
BAB VIII
SANITARY AND SEWAGE SYSTEM
8.1. Sistem Air Tawar
Sistem layanan air tawar di kapal umumnya dialirkan dari tangki induk (storage
tank) dihisap dengan menggunakan pompa air tawar ke tangki dinas (service).
Selanjutnya dari tangki ini kemudian air tawar
didistribusikan ke pemakaian. Dalam hal ini tangki dinas harian ini terletak pada
top deck dengan sistem gravitasi. Sistem ini digunakan pada kapal dengan ukuran kecil
atau kapal yang tidak menggunakan sistem hydrophore. Kapasitas dari tangki dinas
harian ini berkisar antara 1 s/d 3 m3. Tangki dinas harian dilengkapi dengan pipa udara,
pipa limpah Untuk kapal yang berlayar pada daerah beriklim dingin, maka tangki ini
harus dilengkapi dengan pemanas (heater) dan dilapisi dengan thermal insulation untuk
mencegah terjadinya pembekuan air pada tangki.
Pada sistem air tawar dengan sistem hydrophore, letak tangki air tawar berada di
double bottom, maka air tawar tersebut dipompa dengan pompa air tawar menuju ke
tangki hydrophore. Biasanya sebelum pompa terdapat saringan (filter) yang berfungsi
untuk mencegah kotoran-kotoran masuk ke pompa dan instalasi pipa. Kemudian dari
tangki hydrophore ini didistribusikan ke pemakaian seperti di geladak akomodasi, dan
geladak lainnya, kamar mandi dan tempat cuci, washtapel, tergantung dari lokasi
pemakaian.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem layanan air tawar harus ada tangki,
pompa dan hydrophore tank, dimana pompa tersebut dihidupkan dan dimatikan pada
saat pengisian hydrophore secara otomatis, karena pendeteksian berkurangnya tekanan
pada tangki. Adapun sistem air tawar ini terdiri sistem air minum, sistem air tawar,
sistem pemanas air. Sistem ini menggunakan 2 buah pompa sentrifugall berpenggerak
elektromotor dimana satu pompa stand-by.
Hafidh Ivandri
21090113140073
62
2016
Hafidh Ivandri
21090113140073
63
2016
= 12/orang/hari
- Urinal
= 2/orang/hari
- Sanitary
= 5/orang/hari
Direncanakan kapal akan bersandar selama 4 hari sehingga volume tangki fecal untuk
19 orang adalah:
Fcl
= 19 x 4 x 19
= 1444 liter
= 14,44 m3
Untuk pompa sanitary digunakan pompa jenis horizontal single stage single
suction dengan data sebagai berikut.
Merk
Item/Model
: AHJ 50-2
Rotation
: 50
: 50
: Gland packing or
Mechanical seal
: 115(130)
:7
a Z Ca1
24 Vs 1.000
Dimana :
Z
Ca1
= 90 Kg/org/hari
Hafidh Ivandri
21090113140073
64
2016
Jadi :
Pa1
617 24 90
24 111.000
Pa1 5,05
Ton
Untuk cadangan 10% :
Pa1 110% 5,05
Pa1 5,55
Ton
b. Berat air tawar untuk pendingin mesin :
Pa2
a EHPMe EHPAe Ca 2
V 1000
Dimana :
Ca2
Pa2
= 3,43Ton
Untuk cadangan 10% :
Pa2 110% 3,43
Pa2 3,77
Ton
Berat air tawar total adalah :
Pa
= Pa1 + Pa2
Pa
= 5,55 + 3,77
Pa
= 9,326 Ton
= 1,000 x Pa
= 1,000 x 9,326
Hafidh Ivandri
21090113140073
65
2016
= 93,2600 m3
= 102% x 9,326
Va
= 9,51 m3
: Naniwa
Model
Total Head
: 10-30 m
Kapasitas
: 2-350 m3/jam
Hafidh Ivandri
21090113140073
66
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
67
Hafidh Ivandri
21090113140073
2016
68
2016
BAB IX
LOADING AND UNLOADING SYSTEM
9.1. Sistem Bongkar Muat
Untuk mendapatkan keuntungan penuh dari pengoprasian kapal kontainer,
_ontainer harus dipindahkan secara efisien, cepat, dan aman melalui pelabuhan. Hal ini
dicapai dengan menggunakan peralatan penanganan yang khusus dan label yang tepat.
Jenis penanganan dan pengangkatan kontainer bervariasi dari pelabuhan ke kapal atau
sebaliknya. Metode penyimpanan kontainer yang digunakan, mode pelayanan
pelabuhan, dan tata letak keseluruhan area penyimpanan kontainer semua sangat
menentukan jenis peralatan yang akan digunakan. Desain pelabuhan baru sering
ditentukan oleh jenis peralatan penanganan yang akan digunakan juga.
Straddle crane
Straddle crane adalah crane yang
mampu bergerak sendiri yang menggunakan
crane gantry yang bergerak pada ban karet
atau rel. Baik ban dan jenis rel yang
digunakan
sangat
serbaguna.
Mereka
kontainer
di
lokasi-lokasi
69
2016
terdapat di area penyimpanan dan memindahkannya dari kapal. Truk ini memiliki
kecepatan dan manuver yang lebih baik dibandingkan straddle crane. Mungkin
sangat baik untuk mengangkat kontainer dari atas dengan perlakuan yang umum
atau bisa juga menggunakan kedua lengan yang dapat dinaik turunkan yang terdapat
pada truk ini.
container
adalah
penanganan
kontainer
alat
bongkar
yang
untuk
muat
dirancang
ini
tentu
sangat
Hafidh Ivandri
21090113140073
70
2016
yang
LTON
memiliki
17
dengan
untuk
membantu
lipat
ke bawah untuk
Crane
jenis
ini
Hafidh Ivandri
21090113140073
71
2016
Mengankat kontainer pada bagian atas dan sangat direkomendasikan untuk semua
jenis kontainer.
B. Bottom lifting
Mengankat kontainer pada bagian bawah kontainer dengan menggunakan kait
yang di pasang disetiap sisi-sisinya.
C. Other methods
Kontainer ditangani dengan metode apapun selain memasang kait pada setiap sisi
kontainer dan harus memiliki metode-metode khusus. Kebanyak menggunakan
bantuan forklift atau straddle crane.
Secuiring of container
Setelah semua kontainer diisi maka petugas harus memastikan agar kontainer
tersebut tetap aman sampai tujuan, hal yang harus dilakukan antara lain:
A. Pengecekan pintu kontainer dan lubang palka yang telah tertutup dengan rapat.
B. Semua segel sudah di tempatkan pada masing-masing palka.
Hafidh Ivandri
21090113140073
72
2016
C. Jumlah segel telah dikirim dan dokumen pengiriman telah diletakkan pada bagian
palka sesuai dengan MILSTAMP.
D. Pengecekan pemasangan lashing pada kapal yang memiliki banyak tingkat
kontainer agar kontainer tersebut tidak terjatuh pada saat kapal mengalami
kemiringan.
73
2016
BAB X
Hafidh Ivandri
21090113140073
74
2016
75
2016
Panjang pipa manifold dan tekukannya mempengaruhi performa pada RPM tertentu.
Pada beberapa kasus, manifold header juga bias dilapisi bahan keramik untuk mereduksi
panas. Konfigurasi yang digunakan biasanya adalah 4:1 (empat pipa manifold masuk menjadi
1 bagian pada pia pembuangan) atau 4:2:1 (empat pipa manifold menjadi dua bagian terpisah
dan kembali menjadi satu bagian pada pipa pembuangan
Catalytic converter berguna untuk mereduksi tingkat emisi gas buang terutama pada bahanbahan beracun seperti gas CO.
Cara kerja dari Catalytic converter adalah dengan cara menaikan temperature pada
logam katalis tembaga yang berpengaruh pada kandungan emisi gas buang karbon monoksida
(CO) dan hidrokarbon (HC).
Hafidh Ivandri
21090113140073
76
2016
Efisiensi konversi untuk gas buang CO dan HC semakin optimal seiring dengan
kenaikan temperatur katalis. Dengan efisiensi konversi paling optimal yaitu sampai dengan
47,93% untuk CO dan 50,36% untuk HC pada temperature 325%.
