Anda di halaman 1dari 11

Gempa Bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi

secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Jenis-jenis Gempa Bumi


- Berdasarkan Penyebabnya :
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Gempa Vulkanik
Gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunungapi, disebut gempa vulkanik. Contoh:
gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
b. Gempa Tektonik
Gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone
penunjaman
disebut gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang dahsyat. Contoh,
gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
c. Gempa runtuhan atau terban
Gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya
disebut gempa runtuhan atau terban. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan
wilayahnya sempit.
- Berdasarkan Kedalamannya :
a. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa)berada lebih
dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada
umumnya tidak terlalu berbahaya.
b. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
c. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km
dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa
Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Pergerakan Lempeng
Pergerakan antara satu lempeng dengan lempeng lainnya yang berdampingan membentuk
suatu interaksi sehingga dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan jenis pergerakannya,
yaitu:
1. Divergen: Pergerakan lempeng dimana lempeng-lempeng bergerak saling menjauh
satu dengan yang lain dimana gaya yang bekerja pada gerak ini adalah gaya tarikan
(tensional). Divergen ini menyebabkan naiknya magma dari pusat bumi yang akan
membentuk lantai samudera atau kerak samudera. Contohnya adalah MOR (Mid
Ocean Ridges) di dasar samudera Atlantik.
2. Konvergen: Pergerakan lempeng dimana lempeng-lempeng bergerak saling
mendekati satu dengan yang lain dimana gaya yang bekerja pada gerak ini adalah
gaya kompresional. Ada tiga jenis pergerakan konvergen yaitu:
Subduksi: Pergerakan konvergen diantara lempeng benua dengan lempeng
samudera, dimana lempeng samudera akan menunjam ke bawah lempeng
benua karena berat jenis lempeng benua lebih ringan dibandingkan dari
lempeng samudera. Contohnya adalah palung yang memanjang dari sebelah
barat Sumatra, selatan Jawa, hingga ke sealatan Nusa Tenggara Timur.
Obduksi: Pergerakan konvergen diantara kerak benua dengan kerak samudera,
dimana kerak benua menunjam di bawah kerak samudera. Penunjaman ini
terjadi karena perubahan dari batas lempeng divergen menjadi konvergen yang
kemudian penunjaman tersebut membawa kerak benua berbenturan dengan
kerak samudera.
Kolisi: Pergerakan konvergen diantara lempeng benua dengan lempeng
benua.Kedua lempeng tersebut memiliki massa jenis yang sama sehingga

membentuk pegunungan lipatan yang sangat tinggi. Contohnya: Pegunungan


Himalaya
3. Transform: Pergerakan lempeng dimana lempeng-lempeng bergerak saling
berpapasan. Gerakan ini sejajar dan tidak tegak lurus dimana menghasilkan sesar
mendatas jenis Strike Slip Fault. Contohnya adalah sesar San Andreas di Amerika
Serikat.

Divergen, konvergen, dan transform

Ketika terjadi gempa bumi, maka tanah akan bergetar, dan terjadi gelombang yang
akan merambat sampai bangunan yang ada di sekitarnya. Rambatan gelombang ini yang
membuat gedung atau bangunan yang berada di atas tanah bergetar, dan beresiko terjadi
kerusakan pada bangunan tersebut. Kerusakan bangunan akibat gempabumi terutama
ditentukan oleh:
1. Karakteristik gempa (earthquake characteristics) seperti:

Percepatan tanah maksimum (peak ground acceleration)

Lama (waktu) getaran yang kuat (duration of strong shaking)

Frekuensi getaran (frequency content)

Panjang bidang patahan (length of fault rupture)


2. Karakteristik lokasi (site characteristics) seperti:

Jarak bangunan dengan pusat gempa (epicenter)

kondisi tanah dan batuan (geologi) yang terletak diantara bangunan dan picenter

Kondisi tanah di lokasi

Natural period lokasi


3. Karakteristik bangunan (structural characteristic) seperti:

Natural period dan damping dari struktur

umur struktur dan metode pembangunannya

Perhitungan pembebanan gempa saat perancangan struktur.

