Ulkus Kornea
Ulkus Kornea
DEFENISI
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi, dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea, yaitu :
1. Ulkus kornea sentral
a.ulkus kornea bakterialis
b.ulkus kornea fungi
c. ulkus kornea virus
d. ulkus kornea acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
a. ulkus marginal
b. ulkus mooren ( ulkus serpiginosa kronil/ulkus roden)
c. ulkus cincin (ring ulcer)
Pandangan kabur
Lakrimasi
Fotofobia
Nyeri, sekret mukopurulen
oedem palpebra dan chemosis
Opasifikasi kornea
Descementocele
Hipopion
RETINOPATI DIABETIK
DEFENISI
Suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerisakan dan sumbatan
pembuluh pembuluh darah halus retina akibat komplikasi dari diabetes.
Kelainan patologi yang paling dini adalah perubahan membran basal endotel
kapiler dan penurunan jumlah perisit.
Faktor resiko
Lama menderita diabetes
Insiden menderita diabetik retinopati setelah 10 tahun menderita diabetes
KLASIFIKASI
Secara umum dibagi menjadi :
1. Retinopati diabetik non proliferatif (NPDR)
Merupakan stadium awal dari keterlibatan retina dengan adanya
mikroaneurisma, hemorhagi dan eksudat. Terjadi kebocoran protein, lipid
atau sel sel darah merah dari pembuluh pembuluh kapiler ke retina.
Bila proses ini berlanjut ke makula maka akan mengganggu tajam
penglihatan.
2. Retinopati diabetik preproliferatif
Dengan bertambahnnya progresifitas sumbatan mikrovaskular maka gejala
iskemia berlanjut.perubahan yang khas cotton wool spots (soft eksudat),
vitreous
Gambaran klinis
Tidak ada lesi retina
Tidak ada lesi selain mikroaneurisma
Mikroaneurisma, retinal hemorrhage, hard
Moderate NPDR
exudat
Mild NPDR + cotton wool spot dgn atau
Severe NPDR
IRMA
Adanya salah satu dari gejala berikut :
Mikroaneurisma
plus
venous
beading and or H/MA standar
photograph in 4 quadrant
Marked venous beading in 2 or
more quadrant, atau
Moderate
IRMA
(standar
photograph 8A in one or more
quadrant)
2 atau lebih gejala seperti pada severe
PDR
Proliferatif
PDR tanpa HRC
Advanced PDR
atau vitreus
NVD standar photograph 10 A,
atau
Less extensive NVD bila terdapat
perdarahan vitreus atau preretina,
atau
NVE 1/2 disc area, bila terdapat
perdarahan vitreus atau preretina
Extensive
vitreus
hemorhage
precluding
grading,
retnal
detachment involving macula or
pthisis
bulbi
or
enucleation
secondary to a complication of DR
OCT
B-scan ultrasonografi
DIAGNOSA BANDING
1. Retinopati hipertensi
2. CRVO
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
Retinopati diabetik non proliferatif tanpa edema makula
1. Modifikasi gaya hidup : kontrol kgd pengobatan
terhadap
- Elekroretinografi
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Sumbatan vena retina sentralis
2. Retinopati akibat oklusi arteri karotis
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
Oklusi arteri retina sentralis merupakan kegawatdaruratan mata yang harus
sitangani secara cepat. Karena kan terjadi kerusakan retina yang irreversibel
setelah 90 menit sumbatan total arteri retina sentralis
Prinsip Gradient perfusion pressure
1. parasintesis COA sumbatan dibawah 1 jam 0,1 0,4 cc
2. masase bola mata
3. asetazolamide oral dapat ditambahkan timolol 0,5 %
4. campuran oksigen 95% dan karbondioksida 5% inhalasi
5. Steroid bila di duga terdapatnya peradangan. Untuk menyingkirkan
kemungkinan penyebab berupa giant cell arteritis lakukan pemeriksaan
sedimen eritrosit.
