Anda di halaman 1dari 9

DATA PENGAMATAN

Standardisasi larutan EDTA

Volume
CaCO

Volume EDTA

25 ml

18,6 ml

25 ml

17,8 ml

25 ml

18,4 ml

Perubahan Warna
Awal
Akhir
Merah
Anggur
Biru
Merah
Anggur
Biru
Merah
Anggur
Biru

Penentuan Kesadahan
a. Sampel 1
Volume
CaCO

Volume EDTA

Perubahan Warna
Awal

Akhir

b. Sampel 2
Volume
EDTA

Perubahan Warna
Awal
Akhir

Volume EDTA

Perubahan Warna
Awal
Akhir

Volume Sampel

c. Sampel 3
Volume
Sampel

PERHITUNGAN
8.1. Standardisasi Larutan EDTA
* Percobaan Pertama
Mg CaCO3 =V EDTA X N EDTA
BE CaCO3

ANALISIS AIR (PENENTUAN KESADAHAN/ION Ca2+)


I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan penentuan kesadahan pada sampel air dengan metode
titrasi kompleks.
II.
III.

PERINCIAN KERJA
Standardisasi larutan EDTA
Penentuan kesadahan (ion Ca2+)
DASAR TEORI
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ dan Mg2+, juga
oleh Mn2+, Fe2+ dan semua kation bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi
biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur, dimana Ca 2+ dan Mg2+
berasal.
Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya
hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat
sabun/deterjen hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- (salah satu ion alkaliniti)
mengakibatkan terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan
kalsium karbonat CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah dari pipa dan
menyulitkan pemanasan air dalam ketel.
Kesadahan air dapat ditentukan dengan titrasi langsung dengan titran asam
edtilen diamin tetra asetat (EDTA) dengan menggunakan indikator Eriochrome Black
T atau Calmigate. Sebelumnya EDTA distandarisasi dengan larutan kalsium, biasanya
standar primer yang digunakan adalah CaCO3.
Etilen diamin tetra asetat:
HOOCCH2
CH2COOH
NCH2CH2N
HOOCCH2
CH2COOH
EDTA merupakan suatu senyawa yang membentuk kompleks 1:1 dengan ion
logam, larut dalam air dan karenanya dapat digunakan sebagai titran. Logam EDTA
juga merupakan ligan seksidentat yang berpotensi, yang dapat berkoordinasi dengan
ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil. Misalnya
dengan ion kobalt, membentuk kompleks oktahidrat.

Gambar Molekul Kompleks Kobalt-EDTA


Pada titrasi indikator yang digunakan adalah indikator metalokromik yang
merupakan senyawa organik berwarna, yang membentuk kelat dengan ion logam.
Kelatnya mempunyai warna yang berbeda dengan warna indikator bebasnya.
Struktur Eriochrome Black T:

IV.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
- Labu ukur 250 ml, 500 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret 50 ml
- Gelas kimia 100 ml
- Pipet ukur 25 ml
- Pipet volume 25 ml
- Bola karet
- Pipet tetes
- Corong

2
6
2
4
2
2
2
2
2

b. Bahan
- CaCO3.pa
- Dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat
- MgCl2.6H2O
- HCl
- Indikator eriochrome Black T
- Aquadest
- Larutan buffer pH 10
- Kertas lakmus
V.
a.
-

LANGKAH KERJA
Pembuatan Larutan EDTA
Timbang 4 gram dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat dan 0,1 gram MgCl2.6H2O
Masukkan ke dalam gelas kimia 400 ml, larutkan dalam air
Kemudian pindahkan ke dalam labu ukur 500ml, tambahkan air sampai tanda batas.
Homogenkan.

b. Pembuatan Larutan Buffer


Larutkan 6,75 amonium klorida dalam 57 ml ammonium hidroksida pekat dan
encerkan sampai 100 ml dalam gelas ukur 100 ml, pH larutan sedikit lebih besar dari
10.
c.
-

Pembuatan Larutan Baku CaCl2


Timbanglah dengan teliti 0,4 gram CaCO3 murni yang telah dikeringkan pada 100oC
Larutkan dalam botol ukur 500 ml dengan 100 ml aquadest
Tambahkan setetes demi setetes HCl 1:1 sampai berhenti bergelegak dan larutkan
menjadi jernih
Encerkan sampai garis tanda, kocok sampai homogen

d. Standarisasi Larutan Natrium EDTA


- Pipet 50 ml larutan kalsium klorida ke dalam Erlenmeyer 250 ml
- Tambahkan 5 ml larutan buffer
- Tambahkan 5 tetes indikator eriochrome black T
Titrasi dengan larutan EDTA, hingga warna merah anggur berubah menjadi biru.
Warna merah harus lenyap sama sekali
e.
-

Penentuan Kesadahan
Pipet 50 ml air sampel dalam Erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 1 ml buffer
Tambahkan 5 tetes indikator
Titrasikan dengan larutan baku EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah
anggur menjadi biru

1. Apakah yang dimaksud deengan kompleksometri?


Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks. Jadi membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri
adalah salah satu metode kuantutatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks
antara ligan dengan ion logam utamanya, yang umum adalah EDTA
2. Jelaskan istilah-istilah berikut:
a. Kompleks inert
Suatu kompleks yang mengalami subtitusi ngugus ligan yang sangat lambat
disebut juga non labil.
b. Kelat logam
Cincicn heterositik yang terbentuk oleh interajsi suatu ion logam dengan dua
atau lebih gugus fungsional dalam logam
c. Penopengan
Pengguanaan suatu reagensia utnuk membentuk suatu kompleks stabil
dengan sebuah ion yang tanpa pembentukan itu ion akan menyangga reaksi
yang diingnkan.
d. Ligan heksidentat
Ligan yang mengadung enam buah atom donor pasangan elektro yang
emlalui kedua atom N dan empat atom O.
e. Bilangan koordinasi
Banyakanya ikatan yang dibentuk oleh suatu atom sentral dalam suatu
kompleks.

3. Sebuah contoh murni CaCO3 seberat 0,2428 gram dilariutkan dalam asam
klorida dan diencerkan menjadi 250 ml dalam suatu botolk ukur. Sebuah aliokot
50 ml memerlukan 42,74 ml. larutan EDTA untuk titrasi, hitung molaritas
larutan EDTA
Diketahui: gr sampel= 0,2428 gram
Volume sampel = 250 ml
Volume alikot = 50 ml
Volume EDTA =42,74 ml
Berat moilekul=100,09 gr/mol
Ditanya: Molekul EDTA =?
Jawab:
Gr CaCO3 = gram alikot
V CaCO3 V alikot
0,2428 gram = gram alikot
250 ml 50 ml
Gram alikot = 0,04856 gram
Gram alikot = V EDTA X M EDTA
BM CaCO3
0,04856 gr = 0,04272 liter X M EDTA
100,09 gr/mol
M EDTA = 0,1135 mol/liter

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Penuntun Praktikum Kimia Terapan. 2014. Titrasi Asam Basa.
Politeknik Negeri Sriwijaya
Suci Ningsih, Aisyah, dkk. 2014. Modul Kimia Terapan. Politeknik Negeri
Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai