Anda di halaman 1dari 12

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

BAB III
ANALISIS DATA
2 Timotius 4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah
menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!
Menjelang akhir jaman, ada begitu banyak orang tidak lagi memiliki kasih,
tidak dapat menerima ajaran sehat, akan lebih mementingkan diri sendiri, serakah,
tidak menyukai lagi ajaran mengenai kebenaran dan lebih suka mendengar
dongeng yang bisa memuaskan hawa nafsu mereka dan lain sebagainya. Orangorang yang seperti itu akan berusaha juga untuk mengajak orang benar melakukan
apa yang mereka lakukan dan sebisa mungkin mereka berusaha untuk
menyesatkan orang benar. Menjelang akhir jaman, ada begitu banyak orang tidak
lagi menyadari keadaan lingkungan sekitarnya dan tidak lagi menyadari keadaan
dirinya serta tidak menguasai diri.
Rasul Paulus mengingatkan kita dan berkata agar dapat menguasai diri
dalam segala hal. Menguasai diri dimaksud adalah agar kita sebagai Umat Tuhan
tidak terlena dengan keadaan dunia ini dan tetap sadar bahwa di sekeliling kita ada
begitu banyak bahaya yang dapat mengancam jiwa kita. Kita harus menyadari
bahwa hidup kekristenan itu harus siap untuk hidup menderita dan tidak menjadi
sama dengan dunia ini sehingga dapat membedakan manakah kehendak Tuhan:
apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna. (Roma 12:2).
Kita bukanlah orang-orang yang lagi mabuk, tetapi kita adalah orang-orang yang
selalu berjaga-jaga dan selalu waspada.

Nama :
NIM :

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

Gambar III.I Manusia dibingungkan dengan berbagai macam hal duniawi

Menguasai diri memang diperlukan di dalam kehidupan ini sehingga kita


tidak jatuh ke dalam pencobaan. Petrus mengatakan dan mengingatkan bahwa
ketika kita menghadapi suatu permasalahan, ketika kita menghadapi suatu
pencobaan dan ketika kita menghadapi suatu penderitaan, kita harus dapat
menguasai diri dan menjadi tenang agar kita dapat berdoa (1 Petrus 4:7). Namun
yang terjadi dalam kehidupan umat Tuhan adalah sebaliknya, ada begitu banyak
orang tidak menyadari dirinya dan tidak menguasai diri alias mabuk. Ada begitu
banyak orang mengalami mabuk cinta kepada seorang perempuan atau lelaki
sehingga berusaha menaklukkan lawan jenisnya dengan berbagai cara untuk
sebuah cinta. Ada begitu banyak orang mengalami mabuk harta sehingga tidak
peduli bagaimana sebuah harta diperoleh asal bisa menjadi kaya. Ada begitu
Nama :
NIM :

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

banyak orang mengalami yang namanya mabuk jabatan sehingga jabatan menjadi
salah satu tujuan hidup yang harus dicapai. Ketika seseorang dimabuk cinta,
dimabuk harta dan dimabuk jabatan, dia tidak akan dapat menguasai diri apabila
menghadapi sebuah masalah. Orang akan merasa kelimpungan dan menjadi putus
asa ketika menghadapi kenyataan pujaan hatinya kawin dengan orang lain. Orang
akan merasa gagal dalam hidup ketika menghadapi suatu kenyataan bahwa harta
bendanya ludes disita pengadilan dan jatuh miskin. Orang akan mengalami
serangan jantung ketika menghadapi kenyataan bahwa jabatan yang saat ini ada
padanya dicopot dan diberhentikan dari pekerjaannya, dan lain sebagainya. Tidak
ada penguasaan diri karena mabuk harta, wanita dan jabatan. Namun kita patut
bersyukur kalau pada saat ini kita diingatkan kembali agar dapat menguasai diri
dan menjadi tenang sehingga dapat berdoa dalam upaya mencari wajahNya Tuhan
dan mencari kekuatanNya. Ketika kita menghadapi masalah seberat apapun,
kuasailah dirimu dan jadilah tenang serta mintalah kekuatan kepada Tuhan
sehingga kita akan diberikanNya jalan keluar dari setiap permasalahan yang
dihadapi.
5 komponen penting yang harus ada agar fungsi pengendalian diri dapat
berperan dalam menjaga konsistensi dan keberlanjutan pencapaian tujuan hidup.
Lima komponen pengendalian diri dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah fondasi bagi 4 komponen lain
berpijak. Lingkungan pengendalian dapat dianalogikan sebagai komitmen
pribadi yang berisi kesadaran akan pentingnya pengendalian diri demi
mencapai tujuan. Kesadaran ini sama halnya dengan kesadaran yang
dimiliki pelaut akan pentingnya sistem navigasi di perahunya. Derajat
kesadaran tentu berbeda antara satu orang dengan orang lain. Tinggi
rendahnya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh yang
bersangkutan. Nilai tersebut merupakan refleksi dari kematangan dan
kecerdasan emosional individu. Nilai yang mempengaruhi antara lain
prinsip etika/moral, filosofi dan tujuan hidup, serta kemampuan menarik
Nama :
NIM :

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

pelajaran dari kesalahan. Semakin teguh prinsip etika/moral dipegang


maka semakin kuat komitmen pribadi melakukan pengendalian diri.
Semakin jelas filosofi dan tujuan hidup, semakin kuat pula kesadaran
untuk mengendalikan diri. Semakin dalam kemampuan mencari hikmah
maka semakin sadar pula akan pentingnya pengendalian diri.

Gambar III.II Pentingnya pengendalian diri terhadap apa yang ada disekitar kita

2. Pengukuran Resiko (Risk Assessment)


Fungsi pengendalian diri dapat berjalan efektif apabila kita
mengetahui resiko-resiko yang akan dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan hidup. Resiko ini berupa hambatan atau rintangan yang dapat
membelokan atau mematahkan arah tujuan. Dengan mengidentifikasi dan
mengukur resiko, maka dapat dirumuskan strategi atau prosedur
pengendalian yang paling cocok untuk mengeliminasi hambatan atau
rintangan yang membuat tujuan hidup menyimpang. Misalnya, jika ingin
mencari istri yang sholehah maka jangan mencari di tempat hiburan. Bila
mencari di tempat hiburan, resikonya mungkin dapat wanita yang tidak
jelas statusnya atau bahkan justru tidak jadi mencari istri. Sama halnya
dengan nahkoda, dengan mengetahui resiko badai dan gelombang tinggi
yang dapat mengkaramkan kapal, dapat diputuskan apakah harus mencari
jalur pelayaran lain untuk menghindari badai atau menunda perjalanan
hingga badai berlalu. Resiko yang terukur secara tepat memungkinkan
prosedur dan strategi pengendalian diri dibuat lebih efektif dalam
mengeliminasi resiko.
Nama :
NIM :

10

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

Gambar III.III Pengendalian diri mengurangi resiko yang akan terjadi dalam hidup
kita

3. Informasi dan Komunikasi (Information and Comunication)

Nama :
NIM :

11

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

Ketersedian informasi penting


untuk menjalankan fungsi pengendalian
diri. Bagaimana mungkin kita dapat
memilih diantara beberapa pilihan mana
yang sesuai dengan tujuan hidup jika
kita

tidak

memiliki

ketersediaan

informasi yang cukup pada masingmasing

pilihan.

Informasi

tersebut

tidak

otomatis

tersedia

mungkin

dihadapan kita, tapi harus ada upaya


untuk menggali informasi tersebut lebih
dalam. Fungsi pengendalian diri menjadi
efektif dalam memandu pilihan dan
pencapaian

hidup

ketika

tersedia

Gambar III. IV Pengendalian


diri terhadap informasi dan
komunikasi disekitar kita

informasi yang relevan pada masing-masing pilihan dan pencapaian.


Pilihan atau alternatif manakah yang tidak mengkhianati tujuan hidup?
Sebagai contoh ketika kita dihadapkan pada suatu pilihan membeli mobil
A atau mobil B. Dengan kecukupan informasi mengenai karakteristik
masing-masing mobil, tentu tidak sulit untuk memilih yang sesuai untuk
tujuan membeli mobil meskipun hasrat hati lebih cenderung ke salah
satunya.
Komunikasi juga terkait dengan informasi, yaitu bagaimana
menyampaikan informasi yang dimiliki kepada pihak lain. Dalam konteks
pengendalian diri, perlu disadari pentingnya menjalin komunikasi dengan
pihak-pihak yang terkait dengan keputusan yang dibuat (stakeholder).
Mengambil contoh di atas, apabila telah diputuskan membeli mobil A,
maka perlu dikomunikasikan alasannya kepada keluarga agar tidak terjadi
perdebatan atau perselisihan yang tidak perlu akibat keputusan tersebut.
4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Keberhasilan fungsi pengendalian diri juga ditentukan oleh
bagaimana pengendalian diri tersebut dilakukan. Dalam berbagai skala
resiko penyimpangan tujuan hidup, tentu aktivitas pengendalian yang
Nama :
NIM :

