Anda di halaman 1dari 9

CORTICOSTEROID DRUG

Dalam

klinik

umumnya

kortikosteroid

dibagi

menjadi

golongan besar yaitu glukokortikoid dan mineralkortikoid. Efek


utama glukokortikoid adalah penyimpanan glikogen hepar dan efek
anti-inflamasinya, sedangkan pengaruhnya terhadap keseimbangan
air dan elektrolit kecil. Efek utama mineralkortikoid berkebalikan
dengan efek utama glukokortikoid.
Sediaan kortikosteroid berdasarkan masa kerjanya dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu singkat, intermediate, dan lama. Dengan
masing-masing masa paruh biologisnya 8-12 jam, 12-36 jam, dan
36-72 jam.

Mekanisme Kerja
Pada beberapa jaringan seperti hepar hormon steroid merangsang
transkripsi dan sintesis protein spesifik. Pada jaringan lain, seperti
sel-sel limfoid dan fibroblast, hormon steroid merangsang sintesis

protein spesifik yang sifatnya menghambat atau toksik terhadap selsel limfoid, hal ini menimbulka efek katabolik
steroid

Molekul
hormon

sel target

Kompleks

memasuki sel

Reseptor
inaktif

melewati
kompleks
reseptor
teravktivasi

steroidreseptor
melekat pada

membran
plasma
secara difusi

sitoplasma

kromatin,
nukleus

mengaktivasi

mRNA

transkripsi
RNA dan

Protein
spesifik

sintesis

efek fisiologik steroid

Efek
1. Glukokortikoid
Metabolisme
- Meningkatkan

kadar

glukosa

dalam

darah

sehingga

meragsang pelepasan insulin.


- Merangsang lipase yang sensitif dan menyebabkan lipolisis
Peningkatan sekresi insulin menstimulasi lipogenesis dan
sedikit

sekali

menghambat

lipolisis

sehingga

tejadi

peningkatan deposit lemak yang berkombinasi dengan


peningkatan pengeluaran asam lemak dan gliserol ke
sirkulasi. Biasanya lemak ini akan terkumpul di leher
bagian belakang (buffalo hump), daerah supraklavikular
dan moon face, diduga kadar insulin meningkat akibat
hiperglikemi yang ditimbulkan oleh glukokortikoid, insulin
ini memiliki efek lipogenik dan antilipolotik pada jaringan

lemak di batang tubuh sehingga lemak terkumpul di


tempat-tempat tadi. Sedangkan sel lemak di ekstrimitas
kurang sensitif terhadap insulin dan lebih sensitif terhadap
efek lipolitik hormon lain (epinefrin, norepinefrin, hormon
-

pertumbuhan) yang diinduksi oleh glukokortikoid.


Merangsang sintesis enzim yang berperan dalam proses
glukoneogenesis

dan

metabolisme

asam

amino

yang

mengkatalisis sintesis glukosa.


Penggunaan glukokortikoid untuk jangka lama akan
menyebabkan peningkatan glukaon plasma yang dapat
merangsang glukoneogenesis.

Meningkatkan resistensi terhadap stress


Meningkatnya kadsar glukosa plasma, glukokortikoid aka n
memeberikan tubuh energi untuk melawan stress, seperti

ketakutan, trauma.
Merubah kadar sel darah dalam plasma
Glukokortikoid akan menyebabkan penurunan eosinofil, basofil,
monosit, dan limfosit dengan jalan meredistribusinya ke dalam

jaringan limfoid dan sirkulasi.


Efek anti-inflamasi
Kemampuannya untuk mengurangi respons peradangan secara
dramatis dan untuk menekan imunitas.
Glukokortikoid
Menghambat fosfolipase A dan ekspresi cyclooxygenase
Produksi prostaglandin, leukotrien dan PAF menurun
Glukokortikoid
Menekan faktor-faktor inflamasi

mempercepat mobilisasi

as. Amino
Mempercepat pembentukan
kolagen
Mempercepat menutup luka

Mempercepat penyembuhan luka


Glukokortikoid
Menghambat fungsi makrofag jaringan
Menurunkan kemampuan untuk

memperoduksi

sedikit tumor
memfagosit dan membunuh

necrosis

interleukin-1,
mikoorganisme

faktor,

metallopreiteinase,

dan

plasminogen aktivator
glukokortikoid akan menyebabkan makrofag dan sel limfosit
memproduksi sedikit interleukin-12 dan interferon gamma
(penginduksi aktivitas sel T-H1 yang penting dalam imunitas
selular.
Glukokortikoid
Peningkatan aliran masuk

penurunan

dari pembuluh
ke dalam darah dari sumsum tulang

darah

peningkatan neutrofil

penurunan
pada

migrasi

jumlah

tempat

sel

inflamasi

(limfosit T dan B, monosit,


eosinofil dan basofil)
Penggunaan glukokortikoid dalam dosis besdar dan jangka yang
lama terhadap infeksi dapat menyebabkan terjadinya atrofi
jaringan limfoid yang mengakibatkan berkurangnya sel-sel
limfosit T dan antigen sehingga sistem imun tubuh berkurang
dan rentan terhadap penyakit, untuk itu di kontraindikasikan
terhadap penyakit infeksi berat karena dengan penurunan
sistem imun tubuh dapat mengakibatkan infeksi tersebut yang
asalnya tidak menyebabkan kematian dapat menyebabkan
kematian.

