Panduan Kebersihan Tangan
Panduan Kebersihan Tangan
DEFINISI
A. KEBERSIHAN TANGAN
Hand hygiene adalah istilah umum yang ditujukan untuk setiap kegiatan
membersihkan tangan, menggosokan tangan menggunakan handrub yang berbasis
alkohol atau mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir yang bertujuan
untuk menekan atau menghambat pertumbuhan kuman pada tangan (Linda, 2004).
Menurut Depkes (2007) mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air.
Sementara itu menurut Perry dan Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik
dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Mencuci tangan
adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi,
dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang
ada di kulit (Hidayat, 2005).
Definisi lain yang terkait kebersihan tangan :
1. Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
2. Handrub adalah larutan berbasis alkohol (berupa cairan, gel atau busa yang
dirancang untuk kegiatan kebersihan tangan untuk membunuh kuman atau
menekan pertumbuhan kuman.
3. Handwashing adalah mencuci tangan dibawah air mengalir dengan menggunakan
sabun (handsoap)
4. Tindakan bersih atau/prosedur aseptik adalah setiap tindakan perawatan yang
melakukan kontak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
membrane mukosa / selaput lendir, kulit yang tidak utuh ataupun tindakan invasive
yang memungkinkan kuman masuk ke dalam tubuh.
5. Cairan tubuh adalah setiap bahan / cairan yang berasal dari tubuh seperti, darah,
urin, feses,muntahan, meconium, lochea, saliva, selaput lendir, sperma, ASI, air
mata, serumen, caseosa ( sampai bayi pertama mandi ), cairan pleura, cairan
cwrebrospinal, cairan acites, cairan synovial, cairan amnion, pus, kecuali keringat..
Termasuk juga specimen tubuh ( jaringan, placenta, bahan cytology, organ, bone
merrow)
6. Critical site adalah area atau tempat yang sangat berisiko mendapat / terjadi infeksi.
Salah satunya adalah daerah operasi atau lokasi yang terpasang alat invasive
medis, yang harus selalu kita jaga dari kuman pathogen ( critical sites with
infectious risk for the patient ) atau tempat invasive dan daerah operasi yang
potensial mengkontaminasi tangan petugas dari tangan petugas dari cairan tubuh
atau penularan melalui darah ( critical site with body fluid exposure risk).
7. Sarung tangan medis adalah sarung tangan yang digunakan untuk tindakan medis
berupa sarung tangan berih dan sarung tangan steril.
8. Perawatan tangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan atau
mengurangi resiko kerusakan atau iritasi kulit.
9. Indikasi untuk kebersihan tangan adalah alasan untuk melakukan kebersihan
tangan.
1/13
10. Alat invasif medis adalah alat medis yang dimasukkkan melalui kulit atau saluran/
lubang alami yang ada pada tubuh.
11. Kolonisasi adalah adanya sejumlah kuman atau mikroorganisme namun tanpa
invasi kedalam jaringan kulit atau menyebabkan kerusakan kulit.
12. Flora transien dan flora residen ada kulit adalah flora transien pada tangan
diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan yang lain dan
permukaan lingkungannya ( misalnya meja periksa, lantai, toilet). Organisme ini
tinggal dilapisan kulit dan terangkat dengan mencuci tangan menggunakan sabun
biasa dengan air mengalir. Flora residen tinggal dilapisan kulit yang lebih dalam
serta didalam folikel rambut, dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya bahkan
dengan air pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air bersih.
Untungnya flora residen kemungkinan kecil terkait dengan peyakit infeksi yang
menular melalui udara, seperti flu burung. Tangan atau kuku petugas kesehatan
dapat terkolonisasi pada lapisan dalam organisme yang menyebabkan infeksi
seperti S. Aureus, batang garam negative atau ragi.
13. Air bersih adalah air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan di saring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya ( misalnya mencuci
tangan dan membersihkan instrument medis ) karena memenuhi standar kesehatan
yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari
mikroorganisme dan memiliko turbiditas rendah ( jernih, tidak berkabut).
14. Emollient adalah cairan organik seperti gliserol, propilen glikol atau surbitol yang
ditambahkan pada handrub dan lotion. Kegunaan emollient untuk melunakkan kulit
(keretakan, kekeringan, iritasi dan dermatitits) akibat pencucian tangan dengan
sabun yang sering ( dengan atau tanpa antiseptic) dan air.