12

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

diterapkan berbeda-beda. Situasi dengan resiko yang tinggi tentu


membutuhkan intensitas atau teknik pengendalian diri yang lebih
dibanding dengan situasi dengan resiko rendah. Sebagai contoh katakanlah
ada seorang anak memiliki tujuan hidup tidak mau terjerumus pada
kenakalan remaja. Jika anak tersebut di sekolahkan di sekolah umum,
tentu dia harus mulai membatasi pergaulan dengan teman sekolah, pulang
sekolah langsung pulang, fokus belajar, dan sebagainya. Sementara bila
disekolahkan di madrasah mungkin dia cukup hanya menfokuskan diri
bagaimana belajar dengan baik saja. Hal ini menunjukan perlunya
ditentukan teknik dan aktivitas pengendalian diri yang paling sesuai dalam
rangka menghadapi berbagai skala resiko penyimpangan tujuan hidup.
Dengan aktivitas yang tepat maka fungsi pengendalian diri akan efektif
menjaga pencapaian tujuan hidup.

Gambar III.V Control Activities

5. Pemantauan (Monitoring)
Komponen ini menekankan pentingnya evaluasi terhadap fungsi
pengendalian diri yang telah dijalankan. Apakah pengendalian diri yang
dijalankan sudah sesuai dengan yang diharapkan? Apakah pengendalian
diri sudah mampu membimbing jalan hidup kita kepada tujuan hidup?
Evaluasi ini ditujukan untuk mencari kekurangan dan kelemahan dari
fungsi pengendalian diri guna perbaikan di masa yang akan datang.
Kesalahan yang ada harus dibetulkan, dan kelemahan yang tampak harus
dihilangkan. Apabila komponen ini dapat dilakukan secara kontinyu dari
Nama :
NIM :

13

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

waktu ke waktu maka harapannya fungsi pengendalian diri juga akan


semakin baik.

Gambar III.VI Self-Monitoring (Pemantauan Diri) demi tujuan baik yang akan
dicapai

Nama :
NIM :

14

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

Adapun prinsip-prinsip dalam mengendalikan diri dapa dijelaskan sebagai berikut:


1. Prinsip kemoralan.
Setiap agama pasti mengajarkan moral yang baik bagi setiap
pemeluknya, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu,
tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila
maupun tidak merugikan orang lain. Saat ada dorongan hati untuk
melakukan sesuatu yang negatif, maka kita dapat bersegera lari ke ramburambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan
dengan nilai-nilai moral dan agama? Saat terjadi konflik diri antara ya atau
tidak, mau melakukan atau tidak, kita dapat mengacu pada prinsip moral
di atas.
2. Prinsip kesadaran.
Prinsip ini mengajarkan kepada kita agar senantiasa sadar saat
suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya
orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul,
sehingga mereka banyak dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka.
Misalnya seseorang menghina atau menyinggung kita, maka kita marah.
Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini
muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini.
Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini
muncul, menguasai diri kita dan kemungkinan akan melakukan tindakan
yang akan merugikan diri kita dan orang lain. Saat kita berhasil mengamati
emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Jika masih
belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, maka kita
dapat melarikan pikiran kita pada prinsip moral.
3. Prinsip perenungan.
Ketika kita sudah benar-benar tidak tahan untuk meledakkan emosi
karena amarah dan perasaan tertekan, maka kita bisa melakukan sebuah
perenungan. Kita bisa menanyakan pada diri sendiri tentang berbagai hal,
misalnya apa untungnya saya marah, apakah benar reaksi saya seperti ini,
mengapa saya marah atau apakah alasan saya marah ini sudah benar.
Dengan melakukan perenungan, maka kita akan cenderung mampu
Nama :
NIM :

