Anda di halaman 1dari 31

BEBAN GEMPA PADA GEDUNG ANALISIS STATIK EKIVALEN I.

Pendahuluan
Dengan adanya standar gempa Indonesia yang baru yaitu Perencanaan Ketahanan Gemp
a Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI 03-1726-2002), hal ini menekankan tidak b
erlakunya lagi standar gempa yang lama yaitu SNI 03-1726-1989. Hal ini penting k
arena menurut standar yang baru ini, Gempa Rencana untuk perhitungan beban gempa
pada struktur bangunan gedung, mempunyai periode ulang 500 tahun, sedangkan men
urut standar yang lama periode ulang tersebut hanya 200 tahun. Seperti diketahui
, semakin panjang periode ulang suatu gempa, akan semakin besar juga pengaruh ge
mpa tersebut pada struktur bangunan. Di samping itu, di dalam standar yang baru
ini diberikan juga definisi baru mengenai jenis tanah yang berbeda dengan yang t
ercantum dalam standar yang lama. Dengan demikian, jelas standar yang lama tidak
dapat dipakai lagi untuk perencanaan. Meskipun demikian, struktur bangunan gedu
ng yang sudah ada yang ketahanan gempanya telah direncanakan berdasarkan standar
lama, ketahanan tersebut pada umumnya masih cukup memadai. Untuk hal ini dapat
dikemukakan beberapa alasan. Pertama, faktor reduksi gempa R menurut standar lam
a adalah relatif lebih kecil dari pada menurut standar yang baru. Misalnya untuk
struktur yang direncanakan bersifat daktail penuh, menurut standar lama besarny
a faktor reduksi gempa R = 6, sedangkan menurut standar yang baru R = 8,5, sehin
gga untuk periode ulang gempa yang berbeda beban gempa yang harus diperhitungkan
menurut standar lama dan standar baru saling mendekati. Kedua, dengan definisi
jenis tanah yang baru. Banyak jenis tanah yang menurut standar lama termasuk jen
is tanah lunak, menurut standar baru termasuk jenis tanah sedang, sehingga beban
gempa yang perlu diperhitungkan lebih saling mendekati lagi. Ketiga, bangunan g
edung yang sudah ada telah menjalani sebagian dari umur rencananya, sehingga den
gan risiko yang sama terjadinya keruntuhan struktur bangunan gedung dalam sisa u
mur rencananya, beban gempa yang harus diperhitungkan menjadi relatif lebih rend
ah dari pada menurut standar yang baru untuk bangunan gedung baru. Meskipun meng
gunakan periode ulang gempa yang berbeda, tetapi baik standar gempa yang lama ma
upun standar gempa yang baru menggunakan falsafah perencanaan ketahanan gempa ya
ng sama, yaitu bahwa akibat gempa yang kuat, struktur bangunan dapat mengalami k
erusakan yang berat tetapi tidak diperkenankan untuk runtuh, hal ini dapat mence
gah jatuhnya korban manusia. Sedangkan akibat gempa ringan sampai gempa sedang,
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
1

kenyamanan penghunian tetap terjamin, kerusakan yang terjadi masih dapat diperba
iki dan pelayanan dari fungsi bangunan tetap dapat berjalan. Untuk memberikan ga
mbaran mengenai standar gempa yang baru, di bawah ini diberikan contoh perhitung
an beban gempa pada bangunan gedung dengan menggunakan Metode Analisis Statik Ek
ivalen. Prosedur perhitungan mengacu pada buku standar Perencanaan Ketahanan Gem
pa Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI 03-17262002) atau sering disebut SNI Gem
pa 2002.
II. Denah dan Konfigurasi Struktur
Pada contoh perhitungan ini, akan dihitung besarnya distribusi gaya gempa yang d
iperkirakan akan bekerja pada suatu struktur bengunan gedung perkantoran berting
kat 5 yang akan dibangun di kota Semarang yang terletak di Wilayah Gempa 2 pada
Peta Kegempaan Indonesia (lihat SNI Gempa 2002). Denah bangunan diperlihatkan pa
da Gambar 1, dimana untuk Lantai 1 sampai dengan Lantai 5 mempunyai denah yang t
ipikal. Konfigurasi portal dari struktur bangunan pada kedua arah sumbu utama ba
ngunan diperlihatkan Gambar 2. Distribusi beban gempa akan dihitung untuk masing
-masing arah sumbu utama dari bangunan (arah sumbu X dan sumbu Y).
Y
Dinding Pasangan Bata
5m
5m
5m
X 5m 5m 5m 5m
Gambar 1. Denah struktur bangunan gedung
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
2

Lantai 5 3,6m
30/45 45/45 3,6m 45/45
30/45
Lantai 4
Lantai 3
45/45
3,6m
30/45 45/45
Lantai 2
30/45
3,6m
Lantai 1
5m
5m
5m
5m
3,6m
5m
5m Portal arah-Y :
5m
Portal arah-X :
Gambar 2. Konfigurasi sistem portal arah X dan portal arah Y
Ketebalan pelat atap (lantai 5) dari bangunan 10 cm, dan tebal pelat lantai 1 sa
mpai dengan adalah 12 cm. Ukuran seluruh balok yang digunakan adalah 30/45 cm, d
an ukuran seluruh kolom struktur adalah 45/45 cm (tipikal). Tinggi antar tingkat
dari bangunan 3,6 m, di sekeliling dinding luar dari bangunan, terdapat pasanga
n tembok batu bata. Beban hidup yang bekerja pada pelat atap diperhitungkan sebe
sar 100 kg/m , dan pada pelat lantai sebesar 250 kg/m . Berat jenis beton 2400 k
g/m dan modulus elastisitas beton E = 200000 kg/cm . Karena bangunan gedung term
asuk bangunan bertingkat rendah (low rise building), dan terletak pada wilayah k
egempaan ringan (terletak di Wilayah Gempa 2 pada peta kegempaan Indonesia), mak
a sistem struktur akan direncanakan menggunakan portal beton bertulang yang bers
ifat elastis (tidak daktail/SRPMB). Pengaruh beban gempa pada bangunan gedung da
pat dianalisis dengan menggunakan metode analisis statik atau analisis dinamik.
Untuk bangunan gedung dengan bentuk yang beraturan, pembebanan gempa nominal aki
bat pengaruh Gempa Rencana dapat dianggap sebagai beban-beban gempa nominal stat
ik ekivalen yang bekerja pada pusat massa lantailantai tingkat. Pengaruh beban-b
eban gempa nominal statik ekivalen pada bangunan gedung dapat dianalisis dengan

Metoda Analisis Statik Ekivalen.


