Anda di halaman 1dari 28

Rencana Strategis

Bidang Keperawatan
RS Katolik Marianum Halilulik
2015 2019

RS Katolik Marianum Halilulik


Jl. Paroki Roh Kudus Halilulik
Atambua

DAFTAR ISI

1.

Bab I Pendahuluan
Bab II Dasar dasar penyusunan program
Bab III Rencana strategis bidang keperawatan
Rencana strategis bidang keperawatan 2015
# Program pengembangan ketenagaan / sumber daya manusia bidang keperawatan
# Program pengembangan sarana, prasarana dan peralatan bidang keperawatan
# Programpembentukan tim KPRS keperawatan
# Program pembentukan tim kerja akreditasi keperawatan
2. Rencana strategis bidang keperawatan 2016
# Program pengembangan ketenagaan / sumber daya manusia bidang keperawatan
# Program pengembangan sarana, prasarana dan peralatan bidang keperawatan
# Program penyuluhan kesehatan masyarakat maternitas
3. Rencana strategis bidang keperawatan 2017
# Program pengembangan ketenagaan / sumber daya manusia bidang keperawatan
# Program pengembangan sarana, prasarana dan peralatan bidang Keperawatan
# Program peningkatan mutu keperawatan
# Program pengendalian INOS direktorat keperawatan
4. Rencana strategis bidang keperawatan 2018
# Program pengembangan manajemen keperawatan
# Program pengembangan ketenagaan / sumber daya manusia bidang keperawatan
# Program pengembangan sarana, prasarana dan peralatan bidang keperawatan
#

Program pengembangan senam hamil

Program pengembangan pijat bayi

5. Rencana strategis bidang keperawatan 2019


# Program pengembangan ketenagaan / sumber daya manusia bidang keperawatan
# Program pengembangan sarana, prasarana dan peralatan bidang keperawatan
# Program pengembangan Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dan home visit
# Program pengembangan senam nifas

Bab 1
Pendahuluan
Sesuai visi, misi, falsafah dan tujuan bidang keperawatan RS Katolik Marianum dan
sesuai rencana strategis RS Katolik Marianum maka bidang keperawatan juga menyusun rencana
strategis jangka panjang tahun 20152019.

Dalam menentukan strategi jangka panjang, pelayanan keperawatan bertujuan memberikan


pelayanan keperawatan yang berkwalitas tinggi secara professional kepada seluruh lapisan
masyarakat yang menggunakan fasilitas pelayanan dan mempercayakan pemeliharaan
kesehatannya kepada RS Katolik Marianum. Dalam upaya memberikan pelayanan yang
berkwalitas tinggi manajemen keperawatan merancang program kerja yang akan selalu
dikembangkan, direncanakan dan dilaksanakan pada tahun 20152019. Program tersebut
meliputi program tahunan mengenai ketenagaan / sumber daya manusi, saran, prasarana dan
peralatan, mutu, INOS, manajemen, dan pemenuhan pengembangan pelaynan keperawatan.
Salah satu tuntutan dan tantangan dalam memberikan pelayanan keperawatan adalah
terpenuhinya harapan masyarakat akan mutu dan kwalitas pelayanan keperawatan RS Katolik
Marianum. Hal ini disebabkan oleh banyak aspek antar lain :
Makin pesatnya perkembangan ilmu keperawatan
Makin pesatnya perkembangan tehnologi informasi
Makin banyaknya sarana pelayanan keperawatan
Perubahan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan pada umumnya dan bidang

keperawatan pada khususnya


Meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat luas pengguna layanan kesehatan
Meningkatknya kondisi social masyarakat

Bab II
Dasar Dasar Penyusunan Program
A. ANALISA SITUASIONAL
Laju perkembangan pelayanan bidang keperawatan terjdi seiring perkembangan dan
perubahan yang banyak terjadi di era dunia saat ini. Banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan baik dari dalam maupun luar rumah sakit pada umumnya dan bidang
keperawatan pada khususnya

Faktor tersebut dapat berupa kendala yang menjadi penghambat perkembangan kemajuan
bidang keperawatan dan dapat juga berupa peluang atau potensi yang bila dimanfaatkan
dengan baik dapat dijadikan kekuatan untuk menjadi pendorong dan pemacu pengembangan
pelayanan keperawatan di masa yang akan datang.
Berangkat dari pola pikir tersebut, faktor-faktor berupa kekuatan, kelemahan, ancaman dan
peluang yang ada perlu diinventarisasi dan di antisipasi dengan baik supaya ke depan hal-hal
positif tersebut yang dapat mendukung dijadikan pemacu dan pendukung sementara hal-hal
negative dapat diupayakan ternetralisir.
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang amat utama bagi sebuah Rumah sakit
namun juga merupakan bagian integral yang harus menyatukan langkah dengan semua
bagian terkait. Dengan munculnya banyak penyakit baru, perkembangan ilmu keperawatan,
kedokteran dan tehnologi memberikan banyak dampak bagi dunia kesehatan pada umumnya
dan dunia keperawatan pada khususnya. Perawat merupakan ujung tombak dari seluruh
proses keperawatan. Oleh karena itu perlu pembinaan secara teratur. Peningkatan baik dari
segi pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan formal maupun non formal agar dapat
memberikan pelayanan terbaik yang mengutamakan kepuasan pasien sebagai sasaran utama.

