Anda di halaman 1dari 13

FURUNKEL DAN KARBUNKEL

I. PENDAHULUAN
Infeksi kulit adalah masalah rawat jalan umum. Selulitis, folikulitis, dan
impetigo adalah penyakit infeksi bakteri pada kulit yang paling sering ditemui
pada tempat praktek. Erisipelas, furunkel, dan karbunkel juga umum.
Pengobatan penyakit infeksi pada kulit bervariasi tergantung pada diagnosis
dan tingkat keparahan, dokter harus mampu mengenali dan mengelola entitas
mereka secara tepat.1
Infeksi staphylococcus profunda menjadi penyebab terbentuknya
furunkel dan karbunkel .2 Furunkel ialah radang folikel rambut dan
sekitarnya.3 Sedangkan karbunkel adalah gabungan beberapa furunkel yang
yang dibatasi oleh trabekula fibrosa yang berasal dari jaringan subkutan yang
padat. Perkembangan dari furunkel menjadi karbunkel tergantung pada status
imunologis penderita.4
Furunkel merupakan kumpulan nanah dalam ruangan berdinding.
Selulitis bisa terjadi mendahului atau bersamaan dengan terjadinya furunkel.

Furunkel berawal dari nodul kemerahan yang keras dan kemudian dengan
cepat berkembang menjadi nyeri dan beberapa hari kemudian terjadi
fluktuasi. Sembuh dengan jaringan parut setelah beberapa minggu. Pada
beberapa individu bisa terjadi kronis rekuren.6Sering pada bagian tubuh yang
berambut dan mudah terkena iritasi, gesekan, tekanan, atau pada daerah yang
lembab seperti ketiak, bokong, punggung, leher, dan wajah. 4
II. EPIDEMIOLOGI
Furunkel dapat terjadi sekunder terhadap dermatosis lain. Sering
mengenai anak-anak sebagai komplikasi penyakit parasit, seperti pedikulosis
atau skabies. Furunkel dapat juga terjadi pada penderita diabetes, penderita
dermatitis seboroik, orang yang kurang gizi, orang terlantar, dan pada
penderita imunodefisien. Sedangkan karbunkel terutama mengenai laki-laki
1

usia pertengahan. Faktor predisposisinya adalah diabetes, malnutrisi,


kegagalan jantung, dermatosis

generalisata yang berat, dan terapi

kortikosteroid yang berkepanjangan. 7


Berdasarkan statistik Departemen Kesehatan Inggris, pada tahun 2002
dan 2003 terdapat sekitar 0,19% atau 24.525 penderita yang berobat ke
Rumah Sakit Inggris dengan diagnosa furunkel abses kutaneus dan karbunkel.
Dari 24.525 pasien tersebut terdapat 90% yang memerlukan rawat inap. 54%
dari pasien yang berobat tersebut adalah laki-laki dan 46% pasien adalah
perempuan. Usia rata-rata dari pasien yang berobat adalah 37 tahun. 72%
berusia 15-59 tahun dan 6% berusia diatas 75 tahun.
III.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Penyebab furunkel dan karbunkel adalah bakteri Staphylococcus
aureus.7 Staphylococcus aureus suatu bakteri koagulasi positif, merupakan
kokus pathogen paling utama pada kulit. Kokus ini adalah gram-positf,
berbentuk bola, dan bergerombol dalam bundel-bundel kecil. Kokus ini
mudah tumbuh di media biakan. Dalam media biakan padat, dalam 24 jam
akan tumbuh koloni-koloni berkilat, berwarna kekuningan dan besar.7
Staphylococcus aureus adalah fakultatif anaerob, nonmotile, katalase dan
koagulase positif, bakteri ini juga memberikan hasil positif pada fermentasi
manitol dan uji deoxyribonuclease.8 Pada beberapa individu, kolonisasi
Staphylococcus aureus terdapat pada daerah nares dan perineum yang sering
menimbulkan masalah furunkel rekuren.9
Bakteri stafilokokus yang menyebabkan furunkel atau karbunkel
umumnya masuk melalui luka, goresan, atau robekan pada kulit. Respon
primer host terhadap infeksi Staphylococcus aureus adalah pengerahan sel
PMN ke tempat masuk kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi.
Sel PMN ini ditarik ke tempat infeksi oleh komponen bakteri seperti
formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokin TNF (tumor necrosis
factor) dan interleukin (IL) 1 dan 6 yang dikeluarkan oleh sel endotel dan
makrofag yang teraktivasi. Hal ini menimbulkan inflamasi dan pada akhirnya
2