4. Aspek getaran tanah (ground motions) yang meliputi:

arah getaran (direction)

simpangan (displacement)

percepatan (acceleration)

Sifat gelombang, yaitu duration and periode


Proses Terjadinya Gempa bumi
Pada sarnya, para ahli membagi proses terjadinya gempa bumi atau asal muasal
gempa ke dalam dua kelompok besar yakni:
1. Teori Pergeseran Sesar
2. Teori Kekenyalan Elastis atau elastic rebound theory.
Menurut para ahli, gempa yang banyak terjadi disebabkan oleh pergeseran lempengan
sepanjang sesar dan terjadi secara tiba-tiba atau dikenal dengan istilah sudden slip. Hal ini
terjadi pasa lapisan kerak bumi. Lebih lanjut para ahli berpendapat bahwa penyebab utama
bencana gempa bumi prosesnya diawali dengan sebuah gaya pergerakan yang terdapay di
titik interior bumi. Gaya ini dikenal juga dengan istilah gaya konveksi mantel. Proses gempa
bumi ini dimulai dari gaya konveksi mantel yang kemudian menekan bagian kerak bumi yang
dikenal juga dengan nama outer layer. Kerak ini memiliki sifat yang rapuh, dengan demikian
saat ia tak lagi bisa menahan gaya konveksi mantel ini maka sebagai akibatnya sesar akan
bergeser dan dirasakan manusia sebagai sebuah gempa. Proses gempa bumi yang satu ini
masuk ke dalam jenis gempa tektonik. Tentu jika jenis gempanya vulkanik, buatan, tumbukan
serta runtuhan, maka prosesnya akan berbeda.
Namun, menurut para ahli, dari semua total gempa yang terjadi di seluruh dunia, jenis
gempa tektonik inilah yang mendominasi. Bahkan jenis gempa vulkanik sendiri pun hanya
mencapai 7% dari semua total gempa yang terjadi. Proses terjadinya gempa vulkanik dimulai
dari pergerakan material yang ada di dalam saluran fluida. Gerakan ini biasanya dirasakan
sesaat sebelum sebuah gunung berapi meletus. Untuk jenis gempa buatan yang menggunakan
dinamit misalnya, prosesnya terjadi lantaran ada tekanan yang bersumber dari dinamit
tersebut. Ledakan dahsyat dari dinamit akan membuat wilayah target terguncang dan
terjadilah gempa buatan.
Sementara itu, proses terjadinya gempa bumi tumbukan selalu dimulai dari adanya
benda luar angkasa yang berhasil sampai ke permukaan bumi. Benda ini datang dengan
kecepatan luar biasa sehingga saat mencapai badan bumi, tekanan akan dirasasakan dalam
bentuk gerakan atau getaran. Tingkatannya tergantung penuh pada kekuatan benda luar
angkasa tersebut.
Seperti halnya pensil diletakkan diatas bubur maka apabila bubur digoyang dari jauh,
getaran yang terasa di pensil akan semakin sedikit terasa,
Sedangkan apabila tepat diwadah digoyang maka pensil akan tenggelam kedalam bubur
akibat getaran yang terjadi

Penentuan SDS, SD1 dan Kategori Desain Gempa (KDG)


Tentukan Kategori Resiko

Tentukan Ss dan S1
SS= parameter respon spektra percepatan pada perioda pendek
S1= parameter respon spektra percepatan pada perioda 1-detik
Ss dan S1 diperoleh dari peta gempa

Tentukan Kelas Lokasi


Kelas lokasi tergantung pada kondisi tanah yang diklasifikasikan
sesuai kecepatan rambat gelombang geser, SPT, atau kuat geser niralir

Tentukan SMS dan SM1


Parameter respon spektra percepatan untuk gempa tertimbang
maksimum, yang telah disesuaikan dengan kelas lokasi;
SMS= Fa Ss
SM1= Fv S1
Fa dan Fv bergantung pada kelas lokasi dan pada nilai Ss dan S1

Tentukan SDS dan SD1


Parameter respon spektra percepatan desain
SDS= 2/3 x SMS
SD1= 2/3 x SM1

Contoh Peta Gempa

TUGAS TEKNIK GEMPA


Dikerjakan oleh :

INDRA MAULANA
14 0404 024

Disejutui oleh :
Dosen Pembimbing

Rahmi Karolina, ST.MT.


NIP. 198203182008122001

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Anda mungkin juga menyukai