Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Siswa yang sudah duduk di SMP adalah masa-masa yang sedang berada dalam
proses prkembangan yaitu : berkembang kearah kematangan atau kemandirian, untuk
mencapai kematangan tersebut remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih
kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan juga pengalaman dalam
menentukan arah hidupnya.
Usia SMP rentang perkembangannya disebut usia pubertas. menurut Deswita (2004 :
192) pubertas adalah : Suatu priode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi
dengan pesat terutama pada awal masa remaja.
Selanjutnya Desmita menguraikan bahwa kematangan seksual merupakan suatu rangkaian
dari perubahan-perubahan yang terjadi pada pada masa remaja yang ditandai dengan
perubahan pada ciri-ciri seks primer (Primary Sex Characteristics) dan ciri-ciri Seks
Sekunder (Secondary Sex Characteristics).
Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu namun
urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak.. Pada masa ini siswa sangat
dipengaruhi oleh masalah masalah puber yang ada pada dirinya. Kadang-kadang siswa
tersebut kurang percaya diri dan sehingga berdampak kepada harga dirinya dimana
umumnya remaja puber kurang menghargai dirinya.
Harga diri adalah suatu respon atau evaluasi seseorang mengenai dirinya sendiri
terhadap pandangan orang lain mengenai dirinyadalam interaksi sosialnya (Bonner ; 1995)
Coopersmith ; 1976 dalam Bimo Walgito, 2004 :212). Berdasarkan terori-teori tentang
harga diri tersebu, maka indikator lain dari harga diri adalah kepuasan terhadap diri sendiri,
adaptasi dan hubungan dengan orang lain. Harga diri adalah dasar untuk membangun
hubungan antara manusia yang positif, proses beljar, kreativitas serta tanggung jawab
pribadi. Selain itu harga diri juga menjadi semen perekat kepribadian seseorang.
Individu menjadi satu struktur yang positif dan efektif, sehingga remaja akan
menjalani dan merasa serasi , yang cukup memuaskan dengan orang lain dan terhadap
dirinya sendiri. Jadi yang dimaksud dengan harga diri adalah penilaian seseorang terhadap
dirinyasecara keseluruhan. Seorang remaja bisa merasakan kondisi kekuatan harga dirinya,
menurut Harris Clemens, Ph.D dan Raynoed Bean, Ed (2001 ; 3-5) , seseorang remaja
dapat mengalami karakteristik harga diri yang kuat dan harga diri yang rendah.

Remaja usia puber yang ada di SMP N 1 Kuantan Hilir sedang dalam proses
pembentukan harga diri, belum semua siswa merasakan dirinya berharga, hal ini terlihat
dari gejala-gejala sebagai berikut :
1. Masih ada siswa perempuan dan leki-laki yang menghindari situasi yang dapat
mencetuskan kecemasan.
2. Adanya sebagian siswa merasa tidak ada seorang pun yang menghargainya.
3. Adanya sebagian siswa yang mencontek perkerjaan teman pada saat mengerjakan
tugas sekolah.
4. Sebagian siswa ada yang menanggapi tantangan baru dengan antusiasme.
Sehubungan dengan gejala tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
harga diri remaja usia puber dengan judul Perbedaan harga diri siswa perempuan
dengan laki-laki pada remaja puber siswa SMPN 1 Kuantan Hilir
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah pokok yang akan dikaji
dalam hal ini adalah :
1. Bagaimanakah gambaran harga diri siswa perempuan pada remaja puber.
2. Bagaimanakah gambaran harga diri siswa laki-laki pada remaja puber.
3. Apakah terdapat perbedaan harga diri antara siswa laki-laki dan perempuan pada remaja
puber.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui harga diri siswa perempuan pada remaja puber
2. Untuk mengetahui harga diri siswa laki-laki pada remaja puber
3. Mengetahui perbedaan gambaran harga diri siswa perempuan dengan laki-laki
pada remaja puber
b. Mamfaat
1. Sebagai bahan masukan bagi guru pembimbing, wali kelas, dan guru mata pelajaran
dalam membantu perkembangan diri siswa.
2. Memberikan sumbangan kepada sekolah untuk mengambil kebijaksanaan dalam
pengembangan kurikulum tentang pengembangan diri

3. Untuk memperdalam pengetahuin penulis dalam membimbing siswa tentang


memahami harga diri dan memperdalam teori-teori haraga diri.
D. KETERKAITAN VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari 1 (satu) variabel 2 (dua) sampel yakni : Harga diri siswa
perempuan (X1) dan harga diri siswa laki-laki (X2).
Untuk jelasnya keterkaitan variabel dalam penelitian dapat dilihat pada skema berikut.

Harga diri siswa Perempuan


( X1 )

Harga diri siswa laki-laki


( X2 )

Dibandingkan

E. DEFINISI OPERASIONAL
Harga diri diartikan : Sebagai suatu respon atau evaluasi seseorang mengenai
dirinya sendiri terhadap pandangan orang lain mengenai dirinya dalam interaksi sosialnya
(BONNER, 1995 Cooper Smith; 1976 dalam Bimo Walgito 2004 :212)
Berdasarkan teori tentang harga dir tersebut, maka indikator dari harga diri antara lain :
Kepuasan terhadap diri sendiri, kepuasan beradaptasi dan kepuasan berhubungan dengan
orang lain.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Tinjauan tentang perkembangn remaja usia pubertas
Pertumbuhan dan perkembangan tiap pisik manusia pada masa remaja sangat
berbeda, perkembangan bertambahnya kemampuan dan keterampilan yang dihasilkan dari
proses perubahan bentuk ; terjadi perkembamngan fisik yang dimulai dari masa pubertas.
Menurut Desmita (2004 : 192) pubertas adalah suatu periode dimana kematangan
kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal remaja. Selanjutnya Desmita
mnguraikan bahwa kematangan kerangka dan seksual merupakan suatu rangkaian dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang ditandai pada ciri-ciri seks
primer (Primary Sex Characteristics) dan ciri-ciri Seks Sekunder (Secondary Sex
Characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu
namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak.
Pada masa pubertas ini berbagai aspek yang berkembang antara lain :
1. Pertumbuhan dan perkembangan pisik (jasmani) remaja awal.
Secara umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan pisik yang sangat pesat
dalam masa remaja awal (12 18 tahun ). Dalam jangka pertumbuhan anak hingga
tingginya hampir menyamai tinggi orang tuanya, pertumbuhan anggota badan otot sering
berjalan tidak seimbang, hal semacam ini kadang-kadang ketidakserasian diri. Bagi lakilaki mulai memperlihatkan penonjolan otot pada dada, lengan, paha dan betis mulai
nampak. Bagi perempuan mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan
tubuh kanak-kanak. Baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan, dalam masa ini
pertumbuhan lebih kearah memanjang dibanding melebar, sering pula terjadi pertumbuhan
anggota badan yang tidak seimbang yang dapat mengakibatkan mereka mengalami
ketidakseimbangan badan dan ketidakharmonisan gerak. Sehubungan dengan perasaan
remaja mengenai pertumbuhan yang tidak berimbang dialaminya itu, dikemukakan oleh
Dr. Zakiah Daradjat ; 1976 :48, bahwa diantara yang kurang menyenangkan bagi remaja,
adalah adanya beberapa bagian tubuh yang sangat cepat pertumbuhannya, sehingga
mendahului bagian-bagian yang lain seperti kaki, tangan, dan hidung yang mengakibatkan
cemasnya remaja saat melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus .
2. Pertumbuhan Kelenjer seks remaja merupakan suatu proses yang bekerja di dalam.
Banyak ahli yang berpandangan bahwa perkembangan kelenjer seks meliputi ciriciri seks primer.