membentuk pus (gabungan dari sel darah putih, bakteri, dan sel kulit yang
mati). 10.11
Faktor resiko terjadinya furunkel dan karbunkel di antaranya: 4.7
1. Kebersihan atau higiene yang kurang
2. Penderita diabetes
3. Obesitas
4. Hiperhidrosis
5. Penderita dermatitis seboroik
6. Terapi kortikosteroid yang berkepanjangan
7. Malnutrisi
IV.

GAMBARAN KLINIS
Pada permulaan hadir dengan kemerahan, papul atau nodul yang nyeri,
membesar setelah beberapa hari.13Keluhan yang ditimbulkan berupa nodus
eritematosa berbentuk kerucut, nyeri, dan ditengahnya terdapat pustul.
Kemudian nodus melunak menjadi abses, bila pecah dapat membentuk
fistel.12
Gejala pada permulaan penderita merasa gatal. Lesi menjadi nyeri bila
ditekan atau diusap. Selama proses supurasi, lesi terasa sakit sekali. Lesi yang
terdapat di saluran telinga luar dan hidung terasa sakit sekali. Lesi kulit mulamula berupa makula eritematosa lentikular setempat, kemudian menjadi
nodula lentikuler numular berbentuk kerucut. Gejala sistemik biasanya
jarang, kalau ada, ringan. Tanda-tanda dari furunkel, timbul peradangan
folikuler kecil dan merah yang cepat bertambah besar dan membentuk suatu
tonjolan berbentuk kerucut, teraba keras, dan dikelilingi oleh halo merah. 7

Sewaktu supurasi terjadi timbul pustul dan kemudian nekrosis pada


puncak nodul. Ketika nodul ini pecah, keluarlah pus dengan inti nekrotik.
Kemudian edem dan eritem mereda, dan rongga terisi oleh jaringan granulasi
dan meninggalkan makula keunguan yang akan sembuh dengan parut.7.

Gbr 1. Furunkel

Gbr 2. Karbunkel

V. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang
dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan kultur bakteri. Furunkulosis
ekstensif atau karbunkel biasanya menunjukkan leukositosis.14
VI.

HISTOPATOLOGI
A.

Furunkel
Terlihat abses perifolikuler setempat. Pembuluh darah setempat
mengalami

dilatasi

dan

tempat

terinfeksi

diserang

oleh

lekosit

polimorfonuklear. Terjadi nekrosis kelenjar dan jaringan sekitar,


membentuk inti yang di kelilingi oleh daerah dilatasi vaskuler, lekosit, dan
limfosit. 7

B.

Karbunkel
4

Terdapat abses folikuler dan perifolikuler multiple yang kemudian


membentuk masa nekrotik yang luas, terjadi reaksi radang yang jelas di
sekitar inti nekrotik di dalam jaringan ikat yang mendasarinya dan di
dalam lemak subkutan.7
Gbr 3. Histopatologi furunkel

VII.

Gbr 4. Histopatologi karbunkel

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding antara lain sporotrikosis, impetigo bockhart, dan
acne konglobata.4.7

A.