ANALISA SWOT
Kekuatan :

Visi dan misi


Visi dan misi yang jelas merupakan dasar pijakan yang kuat dan bintang penuntun yang
cerah dalam penyusunan program, sebagai alat pengendali kegiatan dan bahan evaluasi

program yang telah dibuat


Sumber daya manusia

Dalam hal ini Perawat memiliki loyalitas dan keinginan berkembang yang sangat tinggi,
juga menjujung tinggi nilai kehidupan dan menghormati martabat manusianiat serta
melayani dengan tulus. Selama ini juga terkenal perawat RS Katolik Marianum ramah,
melayani dengan senyum serta pandai memasang infuse bayi walaupun bayi kecil dan

vena kolaps
Sarana, Prasarana, dan Peralatan
Secara berkesinambungan sarana, prasarana dan perralatan terus menerus mendapat
perhatian dengan penambahan alat baru, penggantian alat rusak dan tidak layak pakai,
pemeliharaan alat medis dan keperawatan maupun kalibrasi alat. Peralatan modern juga

telah diupayakan untuk memberikan pelayanan yang terbaik


Kerjasama dengan institusi pendidikan akan dikembangkan
Usia dan pelayanan keperawatan RS Katolik Marianum yang terkenal baik dalam
memberikan pelayanan keperawatan menjadikan institusi-institusi pendidikan ingin
menjalin kerjasama baik dalam program praktek mahasiswa maupun dalam program
magang perawat untuk dapat menimba pengalaman pelayanan keperawatan yang baik

Kelemahan :

Tenaga keperawatan sangat minim


Kwalitas sumber daya manusia amat berperan dalam memberikan pelayanan keperawatan
sesuai undang-undang yang berlaku juga sesuai tuntutan masyarakat luas yang makin
berkembang dan mampu berpikir kritis. Oleh karenanya perlu peningkatan baik secara

kualitas maupun kuantitas.


Banyak tenaga melakukan tugas rangkap
Berbagai kendala juga dihadapi karena dengan tugas rangkap pekerjaan tidak lagi focus
pada satu bidang pelayanan sehingga hasil keluaran kurang memuaskan. Pikiran yang

terbagi dalam berbagai tugas juga mengakibatkan hasil kerja kurang efektif
Kurang memahami tugas dan fungsi dalam pelayanan keperawatan
Perlu pemahaman lebih dalam mengenai struktur, uraian tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing jabatan yang ada berikut batasan-batasan dan kewajiban yang

harus dilakukan
Pergeseran nilai perawat semata-mata mencari uang bukan lagi pengabdian penuh
Dunia keperawatan berubah dari orientasi

Kurangnya pelatihan keluar rumah sakit, belum ada koordinasi yang jelas antara tes

untuk memutuskan penunjukan, pengiriman peserta pelatihan dan evaluasi hasilnya


Problem komunikasi antara jajaran struktural dan fungsional maupun antar fungsional
perlu system dua arah dan saling mendukung sehingga tercipta suasana kerja yang
kondusif dan kesadaran akan pentingnya komunikasi yang baik dan efektif dalam

pelayanan yang dilaksanakan oleh seluruh tenaga di bidang keperawatan


Kurang pembinaan internal sehingga perawat terlihat statis sekedar bekerja tanpa
semangat melayani dan ikut memiliki

Peluang :

Kebijakan pemerintah dengan memperhatikan dan memperjuangkan undang-undang


perawatan yang mendorong pelayanan keperawatan makin meningkat sehingga peluang
seluas-luasnya untuk lebih melibatkan diri dalam upaya memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat pengguna pelayanan

Banyak pendaftar perawat, mudah mencari lulusan baru. Bidang pelayanan keperawatan
mempunyai

banyak pilihan dengan menjamurnya institusi pendidikan yang banyak

terutama di daerah sekitar Negara belum lagi dari luar daerah


Pelayanan keperawatan di RS Katolik Marianum selama ini terkenal baik dan ramah
oleh masyarakat dan sekitarnya selain terkenal dalam hal kebersihan

Ancaman :

Kondisi ekonomi sosial masyarakat yang makin meningkat dan makin jeli dalam
memilih rumah sakit yang dianggap mampu memenuhi harapan masyarakat serta skap

kritis dan tuntutan konsumen akan mutu pelayanan yang semakin meningkat
Persaingan antar pelayanan rumah sakit. Ada beberapa rumah sakit yang letaknya saling
berdekatan sehingga terbuka kompetensi di industri pelayanan perawatan pada khususnya

dan kesehatan pada umumnya


Undang-undang keperawatan yang tidak jelas sehingga membuat kawatir banyak perawat
dalam bekerja belum lagi di era pasar bebas yang membuat persaingan antar profesi
terutama keperawatan, oleh karenanya diperlukan usaha ekstra dari pihak keperawatan

Kesimpulan :

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan perlu perhatian secara kualitas

maupun kuantitas
Perlu penambahan ketrampilan melalui banyak pelatihan-pelatihan baik keluar rumah

sakit maupun di dalam rumah sakit


Pembinaan internal mengenai visi misi harus dilaksanakan secara terus menerus
Penyadaran bahwa pelayanan perawatan membawa nilai manusia yang harus dihayati

sebagai panggilan tidak hanya melulu untuk mencari uang


Pemahaman manajemen di bidang keperawatan perlu ditingkatkan dan harus ada tenaga

khusus yang benar-benar menguasai organisasi pelayanan keperawatan


Tenaga tidak diberi tugas rangkap, sehingga fokus dan dapat melakukan pekerjaan
dengan baik bahkan sempurna

B. ANALISA PRESTASI YANG LALU


Dari jumlah pasien yang dilayani tidak tetap kecenderungan naik turun tidak pasti,
pelayanan keperawatan dirasa berhenti dan puas hanya dengan nama baik pelayanan dan
tidak ada upaya baru untuk meningkatkan pelayanan keperawatan tetapi di masa yang akan
datang pelayanan bidang perawatanakan terus mengupayakan berbagai inovasi sehingga
pelayanan keperawatan makin maju dan bekembang
C. BEBERAPA KUNCI KEBERHASILAN
Dalam industry pelayanan kesehatan, tingkat kompetisi antar rumah sakit makin ketat
sementara tujuan utama dari pelayanan keperawatan rumah sakit adalah memberikan
kwalitas pelayanan prima pada konsumen yang lebih baik dari pelayanan keperawatan
rumah sakit lain. Untuk itu perlu diupayakan beberapa kunci faktor keberhasilan yang
hendak dicapai :
Kwalitas pelayanan prima bidang perawatan dengan memperhatikan kwalitas dan
kwantitas sumber daya manusia bidang perawatan dengan mengutamakan keselamatan
pasien.

