Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

A. Faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat diubah


Tidak ada penyebab tunggal PJK, tetapi ada faktor-faktor risiko yang meningkatkan
kemungkinan seseorang untuk terkena PJK. Ada dua faktor risiko penyakit jantung koroner,
yakni yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang dapat diubah antara lain:

Merokok

Kolesterol total tinggi

Hipertensi (darah tinggi)

Diabetes (kencing manis)

Kurang berolahraga

Obesitas atau kelebihan berat badan

Depresi, isolasi sosial, dan kurangnya dukungan sosial yang berkualitas.


Faktor risiko penyakit jantung yang tidak dapat Anda ubah antara lain: usia, jenis kelamin

laki-laki dan memiliki riwayat keluarga penderita penyakit jantung. Sebagian orang dari suku
bangsa dan budaya tertentu juga lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner. Kabar baiknya
meskipun faktor risiko tersebut tidak dapat diubah, Anda dapat menurunkan faktor risiko secara
keseluruhan dengan cara menjalankan pola hidup sehat dan minum obat yang diresepkan oleh
dokter Anda.
Merokok dan risiko penyakit jantung

Sebagaimana menjadi penyebab kanker, merokok akan mempengaruhi arteri yang


memasok darah ke jantung dan bagian-bagian tubuh Anda lainnya. Hal ini tentunya akan
mengurangi jumlah oksigen di dalam darah dan merusak dinding arteri Anda. Merokok akan
meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer (yang dapat
menyebabkan gangren dan amputasi anggota tubuh).
Merokok membuat darah menjadi 'lengket' dan menyebabkan sel-sel darah menggumpal.
Ini akan memperlambat aliran darah arteri dan akan lebih sering terjadi penyumbatan dan
meluas. Sumbatan ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Merokok juga membuat dinding arteri Anda menjadi lengket, menyebabkan penyumbatan
oleh zat lemak yang disebut dengan plak atau ateroma. Perokok sering mengalami tangan atau
kaki dingin akibat penyumbatan arteri, yang juga dapat menyebabkan masalah serius seperti
gangren. Jika arteri yang tersumbat adalah arteri koroner, maka akan menyebabkan angina. Jika
bentuk bekuan darah di arteri koroner yang menyempit dan benar-benar telah memblokir
pasokan darah ke suatu bagian jantung, maka dapat menyebabkan serangan jantung.
Kolesterol dan risiko penyakit jantung
Kolesterol adalah zat lemak yang diproduksi secara alami oleh tubuh. Kolesterol juga
dapat masuk ke tubuh melalui makanan yang mengandung kolesterol. Kolesterol sebenarnya
memiliki banyak manfaat di dalam tubuh, tetapi kolesterol akan menjadi masalah jika kadarnya
di dalam tubuh terlalu tinggi.
Kolesterol total yang tinggi menyebabkan zat lemak terbentuk di arteri koroner secara
bertahap, sehingga membuat darah sulit mengalir. Hal ini utamanya disebabkan oleh makanan
tinggi lemak jenuh dan lemak trans.
Kolesterol total terdiri dari dua jenis kolesterol, yaitu:

Low-density lipoprotein (LDL) - juga dikenal sebagai kolesterol jahat karena dapat
meningkatkan penumpukan plak di arteri dan meningkatkan risiko terkena penyakit
jantung koroner.

High-density lipoprotein (HDL) - juga dikenal sebagai kolesterol baik karena


membantu melindungi Anda dari penyakit jantung koroner.

Sebagian besar dari kolesterol total di dalam aliran darah terdiri dari kolesterol LDL
'Jahat'. Hanya sebagian kecil yang terdiri dari kolesterol HDL 'baik'. Sebuah keseimbangan yang
terbaik adalah kondisi dimana kolesterol LDL rendah, sedangkan kolesterol HDL tinggi.
Tekanan darah dan risiko penyakit jantung
Tekanan darah adalah tekanan darah di arteri (pembuluh darah yang membawa oksigen
dan nutrisi ke seluruh tubuh), seperti yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Tekanan
darah tergantung dari dua hal utama: jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan bagaimana
leluasanya darah mengalir melalui arteri.
Tekanan darah dapat naik dan turun sepanjang hari, tergantung dari waktu dan aktivitas
yang dilakukan seseorang. Berbeda dengan tekanan darah tinggi yang merupakan suatu kondisi
dimana tekanan darah tinggi secara terus menerus.
Riwayat keluarga, pola makan, konsumsi alkohol, berat badan dan tingkat aktivitas fisik
Anda memberikan pengaruh besar pada tekanan darah. Pada sebagian orang, obat-obatan,
termasuk pil kontrasepsi oral (pil kb), kontrasepsi injeksi (suntik KB), steroid (seperti cortisone),
dan obat-obat untuk arthritis, juga dapat meningkatkan tekanan darah.
Tekan darah yang tinggi akan membebani kerja jantung dan arteri koroner, dan
mempercepat proses penyumbatan di arteri. Hal ini ujungnya akan menyebabkan masalah seperti
serangan jantung dan stroke. Tekanan darah yang tinggi juga dapat mempengaruhi arteri yang
menuju ke bagian lain tubuh, seperti mata, ginjal, dan kaki.
Jika tekanan darah tinggi tidak diobati, jantung akan menjadi lemah karena bekerja keras
secara terus menerus. Kondisi ini dapat menyebabkan 'gagal jantung', sebuah kondisi serius
dengan gejala seperti kelemahan, sesak napas, dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan
kaki.
Diabetes dan risiko penyakit jantung
Penderita diabetes lebih berisiko terkena serangan jantung, angina dan stroke. Orang
dengan PJK sering juga mengidap diabetes Tipe 2. Penderita diabetes dan PJK berada dalam
risiko tinggi untuk serangan jantung dan stroke. Serangan jantung dikaitkan dengan kebiasaan
yang kurang berolahraga, kebiasaan makan yang tidak sehat dan obesitas.