2 3 2 2
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
3

Struktur bangunan gedung dengan bentuk yang beraturan pada umumnya simetris dala
m denah, dengan sistem struktur yang terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan
beban lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu uta
ma ortogonal denah tersebut. Apabila untuk analisis 3D sumbu-sumbu koordinat dia
mbil sejajar dengan arah sumbu-sumbu utama denah struktur, kemudian dilakukan an
alisis getaran bebas, maka pada struktur bangunan gedung beraturan gerak ragam p
ertamanya akan dominan dalam translasi pada arah salah satu sumbu utamanya, seda
ngkan gerakan ragam keduanya akan dominan dalam translasi pada arah sumbu utama
lainnya. Dengan demikian, struktur 3D dari bangunan gedung dengan bentuk yang be
raturan akan berperilaku sebagai struktur 2D pada masing-masing arah sumbu utama
nya. Berhubung struktur bangunan gedung dengan bentuk beraturan pada arah masing
masing sumbu utamanya berperilaku sebagai struktur 2D, maka waktu getar alami fu
ndamentalnya pada arah masing-masing sumbu utamanya dapat dihitung dengan rumus
Rayleigh yang berlaku untuk struktur 2D. Rumus Rayleigh diturunkan dari hukum ke
kekalan energi pada suatu struktur 2D yang melendut pada saat bergetar. Dengan m
enyamakan energi potensial struktur dengan energi kinetiknya, akan didapatkan wa
ktu getar alami dari struktur. Berdasarkan SNI Gempa 2002, struktur bangunan ged
ung beraturan harus memenuhi beberapa persyaratan sbb. : Tinggi struktur gedung
diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 m. Dena
h struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun mempunyai t
onjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25% dari ukuran terbesar den
ah struktur gedung pada arah tonjolan tersebut Denah struktur gedung tidak menun
jukkan coakan sudut dan kalaupun mempunyai coakan sudut, panjang sisi coakan tid
ak lebih dari 15% dari ukuran terbesar denah struktur gedung pada arah sisi coak
an tersebut Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan ka
laupun mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung
yang menjulang pada masing-masing arah, tidak kurang dari 75% dari ukuran terbes
ar denah struktur bagian gedung sebelah bawahnya. Dalam hal ini, struktur rumah
atap yang tingginya tidak lebih dari 2 tingkat tidak perlu dianggap menyebabkan
adanya loncatan bidang muka. Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral ya
ng beraturan, tanpa adanya tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak sua
tu tingkat, dimana kekuatan lateralnya
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
4

adalah kurang dari 70% kekuatan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80%
kekuatan lateral rata-rata 3 tingkat diatasnya. Dalam hal ini, yang dimaksud den
gan kekakuan lateral suatu tingkat adalah gaya geser yang bila bekerja di tingka
t itu menyebabkan satu satuan simpangan antar tingkat. Sistem struktur gedung me
miliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya setiap lantai tingkat memili
ki berat yang tidak lebih dari 150% dari berat lantai tingkat di atasnya atau di
bawahnya. Sistem struktur gedung memiliki unsur-unsur vertikal dari sistem penah
an beban lateral yang menerus, tanpa perpindahan titik beratnya, kecuali bila pe
rpindahan tersebut tidak lebih dari setengah ukuran unsur dalam arah perpindahan
tersebut. Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa lu
bang atau bukaan yang luasnya lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat. Kalaup
un ada lantai tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu, jumlahnya tidak bol
eh melebihi 20% dari jumlah lantai tingkat seluruhnya. Dengan mengacu pada keten
tuan-ketentuan di atas dan berdasarkan denah serta konfigurasi bangunan yang ada
, gedung perkantoran yang akan dianalisis merupakan struktur bangunan gedung den
gan bentuk yang beraturan. Dengan demikian, pengaruh gempa pada bangunan ini dap
at ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekivalen, dan analisisnya dapat
dilakukan dengan metode analisis statik. Apabila struktur bangunan gedung tidak
memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan di atas, maka struktur tersebut ter
masuk struktur bangunan gedung dengan bentuk tidak beraturan. Untuk struktur ban
gunan gedung dengan bentuk tidak beraturan, pengaruh gempa harus dianalisis seca
ra dinamik. Analisis dinamik struktur terhadap pengaruh gempa dapat dilakukan de
ngan Metode Analisis Ragam, dimana pada metode ini respons terhadap gempa dinami
k merupakan superposisi dari respons dinamik sejumlah ragamnya yang berpartisipa
si. Analisis respon dinamik dari struktur dapat dilakukan dengan menggunakan sof
tware SAP2000. Dari hasil penyelidikan tanah, susunan lapisan tanah di bawah ban
gunan gedung terdiri dari 4 lapisan, dengan karakteristik tanah, seperti pada Ga
mbar 3. Kondisi jenis tanah dapat ditentukan dengan menghitung nilai rata-rata b
erbobot kekuatan geser tanah ( S u) dari lapisan tanah yang terdapat di bawah ba
ngunan.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
5

