Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI PERKULIAHAN

PROSES PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Akuntansi
Dosen Pengampu: Dr. Denies Priantinah, S.E., M.Si., Ak.

Disusun oleh :
Sri Haryani

(14812141006)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

BAB 5
PROSES PENELITIAN

Langkah 4 dan 5: Kerangka Teoretis dan Penyususnan Hipotesis


A. Kebutuhan Akan Kerangka Teoretis
Setelah melakukan wawancara, menyelesaikan survei literatur, dan mendefinisikan
masalah, kita telah siap untuk membuat kerangka teoretis. Kerangka teoretis adalah model
konseptual

yang

berkaitan

dengan

bagaimana

seseorang

menyusun

teori

atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Teori
tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya dalam bidang
masalah.

Menggabungkan

keyakinan

logis

seseorang

dengan

penelitian

yang

dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan dan hambatan situasi, adalah sangat penting dalam membangun dasar ilmiah untuk meneliti masalah penelitian.
Karena kerangka teoretis memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan karena
kerangka teoretis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan hubungan antarvariabel yang
dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apa pun, sangat penting untuk memahami
apa arti variabel dan apa saja jenis Variabel yang ada.
B. Variabel
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.
Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu
yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variabel adalah unit produksi, absensi,
dan motivasi.
Jenis Variabel
Empat jenis variabel utama dibahas dalam bab
1. Variabel Terikat (dependent variablel disebut juga variabel kriteria criterion
variable).
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan
peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya,
atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang
menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap variabel terikat
(yaitu, menemukan variabel yang memengaruhinya), adalah mungkin untuk
menemukan jawaban atau solusi atas masalah.
2. Variabel Bebas (independent variable, disebut juga variabel predictorpredictor variable)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif
atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan
setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam
variabel terikat. Dengan kata lain, varians variabel terikat ditentukan oleh variabel bebas.
3. Variabel Moderator (moderating variable)
Variabel moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai pengaruh
ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variable terikat dan
variabel bebas. Yaitu, kehadiran variabel ketiga (variabel moderator) mengubah hubungan
awal antara variabel bebas dan terikat.
4. Variabel Antara (intervening variable)
Variabel antara (intervening variable) adalah variabel yang mengemuka antara waktu
variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel
bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau
dimensi waktu pada variabel antara. Variabel antara mengemuka sebagai sebuah fungsi
variabel bebas yang berlaku dalam situasi apa pun, serta membantu mengonsepkan dan
menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
C. Langkah 4 dan 5 Dalam Proses Penelitian: Kerangka Teoretis dan Penyusunan Hipotesis
1. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis merupakan pondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara
logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui
proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literature.
Komponen Kerangka Teoretis
Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoritis :
a. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan.
b. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama
lain.
c. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya,
maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah akan positif atau negatif.
d. Harus ada penjelasan yang jelas mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku. Argument bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya.

e. Suatu diagram skematis kerangka teoretis harus diberikan agar pembaca dapat melihat
dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
2. Penyusunan Hipotesis
Setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan hubungan
antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoretis, kita berada dalam posiSi
untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya.
Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik yang tepat,
atau melalui analisis kasus negatif (negative case analysis) dalam penelitian kualitatif
(dijelaskan nanti dalam bab ini), kita akan memperoleh informasi terpercaya mengenai
jenis hubungan yang eksis di antara variabel yang berlaku dalam situasi masalah. Hasid
pengbjiaffri tersebut memberi kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah dalaM
situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pemyataan yang dapat
diuji semacam tersebut disebut penyusunan hipotesis.
Definisi Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara
dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pemyataan yang dapat diuji.
Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam
kerangka teoretis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis
dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.
Pernyataan Hipotesis: Format
Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok (atau antara
beberapa kelompok) yang terkait dengan variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau
perbedaan yang diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai
proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-maka (if-then statement).
Hipotesis Direksional dan Nondireksional
Jika dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok,
istilah-istilah seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya digunakan,
maka hipotesis tersebut disebut direksional karena arah hubungan antarvariabel
(positif/negatif).

Hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang mengendalikan hubungan atau perbedaan,


tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah hubungan tersebut.
Hipotesis Nol dan Alternatif
Hipotesis nol (hipotesis nihil) adalah proporsi yang menyatakan hubungan yang definitif dan
tepat di antara dua variabel. Hipotesis alternatif, yang merupakan kebalikan dari hipotesis
nol, adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau
menunjukkan perbedaan antara kelompok.
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah :
a. Menyatakan hipotesis nol dan alternatif.
b. Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah
parametrik atau nonparametrik.
c. Menentukan tingkat signifikan yang diinginkan.
d. Memastikan jika hasil dari analisis komputer menunjukkan bahwa tingkat signifikan
terpenuhi.
e. Jika hasil hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value),
hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai
kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif diterima.
D. Pengujian Hipotesis Dengan Penelitian Kualitatif: Analisis Kasus Negatif
Hipotesis juga dapat diuji dengan data kulitatif. Katakanlah bahwa peneliti menemukan
kasus dimana seseorang dengansengaja melakukan perilaku tidak etis dalam hal menerima
pembayaran kembali (faktanya ia cukup mampu untuk membedakan benar dari salah, tidak
membutuhkan uang, dan mengetahui bahwa organisasi tidak akan membiarkan perilakunya),
hanya karena ia ingin kembali ke sistem yang tidak akan menerima sarannya. Penemuan
baru ini melalui penolakan atas hipotesis semula, disebut sebagai metode kasus negatif (negative
case method), memungkinkan peneliti untuk merevisi teori dan hipotesis hingga waktu ketika
teori tersebut menjadi kukuh.
E. Keuntungan Manajerial
Ketika manajer merasakan masalah, ke pengumpulan data awal (termasuk survei
literatur), ke penyusunan kerangka teoritis berdasarkan survei literatur dan dipandu oleh
pengalaman dan intuisi, serta ke perumusan hipotesis untuk diuji, keempat jenis variabel yang
berbeda memperluas pemahaman manajer. Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk apa

kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer untuk menjadi hakim
yang cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh konsultan.

Anda mungkin juga menyukai