Sporotrikosis
Sporotrikosis merupakan suatu infeksi kronik dari jamur
Sporotrichum schenkii dan ditandai dengan pembesaran kelenjar
getah bening. Kulit dan jaringan subkutis di atas nodus sering
melunak dan pecah membentuk ulkus yang indolen. 3Infeksi yang
disebabkan oleh implantasi traumatis dari jamur ke dalam kulit,
atau sangat jarang, dengan inhalasi ke paru-paru. Menyebar
sekunder untuk permukaan artikular, tulang dan otot tidak jarang,
dan infeksi juga dapat kadang-kadang melibatkan sistem saraf
pusat, paru-paru atau saluran genitourinari.15
Gbr 5. Sporotrikosis

B.

Impetigo Bockhart
Impetigo bockhart sinonim dari folikulitis superfisialis
peradangan pada folikel rambut yang terbatas di dalam epidermis
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Kelainan berupa
papul atau pustul yang eritematosa dan di tengahnya terdapat
rambut.3

Gbr 6. Impetigo Bockhart

C. Acne Konglobata
6

Acne konglobata, selain di punggung, nodula-nodula merah


hitam tampak di daerah wajah dan lengan, menyebar di satu regio.4
Gbr 7. Acne Konglobata

VIII. PENGOBATAN
A. Non Farmakologis
Pengobatan furunkel tergantung kepada lokasi dan kematangan
lesi. Lesi permulaan yang belum berfluktuasi dan belum bermata
dikompres panas dan diberi antibiotik oral. Kompres panas akan
memperkecil ukuran lesi dan mempercepat penyerapan. 7
Insisi terhadap lesi awal jangan dilakukan untuk mencegah
inokulasi lebih dalam infeksi tersebut. Jika lesi telah matang dan
bermata dilakukan insisi dan drainase. Insisi jangan dilakukan jika lesi
terdapat di kanalis auditorius external, bibir atas, hidung, dan
pertengahan

dahi

karena

infeksi

yang

tidak

terawasi

dapat

menyebabkan trombosis sinus kavernosis. Sewaktu penderita mendapat


antibiotik, semua pakaian, handuk, dan alas kasur yang telah mengenai
daerah yang sakit harus dicuci dengan air panas.7
B. Farmakologis
Pengobatan karbunkel sama saja dengan pengobatan furunkel.
Karbunkel atau furunkel dengan selulitis di sekitarnya atau yang
7

disertai demam, harus diobati dengan antibiotik sistemik. Untuk infeksi


berat atau infeksi pada area yang berbahaya dosis antibiotik maksimal
harus diberikan dalam bentuk parenteral. Bila infeksi berasal dari
methicillinresistant Staphylococcus aureus (MRSA) atau dicurigai
infeksi serius dapat diberikan vankomisin (1-2 gram IV setiap hari
dalam dosis terbagi). Pengobatan antibiotik harus berlanjut paling tidak
selama satu minggu.16.17
Pengobatan furunkel atau karbunkel:
Topikal:

Mupirocin12
Mupirocin dihasilkan oleh pseudomonas fluorescens.
Berdaya

khusus

terhadap

kuman

Gram-positif

seperti

Staphylococcus aureus. Khasiatnya bersifat bakterisid (salep 2%)


berdasarkan

penghambatan

RNA-sintetase

yang

berakibat

penghentian sintesa protein kuman. 18

Asam Fusidat12
Antibiotikum dengan rumus steroida yang mirip dengan
struktur asam empedu yang dihasilkan oleh jamur fusidium,
spektrum kerjanya sempit dan terbatas pada kuman Gram-positif,
terutama stafilokok. Kuman Gram-negatif resisten terkecuali
Neisseria.