Hubungan yang kuat antar perawat dan bidan, kedekatan emosi antar perawat dan
kekompakan dalam bekerja sama dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan yang

berkwalitas dan menghormati martabat pribadi manusia.


D. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Dalam rangka mewujudkan visi misi unit keperawatan dan falsafah serta tujuan unit
keperawatan perlu disusun kebijakan dan strategi serta mengarahkan sasaran untuk
pencapaian yang tepat
Sasaran :
Mengingat kurangnya inovasi yang dilakukan bidang perawatan di tahun-tahun yang lalu
dalam melakukan pelayanan keperawatan maka direncanakan di tahun yang akan datang
PROGRAM-PROGRAM PENGEMBANGAN PELAYANAN KEPERAWATAN
Strategi :
Untuk dapat mewujudkan visi dan misi direktorat keperawatan manajemen bidang
keperawatan berusaha menyusun dan mempersiapkan strategi untuk langkah 5 tahun ke depan
dengan mengupayakan :
1. Strategi pengembangan program-program pelayanan keperawatan yang dilihat memang
2.

masih dibutuhkan masyarakat luas terutama daerah Negara dan sekitarnya


Strategi peningkatan kwalitas pelayanan keperawatan dengan berbagai cara evaluasi yang

3.

menunjang
Strategi pengembangan sumber daya yang ada baik sumber daya manusia, maupun

sumber daya sarana, prasarana dan peralatan


4. Strategi pengembangan manajemen keperawatan karena bagaimanapun yang harus
memikirkan dan merencanakan segala sesuatu di bidang keperawatan adalah pihak
manajemen keperawatan itu sendiri
5. Strategi pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat umum sebagai upaya bidang
keperawatan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat awam mengenai pentingnya
kesehatan dan mengikutsertakan masyarakat untuk aktif terlibat dalam mewujudkan
masyarakat yang sehat di tahun 2019
Kebijakan :
Guna mendukung strategi yang ditetapkan maka beberapa kebijakan bidang keperawatan
perlu dibuat :
1. Membangun komunikasi yang efektif antar jajaran bidang keperawatan maupun antar
bidang di RS Katolik Marianum
2. Peningkatan sumber daya manusia bidang keperawatan sebagai pemberi jasa layanan
keperawatan
3. Peningkatan kwalitas dan kwantitas sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan
dalam memberikan kegiatan pelayanan keperawatan
4. Peningkatan kwalitas manajemen keperawatan agar siap dalam menghadapi tantangan
jaman yang terus berkembang
5. Pengembangan program menjaga dan memantau mutu keperawatan sehingga
pelayanan keperawatan dapat tetap terjaga mutunya

Kerangka acuan Bidang Keperawatan Program pengembanganManajemen Keperawatan


Pendahuluan
Manajemen keperawatan

diartikan

sebagai

sebuah

rangkaian

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dijalankan guna mencapai tujuan direktorat
keperawatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
Dalam perkembangannya output dari bidang keperawatan tidak hanya dilihat hasilnya dari
pelayanan keperawatan saja tetapi juga kemampuan manajerial bidang keperawatan. Oleh karena
itu perlu kelengkapan manajemen keperawatan sebagai perangkat organisasi yang sesuai dan
tepat di bidang keperawatan
Tujuan
Meningkatkan kwalitas manajemen keperawatan dan memantapkan perkembangan orgamisasi
profesi sehingga siap menghadapi persaingan yang ketat menjelang era globalisasi khususnya di
bidang pelayanan keperawatan
Kegiatan
1. Fungsionalisasi organisasi
Visi dan misi organisasi
Memperjelas visi organisasi sebagai kerangka kerja, sebagai identitas organisasi, arah
yang dituju dan menentukan nilai serta keperacyaan organisasi. Visi misi organisasi ini
disosialisasikan kepada semua karyawan untuk dipahami dan dihayati secara konsisten
bekerja bersama-sama dan bersatu padu untuk mengusahakan tercapainya visi dan misi

tersebut
Struktur organisasi

Menetapkan dan memperjelas deskripsi uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing bagan struktur direktorat keperawatan yang telah disesuaikan dan

ditetapkan
Staff
Membentuk tim-tim keja direktorat keperawatan dan membagikan dalam tugas aktifitas

yang terkait
Koordinasi
Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinir masing-masing tugas dalam satu kesatuan

yang kuat dan harmonis


Komunikasi
Membangun komunikasi yang efektif antar ruang dalam satubidang, antar bidang,

vertical, horizontal dan lintas sektoral


2. Pengembangan manajemen
System dan prosedur
Menyusun dan membakukan peraturan, system, standar asuhan keperawatan, standar
peralatan, standar ketenagaan dan prosedur tetap sebagai pedoman dalam melaksnakan
tugas pelayanan keperawatan

System informasi manajemen


Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan tehnoligi canggih diharapkan
perawatan juga ikut andil maju dalam hal tehnologi informasi mengingat meningkatnya
hubungan kerja dan makin banyak ragam jenis pelayanan keperawatan perlu
dikembangkan system informasi manajemen rumah sakit yang menyangkut sumber daya
manusia dan peralatan , juga dalam kegiatan pelayanan keperawatan baik apabila segera
didukung dengan system pengolahan data elektronik unit keperawatan secara terintegrasi.
Cara pelaksanaan
1. Menyusun program pembinaan visi misi ke seluruh karyawan bidang keperawatan secara
terus menerus dan bergantian
2. Mensosialisasikan struktur organisasi , uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
bidang keperawatan yang sudah ditetapkan utnuk dipahami bersama dan dilaksanakan
sesaui ketentuan yang berlaku
3. Mengadakan rapat ruang rawat inap minimal satu bulan sekali
4. Mengadakan rapat dengan pelayanan medis minimal satu bulan sekali
5. Mengadakan rapat bersama tim-tim yang telah dibentuk untuk mengevaluasi dan
menyusun program lebih lanjut
6. Menetapkan standar asuhan keperawatan, standar peralatan keperawatan, standar
ketenagaan keperawatan dan standar operasional prosedur keperawatan
Sasaran
Manajerial keperawatan :