Efek pada sistem lain


Dosis tinggi dapat merangsang asam lambung dan produksi
pepsin. Pada sistem saraf pusat akan mempengaruhi status
mental.

2. Mineralkortikokoid
Membantu kontrol volume cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit,
terutama

natrium

peningkatan

dan

reabsobsi

kalium.
natrium,

Aldosteron
bikarbonat

berperan
dan

air

dalam
dan

menurunkan reabsorbsi kalium yang kemudian hilang melalui


urin. Peningkatan kadar
Efek samping
-

Immunosupression
Hiperglikemi
Weight gain
Adrenal insufisiensi
Growth failure
Weakness

Indikasi
1. Terapi Substitusi
- Insufisiensi adrenal akut : Bila insufiensi primer diberikan 2030mg hidrokortison per hari dan dinaikkan dalam kedaan
stress. Perlu diberikan mineralkortikooid untuk retensi natrium
-

dan air.
Insufisiensi adrenal kronik : Kelainan akibat operasi atau lesi
korteks adrenal diberikan 20-30mg perhari dalam dosis terbagi

(20mg pagi dan 10mg sore).


Hiperplasia adrenal kongenital : Membutuhkan terapi substritusi

kortisol dan kortikosteroid yang meretensi natrium.


2. Terapi Non-endokrin
- Penyakit kolagen : Prednison 1-2mg/kg atau sediaan lain yang
-

ekuivalen.
Penyakit ginjal (sindrom nefrotik) : Prednison 60mg sehari

dalam dosis terbagi selama 3-4minggu.


Penyakit alergi
Asma bronkial dan penyakit saluran napas lainnya

Penyakit mata : Untuk mengatasi gejala inflamasi mata bagian


luar maupun segmen anterior. Umumnya diberikan larutan
dexamethasone fosfat 0,1% pagi dan siang, malam 0,5%.
Sedangkan untuk segmen anterior diberikan 30mg prednison

oral per hari.


Penyakit kulit (steroid topikal) : Contohnya erupsi aksematosa

salep hidrokortison 1%.


Edema srebral : Efektif untuk mencegah dan mengobati edema

akibat parasit atau tumor otak.


Trauma sumsum tulang belakang : Metilprednisolon 30mg/kgBB

dilanjutkan dengan infus 5,4 mg/kgBB perjam selama 23 jam.


Lupus, karena glukokortikoid mampu melawan anti-inflamasi
dari penyakit ini, sehingga mempercepat penyembuhan.

Kontraindikasi
-

DM
Ulkus peptic / duodenum
Hipertensi
Gangguan kardiovaskular
Infeksi berat seperti tuberkulosis, herpes simplex, varizella.

Farmakokinetik
Absorbsi di GI tract. Metabolisme di hati oleh enzim microsomal
oxidizing. Metabolitnya dikonjugasi menjasi asam glukoronat dan
sulfat, produknya dieksresikan melalui ginjal.
Dosage
Jika dosis besar dengan jangka lama (lebih dari 2 minggu) akan
terjadi Hypothalamic Pititary Adrenal supression. Perlu dibeikan
regimen selang sehari (alternate-day) untuk mencegah efek ini.

EPINEPHRINE

Merupakan sympatomimetic drug


Memiliki bezene ring dengan ethylamine side chain
Merupakan potent vasocontrictor dan cardiac stimulant
Merupakan direct acting adrenergic antagonist, yaitu langsung berikatan dengan

adrenergic reseptor tanpa beriteraksi dengan presynaptic neuron


Epinephrin disintesis dari tyrosin di medulla adrenal, dan dikeluarkan bersama

dengan sejumlah kecil dari norepinephrin ke aliran darah


Berinteraksi dengan reseptor dan

Action
a. Cardiovascular
- Konstriksi arteriol di kulit, membran mukosa, dan viscera ( effect)
- Meningkatkan renal blood flow
- Dilatasi vessel ke liver dan skeletal muscle ( effect)
b. Respiratory
- Merupakan powerful bronchodilatasi dengan bekerja langsung pada bronchial
smoot muscle (2 action)
c. Hyperglycemia
- Memiliki efek hyperglicemic karena meningkatkan glycogenolysis di liver (2
effect)
- Meningkatkan pengeluaran glucagon (2 effect)
- Menurunkan insulin (2 effect)
d. Lipolysis
- Mengaktivasi adenylis cyclase untuk meningkatkan level cyclic AMP yang
akan menstimulasi hormon sensitive lypase
Therapeutic Uses
a. Bronchospasme
b. Glaucoma
c. Anaphylactic shock
d. In anasthetics
Mechanism Of Action
Dengan memberikan stimulus kepada adrenoreceptor pada simpatetic effector
cell seperti 1,2,1,2 yang nantinya akan mengaktifkan G protein yang akan
menstimulus adenyl cyclase untuk mengubah ATP menjadi cAMP, lalu menghasilkan
protein kinase yang akan diphosphorilasi lalu akan menghasilkan biologic effect.
Advers Effect
a. CNS disturbances

Anxiety

Fear

Tension

Headache

Tremor

b. Hemorrhage
-

Cerebral hemorrhage

c. Cardiac arrhytmias
d. Pulmonary edema

Anda mungkin juga menyukai