Dua jenis utama diabetes adalah:

Tipe 1 - sebelumnya dikenal sebagai insulin-dependent atau juvenile-onset diabetes

Tipe 2 - sebelumnya dikenal sebagai non-insulin-dependent atau mature-onset diabetes.


Jika Anda mengidap diabetes, sebaiknya selalu aktif secara fisik, hanya mengonsumsi

makanan sehat, dan menjaga berat badan yang sehat. Jika Anda mengidap diabetes tipe 2, Anda
mungkin perlu mengonsumsi obat-obatan untuk membantu agar kadar glukosa darah Anda
normal, serta melakukan perubahan gaya hidup yang sehat. Juga penting untuk meninggalkan
rokok dan minuman keras, mengurangi kolesterol total, mengontrol tekanan darah dan secara
teratur memeriksakan diri ke dokter untuk perawatan diabetes.
Obesitas dan risiko penyakit jantung
Obesitas atau kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko sejumlah masalah
kesehatan serius, seperti:

PJK

Diabetes

Hipertensi

Kolesterol tinggi

Penyakit kandung empedu

Masalah sendi, seperti gout, arthritis, dan nyeri sendiri

Gangguan tidur, seperti sleep apnea

Kanker jenis tertentu.

Orang obesitas dengan bentuk badan besar di tengah (seperti buah apel) lebih berisiko
mengalami masalah kesehatan, sehingga sangat perlu untuk menurunkan berat badan. Untuk
mencapai berat badan yang sehat, keseimbangan energi yang masuk ke tubuh Anda melalui
makanan dan minuman harus seimbang dengan energi yang digunakan oleh tubuh Anda melalui
aktivitas fisik.
Aktivitas fisik dan risiko penyakit jantung
Aktivitas fisik sangat penting untuk menjaga kesehatan dan menurunkan risiko PJK.
Aktivitas fisik atau olahraga secara teratur akan:

Meningkatkan kesehatan jangka panjang

Menurunkan risiko serangan jantung

Membuat tubuh lebih berenergi (lebih bersemangat)

Membantu menjaga berat badan yang normal

Membantu mencapai kadar kolesterol total yang sehat

Menurunkan tekanan darah

Membuat tulang dan otot menjadi lebih kuat

Membuat lebih percaya diri dan bahagia

Membuat kualitas tidur menjadi lebih baik atau dengan kata lain terbebas dari masalah
gangguan tidur.
Jika Anda pernah mengalami serangan jantung, olahraga secara teratur akan membantu

Anda pulih lebih cepat. Jika Anda mengidap diabetes, olahraga secara rutin juga akan membantu
tubuh mengontrol kadar glukosa darah. Olahraga atau aktivitas fisik yang perlu dilakukan
tidaklah harus olahraga yang berat. Olahraga dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat,

sangatlah baik untuk kesehatan jantung Anda. Setidaknya lakukan 30 menit olahraga sedang
setiap hari, atau beberapa kali seminggu.
Depresi dan risiko penyakit jantung
Penelitian telah menunjukkan bahwa pada sebagian orang, yakni mereka yang depresi,
yang terisolasi secara sosial, atau mereka yang tidak memiliki dukungan sosial yang berkualitas,
berisiko tinggi terkena penyakit jantung koroner. Depresi dapat diatasi dengan terapi medis dan
non medis. Jika Anda merasa mengalami depresi, sebaiknya segera berkonsultasi ke pakar
kesehatan Anda.
Riwayat keluarga dan risiko penyakit jantung
Riwayat keluarga seseorang dari penyakit atau gen dapat meningkatkan kecenderungan
seseorang untuk mengembangkan:

Hipertensi

Kolesterol tinggi

Diabetes

Bentuk tubuh tertentu.


Meskipun memiliki riwayat keluarga dengan PJK merupakan faktor risiko PJK,

untungnya itu tidak berarti bahwa Anda juga dipastikan akan terkena PJK. Namun, jika Anda
memiliki riwayat keluarga PJK, maka sangat penting untuk mengurangi atau menghilangkan
faktor risiko lainnya. Misalnya, dengan membatasi asupan lemak jenuh dan lemak trans, tidak
merokok, dan melakukan gaya hidup sehat dan aktif.
Usia, jenis kelamin dan risiko penyakit jantung
Umumnya, pria berisiko lebih tinggi mengalami PJK pada usia pertengahan di
bandingkan perempuan. Risiko akan semakin meningkat seiring pertambahan usia. Namun,
risiko terjadinya PJK juga menjadi masalah bagi perempuan, terutama jika mereka sudah berusia
lanjut. Masih belum jelas mengapa wanita cenderung mengalami PJK pada usia lanjut ketimbang

laki-laki, meskipun ada kemungkinan bahwa perubahan hormonal setelah menopause, ditambah
dengan perubahan faktor risiko, memainkan peran.
Diluar jenis kelamin dan usia, Anda dapat menurunkan risiko terjadinya PJK jika Anda
mengikuti gaya hidup sehat dan minum obat yang diresepkan oleh dokter Anda.
(sumber :
http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Heart_disease_your_riskfactors_explained)

Anda mungkin juga menyukai