1 = 1,76 t/m3
o
Keteran an :
2
1= 22 c1=0,20 k /cm
h1 =4m
: Berat jenis tanah
: Sudut eser tanah c : Kohesi tanah h : Tebal lapisan tanah
2 = 1,80 t/m3
o
2= 20 c2=0,10 k /cm
2
h2 =3m
3 = 1,80 t/m3
o
3= 25 c3=0,15k /cm
2
h3 =4m
4 = 1,60 t/m3
o
4= 18 c4=0,10 k /cm
2
h4 =3m
Lapisan Tanah Keras Gambar 3. Karakteristik lapisan tanah di bawah ban unan
III. Perhitun an Beban Gempa Pada Gedun
1. Perhitun an Berat Ban unan ( Wt ) Karena besarnya beban empa san at dipen ar
uhi oleh berat dari struktur ban unan, maka perlu dihitun berat dari masin -mas
in lantai ban unan. Berat dari ban unan dapat berupa beban mati yan terdiri da
ri berat sendiri material-material konstruksi dan elemenelemen struktur, serta b
eban hidup yan diakibatkan oleh hunian atau pen unaan ban unan. Karena kemun k
inan terjadinya empa bersamaan den an beban hidup yan bekerja penuh pada ban u
nan adalah kecil, maka beban hidup yan bekerja dapat direduksi besarnya. Berdas
arkan standar pembebanan yan berlaku di Indonesia, untuk memperhitun kan pen ar
uh beban empa pada struktur ban unan edun , beban hidup yan bekerja dapat dik
alikan den an faktor reduksi sebesar 0,3. Berat Lantai 5. Beban Mati (Wm) : - Pe
lat atap - Balok - Kolom - Dindin - Plafond = 20.15.0,12.2400 = 86400 k
= (4.20 + 5.15). 0,3. 0,33.2400 = 36828 k = 20.1,8.0,45.0,45.2400 = 85.1,8.250
= 20.15.50 Wm = 17496 k = 31500 k = 15000 k = 187224 k
6
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa

Beban Hidup (Wh) : - qh atap - Koefisien reduksi = 100 k /m = 0,3


2
- Wh = 0,3.(20.15.100) = 9000 k Berat total lantai 5 : W5 =Wm + Wh = 187224 + 9
000 = 196224 k Berat lantai 4 Beban Mati (Wm) : - Pelat lantai - Balok - Kolom
- Dindin - Plafond - Spesi - Te el = 20.15.0,12.2400 = 86400 k
= (4.20 + 5.15). 0,3. 0,33.2400 = 36828 k = 20.3,6.0,45.0,45.2400 = 70.3,6.250
= 20.15.50 = 20.15.21 = 20.15.24 Wm = 34992 k = 63000 k = 15000 k = = 6300 k
7200 k
= 249720 k
Beban Hidup (Wh) : - qh lantai - Koefisien reduksi = 250 k /m = 0,3
2
- Wh = 0,3.(20.15.250) = 22500 k Berat total lantai 4 : W4 =Wm + Wh = 249720 +
22500 = 272220 k Berat lantai 3, 2, dan 1 sama den an berat lantai 4 Berat tota
l ban unan : Wt = W1 + W2 + W3 + W4 + W5 = 4.(272220) + 196224 = 1285104 k = 12
85,104 ton 2. Waktu Getar Empiris Struktur ( TE ) Karena besarnya beban empa be
lum diketahui, maka waktu etar dari struktur belum dapat ditentukan secara past
i. Untuk perencanaan awal, waktu etar dari ban unan edun pada arah X (TEX) da
n arah Y (TEY) dihitun den an men unakan rumus empiris : TEX = TEY = 0,06 . (H
)
0,75
(dalam detik)
Pada rumus di atas, H adalah tin i ban unan (dalam meter). Untuk H = 5.(3,6) =
18m, periode etar dari ban unan adalah TEX = TEY = 0,06.(18)
0,75
= 0,524 detik. Waktu

etar

Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa


7

struktur yan didapat dari rumus empiris ini perlu diperiksa terhadap waktu eta
r sebenarnya dari struktur yan dihitun den an rumus Raylei h. 3. Faktor Keutam
aan Struktur ( I ) Menurut SNI Gempa 2002, pen aruh Gempa Rencana harus dikalika
n den an suatu Faktor Keutamaan ( I ) menurut persamaan : I = I1.I2 Dimana I1 ad
alah Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan periode ulan empa berkaitan den an pe
nyesuaian probabilitas terjadinya empa selama umur rencana dari edun . Sedan k
an I2 adalah Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan umur rencana dari edun terseb
ut. Faktor-faktor Keutamaan I1, I2 dan I ditetapkan menurut Tabel 1. Besarnya be
ban Gempa Rencana yan direncanakan untuk berba ai kate ori ban unan edun , ter
antun pada probabilitas terjadinya keruntuhan struktur ban unan selama umur re
ncana yan diharapkan. Karena edun perkantoran merupakan ban unan yan memilik
i fun si biasa, serta den an asumsi probabilitas terjadinya empa tersebut selam
a kurun waktu umur edun adalah 10%, maka berlaku I1 = 1,0. Gedun - edun den a
n jumlah tin kat sampai 10, karena berba ai alasan dan tujuan pada umumnya mempu
nyai umur kuran dari 50 tahun, sehin a I2 < 1 karena periode ulan empa terse
but adalah kuran dari 500 tahun. Gedun - edun den an jumlah tin kat lebih dari
30, monumen dan ban unan monumental, mempunyai masa layan yan panjan , bahkan
harus dilestarikan untuk enerasi yan akan datan , sehin a I2 > 1 karena perio
de ulan empa tersebut adalah lebih dari 500 tahun. Pada contoh ini, ban unan p
erkantoran direncanakan mempunyai umur rencana 50 tahun, den an demikian I2 = 1.
Untuk ban unan edun perkantoran dari Tabel 1 didapatkan har a Faktor Keutamaa
n I = 1.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
8

