Anda di halaman 1dari 9

A.

Hubungan Negara dengan Warga Negara


Hubungan negara dengan warga negara sangat erat kaitannya karena dalam
hal ini dianggap negara terbentuk karena adanya masyarakat bentukan manusia.
Fungsi negara adalah menertibkan kekacauan yang terjadi di masyarakat.
Walaupun negara merupakan bentukan dari masyarakat, namun kedudukan
negara merupakan penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak terjadi
konflik, pencurian, dan lain-lain. Permasalahan yang terjadi di dalam negara
bagi masyarakat mengenai hak dan kewajiban. Hal ini sangatlah penting karena
dalam kaitannya hak dan kewajiban yang dipegang dan diberikan seutuhnya
kepada masyarakat biasanya terjadi hal yang sangat tumpang tindih, yaitu tidak
teratur adanya.
Negara harus dapat memenuhi hak warga negaranya. Sementara itu, warga
negara juga harus menyelesaikan tugas sebagai warga negara yang baik. Barulah
dapat hak warga negara. Negara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan
warga negara. Tidak perlu ada pemaksaan atau aturan resmi yang mewajibkan
warga negara membela negaranya. Karena hubungan emosional yang kuatlah,
warga negara tentunya tidak akan terima bila negaranya mengalami keadaan
buruk. Sebut saja kasus pelanggaran batas negara. Spontan dan tanpa dikomando
oleh pemerintah, warga negara Indonesia akan berusaha membela kehormatan
negaranya sebisa mungkin. Hanya saja kadang cara yang digunakan tidak selalu
benar dan tidak sesuai dengan keinginan pemerintah.
Hal-hal yang harus kita lakukan sebagai warga Negara yang baik untuk
meningkatkan hubungan dengan Negara antara lain:
1.

Memperkenalkan Budaya Bangsa


Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan warga negara akan
membentuk rasa cinta tanah air. Rasa inilah yang mendorong warga negara
bangga dengan segala hal yang berasal dari negaranya. Secara tidak sadar,
mereka akan sangat loyal dengan segala produk rumah tangga yang berasal
dari produksi dalam negeri.

Lebih dari itu, seorang warga negara yang telah memiliki keterikatan
emosional dengan negaranya akan memperkenalkan budaya bangsanya ke
orang-orang luar negeri tanpa disuruh pemerintah. Misalkan saja seorang
WNI yang sedang kuliah di Amerika dan telah memiliki ikatan emosional
yang kuat dengan Indonesia akan tetap mengonsumsi tempe sebagaimana
kebiasaannya di Indonesia. Dia juga akan memperkenalkan kesenian dari
Indonesia dan kebiasaan-kebiasaan asli Indonesia seperti ramah dan menjaga
sopan santun yang menjadi adat orang Indonesia.
Apakah anda ingat dengan kebudayaan Jepang yang mendunia. Mulai dari
baju Kimono, jenis-jenis makanan khas Jepang, hingga bahasanya. Semuanya
dikarenakan rasa nasionalisme dan cinta tanah air warga negara Jepang.
Sehingga seluruh aktivitas dimanapun warga Jepang berada, mereka selalu
berusaha memperkenalkan kebudayaannya kepada dunia dan terus memegang
budaya Jepang di manapun ia bertempat.
2.

Taat Aturan Negara


Warga negara yang telah memiliki hubungan emosional kuat dengan
negaranya akan memberi kepercayaan yang tinggi kepada negara. Setiap
aturan negara dipercaya memiliki manfaat untuk mengatur hubungan
berbangsa dan bernegara. Karena itulah ia akan berusaha sebisa mungkin
mematuhi aturan negara.
Warga negara yang sudah terikat emosionalnya dengan negara secara spontan
juga

akan

membantu

perwujudannya

adalah

negara

menegakkan

dengan

menjaga

hukum.