2. Pengertian harga diri


Harga diri diartikan sebagai suatu respon atau evaluasi seseorang mengenai dirinya
sendiri terhadap pandangan orang lain mengenai dirinyadalam interaksi sosialnya
(Bonner ; 1995) Cooper Smith ; 1976 dalam Bimo Walgito, 2004 :212).
Harga diri menurut Malcolm Hardi dan Stave Heyes (1988 : 137) adalah : suatu
penilaian, perkiran mengenai pantas diri (Self Worfh). Oranglain yang sangat berarti bagi
sebagia besar anak-anak adalah orang tua. Seorang anak sangat dipengaruhi oleh
pandangan orangtuanyasendiri terhadap dirinya sebagai seorang yang pandai, nakal,
pendiam, gemuk, kuat dan lain-lain.
Harga diri merupakan aspek kepribadian yang pada dasarnya dapat berkembang
(Buss, 1978 ; dalam coopersmith ; 1967).
Dalam pembentukan dan perkembangan harga diri, peran lingkungan keluarga berkaitan
dengan hal tersebut hubungan orang tua dengan anak, sikap orang tua terhadap anak
mempunyi pernan yang penting dalam pembentukan harga diri.
Menurut Harris Clemens, Ph.D dan Raynoed Bean, Ed : mengemukakan bahwa
anak-anak dengan harga diri rendah tidak kurang cacatnya dibandingkan dengan anak
yang memiliki cacat tubuh yang parah. Harga diri yang rendah membatasi kemanpuan
untuk berprestasi dalam proses belajar, hubungan antara manusia dan bidang produkttif
lainnya (2001 : 1). Harga diri menurut Harris Clemens adalah : Cara anak merasa tentang
dirinya, maksudny harga diri berhubungn dengan konsep diri (gagasan atau keyakinan
yang memiliki anak tentang diriny sendiri).
Hal tersebut juga diperkuat oleh Gill Co dan Sheila Damoow sebagai berikut :
Orang yang harga dirinya rendah merasa amat tak menentu dalam kehidupan mereka di
dunia. Perasaan merekan rentan, mereka mudah merasa diremahkan dan disisihkan. Bila
anda merasa seperti ini anda dapat meningkatkan kekuatan pribadi dengan meningkatkan
kesadaran akan harga diri sendiri. Bukankah anda adalah orang yang terpenting dalam
hidup anda anda hidupuntuk diri anda, anda menginginkan diri anda puas dan andalah
orang satu-satunya yang mengenal seluk beluk anda sendiri.Anda berhak atas kehidupan
dan ruangan anda sama halnyadengan orang ain, seseorang yang mempunyai harga diri
rasa terpusat. Mereka merasa aman dan kokoh dalam kepentingan dunia mereka. Anda
harus dapat menikmati kerukunan dengan diri sendiri (1986 : 11)
Harga diri adalah dasar untuk membangun hubungan antara manusia yang positif,
proses belajar, kerativitas serta rasa tanggung jawab pribadi, selain itu harga diri juga
menjadi satu strukturyang positif menciptakan tingkat kemampuan mengolah sumber daya
dan potensi yang dibawanya sejak lahir.

Berikut ini karakteristik dari harga diri yang tinggi dan yang rendah (Haris Clemens dan
Reynoel Bean (2001 :3-5)
a. Karaktristik harga diri yang tinggi
-

Bangga dengan hasil kerjannya

Mudah menerima tanggung jawab

Bertindak mandiri

Menunjukkanjangkauan perasaan emosi yang luas

Mengatasi frustasi yang baik

Merasa sanggup untuk mempengaruhi teman

b. Karakteristik harga diri yang rendah


-

Menunjukkan perasaan emosi yang sempit

Menendahkan bakat

Merasa tidak ada seseorang yang menghargainya

Merasa tidak berdaya

Mengeluhkan orang lain atas kelemahannya sendiri

Bersikap defensif dan mudah frustasi

3. Proses pembentukan harga diri remaja awal


Proses pembentukan harga diri remaja tidak lepas dari perkembanganperkembangan yang terjadi pada manusiaitu sendiri, mulai dari dia lahir sampai dia
menjadi anak yang sudah remajadan dewasa. Pada masa remaj banyak perubahan yang
terjadi pada anak tersebut terutama pada masa pubertas atau masa pertumbuhan dan
perkembangan pada anak tersebut, tidak lepas dari masalah-masalah yang dihadapi oleh
anak remaja, dan juga dipengaruhi oleh faktor keluarga (orang tua) serta faktor lingkungan.
Menurut Mal Colm Hardy dan Hayes (1988 : 137), Bahwa perkembangan
manusia pada umumnya ; khususnya perkembangan kepribadiannya, hrga diri sebagai
salah satu aspek kepribadian terbentuk dalam interaksi dengan lingkungannya, khususnya
lingkungan sosialnya. Berkaitan denga hal tersebut faktor hubungan nak dengan orang tua
menduduki peran yang penting, karena orang tua dan keluarga merupakan lingkungan yang
pertama bagi anak remaja dan orang tua sebagai dasar bagi pembentukan pribadi anak
remaja termasuk harga diri.
Menurut Bruss, 1978 ; dalam coopersmith 1967, bahwa bagaimana lingkungan
menilai dari seseorang akan berpengaruh, bagaimana seseorang menilai keadaaan dirinya.
Apabila lingkungan menerima keadaan seseorang, apabila lingkungan menyayangi dirinya
sendiri. Demikian pula sebaliknya karena itu dapat dikemukakan bahwa hubungan orng

tuaa terhadap anak menrupakan hal yang sangat penting dlam pembentukan harga diri
anak.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga diri remaja
Faktor yang menentukan tinggi atau rendahnya harga diri adalah : Suka dan tidak
suka seseorang terhadap diri sendiri. Semakin besar ketidak sesuaian antara gambaran
seseorang tentang siapa dirinya dan gambaran tentang seharusnya menjadi apa atau dapat
menjadi apa, akan semakin rendah rasa harga diriorang tersebut (Roger, 1959, Hinggins,
dkk 1985) dalamJames F Coulhoun dan Joan Roos Asocella (1995 : 71). Menyatakan
bahwa orang yang hidupsesuai dengan standar yang menyukai siapa dirinya, apa yang
sedang dikerjakan, akan kemana dirinya, maka akan memiliki rasa harga diri yang tinggi.
Sebaliknya orang yang terlalu jauh dari standar dan harapan-harapannya akan memiliki
rasa harga diri yang rendah.
Seseorang remaja kadang-kadang dia merasa tidak sanggup untuk melakukan suatu
pekerjaan, tidak percaya pada dirinya, merasa tidak berdaya, dan sebaliknya remaja yang
bangga terhadap dirinya, bertindak mandiri, bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, maka
semakin kokohlah harga diri seseorang itu.
Dtudy yang dilakukan ahli psikologi : Stanley Coopessmith (1967) dalam James
F Coulhoun dan Joan Roos Asocella (1995 : 81) : Mengenai anak dengan harga diri yang
tinggi dan rendah memiliki indikasi bahwa praktek pendidikan anak tertentu sedikit banyak
menentukan harga diri anak remaja itu.
5. Karakteristik harga diri siswa perempuan dan laki-laki
Bukunya sedang dicari

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
1. Asumsi dan Hipotesa
a. Asumsi
1. Penampilan harga diri siswa berbeda beda
2. Harga diri siswa dapat di ukur dan diidentifikasi indikator-indikatorny
3. Siswa SMPN kelas VII, VIII, IX berada dalam rentang perkambangan yang
sama.
c. Hipotesa
Terdapat perbedaaan harga diri siswa antara perempuan dan laki-laki
2. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dan sampel seluruh siswa laki-laki dan perempuan yang
terdiri dari kelas VII, VIII, IX sebanyak 379 orang, sedangkat teknik sampling dalam
penelitian ini adalah teknik Simpel Random Sampling (SRS). Sampel dianggap sudah
homogen

karena beradaa dalam rentang perkembangan yang sama, oleh karena itu

populasi bisa dirandom.


Mengingat biaya dan waktu yang relatif singkat dalam penilaian ini maka sampel
diambil 50 % dari jumlah populasi.
Untuk lebih jelasnya jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dari
tabel berikut ini :
Tabel Populasi dan Sampel
No
Kelas
1
VII 1

POPULASI
Laki-laki
Perempuan

Jumlah

SAMPEL
Laki-laki
Perempuan

17

18

35

Jumlah
17

VII 2

22

12

34

11

17

VII 3

19

14

33

16

VII 4

20

16

36

10

18

VIII 1

19

14

33

16

VIII 2

21

14

35

11

18

VIII 3

s18

13

31

16

VIII 4

15

16

31

15

IX 1

16

13

29

15

10

IX 2

15

13

28

14

11

IX 3

15

13

28

14

7
84

13
189

12

IX 4
12
14
26
6
Jumlah
209
170
379
104
Sumber : SMPN 1 Kuantan Hilir Tahun Pelajaran 2007/2008
3. Metoda Penelitian

Jenis Penilaian ini termasuk penilaian koperensif atau perbandingan dalam


penelitian ini yang dibandingkan adalah harga diri siswa perempuan dengan laki-laki.
4. Data dan Alat Pengumpul Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan
dari anak. Adapun jebis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : Data tentang
harga diri siswa perempuan dan harga diri siswa laki-laki yang terdiri dari 3 (tiga) indikator
yaitu :
1. Kepuasan terhadap diri sendiri
2. Kepuasan dalam beradaptasi
3. Kepuasan terhadap hubungan dengan orang lain
Sedangkan alat pengumpulan data penelitian ini adalah : Menggunakan Angket atau
Kuisioner tentang harga diri. Untuk keperluan pengolahan data kita perlu membuat
pensokoring terhadap jawaban responden. Dalam penelitian ini jawabannya, responden
terdiri dari Ya dan Tidak. Untuk jawaban Ya yang pertanyaannya positif yang jawabannya
Iya diberi skor 1 dan jawaban yang tidak diberi skor nol. Sebaiknya untuk item negatif
kalau jawabannya Ya diberi skor nol dan jawabannya Tidak diberi skor 1.
Adapun kisi instrumen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Kisi-kisi penelitian
No
Variabel
1
Harga diri

Indikator
1. Kepuasan terhadap diri sendiri

Penyebaran Item
2,5,8,10,11,13,19,27,28

Jumlah
10

2. Kepuasan dalam berdaptasi

1,3,4,12,16,18,20,22,24

10

7,9,14,15,17,21,23,26,29,30

10
30

3. Kepuasan terhadap hubungan


dengan orang lain
Jumlah

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Daftar isi

ii

BAB I

PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang..1
B. Perumusan masalah.. 1
C. Tujuan dan mamfaat penelitian 2
D. Keterkaitan variabel. 2
E. Definisi operasional. 3

BAB II

LANDASAN TIUORITIS 4
1. Tinjauan tentang perkembangan remaja usia puber. 4
2. Pengertian harga diri. 4
3. Proses pembentukan harga diri remaja awal 6
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
harga diri remaja... 6
5. Karekteristik harga diri siswa perempuan dan lali-laki.7

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN. 8
1. Asumsi dan Hipotersa... 8
2. Populasi dan sampel. 8
3. Metode Penelitian. 9
4. Data dan alat pengumpulan data... 9
5. Teknik analisis data...10

LEMBARAN PERSETUJUAN PROPOSAL

JUDUL

: PERBEDAAN HARGA DIRI SISWA PEREMPUAN DENGAN


LAKI-LAKI PADA REMAJA PUBER

NAMA
NIM
PROGRAM STUDI
JURUSAN
FAKULTAS

: ELDAWATI
: 0605161870
: BIMBINGAN DAN KONSELING
: ILMU PENDIDIKAN
: KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Pekanbaru,

DI SETUJUI
PENASEHAT AKADEMIS

Dra. ELNI YAKUB, MS


NIP. 131 602 971

Januari 2008

DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono (2001). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta PT Raja
Grafindo Persada
Bonner ; 1953 : Coopersmith, 1967 dalam Bimo Walgito (2004)
Membangkitkan Harga diri anak, Jakarta Mitra Utama
Desmita (2004) : Psikologi perkembangan, PT Remaja Rosda Karya Bandung
Elida Prayitna (1991), Psikologi Perkembangan ; Jakarta Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan : PT. Grafindo Persada
Elizabeth B Hurlock. Perkembangan Anak. Jakarta, Erlangga
Harris Clemens dan Reyoed Bean (2001). Membangkitkan harga diri anak.
Jakarta, Mitra Utama.
Woner, Siti Rahayu Haditomi (2001). Psikologi Perkembangan, Jakarta . Gajah
Mada University

Anda mungkin juga menyukai