Khasiatnya

bersifat

bakteriostatis

berdasarkan

penghambatan sintesa protein kuman. 18

Sistemik : Oral Antimicrobial Agents for Bacterial Infections


Antimicrobial Agent

Dosing (PO Unless Indicated), Usually For


7 to 14 Days

Natural penicillins
Penicillin V

250500 mg tid/qid for 10 days


8

Antimicrobial Agent

Dosing (PO Unless Indicated), Usually For


7 to 14 Days

Penicillin G

600,0001.2 million U IM qd for 7 days

Benzathine penicillin G

600,000 U IM in children
1.2 million units if

6 years,
7 years, if

compliance is a problem
Penicillinase-resistant
penicillins
Cloxacillin

250500 mg (adults) qid for 10 days

Dicloxacillin

250500 mg (adults) qid for 10 days

Nafcillin

1.02.0 g IV q4h

Oxacillin

1.02.0 g IV q4h

Aminopenicillins
Amoxicillin

500 mg tid or 875 mg q12h

Amoxicillin plus clavulanic acid 875/125 mg bid; 20 mg/kg per day tid for 10
(
-lactamase inhibitor)
days
Ampicillin

250500 mg qid for 710 days

Cephalosporins
Cephalexin

250-500 mg (adults) qid for 10 days; 4050


mg/kg per day (children) for 10 days

Cephradine

250500 mg (adults) qid for 10 days; 4050


mg/kg per day (children) for 10 days

Cefaclor

250500 mg q8h

Cefprozil

250500 mg q12h

Cefuroxime axetil

125500 mg q12h

Cefixime

200400 mg q1224h

Erythromycin group
Erythromycin ethylsuccinate

250500 mg (adults) qid for 10 days; 40


mg/kg per day (children) qid for 10 days

Clarithromycin

500 mg bid for 10 days

Azithromycin

Azithromycin: 500 mg on day 1, then 250 mg


qd days 25

Clindamycin

150-300 mg (adults) qid for 10 days; 15


mg/kg per day (children) qid for 10 days

Tetracylines
9

Antimicrobial Agent

Dosing (PO Unless Indicated), Usually For


7 to 14 Days

Minocycline

100 mg bid for 10 days

Doxycycline

100 mg bid

Tetracycline

250500 mg qid

Miscellaneous agents
Trimethoprim-sulfamethoxazole 160 mg TMP + 800 mg SMX bid
Metronidazole

500 mg qid

Ciprofloxacin

500 mg bid for 7 days

Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi, insisi dan drainase diperlukan.
Bila infeksi terjadi berulang atau memiliki komplikasi dengan
komordibitas, kultur dapat dilakukan. Terapi anti mikrobial harus
dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi berkurang dan berubah
apalagi ketika hasil kultur tersedia. Lesi yang di drainase harus ditutupi
untuk mencegah autoinokulasi dan mencuci tangan harus sering
dilakukan. Pasien dengan furunkolosis atau karbunkel berulang
memberikan masalah yang spesial dan sering menyulitkan.16
IX.

KOMPLIKASI
Masalah utama pada penyakit ini adalah penyebaran bakteremia dari
infeksi dan masalah rekurensi. Bakteri ini dapat masuk ke dalam aliran darah
dan berjalan menuju bagian tubuh lainnya sehingga bisa saja menyebabkan
infeksi metastase seperti endokarditis, sepsis, atau abses jaringan. Salah satu
masalah penting lainnya adalah resistensi bakteri Staphylococcus aureus
terhadap obat yang diberikan pada si penderita, dikenal dengan nama
methicilin resistan Staphylococcus aureus atau MRSA yang resistan terhadap
penisilin dan akan sangat sulit untuk diobati.8.10
Awalnya, septikemia memberikan tanda dan gejala seperti menggigil,
demam disertai gelisah, denyut jantung yang cepat, dan perasaan menderita
sakit sangat berat. Tetapi kondisi ini dapat dengan cepat berkembang menjadi
10

syok, yang ditandai dengan turunnya tekanan darah dan temperatur tubuh,
bingung serta manifestasi kelainan pembekuan dan perdarahan pada kulit.
Septikemia merupakan keadaan emergensi medis yang bila tidak ditangani
dapat menyebabkan kematian.8.10
Invasi bakteri ke dalam aliran darah biasanya terjadi kapan saja, tidak
dapat ditebak, menyebabkan infeksi metastase seperti endokarditis, vertebral
osteomielitis/discitis, septik arthritis, abses plenik, mycotic aneurysms,
menigitis, atau abses jaringan. Frekuensi infeksi metastasis selama
bakteremia diperkirakan sekitar 31%. Manipulasi pada lesi berbahaya dan
dapat menfasilitasi penyebaran infeksi melalui aliran darah. Untungnya
komplikasi seperti ini jarang.8.10.11
Infeksi metastase seperti endokarditis merupakan akibat tersering dari
bakteremia akibat Staphylococcus aureus. Insidensi endokarditis disebabkan
Staphylococcus aureus meningkat selama 20 tahun terakhir dan sekarang
menjadi penyebab utama endokarditis di seluruh dunia, terhitung sekitar 2530% kasus. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan penggunaan alat
TEE (Transesophageal Echocardiography) yang dikatakan memiliki insidensi
25% dari seluruh kasus Staphylococcus aureus bakteremia dan penggunaan
kateter intravascular. Faktor lain yang terkait dengan peningkatan resiko
endokarditis adalah penggunaaan obat injeksi, hemodialisa, penggunaan alat
prosetetik intravascular, dan keadaan sistem imun tubuh yang lemah.8.11
Lesi pada bibir dan hidung menyebabkan bakteremia melalui vena-vena
emisaria wajah dan sudut bibir yang menuju sinus kavernosus. Komplikasi
yang jarang berupa trombosis sinus kavernosus dapat terjadi. 10.19
Masalah serius lainnya adalah timbulnya resistensi obat pada strain
Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus yang resistan terhadap
methicilin (methicilin-resistan Staphylococcus aureus/MRSA) sekarang
meningkat jumlahnya, terutama didapatkan pada siswa militer, penghuni
penjara, atlet, bahkan anak-anak. Menurut centers for Disease Control and

11

Prevention, sekitar 1% orang Amerika membawa MRSA pada tubuh


mereka.8.10.11
MRSA sangat menular dan menyebar dengan cepat pada daerah yang
padat atau tidak higienis atau dimana handuk atau peralatan atletik dipakai
bersama-sama. Walaupun MRSA memiliki respon baik terhadap beberapa
antibiotik, MRSA resistan terhadap penisilin dan sulit untuk diobati.
Furunkulosis rekuren menjadi masalah yang dapat berlanjut bertahun-tahun.10
X. PROGNOSIS
Baik sepanjang faktor penyebab dapat dihilangkan dan prognosis
menjadi kurang baik bila terjadi rekurensi.4
XI.

KESIMPULAN
Furunkel merupakan infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut
dan jaringan subcutaneous di sekitarnya. Sedangkan karbunkel adalah
kumpulan furunkel yang menjadi satu, yang dibatasi oleh trabekula fibrosa
yang berasal dari jaringan subkutan yang padat.
Penyebab furunkel dan karbunkel adalah bakteri Staphylococcus
aureus, tergolong bakteri gram positif.
Furunkel paling sering ditemukan di daerah yang banyak friksi seperti
ketiak dan bokong. Selain itu, terdapat pada wajah, leher, paha, dan area
yang banyak terdapat rambut serta banyak mengeluarkan keringat atau
gesekan. Karbunkel memiliki lesi inflamasi yang lebih luas, dasarnya dalam
dan ditandai dengan nyeri yang luar biasa pada daerah lesi tersebut.
Faktor resiko terjadinya furunkel dan karbunkel diantaranya: tingkat
sanitasi yang buruk, keadaan fisik yang menurun, kondisi kulit tertentu,
pakaian ketat.
Infeksi dimulai dengan benjolan merah nyeri yang sifatnya ringan
sampai sedang, permukaannya halus dan berbentuk kerucut yang

12

mengandung pus, ukurannya akan meningkat dalam beberapa hari,


ukurannya > 2 cm.

13

Anda mungkin juga menyukai