Anda di halaman 1dari 11

MESIN OTOMOTIF

TUNE UP MOTOR DIESEL


SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL
Sistem Aliran Solar
Bahan bakar
tekanan tnggi/bahan bakar
bersih
Bahan bakar
kotor
Bahan bakar
kembali ke tangki

Keterangan gambar
1. Tangki solar ________

4. Saringan halus ______

1. Saringan pada pipa pengalir

5. Pompa Injeksi _______

1. Pompa tangan______

6. Pipa tekanan tinggi ___

Program
N
a m a :Studi :

7. Nosel_________

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

1-8

MESIN OTOMOTIF

MOTOR BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL STEP I

Elemen Pompa dan Pengatur Volume


a. Elemen pompa dan Pengaturan volume

Saluran tekan
Katup pengalir
Ruang hisap
Barel / silinder
Plunyer
Kontrol pinion
Kontrol rak /
batang pengatur

Kontrol sleve
Flens penggerak plunyer
Pegas plunyer
Dudukan pegas
Sekrup penyetel
Penumbuk rol

Poros nok
Nok
Pompa pengalir

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

2-8

MESIN OTOMOTIF
1.

Elemen pompa satu lubang

Pada barel yang terdapat satu


lubang

yang

berfungsi

untuk

memasukkan solar kedalam ruang


diatas plunyer.
Lubang ini berhubungan langsung
dengan ruang isap pada pompa injeksi.
Sistem ini digunakan untuk pompa
injeksi yang mempunyai elemen ukuran
kecil.

1. Celah memanjang

4. Lubang pemberi

2. Barel

5. Alur pengontrol

3. Plunyer
2.

Elemen pompa dua lubang

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

3-8

MESIN OTOMOTIF

Pada barel dilengkapi dengan dua


lubang pemasukan solar.
Pemasukan solar dapat lebih cepat.
Sistem ini digunakan pada pompa
injeksi yang mempunyai volume
penyemprotan lebih besar.

1. Lubang pemberi

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

4-8

MESIN OTOMOTIF
Posisi plunyer elemen pompa dua lubang pemberi dari titik mati bawah (TMB) sampai
titik mati atas (TMA).

a. Plunyer pada posisi TMB (titik mati bawah)


Solar masuk dari ruang isap pompa injeksi melalui lubang pemberi keruang barel
b. Langkah awal
Plunyer bergerak keatas, alur bagian atas plunyer menutup lubang pemberi
c. Langkah penekanan
Plunyer menekan solar keatas sampai katup penyalur membuka
d. Langkah akhir (TMA)
Alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sisa solar yang bertekanan
tinggi kembali keruang isap pompa injeksi

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

5-8

MESIN OTOMOTIF

Cara kerja plunyer

a. Plunyer pada posisi TMB (Titik Mati Bawah)


Bahan bakar masuk melalui lubang pemberi pada barel kedalam ruang diatas plunyer
b. Langkah awal
Karena poros nok, plunyer akan bergerak ke TMA sampai lubang pemberi tertutup oleh alur
pada bagian atas plunyer
c. Langkah lepas
Plunyer bergerak keatas dari batas langkah awal sampai katup penyalur membuka. Pada
langkah ini solar tertekan melawan pegas katup penyalur.
d. Langkah produktif
Plunyer bergerak keatas, katup penyalur terbuka didalam ruang tekan terjadi tekanan tinggi
solar mengalir melalui pipa tekanan tinggi ke nozel injeksi. Langkah ini akan berakhir
apabila alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sehingga tidak ada lagi
penekanan solar ke nozel injeksi.

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

6-8

MESIN OTOMOTIF
e. Langkah sisa
Plunyer bergerak ke atas sampai titik mati atas (TMA). Pada langkah ini tidak ada
penekanan solar. Ruang tekanan tinggi A berhubungan dengan ruang isap B melalui celah
panjang. Akibat dari langkah ini, plunyer bergerak dari TMA ke TMB karena pegas plunyer

f.

Langkah total
Langkah total adalah langkah bolak-balik plunyer dari TMB ke TMA. Langkah ini dapat
dinyatakan dengan rumus :

L tot = L1 + L2 + L3 + L4

L tot

= Langkah total

L1

= Langkah awal

L2

= Langkah lepas

L3

= Langkah produktif

L4

= Langkah sisa

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

7-8

MESIN OTOMOTIF
Macam-macam konstruksi plunyer
a) Plunyer berlubang
Pada elemen pompa yang sederhana, konstruksi plunyer biasanya dilengkapi alur pengontrol
dan satu lubang pada tengah-tengah plunyer.
Alur pengontrol

Konstruksi

plunyer

ini

digunakan

pada

umumnya untuk pompa injeksi dengan diameter


plunyer sampai 7 mm.
Lebar alur pengontrol dan diameter lubang 34o
Alur pengontrol berhubungan dengan bagian atas
plunyer melalui lubang.

b) Plunyer dengan celah memanjang

Celah memanjang menghubungkan antara alur


pengontrol dengan bagian atas plunyer.
Alur pengontrol terletak dibawah yang berfungsi
untuk mengontrol berakhirnya langkah efektif
plunyer.
Elemen ini digunakan pada pompa injeksi dengan
diameter plunyer lebih besar dari 7mm
1. Celah memanjang

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

8-8

MESIN OTOMOTIF
Konstruksi khusus
c) Plunyer dengan alur pengontrol di atas

Alur pengontrol terletak diatas yang


berfungsi

untuk

mengontrol

awal

penekanan solar.
Elemen ini digunakan pada motor stasioner
dan lokomotif

d) Plunyer dengan allur pengontrol di atas dan di bawah

Alur pengontrol terletak diatas yang


berfungsi

untuk

mengontrol

awal

penekanan solar.
Elemen ini digunakan pada motor stasioner
dan lokomotif
Celah start berfungsi untuk membantu
mempermudah menstart motor dengan cara
memperlambat awal penyemprotan dengan kelambatan 5 - 100 Pe ( poros
1. Celah start

engkol )

Variasi dari plunyer ini hanya digunakan pada pompa injeksi jenis inline. Untuk pompa injeksi
jenis distributor, konstruksi plunyer berbeda dari jenis ini.
B Pengaturan volume

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

9-8

MESIN OTOMOTIF

Jumlah pengiriman bahan bakar diatur oleh governor/sopir sesuai dengan kebutuhan mesin.
Governor mengatur gerakan batang pengatur yang berkaitan dengan klem pinion pengontrol
yang bebas terhadap silinder.
Flens penggerak plunyer berkaitan dengan bagian bawah kontrol sleve. Jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan tergantung dari posisi plunyer dan perubahan besarnya langkah efektif.

L.efektif

Kapasitas Nol

L.efektif

Kapasitas Setengah

Kapasitas Penuh

Langkah efektif plunyer berubah bila plunyer berputar oleh tenaga dari governor batang
pengontrol pinion pengontrol kontrol sleve plunyer (melalui flens penggerak plunyer)

Langkah efektif adalah gerakan plunyer dari titik setelah menutup lubang pemberi sampai alur
pengontrol bertemu dengan lubang pemberi. Jadi langkah efektif akan berubah sesuai dengan
posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan sesuai dengan besarnya langkah
efektif.

Program
N
a m a :Studi :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Bsa/Ul/Sa

01.01.00

342192703

Halaman :

10 - 8

Anda mungkin juga menyukai