KOMPLIKASI
- Glaukoma neovaskular
EDUKASI
Kasus seperti ini sebaiknya di tangani di rumah sakit
PROGNOSIS
Secara umum prognosis oklusi arteri retina sentralis kurang begitu bagus
karena kerusakan retina yang irreversibel dalam 90 menit. Namun tidak menutup
kemungkinan terjadinya perbaikan visus , bergantung pada letak dan lamanya
oklusi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fonrose, Mark. Retinal Vein Occlusion. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 23.00
WIB
2. Dugdale, David C. 2012. Retinal vein occlusion. Diakses dari
http://www.nlm.nih.gov padatanggal 30 Maret 2012 pukul 23.00 WIB
3. Tien Y. Wong, and Ingrid U. Scott. 2010. Retinal-Vein Occlusion.
N Engl J Med 2010;363:2135-2144
Funduskopi : vena dilatasi ringan dan tortuosity, dot dan flame shape
sirkulasi
intraretina
10
disc
resiko
tinggi
neovaskularisasi
DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan visus
Funduskopi
Fluoresein angiografi
Elektroretinografi
Pemeriksaan laboratorium : pengukuran lemak serum, protein plasma,
glukosa plasma, kekentalan darah . pada pasien usia muda , kadar protein
C, protein S dan antitrombolitik untuk menyingkirkan kelainan sistem
trombolitik
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Oklusi arteri retina sentralis
2. Okular iskemia sindrom
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
Kontrol dan observasi underlying disease
Laser Fotokoagulasi
Intravitreal triamcinolone
Tindakan bedah dekompresi : Arteriovenous sheathotomy
Follow up :
Untuk oklusi non iskemik : initial follow up selama 3 bulan. Pasien
diinstruksikan untuk segera kontrol bila penglihatan terasa memburuk atau
ada tanda2 merah dan nyeri neovaskularisasi
EDUKASI
Pada kasus ini sebiknya di tangani di rumah sakit
PROGNOSIS
Umumnya jelek terutama untuk kemajuan visusnya. Fluoresens angiografi
menunjukkan dua jenis respon ; tipe noniskemik dengan dilatasi dan edema
pembuluh darah; dan tipe iskemik dengan daerah daerah non perfusi kapiler
yang luas atau bukti adanya neovaskularisasi segmen anterior atau retina.
Jika edema dan perdarahan retina dapat diserap kembali oleh tubuh maka
akan dapat memperbaiki visus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fonrose, Mark. Retinal Vein Occlusion. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 23.00
WIB
2. Dugdale, David C. 2012. Retinal vein occlusion. Diakses dari
http://www.nlm.nih.gov padatanggal 30 Maret 2012 pukul 23.00 WIB
3. Tien Y. Wong, and Ingrid U. Scott. 2010. Retinal-Vein Occlusion.
N Engl J Med 2010;363:2135-2144
4. Wijana, N. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Perpustakaan Nasional
5. Trans Am Ophthalmol Soc. 2012; 98;133-143
DEFENISI
Kelainan pada makula yang menyebabkan hilangnya tajam penglihatan
pada usia diatas 50 tahun
Faktor resiko :
Usia : 6,4 % (usia 65-74 tahun)
19,7% (usia >75 tahun)
riwayat keluarga
Perokok
hipertensi,hiperkolesterol
wanita
kelainan kardiovaskuler
ANAMNESE DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Non neovaskurarisasi atau non exudative (dry AMD)
Tanda pasti drusen
Drusen : - Deposit granul lipid ekstrasellular yg terletak antara
membran basement RPE & zona kolagen
bagian dalam dari membran bruch
Kelainan RPE : - Atropi geografi, atrofi non geografi,
daerah hiperpigmentasi
2. Neovaskularisasi atau exudative (wet AMD) .
- Penurunan visus dengan onset yang tiba-tiba
- metamorphopsia, paracentral scotomata
Tanda : - pe RPE
- subretinal / intraretinal lipid,cairan / darah
- pigment epithelial detachment (PED)
- retinal pigment epithelial tears
- lesi CNV gray-green
DIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
CSCR atau CSC (Central Serous Chorioretinopoathy )usia 25-55 thn
Pattern dystrophy pada RPE
Lamina basalis atau kutikular, drusen (syndrome usia 30-40 thn)
Drug toxicity (riwayat pemakaian obat) chloroquine : retinal signs mottled
hypopigmentation, non geographic atrophy (degenerasi RPE)
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
Laser photocoagulasi (thermal laser)
Digunakan pd occult & classic
Merusak fovea sentral
Photodinamik terapi (PDT)
2 tahap dg pemberian sistemik photosensitizing drug, dg sinar
infrared dioda laser
EDUKASI
1. Hindari merokok
2. Selalu control apabila memiliki riwayat hipertensi
PROGNOSIS
Penanganan yang tepat sasaran , vitamin dan mineral dapat memperlambat
AMD kebentuk yang lebih lanjut. Wet AMD tidak dapat diobati tetapi
progresifitasnya dapat
injeksi intravitreal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Seddon JM, Willett WC, Speizer FE, Harkinson SE. A prospective study of
cigarette smoking and age-related macular degeneration in women. JAMA 2013;
276:1141-6.
