Anda di halaman 1dari 9

BAB 14

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL DAN


PENELITIAN
A. PENELITIAN

ILMIAH

DAN

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

MANAJERIAL
Penelitian adalah jalur ilmiah yang membawa manajer pada pengambilan
keputusan dan pengalaman serta akal sehat merupakan penuntun bagi manajer untuk
memecahkan masalah dengan baik. Pengalaman adalah pengetahuan kumulatif yang
diperoleh dari hasil usaha masalah di masa lalu, harta yang berada di luar dalam suatu
bagian dari otak, yang siap digunakan kapan pun diperlukan. Pengalaman tersebut
mungkin merupakan hasil dari upaya coba-coba (trial and error) di masa lalu, yang
membawa pemahaman tentang apa yang berhasil dan tidak.
Penelitian ilmiah penting karena beberapa alasan. Hany melalui proses
berpikir ilmiah maka kita dapat memahami dan mempertimbangkan kumpulan faktor
kompleks yang berlaku dalam situasi masalah yang dihadapi. Model pembangunan
teori yang berguna dan cermat dimungkinkan pada saat melakukan wawancara
pendahuluan dan proses tinjauan literature.kita menguji relevansi teori untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi, dengan secara ilmiah menguji berbagai
hipotesis yang terbentuk secara logis dari model tersebut. untuk tujuan tersebut, kita
mengumpulkan data secara ilmiah, menggunakan desain pengambilan sampel yang
sesuai untuk situasi. Hasil analisis data kemudian memberitahu seberapa baik konsep
teori kita, dan bagaimana masalah yang dihadapi dapat terpecahkan, menggunakan
kombinasi alternative yang dihasilkan dari hasil analisis dan statistik. Pada tingkat
inilah manajer menunjukkan arah pemecahan masalah, pengalaman dan akal sehat,
dalam kombinasi dengan hasil penelitian ilmiah, berkontribusi pada pengambilan
keputusan manajerial yang baik. Satu tanpa yang lain belum sepenuhnya efektif.
Pengambilan keputsan yang baik, seperti telah kita ketahui, adalah fungsi dari
pemahaman menyeluruh dan penggunaan temuan penelitian, menimbang dengan hatihati berbagai rekomendasi yang diusulkan, memanfaatkan pengalaman sebagai

pedoman, serta mengenali budaya organisasi dan nilai-nilai. Perilaku etis menerapkan
temuan penelitian ilmiah dalam organisasi, meskipun hal tersebut bertentangan
dengan tujuan.
a) Penelitian yang Bertujuan
Tujuan penelitian dapat bergantung pada tipe yang berbeda, bergantung pada sifat
masalah yang diteliti. Kadang-kadang dipakai studi deskriptif, dan waktu lain
mungkin perlu studi analitis atau prediktif. Beberapa situasi hanya diungkap
melalui studi kualitatif dan lainnya dengan analisis kuantitatif. Meskipun
seseorang ingin melakukan penelitian ilmiah yang memenuhi ciri sains, hal
tersebut tidak menunjukkan dalam penelitian terapan.
b) Proses Pembuatan Keputusan dalam Menerapkan Hasil dari Berbagai Tipe
Penelitian
Hasil analisis data studi deskriptif memberikan informasi yang menarik bagi
manajer. Berdasarkan informasi tersebut, manajer dapat memikirkan beberapa
rangkaian tindakan di masa depan.
Hasil analisis studi pengujian hipotesis memberi pilihan alternative untuk
memecahkan masalah. Manajer harus mengambil keputusan terhadap pilihan
alternative atau kombinasi alternative, dan implementasinya untuk memecahkan
masalah. Di sini, pengalaman dan penilaian berperan dalam proses pembuatan
keputusan.
Studi kualitatif dapat menjelaskan peristiwa atau menawarkan solusi. Tetapi,
tanpa hasil statistik ilmiah yang kukuh, ada unsur pukul dan meleset (hit and
miss) dalam menerapkan solusi yang diajukan pada studu semacam ini. Manajer
harus menimbang dan menilai apakah rekomendasi yang dibuat akan
memecahkan masalah, dan sampai tingkat apa perubahan layak dilakukan. Selalu
ada unsur risiko yang tidak diketahui yang manajer ambil dalam melaksanakan
perubahan yang diusulkan. Penilaian pribadi berdasar pengalaman, dengan
sentuhan intuisi, akan berperan besar dalam pengambilan keputusan dalam kasus
penelitian kualitatif.
B. KASUS 1: STUDI KASUS CRADLE OF INDIAN HANDCRAFTS
a) Informasi Latar Belakang