Tabel 1. Faktor Keutamaan untuk berba ai kate ori edun dan ban unan Kate ori
edun Gedun umum seperti untuk pen hunian, pernia aan dan perkantoran. Monumen
dan ban unan monumental Gedun pentin pasca empa seperti rumah sakit, instalas
i air bersih, pemban kit tena a listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darura
t, fasilitas radio dan televise Gedun untuk menyimpan bahan berbahaya seperti
as, produk minyak bumi, asam, bahan beracun. Cerobon , tan ki di atas menara Fak
tor Keutamaan I I1 I2 1,0 1,0 1,4 1,0 1,6 1,0 1,0 1,6 1,4
1,6 1.5
1,0 1,0
1,6 1,5
4. Faktor Reduksi Gempa ( R ) Jika Ve adalah pembebanan maksimum akibat pen aruh
Gempa Rencana yan dapat diserap oleh struktur ban unan edun yan bersifat el
astik penuh dalam kondisi di amban keruntuhan, dan Vn adalah pembebanan Gempa N
ominal akibat pen aruh Gempa Rencana yan harus ditinjau dalam perencanaan struk
tur ban unan edun , maka berlaku hubun an seba ai berikut :
Vn =
Ve R
R disebut Faktor Reduksi Gempa yan besarnya dapat ditentukan menurut persamaan
: 1,6 R = f1 Rm Pada persamaan di atas, f1 adalah Faktor Kuat Lebih Beban dan Ba
han yan terkandun di dalam sistem struktur, dan (mu) adalah Faktor Daktilitas
Struktur ban unan edun . Faktor Daktilitas Struktur adalah perbandin an/rasio a
ntara simpan an maksimum dari struktur edun akibat pen aruh Gempa Rencana pada
saat mencapai kondisinya di amban keruntuhan, den an simpan an struktur edun
pada saat terjadinya pelelehan yan pertama pada elemen struktur. Rm adalah Fak
tor Reduksi Gempa yan maksimum yan dapat dikerahkan oleh sistem struktur yan
bersan kutan. Pada Tabel 2 dicantumkan nilai R untuk berba ai nilai yan bersan
kutan, den an ketentuan bahwa nilai dan R tidak dapat melampaui nilai maksimumny
a.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
9

Tabel 2. Parameter Daktilitas Struktur Gedun Taraf kinerja struktur edun Elas
tis penuh 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,3 R 1,6 2,4 3,2 4,0 4,8 5,6 6,4
7,2 8,0 8,5
Daktail parsial
Daktail penuh
Nilai Faktor Daktilitas Struktur ( ) di dalam perencanaan struktur ban unan edu
n dapat dipilih menurut kebutuhan, tetapi har anya tidak boleh diambil lebih be
sar dari nilai Faktor Daktilitas Maksimum m yan dapat dikerahkan oleh masin -mas
in sistem atau subsistem struktur edun . Pada Tabel 3 ditetapkan nilai m dari b
eberapa jenis sistem dan subsistem struktur edun , berikut Faktor Reduksi Maksi
mum Rm yan bersan kutan. Sistem struktur dari ban unan edun perkantoran pada
contoh di atas direncanakan seba ai Sistem Ran ka Pemikul Momen Biasa (SRPMB). S
istem struktur ini pada dasarnya memiliki ran ka ruan pemikul beban ravitasi s
ecara len kap, dimana beban lateral dipikul ran ka pemikul momen terutama melalu
i mekanisme lentur. Dari Tabel 3, untuk sistem ran ka pemikul momen biasa dari b
eton bertulan har a Faktor Daktilitas Maksimum m = 2,1 dan Faktor Reduksi Gempa
Maksimum Rm = 3,5. Untuk sistem struktur edun ini yan direncanakan seba ai SR
PMB, besarnya nilai Faktor Reduksi Gempa diambil sebesar R=3.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
10

Tabel 3. Faktor Daktilitas Maksimum (m), Faktor Reduksi Gempa Maksimum (Rm), Fakt
or Tahanan Lebih Struktur (f1) beberapa jenis sistem/subsistem struktur edun
Sistem dan subsistem struktur edun 1. Sistem dindin penumpu (Sistem struktur
yan tidak memiliki ran ka ruan pemikul beban ravitasi secara len kap. Dindin
penumpu atau sistem bresin memikul hampir semua beban ravitasi. Beban lateral
dipikul dindin eser atau bresin ) 2. Sistem ran ka edun (Sistem struktur ya
n pada dasarnya memiliki ran ka ruan pemikul beban ravitasi secara len kap. B
eban lateral dipikul dindin eser atau ran ka bresin )
Uraian sistem pemikul beban empa 1. Dindin eser beton bertulan 2. Dindin pe
numpu den an ran ka baja rin an dan bresin tarik 3. Ran ka bresin di mana bres
in nya memikul beban ravitasi a. Baja b. Beton bertulan (tidak untuk Wilayah 5
& 6) 1. Ran ka bresin eksentris baja (RBE) 2. Dindin eser beton bertulan 3.
Ran ka bresin biasa a. Baja b. Beton bertulan (tidak untuk Wilayah 5 & 6) 4.
Ran ka bresin konsentrik khusus a. Baja 5. Dindin eser beton bertulan beran
kai daktail 6. Dindin eser beton bertulan kantilever daktail penuh 7. Dindin
eser beton bertulan kantilever daktail parsial 1. Ran ka pemikul momen khusus
(SRPMK) a. Baja b. Beton bertulan 2. Ran ka pemikul momen menen ah beton (SRPM
M) 3. Ran ka pemikul momen biasa (SRPMB) a. Baja b. Beton bertulan 4. Ran ka ba
tan baja pemikul momen khusus (SRBPMK) 1. Dindin eser a. Beton bertulan den
an SRPMK beton bertulan b. Beton bertulan den an SRPMB saja c. Beton bertulan
den an SRPMM beton bertulan 2. RBE baja a. Den an SRPMK baja b. Den an SRPMB b
aja 3. Ran ka bresin biasa a. Baja den an SRPMK baja b. Baja den an SRPMB baja
c. Beton bertulan den an SRPMK beton bertulan (tidak untuk Wilayah 5 & 6) d. B
eton bertulan den an SRPMM
m
2,7 1,8
Rm
4,5 2,8
f1
2,8 2,2
2,8 1,8 4,3 3,3 3,6 3,6 4,1 4,0 3,6 3,3
4,4 2,8 7,0 5,5 5,6 5,6 6,4 6,5 6,0 5,5
2,2 2,2 2,8 2,8 2,2 2,2 2,2 2,8 2,8 2,8
3. Sistem ran ka pemikul momen (Sistem struktur yan pada dasarnya memiliki ran
ka ruan pemikul beban ravitasi secara len kap. Beban lateral dipikul ran ka pe
mikul momen terutama melalui mekanisme lentur)
5,2 5,2 3,3
8,5 8,5 5,5
2,8 2,8 2,8
2,7 2,1 4,0
4,5 3,5 6,5
2,8 2,8 2,8
4. Sistem anda terdiri dari : 1) ran ka ruan yan memikul seluruh beban ravit
asi; 2) pemikul beban lateral berupa dindin eser atau ran ka bresin den an ra

n ka pemikul momen. Ran ka pemikul momen harus direncanakan secara terpisah mamp
u memikul sekuran kuran nya 25% dari seluruh beban lateral; 3) kedua sistem haru
s direncanakan untuk memikul secara bersama-sama seluruh beban lateral den an me
mperhatikan interaksi/sistem anda)
5,2 2,6 4,0 5,2 2,6 4,0 2,6 4,0 2,6
8,5 4,2 6,5 8,5 4,2 6,5 4,2 6,5 4,2
2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
11

beton bertulan (tidak untuk Wilayah 5 & 6) 4. Ran ka bresin konsentrik khusus
a. Baja den an SRPMK baja b. Baja den an SRPMB baja 5. Sistem struktur edun ko
lom kantilever (Sistem struktur yan memanfaatkan kolom kantilever untuk memikul
beban lateral) 6. Sistem interaksi dindin eser den an ran ka 7. Subsistem tun
al (Subsistem struktur bidan yan membentuk struktur edun secara keseluruha
n) Sistem struktur kolom kantilever Beton bertulan biasa (tidak untuk Wilayah 3
, 4, 5 & 6) 1. Ran ka terbuka baja 2. Ran ka terbuka beton bertulan 3. Ran ka t
erbuka beton bertulan den an balok beton pratekan (ber antun pada indeks baja
total) 4. Dindin eser beton bertulan beran kai daktail penuh 5. Dindin
eser
beton bertulan kantilever daktail parsial
4,6 2,6 1,4
7,5 4,2 2,2
2,8 2,8 2
3,4 5,2 5,2 3,3 4,0 3,3
5,5 8,5 8,5 5,5 6,5 5,5
2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8
5. Jenis Tanah Dasar Menurut SNI Gempa 2002, jenis tanah ditetapkan seba ai Tana
h Keras, Tanah Sedan dan Tanah Lunak, apabila untuk lapisan setebal maksimum 30
m palin atas dipenuhi syaratsyarat yan tercantum dalam Tabel 4, seba ai berik
ut : Tabel 4. Jenis-Jenis Tanah Kecepatan rambat elomban eser rata-rata Vr (m
/det) Vr 350 175 Vr < 350 Vr < 175 Tanah Lunak Tanah Khusus Nilai hasil Test Pen
etrasi Standar rata-rata Nr Nr 50 15 Nr < 50 Nr < 15 Kuat eser rata-rata Sr (kP
a) Sr 100 50 Sr < 100 Sr < 50
Jenis tanah Tanah Keras Tanah Sedan
Atau, setiap profil den an tanah lunak yan tebal total lebih dari 3 m den an PI
> 20, wn 40% dan Sn < 25 kPa Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi
Dalam Tabel 4, Sr, Nr, dan Sr adalah nilai rata-rata berbobot besaran tersebut d
en an tebal lapisan tanah seba ai besaran pembobotnya. PI adalah Indeks Plastisi
tas tanah lempun . wn adalah kadar air alami tanah, dan Sn adalah kuat eser lap
isan tanah yan ditinjau. Untuk data tanah seperti pada Gambar 3, besarnya kekua
tan eser tanah untuk setiap lapisan, dapat dihitun den an rumus shear stren ht
of soil : s = c + h tan
12
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa

Nilai kekuatan eser untuk setiap lapisan tanah dihitun seba ai berikut : Lapis
1 : S1 = 0,20 + ( 0,00176 . 400 ). tan 22 = 0,484 k /cm2 Lapis 2 : S2 = 0,10 +
( 0,00180 . 300 ). tan 20 = 0,296 k /cm2 Lapis 3 : S3 = 0,15 + ( 0,00180 . 400 )
. tan 25 = 0,486 k /cm2 Lapis 4 : S4 = 0,10 + ( 0,00160 . 300 ). tan 18 = 0,256
k /cm2 Kekuatan eser rata-rata ( Sr ) : Sr = ( S1.h1 + S2.h2 + S3.h3 + S4.h4 )
/ (h1 + h2 + h3 + h4) = ( 0,484.400 + 0,296.300 + 0,486.400 + 0,256.300 )/( 400+
300+400+300 ) = (553,6)/1400 = 0,395 k /cm = 39,5 kPa Dari Tabel 4, untuk nilai
kekuatan eser rata-rata ( Sr ) = 39,5 kPa < 50 kPa, maka jenis tanah di atas me
rupakan tanah lunak. 6. Faktor Respon Gempa (C) Setelah dihitun waktu etar dar
i struktur ban unan pada arah-X (TX) dan arah-Y (TY), maka har a dari Faktor Res
pon Gempa C dapat ditentukan dari Dia ram Spektrum Respon Gempa Rencana (Gambar
4).
2
Gambar 4. Spektrum Respon Gempa Rencana untuk Wilayah Gempa 2
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
13

Untuk Wilayah Gempa 2 dan jenis tanah di bawah ban unan merupakan tanah lunak, m
aka untuk waktu etar TEX = TEY = 0,524 detik, dari Dia ram Spektrum Respon Gemp
a Rencana didapatkan har a C = 0,50.
7. Beban Geser Dasar Nominal Akibat Gempa Beban eser dasar ( base shear ) nomin
al horisontal akibat empa yan bekerja pada struktur ban unan edun , dapat dit
entukan dari rumus : V =
CI Wt R
Den an men unakan rumus di atas, didapatkan beban eser dasar dalam arah-X (VX)
dan arah-Y (VY) adalah : VX = VY = (0,50 x 1 x 1285104)/(3) = 214184 k Beban G
eser Dasar Nominal (V) harus didistribusikan di sepanjan tin i struktur ban un
an edun menjadi beban-beban empa statik ekivalen yan bekerja pada pusat mass
a lantailantai tin kat.. Besarnya beban statik ekivalen Fi pada lantai tin kat k
e-i dari ban unan dihitun den an rumus : Fi = Wi z i V n Wi z i i =1
Dimana Wi adalah berat lantai tin kat ke-i, termasuk beban hidup yan sesuai (di
reduksi), zi adalah ketin ian lantai tin kat ke-i diukur dari taraf penjepitan
lateral struktur ban unan, dan n adalah nomor lantai tin kat palin atas. Jika p
erbandin an antara tin i struktur edun dan ukuran denahnya dalam arah pembeba
nan empa sama den an atau melebihi 3, maka 0,1.V harus dian ap seba ai beban h
orisontal terpusat yan bekerja pada pusat massa lantai tin kat palin atas, sed
an kan 0,9.V sisanya harus diba ikan sepanjan tin i struktur edun menjadi be
ban-beban empa nominal statik ekuivalen. Pada arah-X, lebar dari ban unan adala
h B = 20 m, dan tin i dari ban unan H = 18 m. Karena perbandin an antara tin i
dan lebar dari ban unan : H/B = 18/20 = 0,9 < 3, maka
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
14

seluruh beban empa VX = 214184 k distribusikan menjadi beban-beban terpusat ya


n bekerja di setiap lantai tin kat di sepanjan tin i ban unan. Pada arah-Y, l
ebar dari ban unan : B = 15 m, dan tin i dari ban unan : H = 18 m. Karena perba
ndin an antara tin i dan lebar ban unan : H/B = 18/15 = 1,2 < 3, maka seluruh b
eban empa VY = 214184 k didistribusikan menjadi beban-beban terpusat yan beke
rja di setiap lantai di sepanjan tin i ban unan. Distribusi beban empa di set
iap lantai dari ban unan edun pada arah-X dan arah-Y, ter antun dari banyakny
a struktur portal yan ada. Dari denah struktur ban unan, dapat dilihat bahwa pa
da arah-X terdapat 4 buah portal, dan pada arah-Y terdapat 5 buah portal. Pada t
abel distribusi beban empa, Fix adalah distribusi aya beban pada portal arah-X
, dan Fiy adalah distribusi beban empa pada portal arah-Y. Tabel 5. Distribusi
Beban Gempa Disepanjan Tin i Ban unan Untuk tiap portal Arah X 1/4 Fix (ton) 5
4 3 2 1 18 14,40 10,8 7,2 3,6 196,22 272,22 272,22 272,22 272,22 3532 3920 2940
1960 980 13332 56,74 62,97 47,33 31,49 15,74 214,184 14,19 15,74 11,83 7,87 3,9
4 Untuk tiap portal Arah Y 1/5 Fiy (ton) 11,35 12,59 9,47 6,30 3,15
Lantai
zi (m)
Wi (ton)
Wi.zi
Fix = Fiy (ton)
Distribusi beban nominal statik ekivalen pada portal arah X dan arah Y, diperlih
atkan pada Gambar 5 dan Gambar 6. Beban-beban empa yan didapat dari hasil perh
itun an pada Tabel 5, selanjutnya di unakan untuk men hitun waktu etar dari st
ruktur. 8. Simpan an Horisontal Struktur Akibat beban empa yan bekerja disepan
jan tin i ban unan, maka struktur akan men alami simpan an kearah horisontal.
Besarnya simpan an horisontal perlu dihitun untuk menentukan waktu etar alami
sebenarnya dari struktur. Besarnya simpan an horisontal dari struktur untuk port
al arah-X dan portal arah-Y dapat dihitun den an bantuan komputer. Dari hasil a
nalisis struktur den an SAP2000 untuk portal arah-X dan portal arah-Y, didapatka
n simpan an horisontal dari struktur seperti pada Gambar 7 dan Gambar 8.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
15

14,19 t
15,74 t
11,83 t
7,87 t
3,93 t
Gambar 5. Distribusi beban

empa (Fix) pada portal arah-X

11,35 t
12,59 t
9,47 t
6,30 t
3,51 t
Gambar 6. Distribusi beban empa (Fiy) pada portal arah-Y
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
16

F5x
d5x=6,94cm
F4x
d4x=6,24cm
F3x
d3x=4,97cm
F2x
d2x=3,23cm
F1x
d1x=1,29cm
Gambar 7. Simpan an horisontal (d) portal arah-X akibat beban

empa

F5y
d5y=7,29cm
F4y
d4y=6,54cm
F3y
d3y=5,21cm
F2y
d2y=3,38cm
F1y
d1y=1,35cm
Gambar 8. Simpan an horisontal (d) portal arah-Y akibat beban
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
17

empa

9. Pemeriksaan Waktu Getar Struktur Setelah distribusi beban empa pada ban unan
edun diketahui, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap waktu etar sebenar
nya dari struktur den an men unakan Rumus Raylei h. Waktu etar sebenarnya untu
k setiap arah dari ban unan, dihitun berdasarkan besarnya simpan an horisontal
yan terjadi pada struktur ban unan akibat aya empa horisontal. Waktu etar al
ami T dari struktur edun beraturan dalam arah masin -masin sumbu utama dapat
ditentukan den an rumus Raylei h seba ai berikut : n
Wi d i 2
TR = 2. i =1 n Fi d i i =1 Dimana Wi adalah berat lantai tin kat ke-i, termasuk
beban hidup yan sesuai (direduksi), zi adalah ketin ian lantai tin kat ke-i d
iukur dari taraf penjepitan lateral, Fi adalah beban empa statik ekuivalen pada
lantai tin kat ke-i, di adalah simpan an horisontal lantai tin kat ke-i dinyata
kan dalam mm, adalah percepatan ravitasi yan ditetapkan sebesar 980 cm/det .
, dan n adalah nomor lantai tin kat palin atas. Waktu etar alami struktur T ya
n dihitun den an rumus empiris (TE) untuk penentuan Faktor Respons Gempa C, ni
lainya tidak boleh menyimpan lebih dari 20% dari nilai waktu etar alami dari s
truktur yan dihitun den an rumus Raylei h (TR). Jika antara nilai TE dan TR be
rbeda lebih dari 20%, maka perlu dilakukan perhitun an ulan . Untuk ban unan ed
un lima lantai, waktu etar alami dari struktur (TR) dihitun den an rumus Rayl
ei h seba ai berikut : W1.d1 + W2.d2 + W3.d3 + W4.d4 + W5.d5 TR = 6,3 . (F1.d1
+ F2.d2 + F3.d3 + F4.d4 + F5. d5) dimana : W1 s/d W5 = Berat lantai 1 s/d lantai
5 dari ban unan edun d1 s/d d5 = Simpan an pada lantai 1 s/d 5 akibat beban
empa horisontal F
2 2 2 2 2 2
0,5
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
18