2. Vingerling JR, Hofman A, Grobbee DE, et al. Age-related macular degeneration
and smoking. The Rotterdam Study. Arch Ophthalmol 2013; 114:1193-6.
3. Christen WG, Glynn RJ, Manson JE, et al. A prospective study of cigarette
smoking and risk of age-related macular degeneration in men. JAMA 2013;
276:1147-51.
4. American Optometric Association,care of the patient with aged macular
degeneration 2012,243 N. Lindbergh Blvd., St. Louis, MO 63141-7881
5. Murphy RP. Age-related macular degeneration. Ophthalmology
2013; 93:969-71.
RETINOPATHY OF PREMATURITY
DEFENISI
Retinopati karena gangguan pada pembentukan pembuluh darah retina
pada bayi prematur. Suatu retinopati yang berat ditandai dengan proliferasi
pembuluh darah retina, pembentukan jaringan parut dan pelepasan retina.
Faktor resiko :
Bayi lahir kurang bulan, usia gestasi 37 42 minggu
Berat badan lahir 1500 atau kurang
Penggunaan oksigen konsentrasi tinggi saat lahir
ANAMNESE DAN PEMERIKSAAN FISIK
Bayi lahir pada atau sebelum usia gestasi 31 minggu atau berat badan
lahir 1500 gram atau kurang, dilakukan skring retinopathy of prematurity (ROP).
Dengan menggunakan funduskopi indirek. Skrining dimulai 4 7 minggu setelah
lahir untuk mendeteksi adanya ROP. Dilakukan follow up ulang tiap 1 2 minggu
tergantung dengan derajat keparahan retina yang terlibat, sampai vaskularisasi
retina sudah mencapai zona 3. Pupil bayi diberi midriatikum dengan
cyclopentolate 0,5% ataupun phenyephrine 2,5%.
Berdasarkan lokasi yang terlibat , dibagi :
Zona I : garis lingkaran imaginer dua kali jarak antara optik disc dengan makula
Zina II : garis konsentris imaginer dari zona I sampai ke nasal ora serrata
Zona III: sampai ketemporal dari zona II
Klasifikasi internasional untuk retinopathy of prematurity
Stadium I
Stadium II
Stadium III
:ridged
demarkasi
line
dengan
extraretinal
fibrovascular proliferation
Stadium IVA
Stadium 1VB
Stadium V
DAFTAR PUSTAKA
1. Fielder AR, Haines L, Scrivener R, Wilkinson AR, Pollock JI on behalf of
the Royal Colleges of Ophthalmologists and Paediatrics and Child Health
and the British Association of Perinatal Medicine. Retinopathy of
prematurity in the UK II: audit of national guidelines for screening and
treatment. Eye 2012; 16(3):285-291.
2. Mathew MR, Fern AI, Hill R. Retinopathy of prematurity: are we
screening too many babies? Eye 2012; 16(5):538-542.
dalam sakus
Tes Anel :irigasi melalui pungtum dana kanalikuli lakrimal, bila
hari
Pengasuh atau orang tua diberitahu cara melakukan masase pada
sakus lakrimalis
Bila bayi sudah berumur diatas 3 bulan dan mata masih berair dan ada
dalam narkose.
Bila tes Anel masih menunjukkan regurgitasi, lakukan pematahan
konka inferior
Bila setelah dilakukan tindakan diatas mata masih berair dan banyak
dacryocystorhinostomi
Bila terdapat kelaianan pada kanalikulus atau mukosa hidunbg tidak
dapat dijahit dengan dinding sakus sewaktu dilakukan operasi, pasang
EDUKASI
Pada kasus ini sebaiknya di periksa di rumah sakit
PROGNOSIS
Baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Kanski, Jack J. Lacrimal Drainage System. Clinical Ophtalmology
sixthedition. 2012
2. Il y as , S i darta , P r of. dr. S t en os is dan Ob s truk s i D u ktus
N as o lak rimal. Penuntun Ilmu Penyakit Anak edisi kedua. FKUI. 2013.
3. S a s tros atomo , et al l. P e na nganan G a ng gu an S i s te m Ek sk re s i
La kr ima l. FKUI: RSCM. 2011
4. http://www.academy.org.uk/tutorials/dilation.htm
5. http://attonk.blogspot.com/2009/03/dakriosistitis.html