Kepala bidang keperawatan


Kepala ruang rawat inap

Jadwal pelaksanaan
Jadwal kegiatan terlampir
Pelaporan dan evaluasi

Kegiatan yang membutuhkan dana disusun dengan mengajukan proposal. Setiap kegiatan
dilaporkan secara tertulis maksimal 2 minggu setelah kegiatan dilaksanakan
Penutup
Demikian kerangka acuan program kerja pengembangan manajemen keperawatan ini disusun
sebagai pedoman pelaklsanaan guna memantau dan meningkatkan profesionalisme
manajerial bidang keperawatan agar pelayanan yang dihasilkan semakin memuaskan banyak
pihak dan membawa dampak positif bagi pelayanan keperawatan pada khususnya dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit pada umumnya.
Kerangka acuan ini diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi.

Program pengembangan Sumber daya manusia


Pendahuluan
Bidang keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan rumah sakit. Potensi sumber daya
manusia yang memadai dan memenuhi persyaratan standar kwantitas maupun kwalitasnya
akan menentukan tingkat produktifitas dan kwalitas pelayanan yang dihasilkan
Tujuan

Mengatur distribusi tenaga keperwatan dan tenaga penunjang ruang keperawatan seperti
tenaga boga ruangan, tenaga administrasi ruangan dan tenaga rumah tangga keperawatan
secara merata baik dari segi kwalitas maupun kwantitas di masing-masing unit kegiatan

sehingga sumber daya manusia dapat digunakan dengan tepat


Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya manusia
Meningkatkan produktifitas sumber daya manusia

Kegiatan

Menghitung ketenagaan di ruang rawat inap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

dan mempertimbangkan untuk kebutuhan tenaga tambahan dalam proses tim rekuitmen
Meningkatkan kwalitas sumber daya tenaga yang telah ada di bidang keperawatan
melalui pengembangan dan peningkatan pendidikan keperawatan formal maupun non

formal , internal maupun external rumah sakit


Pembinaan etik dan pembinaan rohani

Cara pelaksanaan

Penghitungan tenaga di ruang rawat inap berdasarkan BOR tiap tahun pada masingmasing ruang rawat inap secara berkala setiap tahunnya sesuai dengan standar dan

kebutuhan masing-masing ruang rawat inap


Mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar yang diadakan di instansi lain terkait
kemajuan ilmu di bidang keperawatan

Mengadakan pelatihan-pelatihan di dalam rumah sakit dalam bidang keperawatan, moral


etika dan kerohanian

Sasaran

Perawat yang telah lama mengabdikan diri dan berdedikasi tinggi dalam memberikan

pelayanan di bidang keperawatan


Perawat DIII Keb yang mempunyai kemampuan khusus dan loyalitas tinggi dalam

melaksanakan praktek pelayanan keperawatan


Perawat yang berminat untuk terus mengembangkan diri dan mampu mengaplikasikan
ilmu yang diterima dalam bentuk nyata

Jadwal pelaksanaan
Jadwal kegiatan terlampir

Pelaporan dan evaluasi


Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilakukan
Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan dan tindak lanjutnya
Penutup
Demikian kerangka acuan program pengembangan sumber daya manusia keperawatan ini
disusun sebagai pedoman pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan
profesionalisme bidang keperawatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
baik kwantitas maupun kwalitasnya
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi

Program pengembangan sarana dan prasarana


Pendahuluan
Kelancaran pelayanan keperawatan selain tergantung pada kwalitas dan kwantitas sumber
daya manusia juga tergantung dari sarana dan prasarana serta peralatan selain fasilitas fisik
gedung dan jaringan tehnologi informasi
Oleh karena itu peningkatan kwalitas pelayanan akan dipenuhi oleh mutu sarana, prasarana
dan peralatan yang tersedia dan digunakan
Perencanaan peningkatan dan penggantian sarana, prasarana dan peralatan yang meliputi
jumlah maupun kwalitas perlu dilakukan dengan cermat serta mempertimbangkan standar
yang ditetapkan, tingkat perkembangan tehnologi dan kondisi lingkungan setempat
Tujuan

Pengadaan sarana dan prasarana serta peralatan mengingat prinsip ekonomi, efisien,

rasional sesuai standar serta mengacu pada kebutuhan dan keselamatan pasien
Mengembangkan program pemeliharaan dan perbaikan guna menjamin mutu sarana,

prasarana dan peralatan yang digunakan


Mengembangkan jaringan komputerisasi untuk menunjang system informasi manajemen
rumah sakit

Kegiatan

Standarisasi alat ruang rawat inap


Inventarisasi peralatan ruang rawat inap
Program pengadaan alat tiap ruang rawat inap
Program penggantian dan pemusnahan alat tiap ruang rawat inap
Program pemeliharaan peralatan ruang rawat inap
Program pengembangan peralatan direktorat keperawatan
Program komputerisasi

Cara pelaksanaan

Menyusun standar peralatan keperawatan


Melakukan inventarisasi alat tenun, alat medis dan alat makan tiap ruang rawat inap
Menyusun program pengadaan alat tiap ruang rawat inap
Menyusun program penggantian dan pemusnahan alat tiap ruang rawat inap
Menyusun program pemeliharaan peralatan ruang rawat inap
Menyusun program pengembangan peralatan direktorat keperawatan
Menyusun program komputerisasi

Sasaran

Peralatan, sarana dan prasarana tiap ruang rawat inap


Anggaran direktorat keperawatan

Jadwal pelaksanaan
Jadwal kegiatan terlampir
Pelaporan dan evaluasi
Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilakukan
Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan peralatan dan tindak lanjutnya
Penutup
Demikian kerangka acuan program pengembangan peralatan keperawatan ini disusun
sebagai pedoman pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan profesionalisme
bidang keperawatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar peralatan baik
kwantitas maupun kwalitasnya
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi

Program Pengembangan Komputerisasi Keperawatan


Pendahuluan
Sebagai institusi pelayanan kesehatan terutama bidang keperawatan harus ikut serta
mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat. Guna mendukung perkembangan
tehnologi informasi maka system pelayanan harus dikembangkan dan ditingkatkan salah
satunya dengan pengembangan jaringan komputerisasi sebagai saran pelayanan komunikasi
dan informasi
Sejalan dengan peningkatan pelayanan maka kebutuhan akan dukungan perangkat computer
baik soft ware maupun hard ware makin meningkat. Pada saat ini kebutuhan computer di
ruang rawat inap sudah ada sehingga perlu dikembangkan pelaksanaan pengembangan
system komputerisasi yang terintegrasi secara utuh dan mendukung seluruh pelayanan
keperawatan di rumah sakit
Tujuan

Meningkatkan kwalitas dan efisiensi tenaga dalam pelayanan keperawatan terutama

pelayanan administrative keperawatan


Menjaga keakuratan data
Sebagai alat manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan dan pengambilan
keputusan

Kegiatan

Menyusun program komputerisasi di bidang keperawatan

Cara pelaksanaan

Mendata kebutuhan computer di ruang rawat inap


Membuat program komputerisasi sesuai kebutuhan ruang rawat inap
Memasukkan semua data dan pengolahan data ruang rawat inap dalam 1 file computer
Mengoptimalkan efisiensi tenaga dan daya

Sasaran

Ruang rawat inap


Bidang keperawatan
Direktorat keperawatan

Jadwal pelaksanaan

Jadwal kegiatan terlampir


Pelaporan dan evaluasi
Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilakukan
Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan komputerisasi, hambatan dan tindak lanjutnya

Penutup
Demikian kerangka acuan program pengembangan komputerisasi keperawatan ini disusun
sebagai pedoman pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan profesionalisme
bidang keperawatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar baik kwantitas
maupun kwalitasnya
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi

Program peningkatan mutu keperawatan

I.

PENDAHULUAN
Karena semakin meningkatnya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
memuaskan, maka untuk memenuhi hal tersebut RS Katolik Marianum melaksanakan upaya
peningkatan dan pengendalian mutu asuhan keperawatan yang sesuai dengan visi dan RS
Katolik Marianum. Dan pemberian pelayanan keperawatan perlu dievaluasi dan dikendalikan
secara terus menerus dan berkesinambungan.

II.

TUJUAN
1.

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

2.

Memantau dan menilai penerapan asuhan keperawatan sebagai sistem pemberian


asuhan keperawatan

3.

Memantau penampilan kerja perawat

4.

Meningkatkan tanggung gugat secara profesional

III.

WAKTU KEGIATAN

`
IV.

Jadwal kegiatan terlampir


SASARAN

1.

Pasien

2.

Perawat

V. URAIAN PROGRAM
1.

Pembahasan kasus asuhan keperawatan

2.

Ronde keperawatan

3.

Penilaian kinerja perawatan

4.

gugus kendali mutu

5.

Evaluasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan dengan menggunakan


instrumen A,B,C

6.

Pengendalian Infeksi Nosokomial

7.

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien ( Patient Safety Incident Report)

VI.

PELAPORAN
Pelaporan Pengendalian Mutu Keperawatan dilaporkan setiap 3 bulan sekali.

VII. UNIT PELAKSANA PROGRAM


1.

Tim Pengendalian mutu Keperawatan

2.

Komite keperawatan sub komite mutu keperawatan

3.

Ruang pelayanan rawat inap

VIII. PENUTUP
Demikian program Pengendalian Mutu Keperawatan ini kami susun semoga dapat
membantu peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada khususnya dan
pelayanan kesehatan RS Katolik Marianum pada umumnya.

PROGRAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL


I. PENDAHULUAN
Kejadian Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien
dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit ini merupakan persoalan serius yang dapat
menyebabkan langsung atau tidak langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi
nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ini bisa menjadi
penyebab penting pasien dirawat lebih lama di rumah sakit. Ini berarti pasien mengeluarkan
beaya yang lebih besar dalam kondisi yang tidak produktif, disamping rumah sakit juga
mengeluarkan beaya yang lebih besar. Dalam menungkatkan kwalitas mutu pelayanan di
rumah sakit perlu dilaksanakan program Pengendalian Infeksi Nosokomial. Kegiatan ini
sangat komplek dan menyangkut berbagai sasaran antara lain : personil, alat/peralatan medis,
ruang perawatan, kamar bedah dan lingkungan. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara
terpadu oleh semua pihak termasuk semua petugas rumah sakit baik dokter, perawat, petugas
kesehatan lainnya, petugas kebersihan dan petugas pemeliharaan saran arumah sakit.
II. TUJUAN
A.

Tujuan Umum :
Terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan agar menjamin
pencegahan Infeksi Nosokomial dan membantu proses pengobatan serta penyembuhan
penderita, sehingga rumah sakit dapat menuingkatkan mutu pelayanan, cakupan dan
efisiensi.

B.

Tujuan Khusus :
Menjalankan tindakan pencegahan dan pemberantasan Infeksi Nosokomial dengan
memutuskan rantai infeksi nosokomial, survaillance epidemiologi yang terpadu yang
meliputi karyawan, pasien dan pengunjung.

III. SASARAN PROGRAM

Semua personil yang berkaitan dengan resiko terkena infeksi nosokomial seperti
petugas medis, non medis, pengunjung, pasiendan keluarganya

Alat/peralatan medis ruang medis, kamar bedah dan lingkungan.

IV LANGKAH KEGIATAN
1.

Pencegahan Infekasi Nosokomial


A. Pengawasan Pelayanan Sterilisasi
Pelayanan sterilisasi adalah proses mematikan semua mikroorganisme yang ada
termasuk bentuk vegetatif maupun sporanya dalam suatu sediaan.