15. Agen antiseptic atau antimikroba adalah bahan kimia yang di aplikasikan diatas
kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme
( baik yang sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga
mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contoh:
a. Alkohol 60-90 % (Etil dan isopropyl atau metal alcohol)
b. Klorheksidin glukonat 2-4 % ( Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
c. Klorheksidin glukonat dan centrimide, dalam berbagai kosentrasi (Savlon)
d. Yodium 3 %, yodium dan produk alcohol berisi yodium atau tincture (yodium
tinktur) iodofor 7,5-10 %, berbagai konsentrasi (betadine)
e. Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasu (dettol)
f. Triklosan 0,2-2 %
B. TUJUAN MENCUCI TANGAN
Adapun tujuan dilakukannya kebersihan tangan yaitu : ( Susiati,2008)
1. Mencegah infeksi silang (cross infection) atau HAIs
2. Menjaga kondisi steril
3. Melindungi petugas dan pasien dari infeksi
4. Memberikan perasaan segar dan bersih
5. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan
1. Jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih dibanding
dengan tidak mencuci tangan
2. Dari segi praktis, ternyata lebih murah dari pada tidak mencuci tangan sehingga
tidak dapat menyebabkan infeksi nosokomial
3. Dapat mengurangi HAIs (Healthcare Associate Infections)
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PELAKSANAAN
Pelaksana panduan ini wajib dilaksanakan oleh seluruh elemen rumah sakit, baik dari
pelayanan medis maupun non medis. Selain itu, seluruh pasien dan pengunjung yang
datang ke rumah sakit dianggap memiliki kapabilitas membawa infeksi pathogen dari
3/13
luar, sehingga pasien dan mengunjung pun dihimbau melaksanakan cuci tangan yang
benar.
B. AREA
Secara umum, pelaksanaan mencuci tangan harus diterapkan di semua area rumah
sakit, tanpa terkecuali.
BAB III
TATA LAKSANA
terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus dicuci dengan
air mengalir dan sabun.
Tehnik membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir dilakukan sebagai
berikut :
a. Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih.
b. Tuangkan sabun secukupnya, dan pilih sabun cair.
c. Ratakan dengan kedua telapak tangan.
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
f. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
h. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya
i. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
j. Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel dengan cara
menepuk-nepuk dan kemudian tissue tersebut dilipat sekecil mungkin dan
pastikan tangan sudah benar-benar kering.
Bila akan melakukan tindakan invansive/aseptic dan tindakan yang beresiko
kontak dengan jaringan terbuka dan atau pembuluh darah seperti memasang
infuse, kateter urine, kateter vana central, kateter double lumen, merawat luka
dan lain-lain, sebelum melakukan tindakan gunakan sabun anti septic untuk
mencuci tangan.
Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air bersih sesudah melepaskan
sarung tangan karena kemungkinan sarung tangan berlubang atau
robek,sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembang biak dilingkungan
yang hangat dan basah di dalam sarung tangan (CDC 1989 : Korniewickz dkk
1990)
Prosedur mencuci tangan yang benar disesuaikan dengan prosedur mencuci
tangan dari WHO yaitu terdiri dari 6 langkah utama dari 12 langkah yang
diuraikan dalam gambar berikut dibawah ini.
Gambar 1.
5/13
Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air bersih sesudah
melepaskan sarung tangan karena kemungkinan sarung tangan berlubang
atau robek, sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembangbiak
dilingkungan yang hangat dan basah didalam sarung tangan (CDC 1989 :
Korniewickz dkk 1990)
7/13
Ada berbagai kondisi yang memerlukan prosedur cuci tangan yang benar, baik itu
sebelum atau sesudahnya. Lima kondisi (5 moment) berdasarkan standar WHO
adalah :
1. Momen 1 : Sebelum kontak dengan pasien.
2. Momen 2 : Sebelum melakukan prosedur/ tindakan aseptic.
3. Momen 3 : Setelah prosedur/ tindakan aseptc atau resiko terpapar cairan
tubuh pasien.
4. Momen 4 : Setelah kontak dengan pasien.
5. Momen 5 : Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Istilah dalam 5 momen kebersihan tangan
:
1. Pasien
: Mengacu pada setiap bagian dari pasien, pakaian, atau peralatan
medis yang terhubung dengan pasien.
2. Prosedur/ tindakan aseptic
: adalah tindakan perawatan pasien dimana ada
resiko terjadi masuknya pathogen langsung ke dalam tubuh pasien akibat dari
tindakan tersebut.
3. Resiko terpapar cairan
: adalah setiap situasi dimana kontak dengan cairan
tubuh dapat terjadi. Kontak tersebut dapat menimbulkan resiko kontaminasi baik
petugas kesehatan atau lingkungan.
4. Area pasien
: termasuk pasien dalam lingkungan sekitar pasien. Asumsi
umumnya dibuat bahwa dalam zona pasien, flora pasien cepat mencemari
seluruh zona pasien. Dalam zona pasien ada 2 (dua) site penting yaitu, site bersih
(misal jalur IV) yang perlu dilindungi terhadap kolonisasi kuman, dan site cairan
tubuh (misalnya dower chateter) yang beresiko mencemari tangan petugas
kesehatan.
5. Area fasilitas/ tempat pelayanan kesehatan : merupakan daerah diluar dari zona
pasien. Asumsi di buat bahwa dalam zona kesehatan ada organisme transmisi
asing dan berpotensi membahayakan semua pasien.
Gambar 3
8/13
Mengapa
:Untuk melindungi pasien terhadap kemungkinan
mendapatkan kuman pathogen dari tangan petugas kesehatan tersebut.
potensial
Tujuan
:Mencegah kolonisasi kuman / mikoorganisme lingkungan rumah sakit
terhadap pasien. Petugas kesehatan mungkin memiliki sejumlah organisme ditangan
mereka. Jika tidak melakukan kebersihan tangan sebelum menyentuh pasien maka
mikroorganisme ini akan ditransfer ke pasien.
Kapan
Sebelum menyentuh pasien dengan
cara apapun
Sebelum
invansive
pemberian
therapy
non
Contoh
Berjabat tangan, membantu pasien
untuk bergerak, menyentuh perangkat
medis terhubung ke pasien (mis, IV
lines, dan alat-alat invansive lain)
Mandi,
membantu
mengenakan
pakaian, menyisir rambut, memasang
alat bantu pribadi seperti kaca mata.
Memeriksa denyut nadi, tekanan darah
saturasi oksigen, suhu. Auskultasi dada,
palpasi abdomen, memasang elektroda
ECG, CTG
Memasang masker oksigen/ nasal
kanul, memasang alat bantu kencing
(termasuk kondom kateter)
Pemberian obat oral, nebulizer/inhalasi
Menyuapi makan pasien, membentu
menyikat gigi/oral hygiene.
Contoh
Mengambil
sampel
darah
vena,
mengukur gula darah, AGD injeksi, IM,
SC, IV.
Injeksi IV, memasukkan makanan
melalui NGT, menyiapkan alat/trolly
rawat luka.
Memberikan
memasukkan
obat
tetes
mata,
obat,
supositoria,
9/13
memasang IUD
Tindakan
medis :
ETT, gudel,
trakeostomi, suction jalan nafas, kateter
urin,
kolostomi/ileostomi,
akses
vaskuler, perangkat monitor invasive,
drain luka, NGT, aspirasi cairan
lambung.
Perawatan luka, perawatan luka bakar,
tindakan pembedahan, pemeriksaan
rectal toucher, pemeriksaan dan
tindakan invasive obstetric ginekologi
Contoh
Lihat momen 2
Kontak dengan urinal yang digunakan, kontak
dengan sputum baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui cangkir atau tissue, kontak
dengan botol spesimen yang digunakan/ sampel
patologi, membersihkan gigi palsu, pembersihan
tumpah darah, urine, tinja, atau muntahan dari
lingkungan pasien, setelah menyentuh bagian luar
dari urobag atau drain. Kontak dengan salah satu
dari berikut : darah, air liur, lendir, sperma, air
mata, serumen, feses, muntahan, cairan pleura,
cairan cerebrospinal, cairan acites, lochea,
mekonium, pus sumsum tulang, empedu, sample
tubuh organic misalnya : sampel biopsy, sampel
cell
Tujuan
: Untuk mencegah kolonisasi atau infeksi pada petugas kesehatan,
kontaminasi lingkungan tempat pelayanan kesehatan. Setelah menyentuh pasien,
petugas kesehatan memiliki sejumlah mikroorganisme atau pasien ditangan mereka
dan kemudian mikoorganisme ini ditularkan kepada pasien lain atau permukaan
lingkungan melalui sentuhan tangan petugas kesehatan.
Kapan
Setelah setiap momen 1 kecuali ada telah
menjadi berpotensi terkena paparan cairan
tubuh
Contoh
Lihat momen 1 dan 2
Contoh
Sekitar pasien yang meliputi : bed, meja ,
pengaman bed, linen, catatan bedside,
nurse call, TV, remote TV/AC, saklar
lampu, barang-barang pribadi (termasuk
buku, alat bantu mobilitas), kursi, tongkat.
BAB IV
DOKUMENTASI
A. LAPORAN
Bersama dengan tim IPCLN melakukan audit kepatuhan petugas melakukan kebersihan
tangan untuk dimasing-masing unit setiap minggu, yang kemudian hasil tersebut di
rekap dan dilaporkan setiap bulan kepada IPCN.
12/13
Penilaian ini akan dibandingkan dengsan hasil penilaian dasar pada saat mulai
melakukan perubahan system untuk melihat evektivitas dan progresifitas dari program.
Dari penilaian ini juga akan didapatkan beberapa indikator berdasarkan system
evaluasi WHO yaitu :
1. Peningkatan kepatuhan karyawan tentang hand hygiene
2. Peningkatan insfrastruktur dalam sistem control infeksi dan hand hygiene
3. Peningkatan pemakaian produk untuk hand hygiene dan persepsi tentang hand
hygiene
4. Peningkatan pengetahuan tentang hand hygiene
Hasil penilaian ini harus terus dikomunikasikan dalam proses pelatihan maupun
sosialisasi selanjutnya sebagai usaha memotivasi semua komponen rumah sakit dalam
meningkatkan kepedulian rumah sakit dan iklim rumah sakit yang sehat. Proses
sosialisasi adalah usaha menyebarkan informasi dan mengingatkan kembali akan
pentingnya cuci tangan serta proses cuci tangan yang baik dan benar kepada para
karyawan rumah sakit. Hal ini dilakukan langsung oleh tim panitia PPI rumah sakit baik
dalam bentuk poster poster cara mencuci tangan yang benar atau papan iklan yang
dipasang disetiap tempat strategis. Bisa juga disetiap tempat yang tersedia washtafel
dan handrub berbasis alkohol sehingga dapat langsung menjadi pemandu yang benar.
13/13