Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PERKERASAN JALAN

MATERIAL AGREGAT
PADA PERKERASAN JALAN

DISUSUN OLEH :
HAFIZ MUBARAK
NIM : (421 321 5 110)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016

1 DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................2
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................3

1.1

Latar Belakang ..........................................................................................3

BAB II
2.1

PENDAHULUAN...................................................................................4
Definisi Agregat .........................................................................................4

2.1.1

Agegat Kasar ..................................................................................... 4

2.1.2

Agregat Halus ................................................................................... 5

2.1.3

Bahan Pengisi (Filler) ....................................................................... 5

2.2

Agregat (Sub Base Course dan Base Course) ............................................6

2.2.1

Batuan beku....................................................................................... 6

2.2.2

Batuan sedimen ................................................................................. 6

2.2.3

Batuan metamorf ............................................................................... 6

2.2.4

Agregat alam ..................................................................................... 6

2.2.5

Agregat yang melalui proses pengolahan ......................................... 7

2.2.6

Agregat buatan .................................................................................. 7

2.2.7

Agregat alam ..................................................................................... 8

2.2.8

Agregat yang melalui proses pengolahan ......................................... 8

2.2.9

Agregat buatan .................................................................................. 8

BAB III
3.1

PENDAHULUAN .................................................................................9
Kesimpulan ................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

1.1

BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap perkerasan jalan mempunyai lapisan lapisan yang berfungsi untuk


menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan dibawahnya terus ke
tanah dasar. Lapisan lapisan tersebut mempunyai kontribusi yang sangat besar
terhadap kekuatan jalan, sehingga diperlukan material penyusun lapisan yang
bermutu serta ketebalan yang tepat.
Terdapat tiga konstruksi perkerasan jalan yang dibedakan berdasarkan bahan
pengikatnya, yaitu :
1. Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Lapisan lapisan
perkerasan bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah
dasar.
2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement), yaitu perkerasan yag
menggunakan semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikatnya. Plat
beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau
tanpa lapisan bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh plat
beton.
3. Konstruksi Perkerasan Lentur (Compposite Pavement), yaitu perkerasan
jalan yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa
perkerasan lentur diatas perkerasan kaku diatas perkerasan lentur.
Konstruksi jalan pada umumnya menggunakan agregat sebagai bahan perkerasan
dimana agregat tersebut harus bersifat keras dan apabila didapatkan menjadi satu
akan merupakan bangunan pokok jalan.

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

2.1

BAB II PENDAHULUAN
AGREGAT

Definisi Agregat

Menurut Sukiman (2003) agregat didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit
bumi yang keras dan penyal (solid). ASTM (1974) mendefinisikan bantuan sebagai
suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar ataupun
berupa fragmen-fragmen. Agregat merupakan komponen utama dari lapisan
perkerasan jalan yaitu mengandung 90-95% agregat berdasarkan persentase berat
75-85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung,
keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil
campuran agregat dengan material lain. Sifat dan kualitas agregat menentukan
kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas. Sifat agregat yang menentukan
kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.

Kekuatan dan keawetan (strength and durability) lapisan perkerasan


dipengaruhi

oleh

gradasi,

ukuran

maksimun,

kadar

lempung,

kekerasa/ketahanan, bentuk butiran dan tekstur permukaan.


2.

Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh porositas,


kemungkinan basah dan jenis agregat.

3.

Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan


aman, dipengaruhi oleh tahan geser (skid resistance) dan campuran yang
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan (bituminous mix workability).

2.1.1 Agegat Kasar


Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet dan bebas dari
kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki. Umumnya dipersyaratkan sebagai
berikut, keausan agregat yang diperiksa dengan mesin Los Angeles pada 500 putran
(PB 0206-76) harus mempunyai nilai maksimum 40%. Kelekatan terhadap aspal
(PB 0205-76) harus lebih besar dari 95%. Indeks kepipihan agregat, maksimum
25%(BS). Peresapan agregat terhadap air (PB 0202-76), maksimum 3%. Berat jenis

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

semu/ apparent agregat (PB 0202-76), minimum 2,50. Guplan lempung agregat
maksimum 0,25% dan bagian-bagian batu yang lunak dari agregat maksimum 5%.
2.1.2 Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari partikel yang bersih, keras dan bebas dari gumpalan
lempung atau mineral lainnya yang tidak dikehendaki. Pada umumnya
dipersyaratkan sebagai berikut. Nilai Sand Equivalent (AASTHO T-76), minimum
50. Berat jenis semu/apperant (PB 003-76), minimum 2,50. Dari pemeriksaan
attarbeg (PB 0109-76), agregat haruslah non plastis. Peresapan agregat terhadap air
(PB 0202-76), maksimum 3%.
2.1.3 Bahan Pengisi (Filler)
Departemen Pekerjaan Umum, (2007), Agregat dan proses produksinya Filler
adalah material yang lolos saringan no.200 (0,075 mm) dan termasuk kapur hidrat,
abu terbang, Portland semen dan abu batu. Filler dapat berfungsi untuk mengurangi
kepekaan terhadap temperatur serta mengurangi jumlah rongga udara dalam
campuran, namun demikian jumlah filler harus dibatasi pada suatu batas yang
menguntungkan. Jenis pengujian dan persyaratan untuk agregat dan filler tercantum
dalam Tabel. 3
Tabel.3 Sifat, Jenis Pengujian Serta Persyaratan Agregat
Sifat Agregat
Kekerasan

Keausan
Kelekatan terhadap aspal
Pelapukan
Kontribusi terhadap kekuatan

Jenis Pengujian
Crushing test
Impact test
Abration test
Polishing test
Kelekatan
stabilitas rendaman
Natriun dan
magnesium sulfat
Angularitas
Flakiness dan
engolation
Gradasi

Syarat
Maks 40%
Min 95%
Min 75%
95/90
Maks 10
Lihat spek

Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, (2007).

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

2.2

Agregat (Sub Base Course dan Base Course)

Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/ batuan dapat dibedakan :


2.2.1 Batuan beku
Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas,
batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
2.2.2 Batuan sedimen
Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman.
Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat ddibedakan atas:

Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat,

batu pasir dan batu lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.

Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-

bara, opal.

Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam,

gips dan flint.


2.2.3 Batuan metamorf
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses
perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan temperature dari kulit bumi.
Ditinjau berdasarkan proses pengolahannya.
2.2.4 Agregat alam
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan
sedikit proses pengolahan, dinamakan agregat alam.
Dua bentuk agregat alam yang sering dipergunakan yaitu: kerikil dan pasir.
Kerikil adalah agregat dengan ukuran partikel > inch (6,35 mm), Pasir adalah
agregat dengan ukuran partikel < inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan
no.200).

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

2.2.5 Agregat yang melalui proses pengolahan


Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu
gunung sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan sebagai agregat konstruksi perkerasan jalan.
Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh:

Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.

Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.

Gradasi sesuai yang diinginkan.

Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher


stone) sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan.
2.2.6 Agregat buatan
Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi (partikel dengan ukuran <0,075>

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Ditinjau berdasarkan proses pengolahannya.


2.2.7 Agregat alam
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan
sedikit proses pengolahan, dinamakan agregat alam.
Dua bentuk agregat alam yang sering dipergunakan yaitu: kerikil dan pasir.
Kerikil adalah agregat dengan ukuran partikel > inch (6,35 mm), Pasir adalah
agregat dengan ukuran partikel < inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan
no.200).
2.2.8 Agregat yang melalui proses pengolahan
Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu
gunung sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan sebagai agregat konstruksi perkerasan jalan.
Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh:

Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.

Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.

Gradasi sesuai yang diinginkan.

Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher


stone) sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan.
2.2.9 Agregat buatan
Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi (partikel dengan ukuran <0,075>

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

3.1

BAB III PENDAHULUAN


PENUTUP
Kesimpulan

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas.
Menurut Sukiman (2003) agregat didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit
bumi yang keras dan penyal (solid).
Agregat merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 90-95% agregat berdasarkan persentase berat 75-85% agregat
berdasarkan persentase volume.
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan
jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.

Kekuatan dan keawetan (strength and durability)

2.

Kemampuan dilapisi aspal dengan baik

3.

Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan


aman,

Agregat memiliki 3 sifat, antara lain :


1. Agregat Kasar
2. Agregat Halus
Agregat ditinjau dari asal kejadiannya dapat dibedakan menjadi :
1. Batuan baku
2. Batuan sedimen
3. Batuan Metamorf
Agregat ditinjau berdasarkan proses pengolahannya :
1. Agregat alam
2. Agregat yang melalui proses pengolahan
3. Agregat buatan

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

4 DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, Silvia, (2003) Beton Aspal Campuran Panas. Nova, Bandung.


http://cremonagalerie.blogspot.com/2012/04/teknik-perkerasan-jalan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_jalan_raya_2.html
http://www.scribd.com/doc/91782999/perkerasan-kaku
http://www.scribd.com/doc/177126031/Perkerasan-jalan

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Pancasila

10

Anda mungkin juga menyukai