F1 s/d F5 = Beban empa horizontal yan


ercepatan ravitasi = 980 cm/dt
2

bekerja pada lantai 1 s/d lantai 5

= P

Perhitun an waktu etar alami dari struktur (TR) untuk portal arah-X dan portal
arah-Y ditabelkan pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Perhitun an waktu etar ala
mi struktur arah-X Lantai 5 4 3 2 1 Wi (ton) 196,22 272,22 272,22 272,22 272,22
di (cm) 6,94 6,24 4,97 3,23 1,29 di 48,16 38,94 24,70 10,43 1,66
2
Fix 14,19 15,74 11,83 7,87 3,94
Wi.di 9450 10600 6724 2839 452 30065
2
Fix.di 98,48 98,23 58,80 25,42 5,08 286
30065 TRX = 6,3 980.(4x286)
0,5
= 1,03 detik
Tabel 7. Perhitun an waktu etar alami struktur arah-Y Lantai 5 4 3 2 1 Wi (ton)
196,22 272,22 272,22 272,22 272,22 di (cm) 7,29 6,54 5,21 3,38 1,35 di 53,14 42
,77 27,14 11,42 1,82
2
Fiy 11,35 12,59 9,47 6,30 3,15
Wi.di 10428 11643 7389 3110 496 33066
2
Fiy.di 82,74 82,34 49,34 21,29 4,28 240
33066 TRY = 6,3 980.(5x240)
0,5
= 1,06 detik
Dari hasill perhitun an waktu etar alami den an Rumus Raylei h didapatkan TRX =
1,03 detik dan TRY = 1,06 detik. Karena har a TRX dan TRY yan didapat dari Rum
us Raylei h mempunyai perbedaan yan lebih dari 20% dibandin kan den an waktu e
tar struktur yan dihitun den an rumus empiris (TE = 0,524 detik). Untuk itu pe
rlu dilakukan perhitun an ulan untuk penentuan distribusi beban empa pada stru
ktur ban unan den an men unakan waktu etar yan didapat dari Rumus Raylei h.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
19

Untuk Wilayah Gempa 2 dan jenis tanah di bawah ban unan merupakan tanah lunak, m
aka untuk waktu etar TRX = 1,03 detik dan TRY = 1,06 detik, Dia ram Spektrum Re
spon Gempa Rencana didapatkan har a CX = 0,50/1,03 = 0,48 dan har a CY = 0,50/1,
06 = 0,47. Karena nilai CX = 0,48 hampir sama den an nilai CY = 0,47, maka untuk
perhitun an praktis, di unakan nilai C = 0,48 untuk perhitun an beban eser das
ar dalam arah-X (VX) dan arah-Y (VY). Beban eser dasar dalam arah-X dan arah-Y
dihitun sbb. : VX = VY = (0,48 x 1 x 1285104)/(3) = 205616 k = 205,6 ton Perhi
tun an distribusi beban empa di setiap lantai ban unan edun pada arah-X dan a
rah-Y, untuk waktu etar yan dihitun den an Rumus Raylei h ditabelkan pada Tab
el 8. Tabel 8. Distribusi Beban Gempa Disepanjan Tin i Ban unan Untuk tiap por
tal Arah X 1/4 Fix (ton) 5 4 3 2 1 18 14,40 10,8 7,2 3,6 196,22 272,22 272,22 27
2,22 272,22 3532 3920 2940 1960 980 13332 54,46 60,45 45,34 30,22 15,11 205,6 13
,62 15,11 11,33 7,56 3,78 Untuk tiap portal Arah Y 1/5 Fiy (ton) 10,90 12,10 9,0
7 6,05 3,02
Lantai
zi (m)
Wi (ton)
Wi.zi
Fix = Fiy (ton)
Distribusi beban empa pada ban unan edun yan dihitun den an Rumus Raylei h,
dan simpan an yan terjadi akibat beban empa, diperlihatkan pada Gambar 9 dan
10.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
20

F5x=13,62
d5x=6,65cm
F4x=15,11
d4x=5,98cm
F3x=11,33
d3x=4,77cm
F2x=7,56
d2x=3,10cm
F1x=3,78
d1x=1,24cm
Gambar 9. Simpan an horisontal (d) portal arah-X akibat beban

empa

F5y=10,90
d5y=7,00cm
F4y=12,10
d4y=6,27cm
F3y=9,07
d3y=5,00cm
F2y=6,05
d2y=3,23cm
F1y=3,02
d1y=1,28cm
Gambar 10. Simpan an horisontal (d) portal arah-Y akibat beban empa
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
21

10. Pembatasan waktu etar struktur Struktur edun yan terlalu fleksibel sebai
knya dihindari den an cara membatasi nilai waktu etarnya. Pembatasan waktu eta
r dari suatu struktur edun dimaksudkan untuk: mence ah Pen aruh P-Delta yan b
erlebihan; mence ah simpan an antar-tin kat yan berlebihan pada taraf pembebana
n empa yan menyebabkan pelelehan pertama, yaitu untuk menjamin kenyamanan pen
hunian dan membatasi kemun kinan terjadinya kerusakan struktur akibat pelelehan
baja dan peretakan beton yan berlebihan, maupun kerusakan non-struktural. mence
ah simpan an antar-tin kat yan berlebihan pada taraf pembebanan empa maksimum
, yaitu untuk membatasi kemun kinan terjadinya keruntuhan struktur yan menelan
korban jiwa manusia; mence ah kekuatan (kapasitas) struktur terpasan yan terla
lu rendah, men in at struktur edun den an waktu etar fundamental yan panjan
menyerap beban empa yan rendah (terlihat dari Dia ram Spektrum Respons), sehi
n a aya internal yan terjadi di dalam unsur-unsur struktur men hasilkan kekua
tan terpasan yan rendah. Menurut SNI Gempa 2002, pembatasan waktu etar alami
dari struktur ban unan edun ter antun dari banyaknya jumlah tin kat ( n ) ser
ta koefisien untuk Wilayah Gempa dimana struktur bangunan gedung tersebut didiri
kan. Pembatasan waktu getar alami (T) dari struktur bangunan gedung ditentukan s
bb. : T < .n Dimana koefisien ditetapkan menurut Tabel 11. Tabel 11. Koefisien ya
ng membatasi waktu getar alami struktur Wilayah Gempa 1 2 3 4 5 6

0,20 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15


Untuk gedung perkantoran 5 lantai ( n=5 ) yang terletak di Wilayah Gempa 4, dari
Tabel 11 didapat = 0,19. Waktu getar alami maksimum dari struktur yang diijinka
n adalah : T = .n = 0,19 x 5 = 0,95 detik.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
22

Waktu getar alami dari struktur gedung yang didapat dari perhitungan dengan rumu
s Rayleigh adalah TRX = 1,03 detik > T = 0,95 detik, dan TRY = 1,06 detik > T =
0,95 detik. Karena waktu getar alami dari struktur bangunan gedung perkantoran i
ni lebih besar dari 0,95 detik, maka kekakuan dari struktur bangunan gedung ini
tidak memenuhi persyaratan baik pada arah-X maupun arah-Y. Untuk itu perlu dilak
ukan perubahan pada dimensi dari elemen-elemen struktur, khususnya dimensi dari
kolom-kolom struktur. 10. Perhitungan simpangan pada struktur setelah perubahan
dimensi kolom Setelah dilakukan perubahan dimensi kolom-kolom dari struktur yang
semula berukuran (45x45) cm menjadi (50x50) cm, kemudian dilakukan lagi analisi
s struktur dengan SAP2000 untuk menghitung simpangan-simpangan yang terjadi di s
etiap lantai bangunan. Dari hasil analisis struktur didapatkan simpangan yang te
rjadi sbb (Gambar 11). :
F5x=13,62
d5x=5,73cm
F4x=15,11
d4x=5,11cm
F3x=11,33
d3x=4,03cm
F2x=7,56
d2x=2,57cm
F1x=3,78
d1x=0,98cm
Gambar 11. Simpangan horisontal (d) portal arah-X akibat beban gempa
Dengan menggunakan Rumus Rayleigh, didapatkan waktu getar dari struktur ke arahX adalah TRX = 0,95. Nilai waktu getar ini sama dengan nilai waktu getar maksimu
m yang disyaratkan yaitu 0,95 detik. Dengan demikian kekakuan struktur gedung ke
arah-X memenuhi persyaratan.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
23

Simpangan yang terjadi di setiap lantai bangunan pada arah-Y, diperlihatkan pada
Gambar 12. F5y=10,90
d5y=6,04cm
F4y=12,10
d4y=5,37cm
F3y=9,07
d3y=4,22cm
F2y=6,05
d2y=2,68cm
F1y=3,02
d1y=1,02cm
Gambar 12. Simpangan horisontal (d) portal arah-Y akibat beban gempa
Dengan menggunakan Rumus Rayleigh, didapatkan waktu getar dari struktur ke arahY adalah TRY = 0,97. Nilai waktu getar ini dapat dianggap sama dengan nilai wakt
u getar maksimum yang disyaratkan yaitu 0,95 detik, karena perbedaannya tidak le
bih dari 5%. Dengan demikian kekakuan struktur gedung ke arah-Y memenuhi persyar
atan.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
24

11. Kinerja Struktur Gedung Kinerja batas layan struktur bangunan gedung ditentu
kan oleh simpangan antar-tingkat akibat pengaruh gempa, yang bertujuan untuk mem
batasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, di samping
untuk mencegah kerusakan non-struktural dan ketidaknyamanan penghuni. Untuk mem
enuhi persyaratan kinerja batas layan struktur bangunan gedung, dalam segala hal
simpangan antar-tingkat yang dihitung dari simpangan struktur tidak boleh melam
paui = 0,03/R kali tinggi tingkat yang bersangkutan. Perhitungan simpangan antar
tingkat ari struktur paa arah-X an arah-Y icantumkan paa Tabel 12 an Tabe
l 13. Tabel 12. Perhitungan simpangan antar tingkat portal arah-X Tinggi tingkat
h (cm) 360 360 360 360 360 Simpangan struktur i (cm) 5,73 5,11 4,03 2,57 0,98
Simpangan antar tingkat i (cm) 0,62 1,08 1,46 1,59 0,98
Lantai 5 4 3 2 1 Ponasi
=(0,03.h)/R
(cm) 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
Tabel 13. Perhitungan simpangan antar tingkat portal arah-Y Tinggi tingkat h (cm
) 360 360 360 360 360 Simpangan struktur i (cm) 6,04 5,37 4,22 2,68 1,02 Simpan
gan antar tingkat i (cm) 0,67 1,15 1,54 1,66 1,02
Lantai 5 4 3 2 1 Ponasi
=0,03/R.h
(cm) 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
Dari hasil perhitungan, simpangan antar tingkat untuk lantai 1 sampai engan lan
tai 5 untuk arah-X maupun arah-Y menunjukkan harga yang lebih kecil ari nilai s
impangan yang isyarakan yaitu = 3,6 mm, Dengan emikian kinerja ari struktur b
angunan perkantoran ini memenuhi ketentuan seperti yang isyaratkan.
Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa
25

Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa


26

Teknik Sipil UNDIP - Kuliah Rekayasa Gempa


27

Anda mungkin juga menyukai