Cradle of Indian Handcraft merupakan perusahaan milik pribadi yang


berspesialisasi dalam desain kreatif kerajinan tangan etnis, seperti perhiasan, syal,
tas tangan, artifak, dan perabot rumah tangga. Semuanya dipasok ke museum dan
pusat perbelanjaan besar di AS dan Eropa.
Perusahaan ini berlokasi di dekat San Fransisco, didirikan pada tahun 1984 oleh
seorang keturunan Amerika, Anisha Sekar. Sekar pernah bekerja sebagai manajer
senior setidaknya pada dua toko ritel sebelum membuka perusahaannya sendiri.
perusahaan kemudian dijalankan oleh direktur perusahaan, Anisha Sekar, dengan
dua staff. Seorang asisten direkrut ketika bisnis mulai mengalami penanjakan.
Motivasi Sekar dalam membuka perusahaan adalah memanfaatkan meningkatnya
minat akan produk kerajinan tangan India di seluruh dunia, khususnya di AS.
Motivasi lain adalah untuk membantu para pengrajin di India yang memperoleh
sedikit penghasilan. Pikiran kreatif dan tempat untuk memulai bisnis merupakan
asset utama Anisha pada waktu itu. Manfaat lain yang diperolehnya adalah
hubungan luas dengan para eksekutif puncak, termasuk para CEO pusat
perbelanjaan.
b) Perusahaan di Tahun 1999
Pada tahun 1999 perusahaan telah menjalani bisnis jutaan dolar dan dioperasikan
dari lantai ketiga. Anisha Sekar telah menjalankan kepemilikan pribadi dalam
perusahaan, yang dikelola oleh seorang wakil direktur dan dua asisten. Wakil
direktur dengan bantuan asisten menjalankan bisnis, menangani pesanan,
menangani pengiriman, membangun hubungan baik dengan konsumen, mengatasi
masalah, dan mengurusi semua hal yang berkaitan. Staf perusahaan diberi gaji
yang memuaskan, dan kinerja yang baik diberi penghargaan. Kantor AS sengaja
dibiarkan kecil, supaya reputasi perusahaan terjaga dan hubungan pribadi dengan
klien tetap tidak hilang. Selama lima tahun terakhir, Tom, suami Anisha,
mengelola bagian akuntansi dan keuangan bisnis.
Selain kantor di AS, perusahaan mempunyai kantor kecil dengan staf agen tetap di
India, Bali, dan Thailand. Seorang manajer lokal di India mensupervisi para
pengrajin dan memastikan kontrol kualitas serta pemenuhan spesifikasi pesanan.

Agen lokal di India menangani rincian yang berkaitan dengan pengiriman barang,
urusan dengan kepabeanan loka, dan mengawasi pembayaran pegawai yang
berkaitan dengan pengiriman.
c) Metode Operasi
Anisha dan Tom terus bepergian secara ekstensif di AS, dan melakukan
perjalanan seitap tiga bulan ke India. Bisnis juga sering membawa mereka ke
Timur Jauh, Eropa, dan tempat lainnya. Mereka (dan terus begitu) ke luar kota
setidaknya tiga minggu dalam sebulan, dan selama waktu-waktu tersebut wakil
direktur berperan memimpin operasi perusahaan. Perjalanan bisnis lokal pasangan
tersebut bertujuan untuk:
1) Presentasi penjualan, contoh ketika desain baru dipamerkan dan atributnya
diuraikan selama presentasi kepada para pembeli perusahaan,
2) Menangani pesanan,
3) Memamerkan desain baru dalam pameran-pameran di seluruh dunia, dan
sebagainya.
Perjalanan ke India, sebagian besar, adalah untuk menjelaskan secara langsung
kepada pengrajin lokal di pinggiran kota mengenai jenis item, desainnya, dan
kebutuhan produksi dalam hal jumlah. Harga juga dinegosiasikan karena akibat
melonjaknya inflasi, biaya menjadi tidak tentu. Tenggat penyelesaian pekerjaan
juga ditentukan saat itu. Dalam tahun-tahun awal, menyuruh para pengrajin
membuat perhiasan yang sesuai spesifikasi bukan tugas yang mudah dilakukan.
Pengrajin tradisional India enggan merubah tradisi pemahatan batu dan gaya
desain mereka untuk disesuaikan dengan selera pasar luar negeri yang
sepenuhnya berbeda. Ketaatan pada jadwal juga bukan kebiasaan mereka.
Meskipun meyakinkan para pengrajin untuk mempercayai penilaiannya
merupakan tugas yang sulit dan berat pada tahun-tahun awal, ia segera dapat
mengatasi perlawanan mereka, setelah mereka menyadari besarnya keuntungan
moneter yang bisa diperoleh. Ego mereka juga luluh setelah acara-acara khusus
yang diadakan untuk memamerkan karya dan sumbangan mereka. Para pengrajin
tersebut telah lebih dari menang, kini menginjak garis, menyesuaikan diri mereka

pada desain baru, dan untuk bagian terbesar, dan menyerahkan barang secara
tepat waktu.
Baik penrajin maupun perusahaan telah memperoleh keuntungan yang sangat
besar selama bertahun-tahun. Pengrajin telah menjadi lebih kaya dan luwes, dan
bisnis perusahaan terus berkembang, dengan lebih banyak perusahaan berkelas
yang membuat pesanan besar untuk berbagai jenis kerajinan, termasuk perabot
dan benda seni dekoratif yang dirancang secara khusus untuk rumah modern.
d) Beberapa Persoalan yang Dihadapi Perusahaan pada Tahun 1999
Sementara direktur dan wakil direktur bergembira karena ekspansi bisnis mereka,
mereka juga menghadapi beberapa situasi problematis seiring pertumbuhan bisnis
yang terus menerus. Beberapa persoalan utama dipaparkan berikut ini.
Kadang kala, setelah menerima desain sampel dan membuat pesanan yang sangat
besar, kita menolak menerima pengiriman, atau membatalkan pesanan tanpa
alasan yang dapat dibenarkan setelah barang dikirim ke India. Hal tersebut sering
terjadi karena adanya pergantian dalam perusahaan pembeli atau manajemen
mereka, atau karena penurunan penjualan. Hal ini merupakan situasi yang sulit
diatasi, karena barang produksi enam bulan sebelum pengiriman dan barang
khusus yang dipesan oleh satu perusahaan belum tentu diterima oleh pembeli lain.
Meskipun ada kontrak tertulis dalam formulir pesanan pembelian, kebijakan
perusahaan menghalangi konflik dengan perusahaan semacam itu karena hal
tersebut akan memengaruhi bisnis di masa depan dengan mereka dan perusahaan
lainnya.
Penolakan untuk menerima pesanan juga disebabkan alasan lain. Salah satunya
adalah bahwa barang tidak diterima tepat waktu. Tanggal pengiriman yang
meleset bisa terjadi karena berbagai alasan berikut.
1) Pengrajin di India tidak menyelesaikan pesanan dalam waktu yang telah
ditentukan dan manajer lokal tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasinya,
2) Pengiriman tertunda karena pemogokan pekerja pelabuhan atau jika kargo
dibongkar di Timur Jauh karena badai dan kondisi cuaca lainnya, yang berada
di luar kendali siapapun,

3) Kepabeanan India terkadang menuntut inspeksi semua kotak yang dikirim,


sehingga menyebabkan keterlambatan pengiriman,
4) Kapal tidak merapat tepat waktu di San Fransisco.
C. TIM KONSULTAN DAN PENDEKATANNYA
Solution Consulting Company mengirim sebuah tim peneliti beranggota tiga
orang untuk bertemu dengan direktur dan bekerja menurut penugasan. Setelah
membahas berbagai persoalan selama tiga hari dengan direktur dan wakil direktur,
tim peneliti enyadari bahwa mereka menyadari bahwa mereka menghadapi situasi
unik yang belum pernah perusahaan hadapi sampai saat bekerja dengan seluruh
perusahaan milik pribadi yang bergerak dalam bisnis internasional. Jenis persoalan
yang dialami oleh perusahaan ini di luar negeri juga belum pernah ditangani oleh
perusahaan konsultan tersebut atau konsultan lain yang mempunyai hubungan
dengannya. Karena alasan itu, penugasan tersebut menjadai sangat menarik dan
menantang, dan anggota tim pun segera mengerjakan proyek.
a) Gambaran Masalah
Berdasarkan wawancara mereka dengan direktur dan stafnya, tim pertama-tama
mengidentifikasi bidang malasah kunci yang perlu diteliti, yang berkaitan dengan:
1) Sistem Klien
Tidak menerima barang atau membatalkan pesanan setelah pengiriman

dilakukan dari India. (Cari tahu penyebabnya)


Tidak siap untuk melakukan pesanan setelah mengundang direktur untuk

tujuan tersebut. (Selidiki alasannya)


2) Pengrajin
Tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. (Mengapa terlambat?)
3) Kepabeanan
Inspeksi terhadap setiap pengiriman oleh kepabeanan India memperlambat
pengiriman. (Bagaimana inspeksi dapat dipercepat?)
4) Barang
Pengiriman terlambat karena alasan yang terjadi di luar kendali.(Tidak

banyak yang dilakukan untuk hal itu)


Barang rusak, barang pecah, dan timbulnya jamur. (Solusi?)

5) Relokasi Tugas dan Tanggungjawab Setelah Menambah Seorang


Manajer Baru
Menentukan peran
Merinci tanggungjawab
Menentukan garis otoritas dan pelaporan
Memastikan struktur yang tidak birokratis dan terdesentralisasi
b) Metode Pendekatan Tim untuk Mengumpulkan Informasi
Pemimpin konsultan, David bepergian ke Singapura dalam rangka tugas knsultasi
yang lain. Ia ingin menafaatkan kesempatan tersebut untuk mengunjungi India,
saat direktur perusahaan juga berada di sana. Karena Anisha tidak keberatan,
David pu mempersiapkan diri untuk perjalanan tersebut. ia mengumpulkan dan
membaca materi yang relevan yang dapat diperoleh mengenai kepabeanan India
dan prosedur pengiriman, sekaligus bahan yang tersedia online mengenai
pengrajin India. Untungnya, konsulat India di San Fransisco memberinya banyak
informasi yang diinginkan tentang India. Ia juga dapat memperoleh sejumlah
informasi berharga melalui internet.
c) Pengalaman di India
Di India, David menemui manajer loka pengrajin di beberapa daerah pinggir kota,
beberapa agen pelayaran, dan dua petugas pabean di New Delhi. Anisha
memperkenalkan mereka semua kepadanya. Pertemuan dengan dua pihak terakhir
bisa terjadi hanya karena selama bertahun-tahun Anisha telah berinteraksi dengan
mereka dalam kaitan kerja. Tidak butuh waktu lama lagi David untuk menyadari
bahwa nilai budaya India sepenuhnya membatasi interaksi egaliter anatara
petugas dan mereka yang beurusan dengannya.
d) Masalah Kepabeanan
Karena dinamika kekuasaan dan sistem demokratis, David harus menunggu
beberapa hari sebelum ia dapat memperoleh janji untuk bertemu dengan dua
pejabat kepabeanan. Tidak banyak pertukaran informasi yang bebas selama
pertemuan tersebut. Tetapi, salah satu petugas mengatakan bahwa bisa saja
dihasilkan kesepakatan khusus, di mana pemeriksaan mendadak dapat dilakukan
pada persentase kecil kotak dari setiap pengiriman yang dipilih secara acak.

Semua, kecuali kotak yang terpilih, dapat dikapalkan dan kotak yang diperiksa
dikirim kemudian. Hal tersebut, katanya, memerlukan izizn Kementrian
Pemerintah Pusat, yang berwenang mengesahkan kesepakatan tersebut dalam
kasus luar biasa. Ia tidak bersedia mencari lebih jauh dan dengan tiba-tiba
mengakhiri pertemuan.
e) Percakapan david dengan yang Lain
Percakapan David dengan manajer India, Sheila, menunjukkan bahwa sejumlah
pegrajin India tidak menyadari pentingnya penyelesaian tepat waktu, dan meski
setiap bulan diingatkan, tetap saja terlambat menyelesaikan pekerjaan mereka.
Percakapan David dengan para pengrajin (yang diterjemahkan oleh seorang
penerjemah) tidak banyak berguna, karea pengrajin merasa malu dan sungkan
berbicara di depan orang asing, da hamper tidak menjawab.
f) Klien AS
Sementara semua penyelidikan tersebut berlangsung di india, dua anggota tim
lainnya mewawancarai sampel klien yang pernah membatalkan pesanan setelah
barang dikirim dari India, dan khusunya mereka yang membatalkan pesanan Natal
tahun lalu. Mereka kemudian juga mewawancarai sampel klien yang batal
melakukan pesanan setelah mengundang direktur perusahaan untuk tujuan
tersebut.
Temua mereka dari wawancara dengan pembeli yang melakukan pemesanan,
tetapi kemudian menolak menerima pengiriman adalah:
1) Sepasang pembeli yang melakukan pemesanan tidak mempunyai
wewenang untuk itu,
2) Lama setelah memesan, beberapa pembeli menyadari bahwa barang yang
mereka pesan bukanlah barang yang seharusnya mereka miliki,
3) Kadang-kadang pertentangan diantara pejabat dalam

hierarki

mengakibatkan pembatalan.
Batal Memesan setelah Mengundang Direktur untuk Tujuan Tersebut
Dalam beberapa kasus di mana direkur fiundang tetapi pemesanan tidak
dibuat, masalah timbul karena pembeli tidka melakukan pekerjaan rumah
mereka tepat waktu, dan akibatnya tidak siap melakukan pemesanan pada hari
pertemuan yang disepakati. Karena tidak siap semacam itu biasanya terjadi

pada tingkat pembeli eksekutif, yang kebetulan sangat sibuk dengan pekerjaan
mendesak lainnya.
Masalah Jamur
Salah seorang anggota tim yang mempunyai hubungan erta dengan ilmuwab
dalam industry kima dan kulit menemukan bahwa jenis lilin tertentu dapat
mencegah pembentukan jamur dan lumut, dan digunakan oleh pengepak di
Eropa. Bila dioleskan tipis di seluruh perabot dan barang kulit, lilin tersebut
melindungi item dari pembentukan jamur meskipun barang terkena lembab
dalam waktu yang lama. Anggota tim yang berbicara dengan lmuwan merasa
heran bahwa kemanjuran produk tersebut tidak dipublikasikan dan diketahui
secara lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai