Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIVITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA KALA II

WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI


TAHUN 2017
SKRIPSI

DISUSUN OLEH:
RELIZ PUTRI CAHYATI
NIM. 160240033

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN JEMBER
TAHUN 2017
\

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Transisi MDGs menuju SDGs sangat memerlukan kerja keras. Didasarkan oleh hasil
pencapaian MDGs 2015 menunjukkan bahwa banyak terget yang belum tercapai. Dari 31
indikator terkait sektor kesehatan, 7 indikator Achieved, 17 indikator On Track, dan 7
indikator Off Track (unfineshed business). 7 indikator Off Track ini 2 diantaranya adalah
AKI dan AKB. Dapat disimpulkan bahwa penurunan AKI dan AKB belum mencapai
target (Kemenkes, 2015).
World Healt Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta
kehamilan di seluruh dunia. Dari jumlah itu, 20 juta perempuan mengalami kesakitan
sebagai akibat kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, Hasil
Survei Demogafi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012 terdapat kenaikan Angka
Kematian Ibu (AKI) yang cukup drastis dari 228 atau 100.000 kelahiran hidup (KH)
menjadi 359 atau 100.000 kelahiran hidup (Erawati ,2016).
LB3 KIA Dinas Kesehatan Bondowoso memaparkan gambaran dinamika AKI di
kabupaten tersebut sebagai berikut ; tahun 2011 AKI sebesar 147,98 /100.000 KH, tahun
2012 109,5 / 100.000 KH, tahun 2013 206,4 / 100.000 KH, tahun 2014 156,2 / 100.000
Kh dan tahun 2015 184/100.000 KH. Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur
disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Data tersebut menunjukkan
bahwa dalam 5 tahun terakhir justru mengalami peningkatan dari angka pada tahun 2012,
meskipun setiap tahunnya ada penurunan yang diimbangi kenaikan AKI yg signigikan.
(Erawati ,2016).
Sumber data direktorat kesehatan ibu 2010-2013 penyebab kematian ibu di indonesia
terbanyak disebabkan oleh perdarahan 30,3%, hipertensi 27,21%, infeksi 7,1%, partus
lama 1,8%, abortus 1,6% dan oleh sebab lain-lain sebesar 40,8% (Kemenkes. 2014).
Meskipun partus lama memiliki persentase penyebab AKI rendah secara langsung. Akan
tetapi partus lama beresiko meningkatkan cidera yang akan muncul setelah 24 jam
persalinan. Meningkatnya insidesi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan
ibu bahkan syok banyak terjadi sebab partus lama (Oxorn & Forte, 2010).
Berbagai upaya pemerintah menurunkan AKI dan AKB telah diluncurkan seperti
pelaksanaan kelas ibu hamil yang dilaksanakan oleh tim pelaksana yaitu bidan desa.
Dengan harapan kelas ibu hamil dapat meingkatkan pengetahuan ibu agar dapat sadar
pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini pencegahan komplikasi
kehamilan yang dapat menjadi penyebab AKI seperti pada yang telah dijelaskan diatas.
Selain penyampaian materi, dalam kelas ibu hamil juga terdapat latihan fisik ringan yang
disebut dengan senam hamil. Latihan fisik ringan (senam hamil) memiliki banyak
manfaat salah satunya meningkatkan kekuatan otot-otot panggul untuk proses persalinan
(Kemenkes, 2012).
Hasil penelitian yuliasri 2010, mengemukakan bahwa sebanyak 55 responden
penelitiannya, 32 diantaranya tidak melaksanakan senam hamil. Padahal 40 responden
telah memiliki pengetahuan yang baik tentang senam hamil dan manfaatnya. Hal ini
menunjukkan bahwa program senam hamil dalam kelas ibu hamil masih memerlukan
evaluasi lanjut agar dapat meyakinkan masyarakat untuk melaksanakan senam hamil.
Dari permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penelitian tentang efektivitas
senam hamil terhadap lama kala II. Sehingga dapat menjadi sumber pengetahuan baru
yang dapat disalurkan kepada masyarakat agar termotivasi melakukan senam hamil.

1.2.

Rumusan Masalah
Pelaksanaan senam hamil dapat meningkatkan kekuatan otot-otot panggul untuk
proses persalinan, perlu diteliti apakah pelaksaaan senam selama kehamilan dapat
memeberikan efektivitas pada lama kala II proses persalinan.

1.3.
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas senam hamil terhadap lama kala II persalinan
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi lama kala II ibu yang melakukan senam hamil
1.3.2.2 Mengidentifikasii perbedaan lama kala II pada ibu yang tidak melakukan
senam hamil.
1.3.2.3 Menganalisa pelaksanaan senam hamil yang efektif terhadap lama kala II
1.4.

Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan baru dari hasil penelitian mandiri yang dapat menjadi
bekal ilmu untuk terjun dalam memberikan pelayanan standar maupun
menjalankan program pemerintah dalam peran serta aktif membantu menurunkan
AKI dan AKB.
1.4.2 Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
Memberikan pengetahuan baru hasil penelitian konkrit antara teori dan praktis
untuk evaluasi pelaksanaan pelayanannya, sehingga dapat memeberikan
pelayanan sesuai standar yang sesungguhnya.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang manfaat dari pelaksanaan senam hamil untuk
keselamatan dalam pencegahan komplikasi persalinan ibu hamil.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Senam Hamil
2.1.1.1 Mengenal Senam Hamil
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan
(Widianti, 2010).
Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan
mempertahankan elastisitas dinding perut, ligament-ligament, otot-otot
dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan (Yulaikhah,
2008)
Senam hamil dapat mempengaruhi proses persalinan apabila
dilaksanakan secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu
dimulai saat umur kehamilan 20 minggu. Dengan mengikuti latihan senam
hamil secara teratur dan intensif, wanita tersebut akan menjaga kesehatan
(Manuaba, 2010)
2.1.1.2 Manfaat Senam Hamil
Menurut Sulastri (2012) dalam penelitiannya, manfaat senam hamil adalah
sebagai berikut :
1. Menguasai teknik pernafasan Latihan pernapasan sangat bermanfaat
untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik pernapasan dilatih agar
ibu siap menghadapi persalinan
2. Memperkuat elastisitas otot Memperkuat dan mempertahankan
elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat mencegah atau
mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut bagian bawah dan keluhan
wasir
3. Mengurangi keluhan. Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga
mengurangi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh
4. Melatih relaksasi Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan
latihan kontraksi dan relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi
ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan
5. Menghindari kesulitan. Senam ini membantu persalinan sehingga ibu
dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta menjaga ibu dan bayi sehat
setelah melahirkan.
2.1.1.3 Syarat Pelaksanaan Senam Hamil
2.1.1.4 Gerakan Senam Hamil
2.1.2 Persalinan Kala II
2.1.2.1 Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Menurut Manuaba (2010) bentuk persalinan
berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
1. Persalinan spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar.

3. Persalinan anjuran ( partus presipitatus )


2.1.2.2 Persalinan Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kala
pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektorid menimbulkan
rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau buang
air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka, perineum membuka, perineum meregang.
Dengan adanya his ibu dipimpin untuk mengedan, maka lahir kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. Gejala dan tanda kala II :
1. Telah terjadi pembukaan lengkap
2. Tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina
3. Ada rasa ingin meneran saat kontraksi
4. Ada dorongan pada rectum atau vagina
5. Perineum terlihat menonjol
6. Vulva dan spingter ani membuka
7. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
(JNPK-KR, 2013).
2.1.2.3 Mekanisme Persalinan Kala II
Persalinan kala II dimulai setelah pembukaan lengkap dan berakhir
dengan lahirnya seluruh badan janin. Inti dari mekanisme persalinan
normal adalah pergerakan kepala janin dalam rongga dasar panggul untuk
menyesuaikan diri dari luas panggul sehingga kepala dapat lahi secara
spontan.Diameter terbesar kepala janin berusaha menyesuaikan dengan
diameter terbesar dalam ukuran panggul ibu.Mekanisme persalinan normal
terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin didasar panggul yang
diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi (Sulistyawati, 2010).
1. Penurunan Kepala
Terjadi selama persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus
yang efektif, posisi serta kekuatan meneran dari pasien.
2. Engegement
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah
melalui pintu atas panggul pasien.
3. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul, fleksi menjadi
hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin
terkecil bergerak melalui panggul dan terus menuju dasr panggul. Pada
saat kepala bertemu dengan dasar panggul, tahanannya akan
meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang sangat diperlukan
agar saat sampai didasar panggul kepala janin sudah dalam keadaan
fleksi maksimal.
4. Putar Paksi Dalam
Putaran
internal dari kepala janin akan
membuat diameter
anteroposterior dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter
anteroposterior dari panggul pasien. Kepala akan berputar dari arah
diameter kanan, miring kearah diameter PAP dari panggul tetapi bahu
tetapi miring kiri, dengan demikian hubungan normal antara as panjang

5.

6.

7.

8.

kepala janin dengan as panjang dari bahu akan berubah dan leher akan
berputar 45 derajat
Lahirnya Kepala dengan Cara Ekstensi
Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya
tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala
keatas menuju lorong vulva. Bagian leher belakang dibawah oksiput
akan bergeser kebawah sympisis pubis dan bekerja sebagai titik poros.
Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan
dikepala yang menyebabkan ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva
vagina membuka lebar
Restitusi
Perputaran kepala sebesar 45 derajat baik kekanan atau ke kiri,
bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi
oksiput anterior.
Putar Paksi Luar
Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu.
Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami
perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin agar terletak
dalam diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan
terlihat pada vulva, dimana ia akan bergeser dibawah simpisis pubis.
Lahirnya Bahu dan Seluruh Badan Bayi
Bahu anterior akan mengembungkan perineum dan kemudian
dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh
tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus.

2.1.2.4 Etiologi Kala II


Menurut muhimah (2010). Banyak faktor yang meningkatkan resiko
seorang wanita hamil, anatra lain:
1. Faktor Ibu seperti ; umur saat hamil, pendidikan ibu, pengetahuan,
status gizi, kondisi fisik dan psikologi selama hamil
2. Faktor pelyanan kesehatan, pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan
melahirkan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
keberlangsungan proses persalinan yang aman. Pada beberapa pusat
pelayanan kesehatan tentu sudah tersedia pelayanan khusus bagi ibu
hamil (Antenatal Care) dan melahirkan (Prenatal Care)
3. Faktor lingkungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kala II sebagai berikut
1. Power
a. His
Timbulnya his merupakan indikasi mulainya persalinan, apabila his
yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan
mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang
sering disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim, pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap proses persalinan (kala II
lama) (Keumalahayati, 2009).
b. Tenaga Mengedan Ibu
2. Passage
Menurut Sumarah (2008), passanger terdiri dari :
1) Janin

Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi


beberapa faktor yaitu uk uran kepala janin, presentasi, letak, sikap,
dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir,
maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang
menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada kehamilan normal
2) Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15 20
cm tebal 2-3 cm, berat 500 600 gram. Pelepasan ini terjadi dalam
stratum spongeosum yang sangat banyak lubang lubangnya. Jadi
faktor yang sangat penting dalam pelepasan plasenta ialah retraksi
dan kontraksi otot otot rahim setelah anak lahir
Bagian paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalannya persalinan
terutama pada saat kala II. Kepala pula yang banyak mengalami
cidera persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan
kehidupan janin kelak (Mochtar, 2011)
3. Passanger
Menurut buku obstetri fisiologi, unpad (1983) pembagian jalan lahir
sebagai berikut ;
1) Jalan Lahir dibagi atas :
a. Bagian keras : tulang-tulang paggul (rangka panggul)
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, ligament-ligament.
2) Ukuran-ukran panggul :
a. Ukuran Luar Panggul
a) Distansia spinarum : jarak antara kedua spina iliaka
anterior superior, 24 - 26 cm
b) Distansia kristarum : jarak antara kedua krista iliaka
kanan dan kiri, 28 - 30 cm
c) Konjungata eksterna : diameter antara lumbal ke 5
dengan tepi atas simfisis pubis, 18 - 20 cm
d) Lingkar panggul : jarak antara tepi atas simfisis pubis ke
pertengahan antara trokhanter dan spina iliaka anterior
superior kemudian ke lumbal ke 5 kembali ke sisi
sebelahnya sampai kembali ke tepi atas simfisis pubis,
diukur dengan metlin. Normalnya 80 - 100 cm
3) Ukuran Dalam Panggul
a. PAP
a) Konjugata vera (diameter antara promontorium dan tepi
atas simfisis) : dengan periksa dalam di peroleh konjugata
diaginalis 10,5 11 cm.
b) Diameter tranversa (jarak terlebar antara kedua linea
inominata) : 12 13 cm.
c) Diameter oblingua (jarak antara artikulasio sakro iliaka
dengan tuberkulum pubikum sisi yang bersebelah) : 13 cm.
d) Konjugata obstetrika adalah jarak bagian tengah simfisis ke
promontorium.
b. PTP

Bidang terluas panggul terbentuk dari titik tengah simfisis,


pertengahan asetabulum dan ruas sakrum ke 2 dan ke 3.
ukurannya 13 x 12,5 cm. Bidang tersempit terbentang dari tepi
bawah simfisis, spina ischiadika kanan dan kiri, dan 1 2 cm
dari ujung bawah sakrum. ukurannya 11,5 x 11 cm. Jarak
antara spina isciadika 11 cm
c. PBP
a) Terbentuk dari dua segitiga dengan alas yang sama, yaitu
diameter tuber ischiadikum. Ujung segitiga belakang pada
ujung os sacrum, sedangkan ujung segitiga depan arkus
pubis.
b) Diameter antero posterior yaitu ukuran dari tepi bawah
simfisis ke ujung sacrum : 10 12 cm.
c) Diameter tranversa yaitu jarak antara tuber ischiadikum
kanan dan kiri :10,5 cm
d) Diameter sagitalis posterior yaitu ukuran dari ujung
sakrum ke pertengahan ukuran transversa : 7,5 cm.
4. Psikis
5. Penolong
2.1.2.5 Manajemen Kala II
Pada permulaan kala II, kepala janin telah masuk pintu bawah
panggung PBP. Selaput ketuban biasanya pecah dengan spontan pada kala
II, namun bila tidak dapat dilakukan episotomi. Pada kala II kepala janin
telah sampai di dsar panggung, vulva terbuka rambut kepala janin telah
terlihat. Setiap his kepala lebih aju, anus terbuka, perineum meregang,
penolong harus menahan perineumagar tidak terjadi robekan (Mochtar,
2011).
Manajemen kala II menurut JNPK-KR (2008) meliputi :
1. Persiapan pertolongan
Meliputi persiapaapan penolong, persiapan alat, lingkungan,
persiapan ibu dan keluarga
2. Memimpin ibu untuk meneran
Batasan memimpin persalinan ibu bayitidak lahir 60 menit pada
primigravidan dan 120 menit pada multigravida harus segera dirujuk.
Bila tanda pasti persalinan kala II telah diperoleh , tunggu sampai ibu
mersakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran. Beberapa faktor
yang berpengaruh dalam memimpin ibu meneran antara lain :
1) Posisi meneran
2) Cara meneran
3. Menolong kelahiran bayi
1) Mencegah laserasi
2) Melahirkan kepala periksa lilitan tali pusat
3) Melahirkan bahu
4) Melahirkan seluruh tubuh bayi
4. Pemantauan selama kala II persalinan
1) Nadi ibu setiap 30 menit
2) Frekuensi dan lama his selama 10 menit setiap 30 menit

3)
4)
5)
6)

DJJ setiap 5-10 menit


Penurunan kepala
Warna cairan ketuban
Presentasi, termasuk presentasi majemuk seperti tali pusat
disamping atau terkemuka
7) Putaran paksi luar segera setelah kepala lahir
8) Kehamilan kembar yg tidak pernah diketahui sebelumnya atau saat
kehamilan
2.1.2.6 Komplikasi Kala II
1. Distosia karena kelainan his
2. Distosia karena kelainan jalan lahir
3. Distosia karena janin
4. Partus lama

2.3 Hipotesis
Ha
: senam hamil memberikan efektifitas lama kala II persalinan
H0
: tidak ada efektifitas senam hamil terhadap lama kala II persalinan

BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah (Notoatmojo,
2005).
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitan merupakan penelitian kuantitatif, rancangan penelitian ini
menggunakan True Eksperimental (satu kelompok tidak dilakukan interverensi)
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap dependen (Nursalam. 2011).
3.2 Kerangka Operasional
Peneliti melakukan pendekatan ke Puskesmas Wonosari menentukan jumlah populasi

Menentukan sampel sesuai dengan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

Informed consent kepada responden

Melakukan perlakuan senam hami sebagai variael independen terjadwal


Melakukan observasi variabel dependen yaitu lama kala II. Sekaligus
mengumpulkan data kelompok kontrol dengan pendekatan
retrospectif di tempat bersalin yang sama.

Pengolahan data untuk menentukan hasil penelitian


3.3 Populasi, Sampel dan Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2005). Seluruh ibu hamil trimester III dengan UK >29
minggu per Desember 2016 di wilayah kerja Puskesmas Wonosari
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2005).

Adapun besarnya sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester III
yang menggunakan rumus (Nursalam 2011) :
n=

N
N +1 ( d ) 2
Keterangan :
n : sampel yang diteliti
N : Jumlah Populasi
d : Tingkat signfikansi (0,05)
Sampel terdiri dari dua kelompok yaitu sampel kelompok perlakuan
dan sampel kelompok kontrol. Dengan demikian, Ibu hamil UK >29
minggu per Desember 2016 yang melakukan senam hamil (kelompok
perlakuan) dan tidak melakukan senam hamil di tempat persalinan yang
sama (kelompok kontrol).
3.3.3 Sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dar populasi untuk
mewakili atau sebagai sampel. Dalam penelitian ini teknik sampling yang
digunakan probability sampling dengan pendekatan cluster sampling yaitu
sampel bersadasarkan wilayah atau lokasi populasi (Nursalam,2011)
3.4 Kriteria Sampel
3.4.1 Kriteria Inklusi
3.4.1.1 Ibu hamil primi / multigravida dengan UK UK >29 minggu per
Desember 2016
3.4.1.2 Tidak memiliki kriteria eksklusi
3.4.2 Kriteria Eksklusi
3.4.2.1 Ibu hamil mengalami / riwayat KPD
3.4.2.2 Kehamilan kembar
3.4.2.3 Ibu hamil dg anemia
3.4.2.4 Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi / penyakit jantung
3.4.2.5 Ibu hamil diabetes militus
3.4.2.6 Memiliki riwayat persalinan prematur
3.4.2.7 Memiliki riwayat keguguran 2 kali / lebih
(Kemenkes, 2012)
3.5 Variabel Penelitian
3.5.1 Senam Hamil (Variabel Independen)
Senam Hamil dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu pada usia
kehamilan 29-40 minggu. Dengan durasi 10-20 menit setiap kali senam
(Kemenkes,2010)
3.5.2 Lama Kala II (Variabel Dependen)
Durasi kala II dengan satuan menit, terhitung sejak pembukaan lengkap
sampai bayi secara keseluruhan lahir

