PERKERASAN JALAN
MATERIAL AGREGAT
PADA PERKERASAN JALAN
DISUSUN OLEH :
HAFIZ MUBARAK
NIM : (421 321 5 110)
1 DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................3
1.1
BAB II
2.1
PENDAHULUAN...................................................................................4
Definisi Agregat .........................................................................................4
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.2
2.2.1
Batuan beku....................................................................................... 6
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8
2.2.9
BAB III
3.1
PENDAHULUAN .................................................................................9
Kesimpulan ................................................................................................9
1.1
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
2.1
BAB II PENDAHULUAN
AGREGAT
Definisi Agregat
Menurut Sukiman (2003) agregat didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit
bumi yang keras dan penyal (solid). ASTM (1974) mendefinisikan bantuan sebagai
suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar ataupun
berupa fragmen-fragmen. Agregat merupakan komponen utama dari lapisan
perkerasan jalan yaitu mengandung 90-95% agregat berdasarkan persentase berat
75-85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung,
keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil
campuran agregat dengan material lain. Sifat dan kualitas agregat menentukan
kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas. Sifat agregat yang menentukan
kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
oleh
gradasi,
ukuran
maksimun,
kadar
lempung,
3.
semu/ apparent agregat (PB 0202-76), minimum 2,50. Guplan lempung agregat
maksimum 0,25% dan bagian-bagian batu yang lunak dari agregat maksimum 5%.
2.1.2 Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari partikel yang bersih, keras dan bebas dari gumpalan
lempung atau mineral lainnya yang tidak dikehendaki. Pada umumnya
dipersyaratkan sebagai berikut. Nilai Sand Equivalent (AASTHO T-76), minimum
50. Berat jenis semu/apperant (PB 003-76), minimum 2,50. Dari pemeriksaan
attarbeg (PB 0109-76), agregat haruslah non plastis. Peresapan agregat terhadap air
(PB 0202-76), maksimum 3%.
2.1.3 Bahan Pengisi (Filler)
Departemen Pekerjaan Umum, (2007), Agregat dan proses produksinya Filler
adalah material yang lolos saringan no.200 (0,075 mm) dan termasuk kapur hidrat,
abu terbang, Portland semen dan abu batu. Filler dapat berfungsi untuk mengurangi
kepekaan terhadap temperatur serta mengurangi jumlah rongga udara dalam
campuran, namun demikian jumlah filler harus dibatasi pada suatu batas yang
menguntungkan. Jenis pengujian dan persyaratan untuk agregat dan filler tercantum
dalam Tabel. 3
Tabel.3 Sifat, Jenis Pengujian Serta Persyaratan Agregat
Sifat Agregat
Kekerasan
Keausan
Kelekatan terhadap aspal
Pelapukan
Kontribusi terhadap kekuatan
Jenis Pengujian
Crushing test
Impact test
Abration test
Polishing test
Kelekatan
stabilitas rendaman
Natriun dan
magnesium sulfat
Angularitas
Flakiness dan
engolation
Gradasi
Syarat
Maks 40%
Min 95%
Min 75%
95/90
Maks 10
Lihat spek
2.2
batu pasir dan batu lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.
Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-
bara, opal.
Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam,
3.1
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas.
Menurut Sukiman (2003) agregat didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit
bumi yang keras dan penyal (solid).
Agregat merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 90-95% agregat berdasarkan persentase berat 75-85% agregat
berdasarkan persentase volume.
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan
jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
2.
3.
4 DAFTAR PUSTAKA
10