15

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

mengendalikan diri. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa saat


emosi aktif maka logika kita tidak jalan, sehingga saat kita melakukan
perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi
atau keinginan kita akan cenderung menurun.
4. Prinsip kesabaran.
Pada dasarnya emosi kita naik turun dan timbul, tenggelam.
Emosi yang bergejolak merupakan situasi yang sementara saja, sehingga
kita perlu menyadarinya bahwa kondisi ini akan segera berlalu seiring
bergulirnya waktu. Namun hal ini tidaklah mudah karena perlu adanya
kesadaran akan kondisi emosi yang kita miliki saat itu dan tidak terlalu
larut dalam emosi. Salah satu cara yang perlu kita gunakan adalah
kesabaran, menunggu sampai emosi negatif tersebut surut kemudian baru
berpikir untuk menentukan respon yang bijaksana dan bertanggung jawab
(reaksi yang tepat).
5. Prinsip pengalihan perhatian.
Situasi dan kondisi yang memberikan tekanan psikologis sering
menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran yang cukup banyak bagi
seseorang untuk menghadapinya. Apabila berbagai cara (4 prinsip
sebelumnya) sudah dilakukan untuk berusaha menghadapi namun masih
sulit untuk mengendalikan diri, maka kita bisa menggunakan prinsip ini
dengan menyibukkan diri dengan pikiran dan aktifitas yang positif. Ketika
diri kita disibukkan dengan pikiran positif yang lain, maka situasi yang
menekan

tersebut

akan

terabaikan.

Begitu

pula

manakala

kita

menyibukkan diri dengan aktifitas lain yang positif, maka emosi yang
ingin meledak akibat peristiwa yang tidak kita sukai tersebut akan
menurun bahkan hilang. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan
hanya hal-hal yang positif maka emosi kita akan ikut berubah kearah yang
positif juga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri:


1. Kepribadian.
Nama :
NIM :

16

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

Kepribadian mempengaruhi control diri dalam konteks bagaimana


seseorang dengan tipikal tertentu bereaksi dengan tekanan yang
dihadapinya dan berpengaruh pada hasil yang akan diperolehnya. Setiap
orang mempunyai kepribadian yang berbeda (unik) dan hal inilah yang
akan membedakan pola reaksi terhadap situasi yang dihadapi. Ada
seseorang yang cenderung reaktif terhadap situasi yang dihadapi,
khususnya yang menekan secara psikologis, tetapi ada juga seseorang
yang lamban memberikan reaksi.
2. Situasi.
Situasi merupakan faktor yang berperan penting dalam proses
kontrol diri. Setiap orang mempunyai strategi yang berbeda pada situasi
tertentu, dimana strategi tersebut memiliki karakteristik yang unik. Situasi
yang dihadapi akan dipersepsi berbeda oleh setiap orang, bahkan
terkadang situasi yang sama dapat dipersepsi yang berbeda pula sehingga
akan mempengaruhi cara memberikan reaksi terhadap situasi tersebut.
Setiap situasi mempunyai karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi
pola reaksi yang akan dilakukan oleh seseorang.
3. Etnis.
Etnis atau budaya mempengaruhi kontrol diri dalam bentuk
keyakinan atau pemikiran, dimana setiap kebudayaan tertentu memiliki
keyakinan atau nilai yang membentuk cara seseorang berhubungan atau
bereaksi dengan lingkungan. Budaya telah mengajarkan nilai-nilai yang
akan menjadi salah satu penentu terbentuknya perilaku seseorang,
sehingga seseorang yang hidup dalam budaya yang berbeda akan
menampilkan reaksi yang berbeda dalam menghadapi situasi yang
menekan, begitu pula strategi yang digunakan.

4. Pengalaman.
Pengalaman akan membentuk proses pembelajaran pada diri
seseorang.
Nama :
NIM :

Pengalaman yang diperoleh dari proses pembelajaran

17

Pengendalian Diri Pendidikan Agama Kristen 2014

lingkungan keluarga juga memegang peran penting dalan kontrol diri


seseorang, khususnya pada masa anak-anak. Pada masa selanjutnya
seseorang bereaksi dengan menggunakan pola fikir yang lebih kompleks
dan pengalaman terhadap situasi sebelumnya untuk melakukan tindakan,
sehingga pengalaman yang positif akan mendorong seseorang untuk
bertindak yang sama, sedangkan pengalaman negatif akan dapat merubah
pola reaksi terhadap situasi tersebut.
5. Usia.
Bertambahnya

usia

pada

dasarnya

akan

diikuti

dengan

bertambahnya kematangan dalam berpikir dan bertindak. Hal ini


dikarenakan pengalaman hidup yang telah dilalui lebih banyak dan
bervariasi, sehingga akan sangat membantu dalam memberikan reaksi
terhadap situasi yang dihadapi. Orang yang lebih tua cenderung memiliki
control diri yang lebih baik dibanding orang yang lebih muda.

Nama :
NIM :

18

Anda mungkin juga menyukai