DESCRIPTION
Main Engine
Gear box
Qty. MANUFACTURER
1
Caterpillar C32 ACERT
1
Pratisoli VF Marine
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Auxiliary Engine
Steering Gear
Fuel Oil Separator
Lub Oil Separator
Fuel Oil Purifier
Lub Oil Purifier
FO. Transfer Pump
Fresh Water Pump
Sewage Treatment
Fuel Feed Pump
Bilge Pump
Cooling Pump
Ballast Pump
2
1
1
1
1
1
2
2
1
2
2
2
3
Hafidh Ivandri
21090113140073
Caterpillar 3512
Wesfalia OSE 5/5
Wesfalia OSE 5/5
Alfa Laval PA 605
Alfa Laval PA 605
VN Pumpen
Shinko AHJ 50-2
ABS AFP 0831-2046
VN Pumpen
HMD Kontro API 610
Shinko SVA 100
HMD Kontro API 610/650
VN Pumpen
77
WEIGHT
3254 kg
1105 kg
5203,75k
g
150 kg
150 kg
425 kg
425 kg
115 kg
80 kg
165 kg
LO. ME Pump
Pree LO. ME Pump
Hydrophore Pump
Air Compressor
Air Receiver
Hydrophore
Fire Pump
Electric Heater
Heat Exchanger
Boiler
Hafidh Ivandri
21090113140073
1
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2016
L2 Leistriz pump
Wesfalia OSE 5/5
Vortex HP 32-95
J.P. Sauer & Sohn WP 33 L
KAESER TG 241
Jowa 150 Liter
Wartsila Hamworthy-Fire Water Pump Packages
Aalborg-Vesta EH
Aalborg-Vesta MX
Garionaval NPR 55
78
150 kg
10 kg
185 kg
1475 kg
103 kg
1200 kg
565 kg
500 kg
230 kg
2016
INDEKS
1. Ruang Kontrol Mesin (Engine Control Room), salah satu ruangan didalam kamar mesin
dimana semua alat-alat kontrol mesin-mesin yang beroperasi dipasang, termasuk sistem
kontrol energi listrik, agar pengawasan terhadap mesin-mesin lebih efektif dan efisien.
2. Mesin Induk (Main Propulsion Engine), suatu instalasi mesin yang terdiri dari berbagai
unit/sistem pendukung dan berfungsi untuk menghasilkan daya dorong terhadap kapal,
sehingga kapal dapat berjalan maju atau mundur.
3. Mesin-mesin Bantu (Auxiliary Engines), unit-unit dan instalasi-instalasi permesinan yang
dibutuhkan untuk membantu pengoperasian kapal, termasuk untuk mesin induk, operasi
muatan, pengemudian, navigasi dll., termasuk, tetapi tidak terbatas pada mesin-mesin
dibawah ini.
4. Mesin Generator (Generator Engine), suatu instalasi mesin / unit penggerak generator atau
pembangkit tenaga listrik, merupakan salah satu mesin bantu yang paling penting dikapal
untuk menghasilkan tenaga / energi listrik. Jenis mesin ini biasanya mesin Diesel, kecuali
dikapal yang menggunakan uap sebagai energi panasnya, mesin ini digerakkan dengan
turbin uap.
5. Generator, bagian yang menjadi satu dengan mesin generator yang mampu
membangkitkan energi atau arus listrik yang dibutuhkan untuk operasi kapal seperti
menjalankan motor-motor listrik untuk mesin kemudi, pompa, kompresor udara, dll., serta
untuk penerangan, pemanas, dll.,
6. Pompa-pompa (Pumps), alat untuk memindahkan zat cair seperti air tawar, air laut, bahan
bakar dan lain-lain, yang biasanya dilengkapi dengan sistem perpipaan, termasuk katup
isap, katup tekan dan katup-katup lain, saringan, tangki-tangki, alat-alat pengaman dll.