Sterilisasi dapat dilaksanakan dengan cara pemanasan, penyinaran, pengasapan


melalui bentuan zat yang mematika mikroorganisme.

Pelaksanaan sterilisasi harus disesuaikan dengan prosedur yang berlaku

Kamar/ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan desinfeksi dan


disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.

Instrumen dan bahan medis yang akan dilakukan proses sterilisasi harus melalui
persiapan yang meliputi :
Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai
Penataan Pengemasan Pelabelan Sterilisasi
Persiapan sterilisasi instrumen baru
Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila diperlukan) Pelabelan
Strilisasi
Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama
Desinfeksi Pencucian (dekontaminasi) Pengeringan (pelipatan bila perlu)
Penataan Pelabelan Sterilisasi.

Indikasi kuat untuk tindakan desinfeksi/sterilisasi


Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang dimasukan ke
dalam jaringan tubuh,system vaskuler atau melalui saluran darah harus selalu
dalam keadaansteril sebelum digunakan.
Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti endoskopi, pipa
endotracheal harus disetirilkan.didesinfeksi dahulu sebelum digunakan
Semua peralatan operasi setelah debersihkan dari jaringan tubuh, darah atau
sekresi harus selalu dalam kaadaan steril sebelum digunakan.

Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan, disetirilkan atau
didesinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi.

Pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi harus memperhatikan


petunjuk dari pabriknya dan harus dikalibrasi minimal 1 kali dalam satu tahun.

Peralatan operasi yang telah steril jalur masuk ke ruangan harus terpisah dengan
peralatan yang telah dipakai.

Sterilisasi dan desinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan medis
dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja pelayanan medis dan penunjang
medis

B. Pengelolaan sampah

Sampah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.

Sampah rumah sakit dipisahkan menjadi sampah infeksius (verban, potongan


tubuh, cairan tubuh, benda yang terkontaminasi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah kimiawi, limbah radioaktif dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi) dan sampah non infeksius (semua sampah yang berasal dari sisa
makanan, perkantoran, taman dan halaman).

Pemilahan sampah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah
dengan meletakkan limbah dalam wadah berbeda dan tertutup yang dilapisi
dengan kantong plastik dengan warna yang berbeda (warna kuning untukyang
infeksius)

Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
tidak dimanfaatkan kembali.

Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatika
terkontaminasi atau tidak.Wadah tersebut harus anti

bocor,anti tusuk dan tidak

mudah dibuka sehingga orang yang berkepentingan tidak dapat membukanya.

Limbah infeksius dan benda tajam harus diolah dengan insinerator bila
memungkinkan.

Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik
bahan

kimia

dan

radiologi,

volume

dan

prosedur

penanganan

dan

penyimpanannya.Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran


tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan
saluran air hujan.

Limbah non infeksius harus diletakkan dalam wadah yang tertutup pada lokasi
yang mudah dijangkau.Limbah domestik dibuang ke lokasi pembuangan akhir
yang dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), atau badan lain sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

C. Pengelolaan linen

Secara fungsional linen digunakan untuk baju, alas, pembungkus, lap dan
sebagainya. Sehingga dalam perkembangan manajemennya menjadi tidak
sederhana lagi.Berhubung tiap bagian di rumah sakit mempunyai spesifikasi
pekerjaan, jumlah kebutuhan yang besar, frekuensi cuci yang tinggi,
keterbatasan persediaan,penggunaan yang majemuk dan image yang ingin
dicapai diperlukan standar linen antara lain :

Standar produk
Berhubung sarana kesehatan bersifat universal, maka sebaiknya setiap
rumah sakit mempunyai standar produk yang sama agar bisa diproduksi
massal dan mencapai skala ekonomi. Produk dengan kwalitas tinggi akan
memberikan kenyamanan pada waktu pemakaiannya dan mempunyai

waktu penggunaan yang lebih lama sehingga secara ekonomi lebih


optimum dibandingkan produk yang lebih murah
Standar desain

Karena

lebih

mengutamakan

fungsinya

sebaiknya

desain

dibuat

sesederhana mungkin agar mudah dalam pengelolaannya.


Standar material.

Pemilihan material harus disesuaikan dengan fungsi, cara perawatan dan


penampilan yang diharapkan
Standar ukuran.

Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan


tetapi juga dari beaya pengadaan dan beaya operasional yang timbul.

Standar jumlah

Idealnya jumlah stok linen 4 par (kapasitas) dengan posisi : dicuci 1


dipakai, 1disimpan di laundry dan 1 disimpan di bangsal/ruangan.
Standar penggunaan.

Linen yang baik seharusnya tahan cuci sampai 350 kali dengan prosedur
normal. Sebaiknya setiap rumah sakit menentukan standar kelayakan
sebuah linen apakah dengan umur linen, kondisi fisik atau dengan
frekuensi cuci.

Pengelolaan linen adalah pencucian linen kotor (infeksius dan non infeksius)
menjadi linen bersih siap pakai.

Untuk mencegah infeksi yang terjadi didalam pelaksanaan kerja terhadap


petugas tenaga pencuci maka perlu ada pencegahan dengan :
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja,pemeriksaan berkala
Pemberian imunisasi poliomyelitis, tetanus, BCG dan hepatitis.
Pekerja yang memiliki permasalahan dengan kulit seperti luka, ruam, kondisi
kulit eksfoliatif tidak boleh melakukan pencucian.
Selalu

menggunakan

Alat

Pelindung

Diri

(APD)

dalam

setiap

melaksanakan kegiatan di unit kerja


D.

Kewaspadaan Universal
1. Semua petugas kesehatan harus rutin menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
yang dapat mencegah kontak kulit dan selaput lendir dengan darah atau cairan
tubuh lainnya dari setiap pasien yang dilayani.
Setiap petugas kesehatan harus :
Menggunakan sarung tangan bila :

Menyentuh darah atau cairan tubuh, selaput lendir atau kulit

yang tidak utuh.

Mengelola

berbagai

peralatan

dan

sarana

kesehatan/kedokteran yang tercemar darah atau cairan tubuh.