3.6 Definisi Operasional


Variabel
Definisi
Operasional
Senam
Hamil

Lama kala
II

Indikator

Latihan fisik
1. melakukan
ringan yang
senam : rutin
dilakukan 2 kali
mengikuti
setiap minggu
senam hamil 2
dengan durasi 15kali dalam
20 menit kepada
seminggu
ibu hamil dengan 2. tidak
UK > 29 minggu
melakukan
senam hamil :
pernah
mengikuti atau
tidak
mengikuti
senam hamil
Kala pengeluaran 1. Sangat cepat :
janin. Tanda pasti
10-25 menit
mulainya kala II
pada
primi
melalui
gravida. 10-15
pemeriksaan
menit
pada
pembukaan servik
multigravida
dan terlihatnya
2. Cepat : 25
bagian kepala
60 menit pada
bayi di introitus
primigravida.
vagina. (JNPK15-30
pada
KR 2015)
multigravida
3. Normal : 60
90 menit pada
primigravida.
30-45 menit
pada
multigravida
4. Lambat : 90120
menit
pada
primi
gravida. 45-60
pada
multigravida
5. Sangat
lambat : > 120
menit
pada
primigravida.
>60
menit
pada
multigravida

Alat Ukur
Lembar
observasi,
absensi
jadwal
senam,

Stopwach/
jam
berdetik,
lembar
observasi.
Lembar
partograf

Skala
Ukur

Hasil

Ordinal

1. Ya
2. Tidak

Interval

1. Sangat
cepat
2. Cepat
3. Normal
4. Lambat
5. Sangat
lambat

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.7.1 Lokasi Penelitian : Wilayah kerja Puskesmas Wonosari
3.7.2 Waktu penelitian : Desember 2016 - Selesai
3.8 Alat Pengumpulan Data
Cek list jadwal senam, Lembar Observasi, Lembar Partograf, dan Jam berdetik
3.9 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data variabel independen menggunkan pengumpulan
data primer yaitu dengan observasi dan pengamatan. Pengumpulan data dimulai
dari memilih sampel penelitian kemudian melaksanakan perlakuan terhadap
sampel dengan pedoman pelaksanaan menggunakan pedoman pelaksanaan kelas
ibu hamil sub bab aktivitas fisik ibu hamil (senam hamil). Alat yang digunakan alas
senam, ruangan bersih dan cukup cahaya. Petugas yang melaksanakan adalah
peneliti didampingi oleh bidan penanggung jawab wilayah setempat.
Kemudian pengumpulan data variabel dependen dengam observasi secara
langsung dimana peneliti mendampingi selama proses persalinan ibu berlangsung.
Alat yang digunakan berupa lembar observasi, lembar partograf dan jam berdetik
3.10
Metode Pengolahan Data
Data dianalisis secara multivariat, bivariat dan uji statistik yang diguakan
berdasarkan tabel cara pemilihan uji statisktik penelitian ini dalam buku karangan
nursalam (2011) menggunkan korelasi spearman.

Daftar Pustaka
Kemenkes. 2012. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil). Jakarta : KTD Kemenkes
Kemenkes. 2014. Mothers Day Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kemenkes. 2015. KESEHATAN DALAM KERANGKA SUSTAINABLE DEVELOPMENT
GOALS (SDGs). Jakarta : Dirjen Bina KIA p.3
Erawati, Titik Erna. 2016 Ummi Persameda dan Bunda Kespro di Bondowoso. Bondowoso :
http://jipp.jatimprov.go.id/
JNPK-KR. 2013. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR
Keumalahayati. 2009. Dukungan suami terhadap kesiapan ibu primigravidamenghadapi
persalinan di daerah pedesaan di Langsa Nanggroe Aceh Darussalam.
Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan edisi 2. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Oxorn,hari & Forte, William R. 2010. Human labor and birth (Eds. Dr. Mohammad Hakimi,
Ph.D). Yogjakarta : Andi Offset
Sulastri. 2012. Senam hamil bantu persalinan tanpa kecemasan. Jurnal (PROFESI Volume
08 / Februari September 2012. Surakarta : Portal Garuda
Sulistyawati, Ari. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.
Yogyakarta: CV.
Andi Joffset
Yuliastri. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Senam Hamil.
Skripsi . Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Yulaikhah, L. 2008. Kehamilan. EGC, Jakarta. terkutip sebagai artikel dalam, Sulastri. 2012.
Senam hamil bantu persalinan tanpa kecemasan. Jurnal (PROFESI Volume
08 / Februari September 2012. Surakarta : Portal Garuda
Widianti, A. (2010). Senam kesehatan. Yogyakarta : Mulia Medika

Anda mungkin juga menyukai