kelakuan

Contoh

agar

tetap

bentuk
tertib

bermasyarakat, menegur anggota masyarakat yang melanggar aturan negara


dan membantu aparat negara bila dimintai bantuan.
3. Berusaha Mengharumkan Nama Negara
Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan warga negaranya akan
memacu usaha pengharuman nama baik. Warga negara yang baik akan selalu

menjaga kelakuannya dalam bermasyarakat, baik di wilayah dalam atau luar


negeri.
Selain itu, dia akan terus belajar dan berlatih agar dapat memberikan suatu
prestasi yang membanggakan negara, meningkatkan reputasi negaranya di
kancah internasional. Sebagai timbal baliknya, negaralah yang akan
memberikan fasilitas penuh kepada warga negara yang sedang berjuang
mengharumkan nama negara. Mulai dari bonus hadiah, transportasi dan segala
macam akomodasi yang dibutuhkan warga negara akan dipenuhi negara.
Segala hal yang diberikan oleh negara kepada warga negaranya merupakan
upaya

mencapai

tujuan-tujuan

negara

dan

usaha

untuk memenuhi

kewajibannya kepada warga negara. Sementara tindakan yang dilakukan


warga negara merupakan bentuk dari pelaksanaan kewajibannya sebagai
warga negara yang baik.
Hubungan antara negara dan warga negaranya tercermin dalam hak dan
kewajiban antara negara dan warga negara. Hak dan kewajiban itu tertuang dalam
pasal-pasal konstitusi negara, UUD 1945. Misalnya, pasal 30 UUD 1945 yang
mengatur tentang Pendidikan, pasal 1(satu) berbunyi: Setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan. Pasal ini menyuratkan bahwa negara mempunyai
kewajiban untuk mendukung dan membantu warga negaranya untuk mendapat
atau meraih pendidikan.
Namun, dalam kenyataannya pasal-pasal dalam UUD tersebut kadang tidak
dijalankan secara sungguh-sungguh oleh negara. Hal itu dipengaruhi oleh banyak
faktor, misalanya lemahnya kinerja lembaga negara atau badan negara (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif). Lemahnya kinerja lembaga legislatif (penyalur aspirasi
rakyat), eksekutif (pelaksana kebijakan), dan yudikatif (pengawas pemerintah)
akan berujung pada kesejangan antara peran negara dan situasi warga negara.
Supaya terdapat keseimbangan dan keselarasan antara hak dan kewajiban
antara negara dan warga negara maka negara harus melaksanakan hak dan

kewajibannya dan warga negara patuh dan taat terhadap negara dan juga
sebaliknya.
B. Demokrasi Indonesia
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Isitilah demokrasi
berasal

dari Yunani

Kuno.

Kata

demokrasi

berasal

dari

dua

kata,

yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan,
sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal
sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang
politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu:
1. Demokrasi Parlementer (liberal)
Demokrasi ini dipraktikan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama
(1945-1949) kemudian dilanjutkan pada bertakunya Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi ini secara
yuridis resmi berakhir pada tanggal 5 Juti 1959 bersamaan dengan
pemberlakuan kembal UUD 1945.
Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan politik
dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan
tidak dapat dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya
perbedaan pendapat yang sangat mendasar diantara partai politik yang ada
pada saat itu.

2. Demokrasi Terpimpin
Mengapa lahir demokrasi terpimpin?, yaitu lahir dari keinsyafan, kesadaran,
dan keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi
parlementer (liberal) yang melahirikan terpecahnya masyarakat, baik dalam
kehidupan politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.
Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan
ungkapan Presiden Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante
tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, antara lain;
a. Demokrasi terpimpin bukanlah diktator
b. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian
dan dasar hidup bangsa Indonesia
c. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan social
d. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin

adalah

permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.


e. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam demokrasi terpimpin.
Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indoesia. Namun dalam
praktiknya,

konsep-konsep

tersebut

tidak

direalisasikan

sebagaimana

mestinya, sehingga seringkali menyimpang dan nilai-riilai Pancasila, UUD


1945, dan budaya bangsa. Penyebabnya adalah selain terletak pada presiden,
juga karena kelemahan legislative sebagai patner dan pengontrol eksekutiI
serta situasi social poltik yang tidak menentu saat itu.
3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru
Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-hak
demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha
Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilal-

nilal kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia, haruslah


menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan musyawarah dalam
menyelesaian masalah bangsa, dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan
keadilan social. Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan
gotong royong. Semangat kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut dan
berkembang dalam masyarakat Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.
Munculnya demokrsi Pancasila adalah adanya berbagai penyelewengan dan
permasalahan yang di alami oleh bangsa Indonesia pada berlakunya demokrsi
parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua jenis demokrasi tersebut tidak
cocok doterapkan diindonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong
royong.
Sejak lahirnya orde baru di Indonesia diberlakukan demokrasi Pancasila
sampai saat ini. Meskipun demojrasi ini tidak bertentangan dengan prinsip
demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang dijalankan pada
masa orde baru masih terdapat berbagai peyimpangan yang tidak ejalan
dengan ciri dan prinsip demokrasi pancasila, diantaranya:
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan adil
b. Penegakkan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
c. Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
d.
e.
f.
g.