7. Pompa Pendingin Air Tawar (Fresh Water Cooling Pump), untuk memindahkan sekaligus
men-sirkulasikan air tawar melalui berbagai sistem pipa-pipa, pendingin (cooler), tangki
ekspansi, berbagai katup, saringan dan lain-lain, berfungsi untuk mendinginkan blok
silinder/badan mesin penggerak akibat terjadinya pembakaran didalam silinder mesin.
8. Pompa Pendingin Air Laut (Sea Water Cooling Pump), yang mengisap air laut diluar kapal
dan mensirkulasikannya untuk mendinginkan air tawar, minyak lumas dan lain-lain agar
temperaturnya tetap pada temperatur yang dikehendaki. Setelah digunakan, air laut ini
kembali dibuang ke laut.
9. Pompa Servis Umum (General Service Pump), unit pemindah air laut yang mempunyai
fungsi ganda, artinya bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti pendingin air tawar,
minyak lumas, juga untuk mengalirkan air laut untuk pemadaman kebakaran, dan lainlain.
Hafidh Ivandri
21090113140073
79
2016
10. Pompa Minyak Lumas (Lube Oil Pump), unit pemindah minyak lumas yang dibutuhkan
untuk melumasi bagian-bagian mesin yang saling bergesekan, sekaligus menyerap panas
yang ditimbulkan akibat gesekan tersebut. Minyak lumas ini disirkulasikan melalui unit
pendingin agar temperatur tidak melebihi ketentuan.
11. Pompa Bahan Bakar (Fuel Oil Pump), terdiri dari berbagai unit, misalnya pompa transfer
untuk memindahkan bahan bakar dari satu tangki ke tangki lain, atau pompa booster
untuk mengalirkan bahan bakar ke unit-unit separator, dan/atau ke mesin-mesin dimana
bahan bakar ini akan dibakar didalam silinder.
12. Pompa Ballast (Ballast pump), pompa yang digunakan untuk mengisi dan mengosongkan
air laut ke dan dari tangki-tangki balas di kapal. Tangki-tangki ini dimaksudkan untuk
menyeimbangkan kapal agar tegak dan tidak miring, atau untuk memperbaiki stabilitas
kapal agar nilai GM-nya tetap positif, terutama sewaktu kapal dalam pelayaran tanpa
muatan.
13. Pompa Got (Bilge Pump), salah satu pompa yang fungsinya untuk membuang air
berminyak (oily water) yang ada di got (bilge) kamar mesin. Pompa ini harus dilengkapi
unit separator air berminyak (oily water separator), agar cairan yang dibuang kelaut
mengandung minyak tidak lebih dari 15 ppm.
14. Pompa Sanitair (sanitary pump), baik untuk air tawar maupun air laut, yaitu pompa untuk
menyalurkan air tawar maupun air laut ke sistem sanitair kapal, yaitu ke kamar-kamar
mandi dan WC.
15. Kompresor Udara (Air Compressor), unit yang berfungsi menyediakan udara dengan
tekanan tertentu, biasanya antara 20 30 bar) untuk berbagai kebutuhan, terutama untuk
start mesin induk.
16. Botol Udara (air bottle), unit penyimpan udara bertekanan tinggi
17. Mesin Pendingin (Refrigerator), suatu instalasi permesinan yang terdiri dari kompresor,
pendingin media pendingin, kondensor, katup ekspansi, evaporator dan lainlain, yang
ditujukan untuk mendinginkan satu ruangan atau lebih ruangan untuk menyimpan bahan
makanan diatas kapal.
18. Mesin Tata Udara, suatu instalasi permesinan seperti halnya mesin pendingin, tetapi
tujuannya mendinginkan ruangan-ruangan seperti salon, kabin-kabin awak kapal, dll.,
agar suhunya rendah dan nyaman
19. Pemindah Panas (Heat Exchanger), terdiri dari:
20. Pendingin (Cooler) untuk Udara, Air Tawar, Minyak Lumas, dll., yaitu unit yang
berfungsi menurunkan temperatur suatu zat yang menjadi akibat operasi mesin, agar
temperaturnya konstan dan tidak melebihi ketentuan. Di unit ini selalu ada zat yang akan
didinginkan dan zat atau media pendingin yang biasanya terdiri dari air laut.
Hafidh Ivandri
21090113140073
80
2016
21. Pemanas (Heater) untuk Bahan Bakar, Minyak Lumas, Air Tawar, dll., yaitu peralatan
untuk memanaskan suatu zat, misalnya bahan bakar agar kekentalannya turun, atauk
memanaskan ruangan dimusin dingin, dll.
22. Kondensor (Condenser), yang pada dasarnya berfungsi untuk merubah bentuk zat dari
uap atau gas menjadi bentuk cair. Unit ini biasanya terdapat pada turbin uap dan mesin
pendingin.
23. Ketel Uap (Steam Boiler), instalasi yang berfungsi untuk merubah air (tawar) menjadi
uap yang mempunyai tekanan lebih dari 1 bar. Uap ini digunakan untuk berbagai
kebutuhan seperti menjalankan mesin atau turbin uap, media pemanas berbagai zat atau
ruangan-ruangan akomodasi diwaktu musin dingin atau didaerah dingin. Bahkan sering
digunakan didapur untuk keperluan berbagai alat pemanas makanan / minuman.
24. Ketel Gas Buang (Exhaust Gas Boiler), yang terdapat pada kapal-kapal yang
menggunakan mesin Diesel sebagai mesin induknya. Sewaktu mesin induk jalan, untuk
menghemat bahan bakar, maka pemanasan air untuk dijadikan uap dilakukan dengan
memanfaatkan panas gas buang mesin induk yang tidak terpakai lagi.
25. Mesin-mesin Dek (Deck Machineries), unit-unit atau instalasi permesinan yang
dibutuhkan untuk operasi kapal, termasuk sewaktu berlayar dilaut, maupun selama
operasi muatan di pelabuhan. Unit-unit ini dioperasikan oleh awak kapal bagian dek,
namun perawatan dan perbaikannya dibawah tanggung jawab awak kapal mesin.
26. Mesin Kemudi (Steering Gear), instalasi penggerak daun kemudi untuk merubah arah /
haluan kapal. Unit mesinnya terletak diburitan, diatas batang kemudi, namun dapat
dioperasikan dari anjungan melalui unit telemotor.
27. Mesin Jangkar (Windlass), unit mesin yang berada dihaluan kapal, untuk menurunkan
dan menaikkan jangkar sewaktu berlabuh diluar pelabuhan.
28. Mesin Kapstan (Penarik tali tambat), unit yang dibutuhkan untuk menggulung dan/atau
mengulur tali tambat, sewaktu kapal akan sandar atau lepas dari dermaga.
29. Mesin Pengangkat Muatan (Crane), unit-unit mesin untuk mengangkat muatan keatas
kapal dan memasukkannya kedalam palka (ruang muat kapal) atau menaikkan muatan
jika akan dibongkar ke dermaga.
30. Pembangkit Air Tawar (Fresh Water Generator), suatu unit pembangkit air tawar, atau
merubah air laut menjadi air tawar dengan cara menguapkan air laut kemudian
diembunkan sehingga menjadi air tawar.
31. Pemisah Zat Cair (Separator), terdiri dari:
32. Pemisah Bahan Bakar (Fuel Oil Separator), suatu unit permesinan yang gunanya untuk
memisahkan bahan bakar dengan zat-zat lain, terutama air dan endapan-endapan yang
terkandung didalam bahan bakar sehingga bahan bakar yang akan disuplai ke mesin tetap
murni dan bersih.
Hafidh Ivandri
21090113140073
81
2016
33. Pemisah Minyak Pelumas (Lube Oil separator), unit pemisah minyak lumas, biasanya
hanya untuk minyak lumas mesin induk, agar terpisah dari air dan kotoran-kotoran lain,
sehingga kualitas minyak lumas tetap terjaga.
34. Pemurni Bahan Bakar (Purifier), hampir sama dengan separator bahan bakar, tetapi disini
fungsinya untuk memisahkan bahan bakar dengan air dan zat-zat lain yang tidak
diinginkan.
35. Penjernih (Clarifier) untuk bahan bakar, yang fungsinya hampir sama dengan separator,
hanya disini bahan bakar akan dijernihkan dan dipisahkan dari endapan-endapan atau
lumpur-lumpur yang belum dapat dipisahkan oleh purifier. Biasanya unit ini dipasang
seri dengan purifier untuk menghasilkan bahan bakar yang benar-benar murni dan jernih.
36. Separator Air Berminyak (Oily Water Separator), untuk memisahkan air got kamar mesin
dari kandungan minyak akibat kebocoran minyak yang jatuh ke got kamar mesin. Sesuai
peraturan MARPOL, air yang dibuang ke laut tidak boleh mengandung minyak lebih dari
15 ppm.
37. Pembakar (Incinerator), suatu unit yang digunakan untuk membakar sampah-sampah dan
minyak-minyak kotor yang tidak boleh dibuang ke laut sesuai peraturan yang tercantum
didalam MARPOL.
38. Instalasi Pembuang Kotoran (Sewage Plant), digunakan untuk menampung dan
kemudian membuang ke laut, kotoran-kotoran manusia setelah diberi bahan penetral.
39. Main Switch Board (Papan Penghubung Induk), suatu unit sistem listrik kapal yang
biasanya dipasang di ruang kontrol, dimana arus listrik dari setiap generator dikontrol
dan didistribusikan keseluruh bagian kapal yang perlu melalui papan-papan distribusi.
40. Distribution Board (Papan Distribusi), bagian sistem distribusi dari main switchboard
yang ditempatkan diberbagai lokasi untuk memudahkan kontrol pemakaian arus listrik.
Dari sini arus listrik didistribusikan lagi ke unit-unit yang memerlukan melalui kotakkotak distributor.
41. Distribution Box (Kotak Distribusi), bagian dari papan distribusi, biasanya dilengkapi
dengan switch-switch untuk starter jika arus listriknya digunakan untuk menjalankan
motor listrik.
42. Motor Listrik (Electric Motor), suatu unit penggerak dengan energi listrik untuk
menggerakkan alat-alat tertentu seperti pompa, kompresor, separator dan lain-lain.
43. Mesin-mesin Darurat (Emergency Engines)
44. Generator Darurat (Emergency Generator), yang digunakan jika tiba-tiba terjadi blackout) akibat tidak berfungsinya generator. Generator ini bekerja secara otomatis atau
manual atau dapat juga digantikan dengan sistem baterei (accumulator) yang bekerja
secara otomatis. Generator darurat dapat distart dengan tangan atau dengan baterei.
45. Kompresor Udara Darurat (Emergency Air Compressor), yang akan difungsikan jika
kompresor udara rusak dan tidak dapat difungsikan karena tidak ada arus listrik yang
Hafidh Ivandri
21090113140073
82
2016
menggerakkan motornya. Kompresor ini dijalankan dengan mesin tersendiri dan dapat
distart dengan tangan.
Hafidh Ivandri
21090113140073
83
2016
DAFTAR PUSTAKA
1. BKI. 2013. Biro Klasifikasi Indonesia Volume II Peraturan Lambung Kapal. Jakarta:Biro
Klasifikasi Indonesia
2. BKI. 2013. Biro Klasifikasi Indonesia Volume III Peraturan Permesinan Kapal.
Jakarta:Biro Klasifikasi Indonesia
3. Kusna Djaja ,Indra. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 2. Jakarta:Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan.
4. http://ashariteknikataruna.blogspot.com/2013/02/yang-ada-di-dalam-kamar-mesinkapal.html
http://navale-engineering.blogspot.com/2012/03/class-notation-survey-class-and.html
http://www.maritimeworld.web.id/2011/03/apa-saja-yang-ada-di-dalam-kamar-mesin.html
7. http://www.timeanddate.com/worldclock/distance.html
ITTC 1957.
Principal Of Naval Architecture (PNA) Vol. II.
10. Www.globalsecurity.org/container-handling-and-labeling.html
Www.maritimeworld.web.id/hatch-cover-tutup-palka-pada-kapal.html
Hafidh Ivandri
21090113140073
84