O Manajemen
O Masalah
O Istimewa
Diagnostik
Neonatus
O Anak O
O Dewasa
O Lansia
Bayi
Remaja
Bumil
Deskripsi: Pasien seorang bayi laki laki berusia 13 hari datang ke rumah sakit
dibawa orangtuanya dengan keluhan kuning sejak 5 hari SMRS.
Kuning
dirasakan semakin terlihat jelas hampir diseluruh tubuh pasien dari hari kehari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien CM, berat badan 2,8 kg, nadi
131x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 36,3 oC. Pada regio kepala didapatkan
fontanel anterior belum tertutup, datar, fontanel posterior belum tertutup, datar;
conjungtiva anemis -/-, sclera subikterik +/+. Pada Thoraks saat inspeksi
didapatkan ikterik. Saat inspeksi abdomen terlihat ikterik. Ekstrimitas tampak
ikterik pada tangan dan kaki kecuali telapak tangan dan telapak kaki
Pada pemeriksaan reflex fisiologis dan patologis tidak ditemukan kelainan
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan pada leukosit 15600
mm3, thrombosit 536.000 mm3, bilirubin total 15,8 mg/dl, bilirubin direck 1,6
mg/dl, bilirubin indirect 14,2 mg/dl
Terapi yang diberikan adalah Fototerapi, asi,
Tujuan: mendiagnosis, menatalaksana, dan menganalisis permasalahan yang
dialami pasien
Bahan bahasan:
O Riset
Kasus
O Audit
Tinjauan
Pustaka
Cara membahas: O Diskusi
Presentasi & diskusi O Email
O Pos
Data pasien:
Nama: by. Abian
Nomor Registrasi Nama ruangan: IGD
Telp: Terdaftar sejak: Data untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Pasien bayi laki-laki berusia 13 hari datang ke
rumah sakit dibawa orang tuanya dengan keluhan kuning sejak 5 hari SMRS
yang semakin lama dirasakan semakin terlihat jelas hampir diseluruh tubuh
pasien dari hari kehari. Ibu pasien mengatakan pasien masih aktif dan masih
meminum ASI seperti biasa. Ibu pasien menyangkal adanya panas badan,
batuk, pilek, sesak nafas,dan kejang. Ibu pasien melahirkan secara normal
dibantu oleh bidan dan lahir cukup bulan. Ibu pasien tidak memiliki penyakit
kuning sebelumnya. Dikeluarga tidak memiliki riwayat penyakit dengan
perdarahan. Pasien sebelumnya telah dibawa ke bidan dan diminta langsung di
bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
PEMERIKSAAN FISIK
CM dengan N: 131x/menit, RR 36x/menit, S 36,3oC berat badan 2,8 kg
Tampak sakit sedang
Kepala
menutup, datar
Mata
Telinga
Mulut
Wajah
Leher
Thorax
-/-, S1, S2, murmur (-),Tulang belakang : bentuk simetris, meningokel (-),
spina bifida (-)
Abdomen
Laboratorium
Darah rutin:
Hb 12,4 mg/dL ; Ht 35 %; Leukosit 15.600/mm
536.000/mm3
Gula darah sewaktu: 88 mg/dl
Bilirubin:
Bilirubin total 15,8 mg/dl, bilirubin direct 1,6 mg/dl, bilirubin
indirect 14,2 mg/dl
Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan Hiperbilirubin Neonatorum
RANGKUMAN
1. Subyektif:
Pasien bayi laki-laki berusia 13 hari datang ke rumah sakit dibawa orang
tuanya dengan keluhan kuning sejak 5 hari SMRS yang semakin lama
dirasakan semakin terlihat jelas hampir diseluruh tubuh pasien dari hari kehari.
Ibu pasien mengatakan pasien masih aktif dan masih meminum ASI seperti
biasa. Ibu pasien menyangkal adanya panas badan, batuk, pilek, sesak
nafas,dan kejang. Ibu pasien melahirkan secara normal dibantu oleh bidan dan
lahir cukup bulan. Ibu pasien tidak memiliki penyakit kuning sebelumnya.
Dikeluarga tidak memiliki riwayat penyakit dengan perdarahan. Pasien
sebelumnya telah dibawa ke bidan dan diminta langsung di bawa ke rumah
sakit untuk penanganan lebih lanjut.
2. Obyektif:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien CM, berat badan 2,8kg, nadi
131x/menit, pernafasan 36x/menit, suhu 36,3 oC. Pada mata didapatkan sclera
subikterik, regio thoraks dan abdomen didapatkan kulit yang terlihat kuning.
Pada ekstrimitas didapatkan kuning pada area tangan dan kaki kecuali daerah
telapak tangan dan telapak kaki
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan pada leukosit 15600
mm3, thrombosit 536.000 mm3, bilirubin total 15,8 mg/dl, bilirubin direct 1,6
mg/dl, bilirubin indirect 14,2 mg/dl
3. Assessment :
Definisi
Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva, dan mukosa akibat
penumpukan bilirubin dalam serum. Ada pula yang mengatakan hperbilirubin
neonatal adalah peningkatan kadar bilirubin total pada minggu pertama
kelahiran.
Batasan
Kadar normal maksimum adalah 12-13 mg% (205-220 mol/l). banyak
bayi yang menglami hiperbilirumibenia ini dalam satu minggu pertama
kehidupannya, terutama pada bayi kecil (berat lahir < 2500 gram atau
umur kehamilan < 37 minggu)Keadaan klinis bayi yang ditandai oleh
pewarnaan kuning pada kulit dan sclera akibat akumulasi bilirubin tak
terkonjugasi yang berlebih. Secara klinis akan tampak pada bayi baru lahir
bila kadar bilirubin serum 5-7 mg/dl
Epidemiologi
- Jaundice terjadi 60% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi kurang
bulan.
Etiologi
Unconjugated hyperbilirubinemia dapat disebabkan atau meningkat pada :
1. Peningkatan beban bilirubin yang harus dimetabolisme oleh liver
2. Adanya kerusakan atau penurunan aktivitas enzim transferase
a
1
2
3
4
5
(+)
(-)
Observasi
Bilirubin direct
<2 mg/dL
Ht
normal/turun
meningkat (polisitemia)
abnormal: ketidakcocokan
ABO, sferositosis, obat, KID,
dll
Klasifikasi Jaundice
1. Jaundice fisiologis (Icterus neonatorum)
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir
Kadar normal bilirubin tali pusat <2mg/dl dan berkisar dari 1,4-1,9
mg/dL.
Jaundice akan terlihat pada hari ke-2 dan ke-3. Akan mencapai puncak
pada hari ke-2 samapi ke-4 dengan kadar 5-6 mg//dL dan menurun
hingga 2 mg/dL yaitu antara hari ke-5 dan ke-7.
Faktor resiko :
a. Maternal diabetes
b. Ras (Cina, Jepang, Korea, Indian)
c. Prematuritas
d. Obat-obatan (vitamin K3, novobiocin)
e. Ketinggian
f. Polycytemia
g. Jenis kelamin laki-laki
h. Trisomi 21
i. Oxytocin induction
j. Menyusu ASI
k. Kehilangan berat badan (dehidrasi atau kehilangan kalori)
l. Saudara sekandung yang pernah mengalami jaundice
2. Hyperbilirubinemia patologis
-
o Polisitemia
o Sirulasi enterohepatik berlebihan
o Uptake bilirubin oleh hepar menurun
o Defek konjugasi
o Gangguan transportasi bilirubin direk yang keluar dari hepatosit
o Obstruksi aliran empedu
-
Faktor resiko
a. Ras Asia
b. Prematuritas
c. Menyusu ASI
d. Kehilangan berat badan
Manifestasi Klinis
-
Jaundice dapat muncul pada saat lahir atau di saat periode neonatal,
tergantung penyebabnya
Diagnosis Banding
o Jaundice yang terjadi pada 24 jam pertama, harus diperhatikan, hal ini
dapat disebabkan :
a. Erythroblastosis fetalis
b. Pendarahan
c. Sepsis
d. Infeksi intrauterine, seperti : sifilis, cyto,egalic inclusion disease,
rubella dan toxoplasmosis.
o Jaundice yang terjadi pada hari ke-2 atau ke-3, umumnya keadaan yang
fisiologis, akan tetapi dapat pula merupakan keadaan yang berat, seperti
familial nonhemolytic icterus (Crigler-Najjar syndrome)
o Jaundice setelah hari ke-3 dan dalam 1 minggu , dapat dipikirkan sepsis
bacterial, atau infeksi saluran kemih, selain itu dapat juga diakibatkan oleh
infeksi lain, seperti : sifilis, toxoplasmosis, cytomegalovirus atau
enterovirus.
o Jaundice yang terjadi setelah 1 minggu pertama , dapat disebabkan oleh :
a. breast milk jaundice
b. septikemia
c. atresia congenital bile duct
d. hepatitis
e. hypotiroidism
f. anemia hemolitik kongenital
o Jaundice yang menetap setelah 1 bulan , dipikirkan hepatitis, sifilis,
toxoplasmosis, familial nonhemolytic icterus, atresia kongenital bile duct.
Penyulit
Bilirubin ensefalopati
Manifestasi klinis akut: fase awal bayi dengan icterus berat akan tampak
letargis, hipotonik dan reflex isap buruk. Fase intermediate ditandai dengan
moderat stupor, irritabilitas, dan hipertoni. Fase selanjutnya bayi mengalami
demam high pitched cry, drowsiness dan hipotoni.
Jaundice
(hari)
Puncak Konsentrasi
Bilirubin
Kecepatan
Akumulasi
10
Bilirubin
(mg/dL/hari)
Muncu
l
Menghilan
g
mg/dL
Usia (hari)
2-3
3-4
4-5
7-9
10-12
15
2-3
6-8
<5
<5
2-3
3-4
1-24
jam
bervariasi
bervariasi
bervariasi
>12
>15
tidak
terbatas
minggu ke1
bervariasi
<5
<5
>5
2-3
2-3
bervariasi
tidak
terbatas
bervariasi
>5
Jaundice fisiologis
Full term
Premature
Hyperbilirubinemia
karena factor
metabolic
Full term
Premature
Keadaan hemolitik
Kerusakan
hepatoselular
Terapi
-
Ketika penyebab utama dari penyebab utama icterus maka harus diberikan
terapinya, contoh : antibiotik pada septicemia.
FOTOTERAPI
-
11
Fototerapi dimulai pada kadar bilirubin sebagai berikut (untuk bayi aterm
tanpa hemolysis) :
Usia (jam)
<24
Dipertimbangka
n Fototerapi*
***
Strategi Terapi
Transfusi ganti jika
Fototerapi
fototerapi gagal**
***
***
24-48
12
15-18
25
25
49-72
15
18-20
30
30
>72
17
20
30
30
Keterangan:
*Terapi sinar pada adar bilirubin darah ini bergantung pada keadaan klinis bayi
kuning tersebut
**terapi sinar eharusnya dapat menurunkan kadar bilirubin sehinga berada pada
kadar dibawah untuk untuk melakukan transfuse ganti, tetapi jika tidak terjadi
maka fototerapi dianggap gagal, sehingga dipertimbangkan untuk transfuse ganti
***bayi baru lahir cukup bulan menunjukkan keadaan kunig kurang dari 24 jam
tidak dianggap sehat dan memerlukan pemantauan lebih lanjut.
Indikasi fototerapi dan transfusi ganti berdasarkan berat badan
Berat badan (g)
<1.000
Terapi
Fototerapi
1.000-1.500
1.500-2.000
2.000-2.500
>2.500
dan
bayi
4. Plan :
12
Diagnosis: Upaya penegakkan diagnosis pada pasien ini sudah optimal yaitu
dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yaitu
neonates hiperbilirubinemia
Pengobatan:
Pasien
telah
mendapatkan
pengobatan
sesuai
dengan
mengetahui
faktor-faktor
penyebab
terjadinya
neonates
DAFTARPUSTAKA
13