adalah anggota PNS Departemen Kehakiman


Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
System kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR

4. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi


Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi
Pancasila. Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat
beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pancasila dari masa orde baru
pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu :
a. Pemilihan umum lebih demokratis

b. Partai politik lebih mandiri


c. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
d. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat
otonom penuh.
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang
dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih
mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan
atas mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan pemeritah Negara
Republik Indonesia berdasarkan konstitusi.
Demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakandengan baik apabila nilainilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilainilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.
C. Wawasan Nusantara
Secara Etimologis, Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang
terhadap kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua yaitu asia dan
australia dan dua samudra yaitu samura hindia dan samudra pasifik. Istilah
wawasan nusantara berasal dari kata Wawas (Bahasa Jawa) yang artinya
"pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi", dan kemudian ditambahkan
akhiran an , sehingga arti wawasan adalah cara pandang, cara tinjau, cara
melihat. Sedangkan kata Nusantara terdiri dari dua kata yaitu nusa yang
berarti "pulau atau kesatuan kepulauan" dan antara yang berarti "letak antara
dua unsur yaitu dua benua dan dua samudra". Sehingga arti dari
kata nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak dari dua benua yaitu
asia dan australia dan dua samudra yaitu samudra hindia dan pasifik.
Wawasan nusantara dilatar belakang dalam beberapa aspek antara lain sebagai
berikut..

a. Falsafah Pancasila, Pancasila merupakan dasar dalam terjadinya wawasan


nusantara dari nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara
lain

sebagai

berikut..

Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia). misalnya pemberian kesempatan


dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.

Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan indivud


dan golongan

Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat.

b. Aspek Kewiilayahan Nusantara, aspek kewilayahan nusantara dalam hal ini pada
pengaruh geografi karena indonesia kaya akan SDA dan suku bangsa
c. Aspek Sosial Budaya, aspek sosial budaya dimana dalam hal ini dapat terjadi
karena indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang keseluruhan memiliki adat
istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, yang menjadikan tata
kehidupan nasional memiliki hubungan interaksi antara golongan karena dapat
menyebabkan konflik yang besar dari keberagaman budaya.
d. Aspek Sejarah, Dapat mengacuh kepada aspek sejarah karena indonesia memiliki
banyak pengalaman sejarah yang tidak ingin terulangnya perpecahan dalam bangsa
dan negara Indonesia. Dimana kemerdekaan yang didapatkan merupakan hasil
semangat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, sehingga harus dipertahankan
untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan indonesia
Fungsi dari wawasan musantara itu sendiri adalah sebagai berikut
1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.[4]

2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan


kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan
sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.[4]
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.

Wawasan nusantara adalah sikap dan cara pandang warga negara Indonesia
yang didasarkan pada UUD 1945 dan Pancasila. Dalam menjalankan
wawasan nusantara, diutamakan untuk memenuhi kesatuan wilayah dan
menghargai perbedaan yang ada untuk mencapai tujuan nasional. Indonesia
adalah negara kepulauan yang memiliki banyak daerah bahkan pulau yang
masih belum berpenghuni. Banyaknya suku bangsa dan kebudayaan yang
berbeda membuat negara Indonesia kaya dengan beragam asetnya. Perbedaan
ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang luas dan memiliki banyak
keragaman dari ujung Aceh hingga Papua.
Meskipun berbeda, Indonesia bsia bersatu karena memiliki Pancasila dan dan
UUD yang bisa menyatukan perbedaan tersebut sehingga sikap bangsa
Indonesia bisa menghargai satu sama lain. Dengan begitu kita harus memiliki
sikap dengan toleransi yang cukup tinggi dan menghargai setiap perbedaan
yang ada.

Anda mungkin juga menyukai