Anda di halaman 1dari 3

Patogenesis

Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi yang terjadi multifaktorial antara lain
karena faktor umur, stress mekanis, atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomik,
obesitas, genetik, humoral dan faktor kebudayaan. Jejas mekanis dan kimiawi ini diduga
merupakan faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk
degradasi kartilago didaam cairan sinovial sendi yang mengakibatkan terjadi inflamasi sendi,
kerusakan kondrosit dan nyeri. Osteoarthritis ditandai dengan fase fipertrofi kartilago yang
berhubungan dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh
kondrosit sebagai kompensasi perbaikan (repair). Osteoarthritis terjadi sebagai hasil
kombinasi antara degrdasi rawan sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi.
Beberapa penelitian mebuktikan bahwa rawan sendi ternyata dapat melakukan
perbaikan sendiri dimana kondrosit akan mengalami replikasi dan memproduksi matriks
baru. Proses perbaikan ini dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan siatu polipeptida yang
mengontrol proliferasi sel dan membantu komunikasi antar sel. Faktor ini menginduksi
kondrosit untuk mensintesis asam deoksiribonukleat (DNA) dan protein seperti kolagen serta
proteoglikan. Faktor pertumbuhan yang berperan adalah insulin-like growth factor (IGF-1)
growth hormon, transforming growth hormon (TGF-) dan koloni stimulating factors
(CSFs). Faktor pertumbuhan seperti IGF-1 memegang peranan penting dalam proses
perbaikan sendi. Pad akeadaan inflamasi , sel menjadi kurang sensitif terhadap efek IGF-1.
Faktor pertumbuhan TGF- mempunyai efek multipel pada matriks kartilago yaitu
merangsang sintesis kolagen dan proteoglikan serta menekan stromelisin, yaitu enzym yang
mendegradasi proteoglikan meningkatkan produksi prostaglandin E2 (PGE2) dan melawan
efek inhibisi sintesis PGE2 oleh interlukin-1 (IL-1). Hormon lain yang mempengaruhi
sintesis komponen kartilago adalah testosteron, -estradiol, platelet derivat growth factor
(PDGF), fibroblast growth factor dan alsitonin.
Peningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan metabilosme rawan
sendi. Kelebihan hasil degradasi matriks rawan sendi ini cenderung berakumulasi di sedni
dan menghambat fungsi rawan sendi serta mengawali suatu respon imun yang menyebabkan
inflamasi sendi. Rerata perbandingan antara sintesis dan pemecahan matriks rawan sendi
pada pasien osteoarthritis kenyataanya lebih rendah dibanding normal yaitu 0,29 dibanding
1.

Pada rawan sendi pasien osteoarthritis juga terjadi proses peningkatan aktivitas
fibrinogenik dan penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan terjadinya
penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkhondral yang
menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkhondral tersebut. Ini
mengakibatkan dilepaskannya mediator kimiawi sperti prostaglandin dan interlukin yang
selanjutnya menimbulkan bone angina lewat subkhondral yang diketahui mengandung ujung
saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit. Penyebab rasa sakit itu dapat juga berupa
akibat dari lepasnya mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan
radang sendi, peregangan tendo atau ligamentum serta spasmus otot-otot ekstra artikuler
akibat kerja yang berlebihan. Sakit pad sendi juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang
menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan
tekanan vena intramedular akibat stasis vena intramedular karena proses reemodelling pada
trabekula dan subkondrial.
Peran makrofag didalam cairan sendi juga penting, yaitu apabila dirangsang oelh jejas
mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan atau CSFs, akan memproduksi sitokin
aktivator plasminogen (PA) yang disebut katabolin. Sitokin tersebut adalah IL-1, IL-6, TNF
dan , dan interferon (IFN) dan . Sitokin-sitokin ini akan merangsang kondrosit melalui
reseptor permukaan spesifik untuk memproduksi CSFs yang sebaliknya akan mempengaruhi
monosit dan PA untuk mendegradasi rawan sendi secara langsung. Pasien osteoarthritis
mempunyai kadar PA yang tinggi pada cairan sendinya. Sitokin ini juga mempercepat
resorpsi matriks rawan sendi.
Interlukin-1 mempunyai efek multipel pada sel cairan sendi, yaitu meningkatkan
sintesis enzim yang mendegradasi rawan sendi yaitu stromelisin dan kolagenosa,
mengahambat proses sintesis dan perbaikan normal kondrosit. Pada percobaan binatang
ternyata pemberian human recombinat IL-1a sebesar 0,01 ng dapat mengambat sintesis
glukoaminogliakan sebanyak 50% pada hewan normal. Kondrosit pasien osteoarthritis
mempunyai reseptor IL-1 2 kali lipat lebih banyak dibanding individu normal dan khondrosit
sendiri dapat memproduksi IL-1 secara lokal.
Faktor pertumbuhan dan sitokin tampaknya mempunyai pengaruh yang berlawanan
selama perkembangan oseoarthiritis. Sitokin cenderung merangsang degradasi komponen
matriks rawan sendi, sebaliknya faktor pertumbuhan mernagsang sintesis, padahal IGF-1
pasien osteoarthritis lebih rendah diabandingkan individu normal pada umur yang sama.

Percobaan pada kelinci membuktikan bahwa puncak aktivitas sintesis terjadi setelah 10 hari
perangsangan dan kembali normal setelah 3-4 minggu.

Anda mungkin juga menyukai