Mengerjakan pungsi vena atau segala prosedur yang

menyangkut pembuluh darah.


Menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah bila
mengerjakan prosedur yang memungkinkan terjadinya cipratan darah pada
mulut,hidung dan mata
Memakai jubah (pakaian kerja) khusus selama melaksanakan tindakan yang
mungkin akan menimbulkan cipratan darah atau cairan tubuh lainnya.
2. Tangan dan bagian tubuih lainnya harus segera dicuci sebersih mungkin bila
terkontaminasi oleh darah dan cairan tubuh lainnya. Setiap saat setelah
melepaskan sarung tangan, tangan harus segera dicuci

3. Semua petugas harus selalu waspada terhadap kemungkinan tertusuk jarum,


pisau dan benda/alat tajam lainnya selama pelaksanaan tindakan, saat
membersihkan/mencuci peralatan, saat membuang sampah atau ketika
membenahi peralatan setelah berlangsungnya prosedur tindakan
Untuk mencapai tujuan ini, maka jangan menutup kembali jarum suntik setelah
selesai dipakai dengan dua tangan tetapi dengan satu tangan, jangan sengaja
membengkokkan atau mematahkan jarum suntik dengan tangan atau melepaskan
jarun suntik dari tabungnya.Setelah benda tajam digunakan maka harus
ditempatkan dalam suatu wadah khusus yang tahan/anti tusukan.Wadah ini harus
berada sedekat mungkin atau mudah dicapai di sekitar arena tindakan. Kemudian
wadah kumpulan benda tajam tersebut harus menjamin aman untuk transportasi
ke tempat pemrosesan alat atau dalam proses pemusnahan.
4. Walaupun aair liur belum terbukti menularkan HIV,tindakan resusitai dengan
cara dari mulut ke mulut harus di hindari.Dengan demikia disetiap tempat yang
mingkin akan kedapatan kasus yang memerlukan resusitasi, perlu disediakan
alat resusitasi
5. Petugas kesehatan yang sedang mengalami perlukaan atau ada lesi yang
mengeluarkan cairan, misalnya menderita dermatitis basah harus menghindari
tugas-tugas yang bersifat kontak langsung dengan pasien ataupun kontak
langsung dengan peralatan bekas pakai pasien.
6. Petugas kesehatan yang sedang hamil tidak mempunyai resiko yang
besar untuk tertular HIV bila dibandingkan dengan petugas

lebih

kesehatan yang

tidak hamil. Namun demikian bila terjadi infeksi HIV selama kehamilan janin
yang dikandungnya mempunyai resiko untu mengalami tranmisi perinatal. Oleh
karena itu petugas kesehatan yang sedang hamil harus lebih memperhatikan
pelaksanaan prosedur yang dapat menghindari penularan HIV.

E.

Penggunaan Desinfektan
Dilakukan dengan cara membuat perhitungan yang tepat dosis desinfektan yang
digunakan baik untuk desinfektan ruangan ( fogging ) maupun desinfektan alat medis.

2. Survaillance
Dilakukan perhitungan angka Infeksi Lokal ( ILI ),Infeksi Luka operasi ( ILO) dan
Decubitus.
3. Pengawasan penggunaan Antibiotik
Dilakukan dengan membuat pedoman penggunaan antibiotik yang rasional sesuai
indikasi dan kondisi pasien.
4. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan. Pendidikan ini dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

5. Orientasi Karyawan Baru atau Mahasiswa


Orientasi dilakukan jika ada karyawan baru atau ada siswa/mahasiswa yang
melakukan praktek atau latihan
JADWAL KEGIATAN
Terlampir
V.

PELAKSANAAN PROGRAM
Seluruh personil/petugas kesehatan rumah sakit baik dokter, perawat, petugas kesehatan
lainnya, petugas kebersihan dan petugas pemeliharaan sarana rumah sakit
Pelaporan dan evaluasi
Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilkukan
Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan program INOS dan tindak lanjutnya

Penutup
Demikian kerangka acuan program pengembangan program infeksi nosokomial keperawatan
ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan
profesionalisme bidang keperawatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
baik kwantitas maupun kwalitasnya.
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi

Program pengembangan Pelayanan Keperawatan Pijat Bayi


Pendahuluan
Seorang anak

memiliki suatu cirri khas yaitu selalu bertumbuh dan berkembang berbeda

dari orang dewasa. Anak tidak dapat diidentikkan dengan orang dewasa dalam bentuk kecil.
Setiap anak mendapat hak untu hidup, tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi secara
wajar. Oleh karenanya perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada anak perlu dan
sangat penting baginya untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak
mulai dari konsespsi sampai dengan dewasa yang terintegrasi dalam pertumbuhan yang cepat,
peningkatan mental, memori, daya nalar dan lainnya. Untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal itu salah satu hal yang ahkir ahkir ini banyak dikembangkan adalah metode pijat
bayi. Pijat adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler. Pijat adalah rangsangan atau stimulasi
taktil kinestetik yang merupakan komunikasi non verbal dan ungkapan cinta dari orang tua
yang berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang anak. Mekanisme dasar pijat bayi adalah
merangsang ujung ujung syaraf permukaan kulit sehingga bereaksi terhadap sentuhan yang
kemudian mengirimkan pesan ke otak melalui jaringan yang berada di tulang sumsum tulang
belakang. Sentuhan pijat juga merangsang peredaran darah sehingga oksigen segar mengalir
ke otak. Pijat juga dapat membuka pori pori dan pengeluaran keringat sehingga
mengembalikan kelembaban kulit
Tujuan

Kegiatan

Meningkatkan produksi ASI


Menurunkan kadar hormone stress
Mengurangi kekambuhan penyakit kronis
Membantu penanganan penyakit autism
Membantu pengatasan kasus anorexia,bulimia dan depresi pada anak

Pijat bayi rutin


Penyuluhan pijat bayi
Pelatihan pijat bayi

Cara pelaksanaan
1.
2.
3.

Menyusun jadwal pijat bayi rutin


Menyusun program penyuluhan pijat bayi
Menyusun rencana pelatihan pijat bayi

Sasaran

Perawat dan bidan


Orang tua
Kader PKK
Pemerhati anak
Masyarakat luas

Jadwal pelaksanaan
Jadwal kegiatan terlampir
Pelaporan dan evaluasi
Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilkukan
Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan dan tindak lanjutnya
Penutup
Demikian kerangka acuan program pengembangan pijat bayi ini disusun sebagai pedoman
pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan profesionalisme bidang keperawatan
agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar baik kwantitas maupun kwalitasnya
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi

Program pengembangan senam hamil


Pendahuluan
Senam hamil adalah suatu latihan bagi ibu hamil untyuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yangh terjadi pada tubuhnya
Telah banyak diketahui bahwa senam hamil bermanfaat bagi persiapan kelahiran anak,
khussusnya dalam hal mempersiapkan kelenturan otot otot dan menjaga sikap tubuh yang
benar selama kehamilan
Untuk itu latihan yang baik dan teratur sangat dianjurkan bagi setiap ibu hamil. Dengan
demikian di harapkan proses kehamilan dan persalinan nanti dapat berlangsung aman dan
nyaman tanpa kesulitan yang berarti
Senam hamil dilakukan dengan bimbingan seorang instruktur senam hamil yang kompeten
serta bertanggung jawab dan bersertifikat
Tujuan
Mempersiapkan kelahiran dengan aman dan nyaman
Mempersiapkan kelenturan otot otot
Menjaga sikap tubuh
Kegiatan
Senam hamil
Penyuluhan pentingnya senam hamil
Pelatihan senam hamil bagi perawat dan kader
Cara pelaksanaan
Menyusun program senam hamil 2 x seminggu
Menyusun program penyuluhan senam hamil
Menyusun rencana pelatihan senam hamil bagi perawat dan kader PKK kesehatan
Sasaran
Ibu hamil
Perawat
Kader PKK kesehatan
Jadwal pelaksanaan

Jadwal kegiatan terlampir


Pelaporan dan evaluasi
Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilkukan
Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan dan tindak lanjutnya
Penutup
Demikian kerangka acuan program pengembangan pelayanan senam hamil ini disusun
sebagai pedoman pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan profesionalisme
bidang keperawatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar baik kwantitas
maupun kwalitasnya
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi
Program pengembangan senam nifas
Pendahuluan
Senam nifas adalah suatu latihan bagi ibu setelah melahirkan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan yangh terjadi pada tubuhnya
Telah banyak diketahui bahwa senam nifas bermanfaat bagi ibu setelah melahirkan
khussusnya dalam hal mengembalikan kelenturan otot otot dan menjaga sikap tubuh yang
benar selama proses pemulihan
Untuk itu latihan yang baik dan teratur sangat dianjurkan bagi setiap ibu setelah melahirkan.
Dengan demikian di harapkan proses pemulihan dari kehamilan dan persalinan dapat
berlangsung aman dan nyaman tanpa kesulitan yang berarti
Senam nifas dilakukan dengan bimbingan seorang instruktur senam nifas yang kompeten
serta bertanggung jawab dan bersertifikat
Tujuan
Mengembalikan tubuh pada kondisi seperti semula dengan aman dan nyaman
Mempersiapkan kelenturan otot otot
Menjaga sikap tubuh
Kegiatan
Senam nifas
Penyuluhan pentingnya senam nifas l
Pelatihan senam nifas bagi perawat dan kader
Cara pelaksanaan
Menyusun program senam nifas tiap minggu
Menyusun program penyuluhan senam nifasl
Menyusun rencana pelatihan senam nifas bagi perawat dan kader PKK kesehatan
Sasaran
Ibu setelah melahirkan
Perawat
Kader PKK kesehatan
Jadwal pelaksanaan
Jadwal kegiatan terlampir
Pelaporan dan evaluasi

Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilkukan


Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan dan tindak lanjutnya
Penutup
Demikian kerangka acuan program pengembangan pelayanan senam nifas ini disusun
sebagai pedoman pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan profesionalisme
bidang keperawatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar baik kwantitas
maupun kwalitasnya
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi
Program penyuluhan kesehatan masyarakat maternitas
Pendahuluan
RS Katolik Marianum lahir dengan motivasi utama memberikan pelayanan kepada ibu dan
anak. Oleh karenanya walaupun saat ini RS sudah berkembang dengan berbagai pelayanan,
pelayanan maternitas tetap mendapatkan priooritas. Keluarga sehat dan sejahtera dengan
kwalitas hidup yang baik merupakan pertimbangan yang penting. Berawal dari sanalah
generasi muda penerus bangsa berangkat. Oleh karenanya RS Katolik Marianum merasa
harus memberikan kontribusi yang besar penyluhan dan pengobatan dalam bidang
maternitas
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan pasien dan masyarakat umum tentang kesehatan maternitas
Meningkatkan kesejahtyeraan masyarakat
Menurunkan angka kematian ibu dan anak
Kegiatan
Penyuluhan kesehatan maternitas
Cara pelaksanaan
Menyusun program penyuluhan kesehatan maternitas
Sasaran

Pasien maternitas
Keluarga pasien
Pemerhati masalah kesejahteraan keluarga
Kelompok PKK kader kesehatan
Perawat
Masyarakat sekitar

Jadwal pelaksanaan
Jadwal kegiatan terlampir
Pelaporan dan evaluasi
Pelaporan dilakukan maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilkukan
Dilakukan evaluasi dari hasil pengembangan dan tindak lanjutnya
Penutup
Demikian kerangka acuan program penyuluhan kesehatan maternitas ini disusun sebagai
pedoman pelaksanaan guna memantau efektifitas dan peningkatan profesionalisme bidang

keperawatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar baik kwantitas maupun
kwalitasnya
Kerangka acuan ini dapat diperbaharui sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai